Minggu, 05 April 2015

SECRET FIRE chap 12


Title : BERSEMI DI NEGERI SAKURA

Author    : Sulis Kim
Main Cash  : Kim Jaejoong
                     Jung Yunho
                       DBXQ
                   Suju and Other
                    Rate :M 18+
          Genre : Historical Romance

            WARNNING

REMAKE novel johanna lindsay ber judul secret fire * bersemi di rusia* dengan beberapa bagian Yang di ubah untuk menyesuaikan cerita.

Author cinta damai jika merasa tidak suka jangan baca . Jika anda membaca tolong tinggalkan jejak * swing *

YAOI. ff yaoi pertama saya . Biarpun remake mohon untuk di cela dan butuh masukan jika memang menurut chinggu perlu.
감사함니다.

Happy reading ...!!!



Bulir bulir salju di luar jendela dan penghangat ruangan yang membuatnya nyaman, saat itu menjelang sore, menurut jam di bawah mesin penghangat ruangan.

Jaejoong tidak buru buru mengganggu keintiman itu, masih nyaman dengan detak jantung Yunho. Ia setengah berbaring di pinggir sofa dan setengah berbaring di tubuh Yunho. Tidak ada banya ruang, tetapi Jaejoong tidak merasa akan jatuh. Jauh dari itu, lengan Yunho yang mendekap punggungnya terasa hangat dan nyaman.

Yunho menangkap tangan Jaejoong ketika ia dengan sambil lalu membelai dada telanjang Yunho. Yunho mencium jarinya, menggigit dan menghisap jari jari itu, sungguh pengalaman erotis.

Jaejoong hanya menatapa pria itu, matanya setengah terpejam, takjub melihat apa  yang dilakukan lidah , bibir dan gigi Yunho di ujunh ujung jarinya yang sensitif.

" Kalau kau tidak berhenti, mungil, aku akan terpaksa bercinta denganmu lagi." Yunho mengagetkanya dengan suara yang serak.

" Aku? Memangnya apa yang kulakukan?"

" Menatapku dengan mata sensualmu itu. Hanya itu yang di butuhkan, kau tahu."

" Omong kosong," Jaejoong mendengus, tetapi ia tidak bida menahan senyumnya. " Dan bagaiman dengan perbuatanmu? Kalau kau tidak berhenti," Jaejoong memberikan peringatan yang sama" aku terpaksa ..."

" Janji."

Jaejoong tertawa. " Kau benar benar parah."

" Apa yang kau harapkan ketika aku sudah menahan kenikmatan ini berbulan bulan?"

" Nah, kenapa aku harus percaya itu?" kata Jaejoong agak kaget.

" Karena itu benar ....dan karena aku sudah membuktikan kepadamu selama beberapa jam terakhir betapa besar kebutuhanku. Bukan begitu? Atau apakah kau butuh lebih banyak bukti?"

" Yunho.!" Jaejoong terkikik ketika Yunho menggulingkan tubuhnya. Tetapi Jaejoong sadar yunho tidak menggoda ketika Yunho menyatukan tubuh mereka dengan cepat dan dalam.

" Yunho." nama Yunho meluncur dalam desahan, tepat sebelum Jaejoong menongak dan menciumnya.

Ketika panas Jaejoong kembali normal beberapa saat kemudian, ia hendak berkomentar tentang Yunho yang tidak pernah puas, tetapi Yunho mendahuluinya.

" Kau akan menjadi penyebab kematianku, Boojae."

" Kau melebih lebihkan lagi." Jaejoong tertawa. " Ya Tuhan, aku ingat dua kejadian terpisah saat staminamu cukup luar biasa."

Yunho menunduk menatap Jaejoong dengan kaget. " Dan di hargai, mungkin?"

" Saat itu, tentu saja. Bukan berarti aku akan melakukanya tanpa pengalaman itu. Aku lebih menyukai spontanitas dan kebebasan memilih."

Yunho tidak bisa mempercayai pendengaranya, Jaejoong mengungkit soal obat perangsang. Namja itu sudah memaafkanya. Ia mengakui dirinya menginginkan Yunho.

Demi Tuhan, beberapa kali dirinya membayangkan mendengar pengakuan itu dari Jaejoong? " Tahukah kau, betapa kau sangat membuatku bahagia, Boo?"

Kini giliran Jaejoong yang terkejut, Yunho terdengar begitu tulus." Benarkah?"

" Sudah lama aku ingin memelukmu seperti ini, menciummu." Yunho melakukanya. " Aku sangat ingin menyentuhmu, mencintaimu. Dan aku akan melakukan apapun yang bisa kulakukan untuk membujukmu tetap tinggal di Jepang selamanya. Aku akan melakukan apa saja untuk meyakinkanmu bahwa kau milikku."

" Apakah apakah itu lamaran?" Jaejoong berbisik ragu, tidak percaya.

" Aku ingin kau selalu bersamaku."

"Tapi apakah itu lamaran, Yunho." tanya Jaejoong lebih tegas.

Sialan! " Jaejoongie, kau tahu aku tidak bisa menikahimu. Kau tahu apa yang ku minta."

Jaejoong menegang, merasa seolah dadanya merasa sesak. Tempramenya yang muncul ketika ia berada dalam posisi intim ini tidak membantu.

" Biarkan aku berdiri, Yunho."

" Jae, tolonglah ..."

" Sialan kau, biarkan aku berdiri"
Jaejoong mendorong cukup kuat untuk menyelinap keluar dari pelukan Yunho dan bergegas duduk. Rambutnya yang panjang menampar Yunho ketika Jaejoong berputar menghadap Yunho lagi. Ketelanjangan dan kerapuhan sama sekali tidak dipikirkanya.

" Aku ingin anak anakku memiliki ayah Yunho"

Yunho menaikkan alisnya, namun tetap menjawab. " Aku akan menyayangi anak anakmu"

" Itu tidak sama, dan kau tahu itu. Aku cukup baik untuk menjadi simpananmu tapi tidak menjadi istrimu, bukan? Apakah kau tahu itu sangat menghina?"

" Menghina, tidak, tidak ketika aku sama sekali tidak peduli dengan istri, karena dia hanyalah sarana untuk mendapatkan ahli waris dan memenuhi kewajibanku. Kaulah yang kupedulikan. Aku ingin kau menjadi bagian dalam hidupku."

Jaejoong membelalak ke arah pintu, tetapi amarahnya mulai memudar. Ya tuhan, Yunho tahu apa yang harus di ucapkan untuk menyentuh hatinya. Jaejoong mencintainya. Yang diinginkan Yunho sama dengan yang diinginkan Jaejong, jadi bagian dalam hidup Yunho. Ketidak pedulian Yunho pada istri ...Well, Jaejoong akan merasa kasihan pada istri Yunho kalau dia bukan Jaejoong sendiri.

Jaejoong tidak akan menyerah . Ia punya waktu lima bulan sampai musim semi untuk menjadi penting untuk Yunho, membuat Yunho merasa lebih peduli tentang dirinya, membuat Yunho begitu mencintainya hingga pria itu berani menentang masyarakat yang menyatakan pangeran tidak bisa menikahi rakyat jelata. Apalagi seorang namja. Seperti yang dikira Yunho tentang Jaejoong. Biarkan Yunho terkejut nanti ketika tahu status Jaejoong setara denganya.

Jaejoong mengulurkan tangan menyentuh Yunho, dan Yunho menangkapnya, mencium telapak tangan Jaejoong. " Aku minta maaf," kata Jaejoong lembut. " Aku lupa kau punya tanggung jawab. Tapi kalau bisa hamil,dan anak pertamaku lahir, Yunho, aku ingin menikah, kalau bukan denganmu, maka dengan orang lain."

" Tidak."

" Tidak?"

" Tidak!" kata Yunho tegas, menarik Jaejoong kearahnya. " Kau tidak akan menikah, tidak akan pernah."

Jaejoong diam saja menyaksikan sikap posesif liar itu. Ia hanya tersenyum, kini merasa senang tidak memberi tahu Yunho bahwa ia mengandung anak pertamanya, walaupun tidak lama lagi Yunho akan tahu.

Dan ketika pria itu tahu, semoga Yunho ingat dengan apa yang dikatakan Jaejoong, bahwa Jaejoong akan memiliki suami, bagaimanapun caranya. Gertakan yang bagus, tetapi tentu saja yunho tidak menyadarinya.

    ~~~*~~~

Jas soft pink itu indah, tidak seperti pakaian yang akan dipilih Jaejoong sendiri, warna itu terlalu lembut untuk ukuran seorang pria. Kemeja dalan putih dan dasi kupu kupu yang membuatnya terlihat semakin menggemaskan jauh dari kata manly dengan rambut almod dipotong rapi di atas bahu jangan lupakan poni yang menutupi alis dan menjuntai di atas mata hitam yang menggemaskan, seperti anak kucing yang ingin di pungut, membuat orang rela memandangnya dua kali untuk memeperhatikan wajah cantiknya.

Dan Yunho tadi masuk untuk memberitahunya bahwa mereka akan menghadiri pesta yang di adakan perusahaan, dan tentunya para bangsawan, pejabat dan artis akan datang ke acara yang di adakan salah satu bangsawan kaya.

Jaejoong merasa gugup, sudah sangat lama ia tidak menghadiri pesta, dan ini Jepang bukan negaranya. Apakah Yunho akan memperkenalkanya sebagai simpananya, mengingat akhir akhir ini pria itu memperlakukanya seperti itu. Ia di beri kamar yang biasanya di tempati nyonya rumah, tapi ia jarang tidur disini, apakah Yunho akan membawanya ke kamarnya nanti malam.

Ketakutanya menghilang, dan ia tersenyum lebar. Oh ,ia sangat bahagia menghabiskan sepanjang malam bersama pria itu, di sambut senyuman pria itu setiap kali Jaejoong terjaga, ciuman yang mengarah ke hal hal lain . . . Jaejoong tidak ragu ia bahagia telah membuat keputusan ini. ia bahagia ,itulah yang penting saat ini.

Yunho menunggunya di dasar tangga, mengulurkan jubah bulu putih berhias satin putih, yang di sampirkan di bahunya Jaejoong sebelum menyerahkan penutup telinga senada.

" Kau memanjakanku, Yunho."

" Itulah niatku, mungil." sahut Yunho serius, senyumnya hangat, matanya memuji penampilan yang di tambilkan Jaejoong.

Yunho sendiri sangat mengesankan dalam seragam yang lain, jas hitam yang selalu membuatnya menawan. Serta jaket putih untuk melindunginya dari cuaca dingin.

Jaejoong sangat menawan, dan Yunho teringat jelas pada potret yang di lukis Jessica, yang kini tergantung si ruang kerja Yunho dan membuat Yunho resah setiap kali menatapnya. Tidak akan yang mengira Jaejoong pelayan ,atau artis atau apapun. Tidak saat penampilanya seperti saat ini.
Sadar bahwa Jaejoong bukan bangsawan , bagaimana kalau Yunho salah? Perutnya melilit. Tidak, ia tidak mungkin salah . Tapi mengajak Jaejoong kepertemuan sebesar itu pada kali pertama pemunculanya di depan publik bukan ide bagus.

Yunho hanya ingin membuat Jaejoong senang. Menuruti saran Subaru untuk memperlakukan Jaejoong seperti bangsawan, memaerkan Jaejoong bukanya menyembunyikan di balik pintu tertutup. Tetapi tiba tiba saja Yunho takut membagi Jaejoong dengan orang lain.

" Kurasa kau akan mengenalkanku pada orang orang, Yunho. Jadi, katakan padaku aku akan menjadi siapa?"

Apa Jaejoong bisa membaca pikiranya. " Menjadi apa yang kau katakan, Kim Jaejoong ,, Lord St, John."

" Aku tidak akan mengatakan seperti itu, tapi kalau kau bermaksud memperkenalkanku seperti itu, aku tidak bisa membantahnya."

Jaejoong sedang menggodanya, kenapa Jaejoong menggodanya, apa lagi menyangkut identitas namja itu ?
" Jaejoongie, apakah kau ingin menghadiri acara ini?"

" Dan tidak memamerkan penampilanku ini? astaga sudah lama sekali sejak aku menghadiri pesta, tentu saja aku ingin pergi."

Namja itu mulai lagi mencecerkan sedikit informasi tantang kehidupanya yang tidak mungkin benar, Yunho sibuk dengan pemikiranya apakah ia akan membatalkan membawa ini, membuat Jaejoong kecewa dan kembali membawanya pulang.

Mobil berhenti Yunho semakin bingung, dengan sikap namja itu yang blak blakan mungkin akan membuat beberapa masalah disini .

" Kau tahu bagaimana ... Maksudku kau tidak akan menimbulkan ..."

"  Apakah yang kau cemaskan, Yunho?" Jaejoong tersenyum lebar padanya, tiba tiba menyadari apa yang membuat Yunho resah.

"Tidak apa apa," elak Yunho membantu Jaejoong turun dari mobil.

Mereka berjalan beriringan menaiki tangga, menyerahkan mantel kepadal seorang pelayan. Yunho membimbing Jaejoong semakin kedalam ke ruangan yang sama besarnya seperti Estat Yunho.

Pria itu memperkenalkan Jaejoong sebagai Kim Jaejoong, lord St, john. Jaejoong terkesan ketika memandang berkeliling, ruangan itu luar biasa tepat untuk mengadakan pesta sebesar ini.

Yunho mengambil gelas dari salah seorang pelayan yang kebetuan lewat, dan meminumnya sekali tegug.

" Gugup, Yunho?"

" Apa yang bisa membuatku gugup?"

" Oh aku tidak tahu, mungkin aku akan membuatmu malu di antara teman temanmu disini. Bagaimanapun juga, apa yang di ketahui rakyat jelata di tengah tengah masyarakat terhormat seperti ini? Berikan pakaian indah untuknya, tapi ia tetap rakyat jelata bukan?"

Yunho tidak tahu suasana hati Jaejoong, namja itu tidak marah. Ekspresinya penuh humor , tetapi guraunya jelas sinis.

" Yunho, kenapa kau tidak memberitahuku kau akan datang malam ini? Aku pasti . . .Oh, apakah aku menganggu?"

" Tidak Subaru, tidak ada yang penting," sahut Yunho lega. " Jaejoong, mari ku kenalkan pangeran Subaru Lord Dashkop."

"  Jaejoong?" Jaejoong melirik Jaejoong sekilas lalu matanya melebar ketika menoleh kepada Yunho. " Bukan Jaejoong yang itu? Tapi aku menyangka ... Maksudku . . .." melihat Yunho yang memberenggut Subaru terdiam, wajahnya merona.

" Kau sudah bicara tanpa berpikir bukan, Lord Dashkop." kata Jaejoong. " Biar ku tebak, karena Yunho sudah jelas bercerita kepadamu tentang aku, kau mungkin mengharapkan seseorang yang lebih menarik? Tapi kami semua tidak mungkin tumbuh menjadi seseorang yang sangat menarik, my lord, sayang sekali. Kelihatanya minat Yunho padaku tidak lebih besar dari keherananku sendiri, itu bisa ku pastikan kepadamu."

" Boojae, tolonglah , aku bisa membuat temanku ini memotong lidahnya demi supaya kau puas. Dia tidak sadar kau sedang menggodanya."

" Omong omong Yunho. Dia tahu aku hanya bercanda, dia hanya malu mengabaikanku pada pandangan pertama."

" Kesalahan yang tidak akan ku lakukan lagi, Jaejoongie. Aku bersumpah pada Tuhan!" Subaru meyakinkan dengan penuh semangat.

Jaejoong tidak bisa menahan diri. Ia tertawa senang, membuat Subaru tercenggang seolah menyadari sesuatu yang baru.

Yunho juga terpengarus suara gembira itu. Yunho suka mendengar tawa Jaejoong, walaupun hal itu membuatnya merasakan kehangatan yang sama sekali tidak sesuai dengan tempat ini.

Yunho menarik Jaejoong kearahnya, lenganya merangkul pinggang namja itu, dan berbisik serak di telinganya. " Kalau kau melakukanya lagi mungil, kau akan menempatkanmu dalam kesulitan yang selalu ku alami ketika bersamamu, menginginkan tempat tempat tidur yang tidak ada di dekat sini."

Jaejoong mendongak menatap Yunho terkejut, melihat pria itu serius, dan wajahnya merona manis sampai Yunho menunduk menciumnya, tidak peduli dimana mereka berada saat itu dan siapa yang menyaksikan mereka. Kata kata Subaru yang datar menghentikan mereka.

" Aku akan mencegahmu membuat dirimu dirimu terlihat mabuk kepayang, Yunho, dengan berdansa dengan pasanganmu, itupun kalau kau tidak keberatan."

" Aku keberatan," Sahut Yunho ketus.

" Tapi aku tidak," Jaejoong menambahkan, melangkah keluar dari pelukan Yunho dan tersenyum hangat kepada Subaru. " Tapi aku peringatkan bahwa ada orang yang akan memberitahumu bahwa aku tidak mungkin tahu cara berdansa, Lord Daskov. Apakah kau bersedia menanggung resiko kakimu mengetahui yang sebenarnya?"

" Dengan segala senang hati."
Subaru menuntun Jaejoong ke lantai dansa sebelum Yunho bisa memprotes lagi. Ia menatap mereka tidak sadar wajahnya memberenggut. Berusaha keras untuk tidak menarik Jaejong kembali lagi kesisinya, seperti niatnya semula. Itu hanya Subaru, Yunho mengingatkan diri sendiri.

Subaru tidak akan merayu Jaejoong. Tetapi Yunho tidak suka melihat lengan pria lain di tubuh Jaejoong, bahkan lengan temanya.

Sepuluh menit kemudian, ketika Subaru kembali sendirian, Yunho meledak. " Apa maksudmu menyerahkan Jaejoong kepada Aleksandr?"

" Tenanglah, Yunho. " Kata Subaru kaget. " Kau melihat pria itu menyudutkan kami sebelum kami meninggalkan lantai dansa. Apa yang bisa ku lakukan kalau Jaejoong setuju berdanda lagi?"

"Seharusnya kau memperingatkan, Aleksandr."

" Dia tidak berbahaya, dan ..." Subaru harus memutar tubuh Yunho ketika Yunho hendak berjalan ke lantai dansa. Subaru menariknya ke samping ,jauh dari telinga telinga yang penasaran.

" Kau sudah gila? Kau akan membuat keributan hanya karena Jaejoong berdansa dan bersenang senang? Demi Tuhan, Jung, ada apa denganmu?"

Yunho menatap Subaru dengan tajam, lalu menghembuskan nafas dengan pelan. " Kau benar. Aku . . . oh, persetan, mabuk kepayang istilah yang terlalu remeh." iya tersenyum meminta maaf.

" Apakah kau belum berhasil menaklukan Namja itu?"

" Kenapa? Menurutmu hal itu bisa mengurangi obsesiku? Kuyakinkan padamu tidak akan."

" Kalau begitu temanku, hal yang kau butuhkan adalah gangguan. Nicole ada disini, kalau kau tidak sadar."

" Aku tidak tertarik."
" Tidak, bodoh, aku tahu itu," sergah Subaru tak sabar. " Tapi dia sudah menyempitkan pilihan dan akhirnya punya nama untukmu, atau begitulah yang di katakanya padaku tadi. Calon pengantin sempurna untukmu. Ingat, kau memintaku . . ."

" Lupakan saja." sela Yunho tajam. " Aku sudah memutuskan untuk tidak menikah."

" Mwo...?"
" Kau mendengarku kalau aku tidak bisa menikahi Jaejoong, aku tidak akan menikah sama sekali."

" Tapi kau tidak mungkin serius!" Subaru memprotes. " Bagaimana dengan ahli waris yang kau butuhkan?"

" Tanpa istri, akan sangat wajah aku mengadopsi anak anak dan Jaejoong pasti akan setuju."

" Kau benar benar serius bukan?"

" Diam," Desis Yunho. " Aleksandr membawanya kembali kesini."

Selama satu jam berikutnya Yunho tidak membiarkan Jaejong luput dari pandanganya, dan Jaejong sangat menikmatinya setiap saat. Yunho terus berdansa denganya, menggodanya tanpa ampun tentang menginjak kakinya. Sementara Jaejoong tidak melakukanya, tidak sekalipun.

Suasana hati Yunho sedang sangat baik, dan Jaejoong bersenang senang sampai Yunho meninggalkan Jaejoong dalam pengawasan Subaru sementara pria itu pergi untuk mengambil minuman dingin untuk mereka , dan Subaru langsung di kendalikan seorang countess pemberani yang tidak menerima penolakan dan menyeret Subaru ke lantai dansa.

Kalau Subaru masih ada disana, pria itu akan menjauhkanya dari sekelompok tukang gosip yang berdiri di belakang Jaejoong, yang sepertinya tidak peduli Jaejoong dalam jarak dengar. Seharusnya Jaejoong sendiri menjauh, tapi awalnya ia merasa tertarik mendengarnya.

" Tapi miss, dia orang korea, salah satu kerabat Yunho dari pihak ibunya. Kalau tidak kenapa Yunho menjaganya begitu ketat?"

" Untuk membuat Ahra cemburu, tentu saja tidak mungkin bukan pangeran menyukai namja, tidak masuk akal. Apa kau tidak lihat Ahra datang bersama tunanganya? Pastinya Yunho ingin membuat Ahra cemburu."

" Omong kosong. Kalau Yunho ingin membuat Ahra cemburu, dia bisa mendekati Nicole. Wanita itu juga ada disini, kau tahu. Bagaimanapun juga Ahra tahu Nivole simpanan Yunho. Dan sudah pasti tahu, Yunho mengunjungi Nicole setelah  Ahra memutuskan bertunangan dengan count Lysenco dan bukan Yunho. Kau sudah dengar betapa marahnya Yunho tentang hal itu?"

" Tidak marah, anak malang itu hanya tertekan sampai dia datang ke Estat keluarganya di Yokohama dan jarang meninggalkan rumah selama tiga bulan."

" Well, tentu saja dia sudah sembuh dari depresinya malam ini."

" Tentu saja. Kau tidak berpikir dia ingin  Ahra tahu betapa depresi dirinya, bukan? Sayang sekali Ahra mengakhiri hubunganya dengan memperkenalkan tunanganya kepada Yunho. Dan itu setelah Yunho datang ke Tokyo hanya untuk melanjutkan hubungan mereka."

" Kalau begitu menurutmu Yunho masih mencintainya?"

" Kau tidak berpikir begitu? Lihat saja dia, dia dekat piano sana. Katakan padaku pria mana yang tidak mencintainya?"

Jaejoong tidak bisa menahan diri untuk ikut memandang Ahra. Ia cepat cepat berpaling, dan berjalan pergi sampai tidak bisa menguping. Tetapi kerusakan telah terjadi. Putri Ahra adalah wanita cantik, apakah Yunho masih mencintai wanita itu?

Yunho memanfaatkanmu, Jaejoong, dan berbohong kepadamu tentang keluar negri. Kenapa? Apa dia begitu kecewa pada sang putri sampai dia lupa memulangkanmu tepat pada waktunya? Kenapa Yunho merepotkan diri denganmu? Kenapa dia berpura pura menginginkanmu sementara kau bahkan tidak bisa di bandingkan dengan putri Go Ahra.

"Lord kim, ?"

Jaejoong hampir tidak berbalik karena sudah lama tidak di panggil seperti itu. Tetapi ia berbalik,  mengenali suara itu. Ia menggerang dalam hati.

Tapi pria itu berhenti melangkah bebetapa meter disana, wajahnya memucat mendengar cara pria itu memanggil Jaejoong.

Jaejoong tidak bisa mencemaskan Yunho sekarang. Ia harus menghadapi duta besar terlebih dahulu, teman baik ayahnya, demi Tuhan, bagaimana ia sampai melupakan kemungkinan bertemu dengan pria itu disini.?

" Benar benar kejutan Lord ..."

" Kau terkejut! Aku tidak mempercayai mataku ketika melihatmu berdansa tadi. Kubilang tidak, itu tidak mungkin si kecil Jaejoongie, tapi ini memang kau, demi Tuhan sedang apa kau di Jepang?"

" Ceritanya panjang", elak Jaejoong, langsung mengubah topik pembicaraan. " Saya rasa , Anda belum mendengar kabar dari ayah saya?"

" Sudah dan aku harus memberitahumu ..."

" Apakah beliau menyebut adikku, pernikahanya, mungkin?"

Kali ini Jaejoong berhasil mengalihkan perhatian pria itu." Sebanarnya Junsu sudah kawin lari dengan Lord seymour, park Yoochun. Ingat pria itu? Pemuda yang cukup baik. Tetapi earl marah besar, tentu saja , sampai ia mengetahui beberapa informasi yang di dengar lord Seymour, sama sekali salah."

" Mwo," Jaejoong hampir memekik kaget." maksud anda semua ini sia sia?"

" Apakah kau tidak tahu tentang itu," cetus pria itu. " Ayahmu hanya menyebut pernikahan adikmu dan kau yang tiba tiba menghilang, karena kalian berdua menghilang di hari yang sama. Hyunjoon menduga adikmu kawin lari, kau tahu, jadi sesaat dia mengira kau ikut bersama dengan mereka sebagai pendamping. Ketika pasangan baru itu kembali dua minggu kemudian, dia baru sadar. Mereka mengira kau sudah meninggal, sayang."

" Saya ...ah, surat saya yang menjelaskan semuanya pasti hilang di suatu tempat. Oh, ini mengerikan!"

" Mungkin kau perlu menulis surat lagi kepada ayahmu atau menghubunginya," kata Yunho kaku akhirnya melangkah maju.

Jaejoong menoleh dan melihat Yunho sudah pulih dari kekagetanya. Malah kalau ekspresinya di jadikan petunjuk, kelihatan emosinya yang terkenal itu akan meledak. Nah, kenapa pula pria itu harus marah?

" Yunho, anakku. Kau sudah mengenal lord St John, bukan? Aku melihat kalian berdua berdansa tadi."

" Ya, Lord kim dan saya sudah pernah bertemu, dan kalau anda tidak keberata, Duta besar, saya ingin berbicara sebentar denganya?"

Yunho tidak memberi kesempatan pada duta besar memprotes, apalagi pada Jaejoong, karena ia langsung menyeret Jaejoong keluar dari ruang pesta dan keluar dari bangunan itu. Di tangga di luar , Jaejoong menarik nafas, tetapi ketika ia hendak mengomeli Yunho, ia di dorong ke dalam mobil dan Yunholah yang pertama kali berbicara.

" jadi semua itu benar. Semuanya benar! Apakah kau tahu apa yang sudah kau lakukan, Lord St. John? Apakah kau tahu akibatnya ..."

" Memangnya apa yang sudah ku lakukan? " Jaejoong terkesiap tidak percaya." Apa yang kau bicarakan? Aku sudah memberitahumu siapa aku. Kaulah orang yang sok tau yang tidak percaya padaku."

" Kau bisa saja menyakinkanku! Kau bisa saja memberitahuku apa yang sedang dilakukan putra seorang earl di tengah jalan, memakai kain rombengan, sendirian."

" Tapi aku sudah menceritakan semuanya. Dan yang ku kenakan itu bukan kain rombengan, tetapi seragam pelayanku, sudah kukatakan padamu"

" Kau tidak mengatakannya padaku!"

" Sudah! Kukatakan padamu aku menyamar untuk menguntit adikku, karena aku merasa dia akan kawin lari. Dan kau tahu Junsu memang kawin lari. Dan aku bisa saja mencegahnya kalau bukan karena kau."

" Jae, kau tidak mengatakan apapun  tentang itu kepadaku!"

" Sudah kubilang aku sudah menceritakanya kepadamu, pasti begitu." Melihat Yunho yang terus melotot Jaejoong membentak.
" Well, apa bedanya? Aku sudah menyebut namaku, statusku. Aku bahkan menyebutkan ketrampilanku, dan aku sudah membuktikan beberapa di antaranya dengan baik. Tapi sampai hari ini, aku terlalu keras kepala untuk menerima kenyataan. Demi Tuhan, Leeteuk benar, kalian orang orang Jepang layak mendapatkan penghargaan tertinggi karena perpegangan teguh dengan kesan pertama."

" Kau sudah selesai?"
" Sepertinya begitu," sahut Jaejoong kaku.

" Baiklah, besok kita akan menikah."
"Tidak."

" Tidak," Yunho berteriak lagi. " Baru kemaren kau ingin menikah denganku, kau bahkan marah ketika aku menjelaskan itu tidak mungkin."

" Tepat sekali." balas Jaejoong, matanya berkilat kilat basah. " kemaren aku tidak cukup baik bagimu. Hari ini tiba tiba aku cuku baik. Well, tidak, terima kasih. Aku tidak akan menikah denganmu dalam situasi apapun."

Yunho memalingkan wajah melotot marah ke kuar jendela mobil. Jaejoong melakukan hal yang sama.

Kalau ia mengenal Yunho lebih baik, walaupun hanya sedikit, ia pasti sadar bahwa amarah Yunho tidak di tunjukkan kepadanya, tetapi pada dirinya sendiri. Tetapi Jaejoong tidak tahu itu. Dan ia menganggap serius kata kata Yunho.
Berani beraninya Yunho menyalahkanya ? Berani beraninya menyarankan menikah denganya sekarang, sementara Yunho tidak mencintainya, sementara itu hanya untuk memuaskan perasaan bersalahnya? Tidak, terima kasih. Ia tidak membutuhkan rasa kasihan Yunho.

Jaejoong tidak membutuhkan suami yang menikahinya karena pria itu terpaksa. Jaejoong punya harga diri yang lebih dari itu, Demi Tuhan.


               ~TBC~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar