Rabu, 22 April 2015

The Mysterious Man chap 3


Title   : THE MISTERIOUS MAN
Author : Sulis Kim
Main cast:   Jung Yunho
                   Kim Jaejoong
             Hankyung &Heechul
                 Yoochun & Junsu
                        Other

Rate   : M
Genre : Romace, Fiction

          WARNING

SANDURAN, novel The Dangerous Lord. Sabrina Jeffries.
Dengan banyak perubahan untuk menyesuaikan alur cerita dengan pemeran Favorite saya.

GS for uke. Jika tidak suka jangan dibaca, author cinta damai. Saya masih butuh banyak belajar, apabila ada kesalahan typo dan lainya mohon di maklumi, menerima saran dan kritik yang membangun. Terimakasih.

Happy reading ....!!!
 
 
 

Pria itu berhenti mengaduk aduk meja Jaejoong dan menatap gadis itu penuh perhitungan. " Kau lupa kalau aku belum menikah."

" Tidak. Tetapi kau akan segera menikah."

Jaejoong menyesali ucapanya saat ia terdiam. Hal itu tiba tiba mrnyadarkanya bahwa pria itu telah memancingnya untuk mengucapkan pernyataan itu, dan ia dengan bodoh memakan umpanya.

Yunho melenggang ke arah Jaejoong dengan santai yang mengecoh, seperti burung elang yang sedang melayang layang " Apa maksudmu?"

Jaejoong menelan ludah kemudian mengangguk. " Kukira kau mengetahui hal itu dengan cara yang sama kau menemukan yang laninya … dengan menggali kedalam urusan pribadi orang lain."

" Tidak!" anggapan pria itu menjadikanya tungkang intip menjengkelkan Jaejoong . " Go Sunghee yang memberitahuku. Sunghee adalah temanku." seorang teman yang begitu dekat , manis dan setia, meskipun sikap pemalunya bagai seekor tikus. Itulah asalahnya. Jaejoong tidak memiliki gambaran kenapa ia harus terlibat urusan perasaan cinta Jung Yunho.

" Aku paham." Yunho mengatupkan rahangnya. " Jadi kau memutuskan untuk menguak kelakuanku yang mlenceng di surat kabar untuk membuat temanmu terhadapku dan menolakku."

Yunho nyaris benar, meskipun Jaejoong berharap orang tua Sunghee meragukan pria itu. Eunhee menolak untuk putus dengan Yunho jika itu membuat orang tuanya terluka. Sunghee mengatakan jika ia mencintai pria lain, namun tidak mengatakan siapa pria itu. Orang tuanya jelas tidak akan menolak pinangan seorang Direkture utama perusahaan terbesar seantero Korea. Mereka menganggap itu sebagai anugrah yang luar biasa.

Sambil memperbarui posisinya Jaejoong melawan tatapan pria itu dengan berani. " Aku pikir … Sunghee dan orang tuanya … seharusnya mengetahui ia terlibat dalam masalah apa."

Sepasang mata kelam hitam sehitam marmeir menatap Jaejoong. " Dan kau tidak bisa memberitahu mereka secara pribadi karena dengan begitu kau akan mengungkapkan hobimu yang menjijikan yang mencampuri urusan orang lain."

Jaejoong menyilangkan tangan di depan dada. Ia merasa sudah cukup sabar berurusan dengan Directur yang ini dalam hinaan hinaanya. " Dengan Presdir Jung. Aku bukan orang yang dengan menyembunyikan wanita sementara dia meminang seorang wanita muda baik baik yang ..."

" Untuk yang terakhir kali, Kwon BoA bukan simpananku."

" Dan kurada bayi yang bersamanya, anak laki laki yanh berumur satu tahun, bukan anakmu juga."

Hal itu membuat Yunho terdiam. Expresi wajahnya berubah tertutup, kemudian seperti sedang merenung. " Wah, wah. Jadi kau tahu tentang bayi itu juga. Dan aku dapat melihat apa yang kau simpulkan dari situ."

" Apakah kau menyangkalnya?"

" Apakah menyangkalnya akan membuatmu lebih baik? Kau telah memiliki pikiran bahwa aku seorang penakluk wanita muda tak berdosa dan ayah dari seorang anak haram. Aku tidak ingin menghancurkan penilaian miringmu tentangku dengan memberimu sesuatu sebagai faktanya."

Bulu kuduk Jaejoong meremang atas penghinaan integritasnya. " Jika kau dapat membuktikan bahwa deduksiku salah, dengan segala hormat silakan kau lakukan."

" Baiklah." Dengan cepat Yunho mulai mondar mandir dalam ruang kerja itu dari sudut ke sudut, mengamati isinya seolah olah sedang menginventarisasi. Ia membuka kotak tembakau tua dari perak dan menempatkanya di tepi meja. " Apakah kau merokok Nona Kim?" tanyanya seolah olah itu adalah pertanyaan yang paling biasa di dunia.

" Tentu saja tidak, itu kepunyaan Ayahku."

" Jadi ruang kerja ini miliknya."

" Ya."

" Aku pikir juga begitu. Dan sarung pedang yang ada di dinding itu juga miliknya?"

Pertanyaan itu mengarah kemana? "Bukan , itu milik kakakku."

Yunho mengamati sarung pedang itu." Ah, ya aku pernah dengar Kakekmu pandai dalam menggunakan pedang. Anak anak dalam resimen sering membicarakan tentangnya, ia memiliki tulang punggung dari besi."

" Dalam resinen? Apa yang kau lakukan di resimen?"

Sedikit senyum tersunging di bibir pria itu. " Aku pernah belajar menggunakan samurai, saat aku ikut militer di America kami menggunakan senjata apapun untuk melindungi diri."

Jaejoomg menatap pria itu yak percaya. Pernyataan tersebut sangat menggelikan. Seorang ahli waris kaya dan berpangkat Jung Corp, putra tunggal Jung Ilwo, tidak mungkin ikut dalam militer. Jika mereka terbunuh, itu akan mengakhiri garis keluarga dan kedudukan mereka, dan siapa ahli waris kekayaan keluarga mereka.

" Itukah yang kau lakukan bertahun tahun di America?" tanyanya, tanpa repot repot menyembunyikan rasa penasaranya.

" Kenapa? Apakah kau berharap untuk mencetak sejarah kehidupanku di Amerikaa di surat kabarmu juga?"

Ekspresi Yunho yang penuh kewaspadaan hanya mempertebal kecurigaan tentangnya. " Dapatkah kau mengatakan beberapa alasan agar aku tidak mencetaknya?"

" Aku taku kau akan mengatakan aku berperang untuk pihak musuh,"  kata pria itu merendah dengan masam.

Jaejoong menatap tajam ke arah pria itu. " Aku tidak menciptakan informasi, Presdir. Aku hanya melaporkan."

" Atau berspekulasi tentangnya."

" Saat aku cukup yakin jika fakta faktanya mendukung spekulasiku, maka, ya."

" Aku membantu jika kau memiliki semua fakyanya, dan bukan semata mata memilikki fakta yang hanya menarik perhatianmu." Yunho berjalan kearah meja samping dan menyentuh salah satu prakarya Kim Jong Kook.

" Kakekmu … apakah dia memiliki teman teman di karie militernya, teman teman yang akan membuatnya melakukan apapun?"

Jaejoong mengingat ingat. " Ya. Dia biasa makan malam dengan seorang teman tentaranya."

" Kalau begitu kau akan memahami situasiku. Kwon BoA adalah saudara perempuan seorang pria yang  bersamaku di militer . Dia mati dalam dalam pangkuanku ketika saat perang terjadi, dan dia memintaku untuk menjaga saudaranya. Itulah mengapa aku menempatkanya di sebuah rumah di daerah Gangnam.

Pada awalnya Jaejoong merasa bersalah atas dugaan sebeumnya. Bagaimana ia begitu salah, dan begitu terburu buru? Seorang wanita yang malang mendapati dirinya miskin dan hamil dan ....

Jaejoong tiba tiba menatap Yunho dan menemukan tatapan perhitungan yang tidak jujur dalam ucapanya.  Ia mendongak memperhatikan medali Emas kakeknya yang terukir nama dan pangkat kakeknya.

Bajingan, pria itu telah berpura pura mengenal kakeknya untuk mendukung kebohonganya, untuk membuat Jaejiong merasa malu telah menodai reputasinya. Ia bahkan ragu jika bajingan itu pernah mendengar tentang kakeknya.

Ia menyungingkan senyum tidak tulus. " Betapa mulianya kau membantu seorang teman." semburnya. " Aku minta maaf karena telah salah menilaimu, aku akan menambahkan koreksi pada kolomku dengan segera." Sambil berjalan menuju mejanya ia mengambil pena dan selembar kertas, kemudian menulis. " Bagaimana jika begini? Tujuan presdir kita Jung Yunho mengambil rumah di kawasan mewah Gangnam street tampaknya tidak seperti yang terlihat. Pahwa ia telah bersumpah pada teman tentaraya yang sekarat untuk menjaga saudaranya, Tuan Jung sangat baik hati untuk memberikan sebuah tempat tinggal ketika beberap orang yang kurang ajar membuat wanita itu mengandung seorang anak dan menolak …"

" Kau tidak boleh menulis itu!" Yunho meledak di belakang Jaejoong.

Jaejoong berpura pura membava lagi kalimatnya. " Kurasa kau benar ." Ia menatap pria itu dengan tajam. " Aku tidak mungkin menulis kebohongan besar seperti itu. Aku akan menjadi bahan tertawaan seluruh kota."

Sebuah kekaguman baru menyala dalam dalam tatapan Yunho. " Apa yang membuatmu bahwa hak itu adalah suatu kebohongan."

" Jika saudara laki laki Nona Kwon adalah temanmu dan tindakan itu adalah untuk membantunya, rasa terimakasih wanita itu dengan segera akam mendorong untuk memberitahu tentang kebaikanmu. Tetapi kenyataanya tidak." Jaejoong membaca setiap kalimat yang baru saja di tulisnya lalu melemparnya ke atas meja. " Lagi pula ahli waris kaya yang masa depanya terjamin sangat tidak mungkin mengikuti militer di America , tidak aku yakin apa yang kau lakukan di Amerika seperti yang kau lakukan disini …memperdayai para wanita bodoh."

Untuk pertama kalinya pada sore itu, Jaejoong membangkitkan kemarahan pria itu. Otot di rahangnya mengejang. " Aku tidak peduli sama sekali tentang pendapatmu tentangku, tetapi aku tidak akan membiatkanmu menulis tentang Kwon BoA di cetak."

" Mengapa tidak? Kau seharusnya berterimakasih kepadaku karena telah menaikkan reputasimu di kalangan atas. Tidak diragukan lagi mereka akan memberimu selamat kepadamu karena memiliki wanita simpanan yang cantik."

" Mereka memang menyelamatiku." Kata Yunho tanpa terlihat malu. " Tetspi bukan reputasiku yang menjadi perhatianku. Melainkan Reputasi BoA dan juga anaknya. Dia tidak pantas kau hancurkan dengan gosipmu."

" Jangan konyol …aku tidak menghancurkanya.  aku tidak mencetak namanya maupun alamat rumahmu. Aku bahkan tidak menyebutkan tentang anaknya. Aku tidak akan sejahat itu terhadap seorang wanita. Lagi pula, sehatusnya kau lebih memikirkan tentang menghancurkannya sebelum kau memberinya seorang anak."

" Aku tidak …" Yu.ho menghentikan kalimatnya dengan sebuah umpatan yang jelas tidak sopan. " Baiklah, percayailah apa yang kau inginkan. Tetapi pertimbangkanlah orang kain yang sedang kau sakiti …seperti Sunhhee, seorang wanita yang kau akui sebagai temanmu, artikelmu mempermalukanya di depan umum."

" Bukam begitu maksudku." Memang Jaejoong telah berpikir berungkali tentang hal itu. Namun Jaejoong tidak bisa memaksa Sunhhee berbicara kepada Nyonya Go untuk menolak pinangan itu, katena hadis itu telah menyukai seseorang entah diapa dia.

" Aku tidak menyesali tindakanmu." Jaejoong menambahkan dengan terpaksa. " Dia dan keluarganya harus di buat waspada terhadap orang sepertimu ini."

Yunho memandang Jaejoong dengan tatapan tak percaya. " Orang macam apa itu? Seorang pria kaya memiliki posisi dan kedudukan …seorang pria yang memiliki semua hak yang seorang wanita inginkan untuk pernikahan yang nyata? Ya Tuhan, kau memiliki gagasan yang aneh. Apakah kau pikir Sunghee akan menghargai campur tanganmu? Apakah kau menginginkannya tetap menjadi perawan tua seumur hidupnya? Merampas kesempatanya untuk memiliki rumah tangga sendiri, dengan anak anaknya sendiri?"

Pernyataan itu menyengat Jaejoong, mengingatkanya akan situasi yang dialaminya sendiri. " Terima kasih banyak karena telah menyebutkan takdir yang mengerikan yang menungguku dan kaumku."

" Kau tidak cukup tua dapat memahami akibat dari menjadi perawan tua."

" Dan kau tidak sejenis kelamin yang tepat untuk memahaminya," Bentak Jaejoong. " Lagi pula, kau tidak akan membiarkan orang seukuranku memperdayaimu, Tuan Jung. Aku tekah berumur dua puluh tiga taun."

" Memang umur yang cukup." kata Yunho dengan sinis sambil menggeryitkan salah satu alisnya.

Menakjubkan bagaimana keryitan semata dapat membuat Jaejoong merasa seperti anak kecil si kembar tiga. Jaejoong menegakkan badanya agar berdiri lebih tinggi. " Aku mungkin tidak setua dirimu, tetapi bersosialitasi dengan teman teman ayahku dari berbagai orang kalangan atas telah mengajarkanku banyak hal. Pernikahan bisa menjadi sama tidak menyenangknya dengan menjadi perawan tua ketika suaminya adalah pria nekat yang tidak menghormati wanita dengan mata yang jelalatan. Sunghee mungkin tidak akan berterimakasih padaku sekarang karena memoeringatkanya di deoan umum, tetapi dia akan berterimakasih nantinya!"

Oh ya ampun sekarang aku telah telah kelewatan dan menyelesaikanya. Pikir Jaejoong, ketika Yunho menghampirinya dan mencengkeram bahunya. Mata musang setajam srigala yang siap menyerang. " Kau tidak tau apa yang kau lakukan dasar anak ingusan bodoh." geramnya.

Berusaha membebaskan diri dari cengkraman pria itu, Jaejoong bergegas ke pintu. " Aku tahu persis apa yang sedang ku lakukan. Dengan caraku, aku menulis kebenaran. Kau mungkin sulit untuk memahami, karena akal akalan adalah praktik yang biasa kau lakukan, tetapi ini adalah tanggung jawabku, dan aku melakukanya dengan sungguh sungguh sebisaku." ia membuka pintu dengan basa basi yang dramatis. " Selamat sore Tuan Jung, percakapan kita sudah selesai."

Mata Yunho menyipit. " Belum sepenuhnya." Ia berjalan ke meja dan mengarahkan telunjuknya pada artikel Jaejoong. " Aku tidak akan pergi bahwa kau salah telah menuliskan rumah kepemilikan rumah di kawasan Gangnam street untuk seorang wanita."

" Menulis mencabut berita?" ide baru itu mengejutkan Jaejoong. Ia berjalan menuju meja dan menyambar halamanya melipatnya dan memasukkan ke saku celana jins ketatnya.

" Aku tidak akan melakukan hal semacam itu! Pertama aku tetap teguh pada kesimpulanku. Kedua, dengan mengatakan kau tidak pernah memiliki rumah itu adalah sebuah kebohongan, dan tanpa memedulikan tentang apa yang kau pikirkan, aku tidak berbohong dalam kolon tulisanku."

Sebuah senyuman yang murah menghiasi bibir Yunho." Bagaimana jika aku membuka identitas Mr. X di depan umum? Lalu apa? Apakah kepopuleranmu akan sebesar itu jika menenukan seorang wanita bertubuh mungil yang berada di balik topeng pria kalangan atas yang cerdas itu?"

Bahwa Yunho telah benar benar mengancam Jaejoong adalah pukulan telak. Dengan mengabaikan sengatan rasa takut, Jaejoong menggoyang goyangkan jarinya kepada Yunho " Silahkan, dasar penggertak! Bongkarlah identitasku! Dan aku akan mengejarmu bagai orang penegak keadilan mengejar seorang pencuri! Hingga kau meyakinkan bahwa aku adalah Mr, X … dan hal itu mungkin terbukti akan sulit, aku ingatkan kau … aku akan membuatmu dan semua tentang rumor tentangmu menjadi satu satunya topik dalam kolom tulisanku!"

Terdapat tatapan yang menyala nyala, Jaejoong mwnurunkan nada suara menjadi lebih mendesis.
"Pertama tama aku akan membangun tenda di luar rumah wanita simpananmu sampai dia menceritakam semua rahasia dalam hidupmu yang tercela. Kemudian aku akan mengaduk aduk seluruh kota untuk mendapatkan informasi tentangmu. Dengan satu cara atau lainya, aku tidak akan beristirahat sampai aku benar benar menemukan mengapa begitu banyak rumor mesum yang berkaitan dengan namamu. Aku akan membuat tidak mungki bagimu untuk menikahi siapapun di kota ini!"

Meskipun Yunho tidak berkedip atas ancamanya. Tetapi Jaejoong da0at mengetahui bahwa ia telah menunjukan maksudnya, karena jika mata pria itu adalah pistol, tubuhnya pasti sudah penuh dengan lubang tembakan. " Dengan begitu kita impas." kata pria itu dengan dingin.

Jaejoong menarik nafas dengan gemetar. Mungkin, tidak begitu bijaksana melawan ancaman dengan ancaman terutama jika orang yang diancamnya memiliki kekuasaan dan harta yang jauh di atas penghasilanya yang tak seberapa. Seperti apa yang di katakan ayahnya ' kau tidak bisa melawan meriam dengan tongkat pemukul, tidak jika kau ingin tetap memiliki kepalamu'

Dengan sengaja Jaejoong melembutkan suaranya. " Aku tidak melihat hal ini impas. Segala sesuatu akam berlanjut seperti sebelumnya. Kau akan melupakan artikelku, dan aku akan melupakan bahwa kita pernah melakukan percakapan ini. Itu tampaknya cukup adil."

" Ini tampak adil, karena kau telah mengarang cerita skandal tentangku hanya untuk memengaruhi temanmu dalam memilik seorang suami? Kau mungkin berpikir adil jika hal itu mematikan hati nuranimu. Tetapi kita berdua mengetahuinya bahwa itu sebenarnya adalah manipulasi yang jahat."

" Dengan demikian, aku yakin kau akan mengenali manipulasi jahat dengan lebih gampang daripada aku, mengingat reputasimu. Aku menganggap sebagai pelayanan terhadap kaum wanita. Dan sekarang aku ada pekerjaan yang harusku kerjakan. Selamat sore Tuan Jung."

Yunho bangkit . " Baiklah Nona Kim. Aku akan pergi." Yunho berjalan melewati Jaejoong, berhenti beberapa centi dari tempatnya berdiri. Sambil mencondongkan diri kearah Jaejoong, pria iru merendahkan suaranya hingga menyerupai nada dan kerasnya geraman seekor srigala. " Tetapi aku perintahkan kau, aku adalah seorang pria yang berbahaya untuk dijadikan seorang musuh. Jika aku melihatmu di sekitar rumahku di Gangnam street lagi, kau akan menyesali hari di saat kau mengambil penamu dan menulis tentangku."

Kemudiam pria iru berbalik dan berjalan keluar dari ruangan.

Jaejoong tidak berkata apa apa, tidak berkomentar kurang ajar, maupun membalas dengan jawaban panas. Memang sekarang setelah pria itu pergi, memerlukan seluruh usaha untuk meredamkan ketakutanya yang menyesakkan dadanya.

           ~~~*~~~

Sambil berpikir mendalam Yunho berjalan menuruni anak tangga, waktunya untuk strategi baru. Karena jika Kim Jaejoong berpikir bahwa dia dengan gampangnya telah menyerah maka wanita itu adalah wanita bodoh. Yunho tidak pernah mengakhiri sesuatu dalam keadaan menggantung.

Terlihat dari pernyataan peryataan konyol wanita itu, Jaejoong tidak akan menyerah begitu saja, ia harus mengakhiri campur tangan wanita itu segera.

Ia sudah sampai di ruang tamu dan kecewa karena saudara saudara Kim Jaejoong yang susah di atur telah menghilang. Obrolan lain dengan para saudaranya yang banyak omong itu mungkin akan berguna. Ah ,baiklah, lain kali. Akan cukup mudah untuk di atur.

Saat berbalik mengambil mantel munculah Yona dari dapur, inilah seseorang yang dapat dimanfaatkan. Dan wanita itu belum tahu siapa sebenarnya dirinya.

Ketika melihat Yunho wanita itu tidak bisa menahan kegembiraanya. Wanita itu tidak bisa di salahkan karena tidak mengatakan Mr. X seorang wanita.

" Apakah kau telah berbicara pada Master, Tuan." tanya si pengurus rumah dengan mata berbinar.

" Kau tahu jawabanya untuk itu, Yona." Yunho membuat nada suaranya menggoda sekaligus jengkel. " Kau cukup berhasil mengecohku."

Pipi wanita paruh baya itu memerah." Aku memang nakal, aku tahu. Tetapi mengejar ngejar tiga pembuat onar dalam kleuarga Kim telah membuatku senakal mereka di usia tuaku."

" Usia tua?"kata Yunho dengan lembut. " Kau pasti berusia kurang dari empat puluhan."

Yona menggoyang goyangkan jarinya pada Yunho. " Nah, Mr. Yoon, kau mengetahui lebih baik dari itu. Kau sungguh seorang perayu yang lihai."

" Hanya dengan para wanita cantik. Dan bagaimana aku bisa menahan diri jika rumah itu penuh dengan wanita cantik?"

Senyum Yona menghilang. " Kau tidak merayu majikanku bukan? Dia membencinya. Dia bisa memarahi Suho karena hal hal buruk yang dikatakanya."

" Aku yakin dia pasti melakukanya," kata Yunho kering. "  memarahi pria jelas keahlianya."

" Dengan alasan yang bagus juga. Para pria selalu mencoba menggodanya." wanita paruh baya itu menatap Yunho penuh curiga. " Kau tidak melakukan hal semacam itu, bukan?"

Yunho berharap ekspresi kemarahanya tampak menyakinkan. "Yona , sungguh memalukan! Aku seorang pria terhormat …aku tidak akan pernah memperlakukan wanita dengan tidak hormat!"

Tetapi Yunho ingin melakukanya, keinginanya sama besar dengan daya tarik yang sangat kuat untuk mencekik leher wanita itu. Terlepas dari kata katanya yang menjengkelkan wanita itu tahu bagaimana memikat pria bahkan tanpa mencobanya. Rambutnyalah yang tampak seolah ia telah ditiduri, dan bibirnya yang mempesona membutuhkan ciumnya....

Persetan, hal itu tidak membantunya. Sambil memaksa dirinya kembali ke permasalahan ia mengenakan mantel dan bertanya, " Apakah pernah menggodanya?"

" Bajingan itu pernah melakukan lebih dari itu …mendorongnya ke dinding suatu hari dan mencoba menyentuhnya."

Tiba tiba dorongan besar untuk mencekik tukang surat kabar itu menyerang Yunho. " Dan apa yang di lakukanya tentang hal itu?"

" Oh, majikanku dapat menjaga dirinya sendiri sepanjang waktu. Dia menendang di daerah yang kau tahu apa, kemudian memberi tau pria itu jika mencoba lagi, dia akan melemparnya ke bawah tangga. Sejak saat itu, pria itu menjaga sikapnya."

Sebuah senyuman tersungging di bibir Yunho. Ia seharusnya sudah tahu jika Jaejoong tidak akan bertindak seperti kebanyakan wanita lainya. Dari saat ia menantang tatapan Yunho dengan mata bulat mematikandan mengomentarinya dengan lidahnya yang tajam, ia telah menyadari bahwa ia tidak seperti wanita kebanyakan.

" Jadi, dia tidak menyukai Suho." pikir Yunho dengan keras. " Apakah dia memiliki kekasih? Atau seorang tunangan?" hal itu akan pass sekali Yunho akan menghancurkan pernikahan Kim Jaejoong sama seperti yang wanita itu coba lakukan padanya.

Yona menatap Yunho dengan tatapan penuh arti. " Jaejongie tidak memiliki tunangan, dan tidak banyak pria yang bisa memikatnya. Tetapi ku pikir orang yang tepat belum menampakkan diri saja,kau tau maksudku?"

Ketika Yona menyenggol lengan Yunho dan mengedipkan matanya, dengan jelas menyalah artikan niatnya, Yunho nyaris tertawa keras. Ini akan menguntungkan baginya. Yunho mencondongkan badanya ke si pengurus rumah dengan penuh arti. " Aku akan memberitahumu sebuah rahasi, majikanmu menarik perhatianku, Yona, bahkan jika dia membenciku."

Wanita itu merenggut tak percaya. " Dia tidak mungkin membenci orang baik seperti dirimu. Kau hanya harus mendekatinya, kau dengar? Aku tahu dia tampaknya memiliki hati yang dingin, tetapi hak itu hanya karena kerinduan dengan …"

Suara pintu yang di banting dari lantai atas menghentikan kalimat Yona. Yunho dan Yona mendongak ke atas dan melihat Jaejoong berdiri disana gemetar penuh amarah.

" Kemarilah Yona, aku membutuhkanmu sekarang juga." Tatapan marah yang di arahnya wanita itu pada Yunho pasti bisa melelhkan salju yang turun di luar sana. " Dan Tuan Jung, jika kau tidak berhenti menganggu Yona, aku akan memanggil satpam untuk melemparkan dirimu keluar."

" Aku sudah memberitahumu, dia membenciku." kata Yunho kepada Yona yang ternganga. Lalu Yunho menyungingkan senyuman angkuh kepada Jaejoong. " Aku tidak melihat ada bahayanya berbicara pada pelayanmu setelah kau menanyai teman temanku."

" Lee Sunggi." teriak Jaejoong, terlihat membuat ancaman yang konyol menjadi meyakinkan.

Meskipun Yunho bisa mengalahkan semua satpam sekalipun dengan tangan terikat di belakang, ia sudah menunjukkan niatnya kepada Yona, dan bisa menunggu lain kali untuk melanjutkan pertanyaanya.

" Jangan merepotkan penjaga rumahmu, aku akan pergi." Yunho menambahkan anggukan kepada sang penjaga rumah, " Kita akan menyelesaikan diskusi kita kita lain kali."

Yunho keluar dan menuruni anak tangga, Jaejoong tidak kebal dengan ancamanya, bahkan dia akan menembaknya jika ia berbicara dengan orang rumahnya. Baiklah nenek sihir kecil ini akan segera merasakan akibatnya karena telah mengganggu Jung Yunho.

Salju kembali turun saat sopir Yunho yang sudah menunggu tidak jauh dari rumah keluarga Kim. Salju itu mengingatkanya pada Jaejoong, sekilas tampak suci bersih dan tanpa dosa. Tetapi es adalah es dengan mudah mencair meskipun dalam bongkahan besar dan padat, apa lagi jika di ketakkan di atas api. Wanita itu telah menempatkan dirinya di atas api.

Sudah saatnya Yunho menemui Sunghee, gadis itu mungkin sudah banyak berpikir tentang adanya rumor itu. Ia sudah mengabaikan Sunghee untuk menyelidiki keberadaan Mr. X dan saatnya untuk menenuinya dan meyakinkan Sunghee, meskipun akan sedikit sulit karena rumor yang telah di tulis Mr X .

Memikirkan gadis itu membuat suasana hati Yunho semakin gelisah, benarkah ia akan menikahi gadis itu. Tidak, ia harus menikahi gadis itu. Ucapnya pada diri sendiri.



             ~TBC~


Tidak ada komentar:

Posting Komentar