Kamis, 23 April 2015

The Mysterious Man chap 5

Title   : THE MISTERIOUS MAN
Author : Sulis Kim
Main cast:   Jung Yunho
                   Kim Jaejoong
             Hankyung &Heechul
                 Yoochun & Junsu
                        Other

Rate   : M
Genre : Romace, Fiction

          WARNING

SANDURAN, novel The Dangerous Lord. Sabrina Jeffries.
Dengan banyak perubahan untuk menyesuaikan alur cerita dengan pemeran Favorite saya.

GS for uke. Jika tidak suka jangan dibaca, author cinta damai. Saya masih butuh banyak belajar, apabila ada kesalahan typo dan lainya mohon di maklumi, menerima saran dan kritik yang membangun. Terimakasih.

Happy reading ....!!!


Yunho mengamati ruang pesta dengan mata seorang ahli. Betapa ia letih dengan usaha yang tidak ada gunanya ini. Hanya satu hal yang membuatnya tetap memainkan permainan perburuan seorang istri ,kenyataan bahwa jika ia tidak melakukanya, ia akan menyerahkan harta ayahnya pada seseorang dengan karakter seekor ular.

Yunho mengamati para wanita dengan pakaian minim dan dandanan yang mewah serta perhiasan yang menakjubkan di leher tangan dan telinga mereka. Layaknya toko mas berjalan. Yunho selalu bersikap terhormat dalam pemilihan calon istrinya, ia akan menikahi wanita yang mencintainya, meskipun wanita itu tidak dicintainya, bukankah cinta akan muncul belakangan jika mereka mempunyai keturunan.

Sayangnya, sekarang Yunho memiliki pengganggu lain selain pamanya yang mencari seribu satu cara untuk menggagalkan perburuan calon istri. Tatapanya mengarah pada sosok yang sedang tertawa di sebrang ruang dansa. Kim Jaejoong.

Mengenakan gaun sederhana yang cocok untuk gadis pemalu dengan senyum simpul dari pada seorang perawan tua penghasut, wanita itu berdiri dengan wanita penggosip handal dalam kalangan istri para pengusaha.

Kim Jaejoong adalah satu satunya di antara mereka yang bersinar atau memiliki gaya tenang. Mengingatnya berpakaian acak acakan pada pertemuan mereka yang pertama, melihatnya seperti itu mengejutkannys.

Malam ini Gadis itu memperhatikan betul penampilanya, sepasang sandal bertatahan mutiara yang pastinya mahal, perhiasan sederhana namun elegan dan berselera tinggi, dan rambutnya tergerai di bahunya. Gaunya berwarna krem yang membalut sosok mungil yang membuat iri para pelacur. Tubuh kecil dengan lekukan sempurna pada tempatnya membuat Jaejoong terlihat mempesona.

Keparat, Yunho memikirkan wanita itu dalam hal itu lagi, kebodohan yang membahayakan. Terkutuklah wanita yang begitu lihai memperdaya pikiranya itu. Dan mengapa ia harus merasa tertarik pada Kim Jaejoong. Seseorang yang memanfaatkan reputasi ayahnya dengan mendatangi pesta ke pesta kalangan atas untuk menjarah kehidupan pribadi siapapun.

" Jadi, kau bertemu Jaejoong ssi di rumahnya, ya?" suara seorang wanita yang bertanya di samping Yunho. Tanpa memandang Yunho dapat mengenali aroma lavender istri Yoochun, Junsu.

Mengalihkan tatapan dari Jaejoong sangat sulit dari pada yang Yunho inginkan." Kurasa, kau telah berbicara dengan Heechul. Ya, aku bertemu dengan Jaejong ssi dirumahnya. Aku begitu menghormati ayahnya."

" Jinjjia? Ayolah, Yunho, aku meragukan jika kau pernah bertemu dengan arsitek itu, Tuan Kim Jung Kook ."

Yunho mengangkat bahu. " Aku tidak perlu harus bertemu dengan seseorang untuk mengagumi dirinya dan karyanya."

" Kau pasti mengaguminya hingga mengunjungi putrinya untuk menyatakan ikut berbelasungkawa. Kau belum pernah mengunjungi seseorang tanpa memiliki sebuah tujuan." Junsu mengenal Yunho dengan begitu baik.

" Hati hatilah temanku yang usil." Kata Yunho ringan " Kau berkecimpung dalam hal hal yang bukan urusanmu."

Junsu mengeryitkan salah satu alisnya, lalu mengarahkan tatapanya kearah sebrang ruang dansa dimana Jaejoong berdiri. " Dia sangat cantik, ya?"

Cantik tidak bisa menggambarkan Jaejoong. Para gadis yang bermain mata dan terkekeh dengan Yunho bisa dikatakan cantik. Jaejoong adalah energi itu sendiri, begitu vital, hidup, seperti mawar merah di antara bunga lili yang berwarna lembut. Tetapi mawar memiliki duri, dan duri Kim Jaejoomg begitu tajam dengan racunnya.

" Dia tidak menarik bagiku, aku yakinkan kau." Yunho takjub bahwa dirinya dapat mengucapkan sebuah kebohongan dengan terang terangan.

" Sayang sekali. Tetapi kau tampak membuat wanita itu tertarik."

Hal itu mengejutkan Yunho. " Apa maksudmu?"

"Menurut Heechul, Jaejoong ssi penuh pertanyaan tentang dirimu, terutama ketika dia mendengar kau sekali lagi menjadi pria lajang."

Yunho menggerang. " Aku seharusnya sudah tahu, Yoochun tidak bisa menyimpan sebuah rahasia darimu …"

" Jangan salahkan suamiku karena hal ini. Beritanya telah tersebar luas sebelum aku meninggalkan Seoul pagi tadi. Apa kau berpikir sebuah keluarga dapat menyembunyikan kejadian kawin lari dengan begitu lama?"

" Kupikir tidak." jadi sekarang Jaejoong telah tahu keseluruhan kisahnya. Tukang sihir sialan itu menyelamati dirinya karena keberhasilnya sekarang. Jadi mengapa itu belum memadamkan obsesinya untuk menghancurkan kehidupan Yunho?

Keparat Yunho harus menemukan strategi baru untuk berurusan denganya.

" Jaejoong ssi, telah membaca artikel buruk tentangmu." lanjut Junsu. " tetapi Heechul meluruskanya dalam masalah itu."

Yunho mengeryitkan dahinya. " meluruskanya?"

" Kupikir kau mungkin akan menghargainya jika seorang wanita tak terikat seperti Kim Jaejoong mengetahui kebenaranya. Setelah kau menjelaskan kepada kami tadi tentang teman tentaramu dan saudara perempuanya, kami berdua merasa ingin kebenaran itu diketahui. Kau bersikap rendah hati terhadap kebenaran itu dan perananmu, tetapi kami tidak suka mendengar karaktermu difitnah dengan tidak adil."

Dengan susah payah Yunho menahan umpatannya. Sekarang Jaejoong akan berpikir dia seorang pembohong yang lebih besar dari sebelumnya, yang dalam satu hal memang benar.
" Seingatku, aku mengatakan untuk menyimpan cerita itu bagi dirimu sendiri, untuk melindungi privasi temanku."

Junsu menatap Yunho lekat lekat. " Dan kami akan melakukanya. Heechul hanya ingin membantu. Lagi pula kau sedang mencari seorang istri. Penting sekali bagi seseorang wanita yang memenuhi syarat mengetahui karaktermu yang sebenarnya."

" Wanita seperti Kim Jaejoong, kurasa?"

" Tentu saja." Junsu menepukkan kedua tanganya beberapa kali. " Tentunya kau tidak akan menolak menikahi seorang wanita terhormat hanya karena dia tidak memiliki harta atau garis keturunan yang hebat. Jika kau mencari seorang istri, Jaejoong ssi tidak akan menjadi pilihan yang buruk."

Yunho tertawa, pernikahanya dengan Kim Jaejoong akan menjadikanya sebuah malapetaka. Wanita itu pasti akan mengorek ngorek ke dalam urusan urusan rahasia Yunho. Lagi pula Jaejoong tidak akan menikahi Yunho. Sedikit informasi yang telah ia kumpulkan tentangnya menandakan bahwa ayahnya meninggalkan banyak warisan untuknya, jadi uanglah bukan hak yang mendorong wanita itu untuk menikahi Yunho.

Pernikahanya dengan Jaejoong akan menjadi hal yang sama sama menghibur sekaligus membuatnya gila.

" Kau tampaknya memiliki pendapat yang menyenangkan tentang wanita itu. Tetapi kau nyaris tidak mengenalnya."

" Benar, tapi aku menyukainya segera setelah Heechul mengenakan kami. Dia sungguh menawan …lucu cerdas, dan terus terang. Kau harus akui bahwa dirimu muram akhir akhir ini, dan tentunya bersikap rahasia. Kau memerlukan wanita seperti Kim Jaejoong untuk membawamu keluar dari dirimu sendiri. Dan jika, seperti halnya kebanyakan pria, kau menginginkan seorang wanita dengan reputasi bersih, dia juga memilikinya."

Yunho mendengus kesal. " Bersih? Aku sungguh sungguh meragukan itu."

" Oh, " Junsu menatap Yunho penuh dengan ketertarikan." Kau tahu sesuatu tentang Jaejoong ssi yang kami semua tidak tahu?"

Sayangnya Yunho tidak dapat memberitahu Junsu, bahwa Jaejoong adalah Mr X. Itu akan memberinya kesempatan untuk mengekspos mahluk yang pandai bicara itu. Tetapi ia belum siap untuk perang terbuka...belum.
" Yang ku maksudkan dia tidak seperti apa yang diperlihatkan."

" Dengan demikian, hanya kau yang berpikir begitu," balas Junsu, jelas tampak kecewa dengan penolakan Yunho untuk mengungkap lebih jauh.  Tidak ada seorangpun yang berbicara jelek tentangnya."

Itulah tepatnya kenapa Kim Jaejoong bebas bergerak di dalam masyarakat. Wanita itu tidak perlu menyamar atau menjadi anggota apapun untuk mendapatkam undangan pesta dan acara acara kalangan atas, cukup menjadi putri dari Kim Jung Kook yang bersinar, dengan demikian ia bisa mendapatkan gosip dengan mudah.

Yunho terdiam. Sebuah pemikiran yang menarik, Jaejoong, subjek gosip.

Alunan musik waltz sampai di telinga Yunho, dan tersenyum. Mungkin inilah saatnya Kim Jaejoong yang merasa paling benar itu belajar secara langsung bagaimana mudahnya sebuah situasi disalah artikan.

Tanpa memberi kesempatan untuk dirinya sendiri untuk menanyakan tujuanya, Yunho pamit kepada Junsu dan melenggang dengan penuh arti kesebrang ruangan. Ah, ya, ia tahu persis bagaimana mengajarkan Nona Kim satu ini pelajaran yang penting dalam hal mempermalukan, khususnya jika reputasi sebersih yang Junsu katakan.

Segera setelah Jaejoong melihat Presdir Jung menuju kearahnya, ia menguatkan diri untuk menghadapi masalah ini. Terkutuklah Sunghee! Jaejoong telah mempertaruhkan penemuanya untuk mencegah temanya menikahi seorang pria yang bermoral rendah dan wanita itu malah memilih untuk melarikan diri dengan pengurus rumah tangga keluarganya!

Jika Jaejoong tahu bahwa Lee kwangju adalah  objek dari rasa cinta Sunghee, ia tidak akan pernah mendorongnya. Tetapi ia dengan polosnya telah membayangkan seorang pria anak tukang tanah dengan kekayaan yang lebih sedikit daripada yang Mrs Go harapkan. Demi Tuhan, bukan seorang pelayan, yang tak diargukan lagi adalah seorang pemburu harta. Sialan semuanya!

Sekarang dengan semua masalahnya. Jaejoong memiliki sebuah sengat diekornya. Tidak mengherankan Jung Yunho menghabiskan waktu makan siang dengan memancing dirinya, pria itu pasti sangat marah. Jaejoong melihat pria itu mendekat dengan rasa tidak nyaman.

Pria itu memiliki kemampuan tinggi untuk mengubur perasaanya dalam dalam, dan itu membuatnya semakin sulit diatasi. Jika saja Jaejoong masih punya akal, ia akan melarikan diri. Sayangnya, Jaejoong tidak bisa kemana mana.

" Jung Yunho sedang menuju kemari, sayang." kata Narsya, di samping Jaejoong, dengan sebuah anggukan kepalanya. " Apakah aku harus mengenalkanmu?"

" Terimakasih kami sudah pernah bertemu." Tidak diragukan lagi, Narsya akan menjadikanya bahan gosip, Wanita usia lebih dari lima puluh tahun itu sudah mempelajari banyak hal, misalnya, bagaimana mengubah komentar yang begitu melimpah menjadi bahan gosip. Jaejoong selalu mengandalkan wanita itu tentang semua gosip gosip yang di dengarnya, apakah wanita itu telah menebak siapa yang memakai nama Mr X. Hanya Tuhan yang tahu.

Kemudian Direktur muda itu sudah berada di antara mereka, sambil menyunggingkan senyuman. Jaejoong begitu khawatir sehingga nyaris tidak membalasnya, Yunho mengangguk cepat kepada Narsya. " Nona Kim, maukah kau memberiku kehormatan dengan berdansa denganku."

Dasar bajingan. Yunho ingin berpasangan dengan dirinya diblantai dansa agar dapat menghancurkan reputasinya. Pria itu tahu ia tidak akan berani menolak dengan adanya  Narsya yang siap menelan setiap perkataan yang ada.

Yah, Jaejoong harus menghadapi kemarahan pria itu. " Dengan senang hati aku akan berdansa denganmu" katanya berbohong sambil mengulurkan tangan.

Yunho membimbing Jaejoong ke lantai dansa dengan sikap yang biasa dilakukan seorang pria terhormat, lalu meletakkan satu tanganya di lekuk pinggang Jaejoong, sementara tangan lainya menggenggam erat jemari lentik Jaejoong.

Jaejoong menggerang semoga Tuhan melindungi dirinya , ia setuju untuk berdansa waltz padahal waltz bukan keahlianya. Jaejoong tidak begitu pandai berdansa, tetapi ia dapat mengikuti pasanganya dan menyembunyikan salah langkahnya dalam kerumunan dansa , hal itu tidak mungkin dilakukanya dalam waltz.

" Yunho shi,,," Jaejoong mulai, berniat memperingatkan Yunho. Tetapi pria itu terlanjut memutar mutar dirinya di lantai dansa. Satu,dua tiga. Satu,dua tiga. Satu dua tiga, Jaejoong menghitung dalam benaknya, dengan sia sia mencoba menjaga dirinya agar tidak berbenturan atau membuat gerakan langkah yang salah.

"  Jaejoong ssi," ujar Yunho.

" Shh." gumam Jaejoong, sambil melirik dengan iri yang lain yang begitu lihai mengatasi kerumitan dansa ini. Jemarinya mencengkeram bahu pria itu, "Aku sedang menghitung."

" Menghitung?"

" Mengukur langkahnya. Aku sangat buruk dalam berdansa waltz."

Yunho menatap Jaejoong dengan curiga. " Kau pasti bercanda."

Jaejoong benar benar menginjak kaki pria itu tanpa sengaja. " A-aku minta maaf," ia tergagap sambil menemukan pijakan lagi, hampir membuat dansa mereka terhenti.

Yunho setengah menyeretnya kembali dalam langkah langkahnya, sambil tetap diam sampai Jaejoong menemukan ukuran langkahnya lagi. " Bagaimana kau tidak menguasai dansa waltz? Kau pergi ke acara acara sosial yang berbeda setiap malam."

" Ya, tapi aku pergi tidak untuk berdansa." Jaejoong mengingat cengkramanya yang mematikan di bahu pria itu. Mungkin Yunho dapat dengan mudah membawanya ketengah ruangan. Pria itu pasti cukup besar, dan ia terlanjur telah menghancurkan penampilanya yang anggun bak seorang putri dengan menggelantung kepadanya bagai seorang wanita yang sedang tenggelam.

Ketika pria itu tidak menjawab, Jaejoong memberanikan diri mendongak menatapnya. Mata Yunho tertutup, tampak dingin bagai permata.
" Aku lupa …kau pergi untuk mendengar gosip."

" Untuk mengumpulkan materi." perkataan Yunho yang merendahkan dan kemahiranya yang begitu jelas dalam waltz menjengkelkan Jaejoong. " Kau pergi untuk berburuh kuda betina. Aku tidak melihat itu lebih dapat di terima."

" Kuda betina?" pria itu tersedak. " Itukah yang kau peroleh setelah mengintrogasi Heechul sore ini?"

Jaejoong tersandung Yunho menangkapnya dan membawanya kembali dalam langkahnya hanya beberapa saat sebelum Jaejoong bertabrakan dengan pedansa lainya.

Butuh beberapa saat bagi Jaejoong untuk mendapat ketenanganya kembali. " Aku tidak mengintrogasi Heechul. Dia yang menawarkan informasi."

" Dan kau membuat spekulasi seperti biasa berdasarkan petunjuk petunjuk dan perkataan tidak langsung."

" Jadi kau tidak sedang mencari seorang istri untuk melahirkan calon penerus."

Keheningan lama tercipta, yang membuat Jaejoong menjadi waspada terhadap sesuatu selain dansa waltz~nya... Seperti dada bidang yang maskulin persis di depan matanya… aroma bay rum dan baju polos yang rapi disetrika, dan bau khas pria … serta tangan berotot yang memeganginya, yang agak terlalu dekat lebih daripada yang sepantasnya.

Pada titik tertentu Yunho telah memindahkan tanganya dari pinggang Jaejong ke punggungnya. Meskipun Jaejoong memahami mengapa pria itu merasa perlu untuk melingkari pinggangnya, mengingat kemampuanya yang menyedihkan, namun tetap saja hal itu jelas tidak sopan.

Jaejoong menarik diri dari pria itu, kemudian nyaris kehilangan ukuran langkahnya, mendorongnya untuk mempererat tanganya lebih jauh. Ketika matanya bertemu dengan tatapan Yunho, ia mendapati pria itu sedang mengamati dirinya dengan rasa senang.

" Kau benar benar tidak bisa berdansa waltz, bukan?" Kata Yunho.

" Apa kau pikir aku sengaja mengarang ngarang hal itu?"

" Mengapa tidak? Kau mengarang semuanya yang lain."

" Bukan alasan alasanmu yang membutuhkan seseorang istri, kukira," sanggah Jaejoong, bertekat agar membuat pria itu menjawab pertanyaanya.

Yunho menghela nafas. " Tentu saja aku membutuhkan seorang istri untuk memberiku seorang calon penerus. Itulah mengapa hampir semua pria kaya dan terpandang membutuhkan seorang istri. " Ia berhenti. " Jadi, apakah aku harus melihatnya di edisi The Evening berikutnya?"

Jaejoong merasa cukup nyaman sehingga komentar sinis pria itu tidak membuatnya kehilangan langkahnya. " Sungguh Yunho shi, kau benar benar memiliki pendapat mulia tentangmu sendiri, aku memiliki hal hal yang lebih menarik untuk ditulis daripada tentang hubungan asmaramu."

" Ya, seperti kawin lari Sunghee."

Jadi pria itu membahasnya, Ya? Sambil menundukkan kepalanya, Jaejoong menatap kancing jas Yunho yang rapi.
" Mengapa aku menulis tentang itu? Semua orang telah mengetahuinya. Lagi puka terlepas dari apa yang kau pikirkan, aku tidak melakukanya untuk menghancurkan hidup orang lain. Bagaimanapun Sunghee adalah temanku."

" Kau sudah mempermalukanya dengan menulis tentang wanita yang kau anggap simpananku. Mengapa menolak untuk membahas kawin larinya?"

Tuduhan yang tidak adil menyengat Jaejoong." Aku akui jika artikelku mungkin telah memberinya beberapa rasa tidak nyaman, tetapi jelas tidak mungkin untuk selamanya. Hasil akhirnya adalah kebahagiaanya."

"Kau yakin? Kepala pelayan sesuai dengan standar kesempurnaanmu?"

Ketertarikan Jaejoong pada kancing jas itu makin luar biasa. " Aku tidak mengenalnya, tetapi aku yakin dia pria yang sangat baik dan akan membuatnya bahagia."

" Aku paham. Ini berarti kau sama kecewanya denganku tentang kawin lari itu."

Sial, pria itu begitu sombong, dan begitu pandai dalam membaca pikiran Jaejoong. " Tidak sama sekali. Paling tidak dia mengaku jatuh cinta denganya, yang melebihi apa yang dapat ku katakan kepadamu."

" Kau mempunyai jawaban atas segalanya, ya? Tetapi aku tahu siapa dirimu, Jaejoong ssi dan kau tidak percaya dengan cinta lebih daripada aku." Yunho menarik Jaejoong lebih dekat, menempelkan Jaejoong kepadanya dari paha sampai dada dalam cara yang paling tidak sopan.

Jaejoong mencoba mendorong pria itu mundur lagi, tetapi gagal. " Aku mungkin tidak berdansa dengan sangat baik," desisnya ." tetapi haruskah kau memelukku dengan begitu dekat? Kau tahu, ini tidak sopan."

" Tidak, tidak begitu."

Ketika Yunho tidak mengijinkan Jaejoong menjaga jarak satu sentipun sebagai respons atas kritikanya, Jaejoong berkata. " Sudikah kau melepaskanku?"

" Kurasa tidak."

Jaejoong sadar bahwa ini tidak ada hubunganya dengan kemampuanya berdansa. " Waeyo?"

" Karena memelukmu dengan memberi jarak tidak menyenangkan." Yunho melengkapi komentarnya dengan senyuman yang begitu licik yang membuat Jantung Jaejoong berhenti.

Jaejoong menginjak kaki pria itu dengan sengaja, tetapi sepatu dansa tidak pas untuk menginjak sepatu kulit pria. " Yunho shi …" Jaejoong memulai.

" Panggil aku Yunho" Sebuah perkataan tajam terdengar dari suara Yunho. " Bagaimanapun, kau sudah mengenalku, kurasa tidak ada alasan kita harus tetap bersikap basa basi."

" Sekarang aku paham, aku tahu kau marah terhadapku tentang kawin lari Sunghee …"

" Kau menulis di depan umum tentang masalah masalah yang bukan urusanmu. Kau menanyai teman temanku tentang masalah pribadiku." Jaejoong kehilangan langkah tanpa basa basi melanjutkan berdansa. " Dan kau bahkan tidak memiliki kesopanan untuk menyesal atas apa yang telah kau lakukan."

" Karena aku tidak berbuat salah!"

" Sungguh?" Mereka perpura pura dalam cahaya lampu yang menyinari senyum Yunho yang menawan.  " Kalau begitu kau tidak keberatan kalau situasinya terbalik.

Firasat yang tidak enak membuat perut Jaejoong seperti di aduk aduk. " Apa maksudmu?"

Yunho menundukkan kepala cukup dekat untuk bibirnya menyapu telinga Jaejoong. " Apa kau pernah di gosipkan, Jaejoongie?"

Jaejoong membeku dalam pelukan Yunho. Ya Tuhan. Karena itulah mengapa Yunho memintanya berdansa. Jaejoong telah begitu tenggelam dalam usahanya agar tidak tersandung kakinya sampai ia tidak menyadaru betapa erat Yunho memeluknya, hingga sudah terlambat.

Sambil menatap sekelilingnya, Jaejoong memperhatikan untuk pertama kali bisik bisik dan tatapan tatapan ingin tahu dari pedansa yang berada di dekat mereka. Tidak ada yang berdansa waltz begitu eratnya kecuali mereka sedang menjalin hubungan asmara …atau lebih buruk lagi.

" Dasar kau tak punya hati, tak punya perasaan …"

" Hati hati, sayangku," bisik Yunho dengan sombong. " Seseorang mungkin akan mendengarmu. Dan apa yang akam mereka pikirkan?"

" Bahwa kau seorang kasar dan bersikap buruk!"

" Atau kau telah minum terlalu banyak anggur, itulah kenapa kau memberikanku kebebasan. Atau kau berhasrat untuk mengganti posisi wanita yang di anggap simpananku atau banyak lagi asumsi asumsi yang tidak menyenangkan lebih berdasarkan pada caraku memelukmu terlalu erat."

Sialan Yunho, karena telah menjadi orang yang paling logis. Mahluk licik berpenampilan manusia! " Baiklah." gerutu Jaejoong setelah mereka mendapatkan giliran dansanya. " Kau telah mengutarakan maksudmu, sekarang lepaskan aku!"

" Oh, aku bahkan belum mulai mengutarakan maksudku." Gumam Yunho dengan suara yang begitu lembut sekaligus mengancam.

Jantung Jaejoong yang berdentam keras menengelamkan alunan musik yang mulai terdengar pelan. Yunho membuatnya terjebak dalam pelukan pria itu, lebih efektif dari riang apapun. Untuk melarikan diri darinya, Jaejoong harus melakukan satu tindakan yang membuat separuh isi ruangan ini memperhatikanya, dan dalam hal itu hanya akan membuktikam maksud pria itu.

Dan apa yang Yunho maksud Aku bahkan belum memulai mengutarakan maksudku?  Dengan gerakan berputar berikutnya, mereka mencapai pinggir kerumunan, dan tiba tiba Jaejoong mengerti. Kepanikan menguasainya saat Jaejoong menyadari mereka berdansa menuju sepasang pintu yang tertutup yang mengarah ke balkon.

" Tidak," bisik Jaejoong sia sia mencoba untuk menghentikan gerakam mereka selanjutnya. Tetapi ia bergerak tanpa dapat terelakan, membawa Jaejoong bersamanya suka atau tidak.

Dua lagi gerakan memutar yang terampil, dan mereka sampai di depan pintu. Yunho melepaskan tangan Jaejoong hanya sampai sepanjang tangannya cukup untuk membuka salah satu daun pintu.

" Aku tidak akan keluar kesana sendirian hanya denganmu!" desis Jaejoong, tetapi Yunho mendorongnya melalui pintu ke balkon seola olah Jaejoong hanyalah sebuah boneka kain.

Sambil menyentak membebaskan tanganya, Jaejoong berputar dan berjalan kembali menuju ruang dansa. Dengan kecepatan yang menakutkan, Yunho melangkah di antara dirinya dan pintu keluar, menutup pintu kaca itu hingga terdengar bunyi klik.

Embusan nafas Jaejoong membeku dan ia mengigil. " Kau tidak boleh membiarkanku berada di luar sini. Demi Tuhan, udaranya begitu dingin membeku."

" Pakai jasku …" Kata Yunho sambil membuka kancing jasnya.

" Jangan coba coba." Itulah adalah hal terakhir yang Jaejoong inginkan , Jung Yunho menanggalkan pakaian dalam suasana yang begitu pribadi.

Serigaian Yunho yang tampak tidak menyesal mengingatkan Jaejoong tentang para adik adiknya ketika mereka merencanakan tindakan buruk.


  " Aku hanya mencoba menjadi pria terhormat."

         ~TBC~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar