Sabtu, 30 Mei 2015

The Mysterious Man chap 20 and.


Title   : THE MISTERIOUS MAN
Author : Sulis Kim
Main cast:   Jung Yunho
                   Kim Jaejoong
             Hankyung &Heechul
                 Yoochun & Junsu
                        Other

Rate   : M 18+
Genre : Romace, Fiction

          WARNING

SANDURAN, novel The Dangerous Lord. Sabrina Jeffries.
Dengan banyak perubahan untuk menyesuaikan alur cerita dengan pemeran Favorite saya.

GS for uke. Jika tidak suka jangan dibaca, author cinta damai. Saya masih butuh banyak belajar, apabila ada kesalahan typo dan lainya mohon di maklumi, menerima saran dan kritik yang membangun. Terimakasih.

Happy reading ....!!!
 
 
 

Wanita itu berhenti di depan Jaejoong dan melayangkan tatapan menghina yang diingat Jaejoong dengan terlalu baik. " Ini sangat menghibur ,Mrs. Jung." Ia mengatakan gelar Jaejoong dengan penuh cemohan. " Tetapi kau tidak dapat membodohiku dengan berbicara tentang karakter suamimu yang baik ini. Aku mendengar sejarah tentang dirinya yang memaksa dirinya kepada wanita wanita tak berdaya. Kau menyebutkan wanita dalam kolommu, seperti yang ku ingat. Dan pamanya sendiri mengklaim Yunho melarikan diri dari Korea setelah menyerang bibinya. Aku yakin kau pasti tahu maksudku."

Kaheningan tercipta di tengah kerumunan karena kekejam Mrs. Lee yang di sengaja. Tidak seorangpun wanita yang memiliki perasaan akan menyebutkan sebuah tuduhan mengerikan seperti itu tentang seorang pria kepada istrinya.

Untuk sedetik Jaejoong seolah kembali kedalam perpustakaan keluarga Lee ketika sang istri telah membuat tuduhan tuduhan kejam itu kepada Ayahnya dan mempermalukanya.

Tetapi memikirkan Yunho, menguatkan Jaejoong. Wanita tua jahat ini benci kepada semua wanita yang membuat suaminya berhasrat kepada mereka, baik para wanita itu membalas hasrat pria itu atau tidak. Dan sekarang wanita itu berusaha menggunakan Yunho untuk merendahkan Jaejoong di depan umum.

Jaejoong menatap Mrs. Lee dengan tatapan dingin. " Paman Yunho? Maksudmu. Mr Jung Sangwoo?"

" Kau tahu siapa yang ku maksud."

Jaejoong melayangkan tatapan iba kepada wanita itu. "Laki laki yang malang itu. Apakah dia masih mengulang ulang cerita itu setelah bertahun tahun? Ini menyedihkan sekali. Dia belum pernah sembuh setelah kematian istrinya, kau tahu. Kurasa dia menyalahkan dirinya sendiri, meski kematian itu murni kecelakaan. Istrinya jatuh dan kepalanya terbentur di tempat tidurnya. Mereka sedang bertengkar ...atau semacam itu, wanita simpananya memberitahuku."

Pertanyaan itu membuat Wanita itu terkejut. " Wanita simpananya?"

" Wah, ya." Jaejoong berharap Nona Kwon akan memaafkanya karena hal ini selama semua nama tidak disebutkan." Wanita yang kusebutkan di surat kabar itu, wanita yang di Gangnam Street? Ternyata aku menyalahartikan hubunganya dengan suamiku. Suamiku membantunya karena wanita itu telah menjadi simpanan Paman Sangwoo untuk beberapa lama dan sedang dalam kesulitan besar. Dia meninggalkan Paman Sangwoo karena tidak tahan menanggung penderitaan pria itu lebih lama lagi. Aku sendiri berbicara denganya tentang semua itu."

"K-kau bicara denganya"? Wanita itu tergagap.

Tidak seorangpun wanita pernah berbicara dengan seseorang yang dianggap menjadi wanita simpanan suaminya, dan Jaejoong berdoa agar hak itu memberikan kepercayaan terhadap klaimnya.

" Ya, aku ingin mengetahui apakah aku dapat melakukan apa saja untuk membantu paman Sangwoo menghadapi kesedihannya. Bagaimanapun dia adalah keluarga. Yunho dan aku sama sama menaruh perhatian besar terhadapnya. Akal sehat pria malang itu tampaknya telah terganggu." Jaejoong mencondongkan badan kedepan dan merendahkan suaranya seolah olah telah memberitahukan sebuah rahasia besar.

" Dia memiliki beberapa pemikiran bahwa dia harus mewarisi Jung Corp, dari pada suamiku. Dapatkah kau percaya itu, Mrs. Lee?"

Pertanyaan itu mengundang bisik bisikan, seperti yang Jaejoong harapkan. Beberapa pemikiran seperti itu dengan tegas menyinggung keyakinan teguh tentang hak anak sulung. Lagi pula, semua orang menganggap bahwa wilayah itu diperuntukkan bagi penerus Yunho. Jadi pemikiran Jung Sangwoo hanya membuktikan ketidak warasanya.

" Itu tidak menjelaskan suamimu pergi dari Korea." Mrs. Lee itu bersikeras.

Yang mengejutkan Jaejoong, Narsya menjawab pertanyaan itu. " Dia meninggalkan Kores untuk berjuang melawan pembetontak, menjadi FBI , tentu saja. Semua orang tahu itu. Ayahnya ...sungguh pria itu bijaksana ...menolak untuk mengirimkan anaknya bergabung dengan ketentaraan, tetapi anak laki laki akan tetap menjadi anak laki laki, dan Yunho ingin mengabdikan hidupnya agar berguna dan mengabdi pada negara. Meskipun itu tidak di wilayah Korea."

" Sungguh , Narsya," balas Mrs. Lee, " Apakah kau mengharapkan kami semua untuk percaya bahwa seorang penerus Jung .."

" Tanyakan saja pada Song Jongki, mantan pemimpin mata mata Korea kalau kau lupa siapa dia. " Heechul menimpali. " Hanya beberapa waktu lalu, dia menyebutkan pengabdian Jung Yunho kepada suamiku. Dia berkata, inggris tidak akan memenangkan beperangan tanpa Jung Yunho."

Meski tampak ragu, Mrs Lee dengan jelas menyadari dirinya kalah pendukung. Sambil melayangkan pandangan ketus kepada mereka semua, ia mengangkat dagunya dan berjalan pergi.

Jaejoong nyaris pingsan. Ya, Tuhan, ia berharap tidak pernah berurusan lagi dengan wanita itu.

Narsya memandang sekilas wajah pucat Jaejoong, dan mencengkeran lengan Jaejoong. " Ayo ceritakan lebih banyak lagi kepadaku tentang suamimu yang merepotkan itu." katanya sambil menyeret Jaejoong pergi dari kerumunan. " Aku ingin tahu semua detailnya."

Dengan lega Jaejoong membiarkan wanita itu membimbingnya pergi dari yang lain. Segera setelah mereka jauh dari jangkauan orang yang bisa mendengar, Jaejoong bertanya dengan suara pelan. " Apakah menurutmu mereka mempercayaiku?"

" Mereka yang tidak percaya akan menyimpanya untuk mereka sendiri. " Narsya menepuk tangan Jaejoong. " Kau melakukanya dengan sangat baik, sayangku. Sekarang kau harus menyerahkan masalah itu pada sang penyebar gosip. Di tambah lagi dengan kasih sayangmu yang tampak jelas kepada Jung tua itu, ceritamu seharusnya mendapatkan lebih banyak kepercayaan lagi daripada cerita Sangwoo pada waktunya nanti. Jadi tenanglah. Kau sudah menang."

Jaejoong berharap hal itu benar. Yunho tekah cukup menderita. Jaejoong dengan cepat memanjatkan doa.

" Sekarang ceritakan padaku, berapa banyak kebenaran dalam dongeng yang kau ceritakan itu?" tanya Narsya.

Jaejoong terbelalak. " Apa? Kau tidak mempercayaiku?"

Narsya tertawa. " Tidak sepatah katapun. Yah, kecuali untuk bagian karakrter suamimu. Aku anggap kau merasa puas dengan suamimu yang merepotkan.?"

Senyum malu malu merayapi wajah Jaejoong. " Sangat puas."

" Aku senang mendengarnya. Berapa wanita muda tidak dapat mengenali laki laki baik baik bahkan ketika tanganya berada di pangkuan mereka."

Jaejoong meremas tangan Narsya. " Terima kasih."

Narsya sedikit mengangkat bahunya . " Sama sama, Mr,X. Dan jika kau memerlukan seseorang unyuk menulis kolom untukmu ..."

Jaejoong tertawa. " Tidak usah khawatir, kau satu satunya orang yang kupertimbangkan."


             ~*~

Tanpa memedulikan suara musik yang keras dan suara kaki berdansa di ruang dansa, Yunho dan Yoochun berdiri dian di ruang baca yang sepi. Yunho baru saja menyeselaikan ceritanya, kagum dengan betapa lebih mudah menyeritakan untuk kedua kalinya.

Yoochun menatap Yunho lama. Dia telah bertanya ini,itu,tetapi belum mengomentari satupun yang mungkin akan menunjukkan pikiranya, dan hal itu mencemaskan Yunho.

Akhirnya temanya mendesah. " Ya, Tuhan, kuharap aku mengetahuinya sejak dulu. Kau pasti sangat menderita!"

Reaksi itu membuat Yunho tertegun Yunho mengira Yoochun akan lebih terkejut, lebih jijik. Tetapi tampaknya istrinya bijaksana dalam masalah ini seperti dalam segaka hal lainya. Teman temanya hanya peduli padanya. Dan mereka memahami seperti halnya Jaejoong.

" Seharusnya kau memberitahuku lebih dulu. Seandainya aku tahu, aku bisa membantumu. Bagaimanapun aku mengenalmu begitu lama."

Yunho mengangkat bahu. " Malu. Rasa bersalah. Aku membenci diriku sendiri. Dan aku tidak mempercayai bahwa teman temanku akan mengubah perasaanku."

" Tetapi sesuatu telah mengubahmu, bukan?"

Sebuah senyum menghiasi bibir Yunho. " Ya. Istriku. Dia akhirnya membuatku menerima bahwa semua orang membuat kesalahan."

" Istrimu adalah seorang yang luar biasa. Hampir seluar biasa istriku."

" Ya, aku tahu." Bagi Yunho, Jaejoong lebih luar biasa, tetapi ia ragu jika Yoochun akan setuju.

" Tentang pamanmu ..." nada suara Yoochun mengeras. " Kau tidak boleh membiarkanya menang dalam hal ini. Bahkan seandainya aku tidak mengetahui kebenaranya, aku akan menganggap sebuah perbuatan keji baginya untuk mendapatkan Jung Corp. Aku bertanya tanya mengapa ayahmu pernah mempertimbangkan hal tersebut."

Yunho mengabaikan tusukan rasa sakit tiba tiba di hatinya. " Dia berpikir aku lebih tidak pantas untuk posisi itu di daripada pamanku."

" Itu tidak benar." mata Yoochun menyipit. " Jika dia berpikiran begitu, dia akan menanggalkan hak warisanmu secara keseluruhan, tetapi dia tidak melakukanya. Apakah dia membuat surat wasiat sebagai suatu cara membuatmu melihat tanggung jawab? Saat dia meninggal, dia tidak tahu sama sekali kemana kau pergi ataukan kau akan kembali. Mungkin ayahmu takut kau tidak akan kembali tanpa alasan yang bagus."

Yunho tidak pernah mempertimbangkanya, tetapi itu masuk akal. " Mungkin kau benar, kawanku. Bagaimanapun kita tidak akan pernah tahu. Sekarang aku lebih menaruh perhatianku untuk memastikan Jaejoong tidak mengalami rumor buruk seperti yang aku alami. Waktunya kita kembali keruang dansa."

Ketika Yunho kembali keruang dansa beberapa menit mekudian, Yunho dengan cepat memperhatikan perubahan dari cara orang orang bersikap kepadanya. Dan bergabung dengan Hankyung di dekat meja minuman.

Yunho tidak perlu bertanya tanya dapa yang terjadi. Heechul dan Junsu menghampiri mereka bertiga. " Kemana saja kalian berdua?" tanya Heechul. "Kalian ketinggalan semuanya."

" Oh?" tanya Yoochun, saling bertukar pandang dengan Yunho.

" Istrimu luar biasa. " Junsu memberitahu.

" Aku sudah tahu itu, percayalah. Apa yang telah dia lakukan sekarang?"

" Yah, kau tidak perlu menghawatirkan lagi gosip yang disebarkan pamanmu," tandas Heechul.

Perlu waktu beberapa menit bagi Heechul dan Junsu untuk menceritakanya. Dan mereka menceritakan dengan rinci apa yang telah Jaejoog katakan untuk menghilangkan tuduhan tuduhan paman Yunho.

Mata Heechul berseri jahil. " Aku percaya dia masih mengeluhkan tentang suaminya yang merepotkan dan bagaimana dia menikah dengan seorang pria yang mencukupi saudara saudaranya, mendukung pekerjaanya. Dan iba kepada pamanmu karena tuduhan lain."

Yunho nyaris tidak dapat bernafas, tenggorokanya seolah olah tercekik dengan rasa bangga dan cinta. Jaejoong telah berkata, ia tidak akan mengecewakan dirinya. Bagaimana Yunho bisa begitu beruntung.

Yunho memandangi Jaejoog yang sedang bercakap cakap dengan seorang pria tua, lalu melayangkan sebuah senyuman kepadanya, seolah olah meyakinkan apakah ia menyetujui taktiknya. Yunho memberi senyum balasan dan wajah Jaejoong bersinar.

Yunho merasakan tatapan yang lain kepada mereka, tetapi ia tidak peduli, yang ada dipikiranya adalah Jaejoong dan mmebawa wanita itu pulang. " Bersikap sangat tidak pantas."

Tiba tiba Yunho menangkap sesosok pria menghampiri Jaejoong, pamanya, Jung Sangwoo. Terkutuklah pria itu. " Permisi sebentar." gumam Yunho kepada teman temanya dan bergegas ke arah Jaejoong.

Pamanya mengatakan sesuatu kepada Jaejoong dan mereka keluar dari ruang dansa menyusuri lorong menuju ruang pribadi. Apa yang akan pamanya katakan kepada Jaejoong.

Yunho mendapati mereka memasuki ruang duduk di samping aula utama. Yunho bergegas kesana, tetapi kemudian pelan 0elan ketika ia mendekati pintu yang terbuka dan mendengar pamanya berkata.

" Kau tidak mau mendengarkanku, ya? Kau harus berurusan denganya. Kau harus membelanya dan membuatku tampak bodoh. Yah, kuharap kau sendiri menikmatinya, Nyonya Jung." paman Yunho mengucapkan gelar itu dengan menghina. "Kau dan kepolosanmu, jika kau mendengar keseluruhan faktanya..."

" Aku mengetahui seluruh faktanya," kata Jaejoong sengit. " dia telah memberitahuku semuanya. Terlebih lagi, jika kau ingin memberitahukan keseluruhan faktanya pada dunia, aku akan memastikan kau mundur dan terdengar bagai seekor hama pengganggu."

Yunho berhenti di pintu.

" Sebenarnya... Aku tidak ingin memberitahukan seluruh faktanya ...aku tidak berhatap menyebabkan suamiku merasa sakit lebih jauh. Tetapi jika kau sampai membuka apa yang terjadi pada malam itu di rumah kalian, aku tidak akan ragu ragu untuk mengumumkan di depan umum bahwa kau seorang penganiaya istri!"

"Hal itu tidak akan mencegah keponakanku masuk penjara karena membunuh istriku."

" Kau mungkin akan terkejut. Aku yakin wanita mantan simpananmu ...yang membencimu ...akan dengan gembira mengakui kaulah orang yang mendorong istrimu. Aku juga yakin sejumlah pelayanmu dapat beraksi atas kebijakan kejimu. Jadi silakan, coba tuduh Yunho dengan pembunuhan. Nona Kwon BoA akan dan aku akan langsung memastikan kau masuk kepenjara karena itu. Aku tidak akan membiarkanmu menyakitinya lagi!"

" Ada cara lain lagi untuk menyakitinya," kata Sangwoo dengan suara yang licik yang membuat Yunho bergitik.

" Aku bertanya tanya bagaimana perasaan keponakanku jika mengetahui aku tidur dengan istrinya? Haruskah kita mencari tahu?"

Yunho menerobos pintu, membanting dengan keras menghantam dinding sehingga pamanya berbalik saat hendak menggapai Jaejoong. " Sentuh dia," Yunho memperingatkan. " dan aku akan mencabik cabik dirimu hingga berkeping keping sehingga mereka tidak akan menemukanmu!"

Jaejoong belum pernah begitu bahagia melihat suaminya dalam hidupnya. Meskipun tak diragukan lagi ia dapat menggunakan trik lututnya. Jaejoong lebih menyukai suaminya berada di sampingnya sekarang. " Kau rupanya, Cintaku! Aku baru saja memberitahu pamanmu betapa senangnya aku bergabung dalam keluarga Jung. Tapi karena beberapa alasan, dia menolak memberiku selamat."

" Kemarilah, Jaejongie," Yunho memberi perintah meskipun tatapanya tetap tertuju pada paman Yunho. " Kita di tunggu di ruang dansa. Teman teman kita mungkin sedang mencari kita."

"Mungkin."kata Jaejoong dengan gembira bergabung dengan Yunho di pintu. Sekarang karena Yunho disini, Jaejoong merasa cukup senang dengan dirinya sendiri. Ia telah menunjukkan maksudnya kepada paman Yunho, dan memiliki kesan pasti bahwa pria itu akan enggan untuk mengganggu mereka lagi.

Tangan Yunho menutupi tangan Jaejoong di lenganya. " Apakah kau baik baik saja?"

" Sangat baik," Jaejoong meyakinkan Yunho.

Yunho mengalihkan pandanganya kepada pamanya. " Aku peringatkan kau paman Sangwoo ...aku melindungi apa yang menjadi mulikku. Jika sampai kau mendekati istriku lagi, tidak akan ada yang tersisa dari dirimu yang akan dikubur. Lakukan semaumu terhadapku, tetapi jangan ganggu dia. Apakah kau mengerti?"

Pamanya meloloti yunho. "Kita belum selesai, kau dan aku. Jung Crop mungkin akan menjadi milikku. Kau masih jarus mendapatkan penerus keturunan."

" Percayalah, aku sangat bersikeras mendapatkanya," Yunho menundukkan pandanganya dan memandangi istrinya, dan ia mungkin salah mengartikan cinta dalam tatapanya. " Jadi akan lebih baik kita segera mendapatkanya, bukan begitu sayangku?"

"Oh, tentu saja." kata Jaejoong berseri seri. " Kita harus memulainya segera.

Mereka meninggalkan paman mereka, yang melontarkan sumpah serapah terhadap mereka berdua dengan keras.

Sebelum mereka sampai di ruang dansa, entah bagaimana , Yunho membawa Jaejoong kedalam sebuah ruangan seperti senbuah ruangan kerja dan menutup pintunya, menguncinya.

" Apa yang sedang kau lakukan?" tanya Jaejoong, terkejut dengan ekspresi gelap Yunho yang tiba tiba.

" Kau harus berjanji tidak akan membirkan pria itu mendapatimu sendirian lagi. Jika dia menyakitimu aku bersumpah ..."

" Tetapi dia tidak menyakitiku."

" Berjanjilah, Jaejoongie! Atau akau akan tetap menguncimu disini sampai kau berjanji. Dan keluarga Choi akan menganggapnya aneh keesokan harinya."

" Aku berjanji," ujar Jaejoong dengan lembut. Yunho tampak lebih rilek, tetapi ketika pria itu tidak bergerak pergi ia menambahkan. " Bukankah kita seharusnya kembali keruang dansa sekarang? Kau mengatakan teman teman kita sedang menunggu kita."

" Aku bohong, lagi pula ada hal lain yang harus kita bicarakan."

" Apa itu?"

Dengan mata berkilau membahayakan, Yunho menjejaki tanganya di pipi Jaejoong. " aku dengar bahwa kau menganggapku  suami yang sangat merepotkan."

Jaejoong terkesiap. Beberapa banyak Heechul dan Junsu memberitahu Yunho? Apakah Yunho tidak menyetujui metodenya? Bagaimanapun, bagaimanapun Yunho adalah orang yang sangat tertutup.  ''Darimana kau mendengar hal itu?"

" Semua orang membicarakanya. Tampaknya kau nyaris sesibuk pamanku dalam menyebarkan gosip tentangku sore ini." Yunho mengaitkan jemarinya di ujung gaun Jaejoong dan menariknya pelan dari bahu Jaejoong.

Denyut Jaejoong semakin cepat, karena mata Yunho mencerminkan tujuan nakal yang pasti. Yunho menarik resleting gaunya. " Mereka mengatakan aku memiliki kebiasaan yang menjengkelkan yang membuatmu merasakan hal hal yang tidak seharusnya."

Yunho memaksa menggunakan kata kata Jaejoong untuk menyerang Jaejoong sendiri. " Itu memang benar." Jaejoong menempelkan tangan Yunho di payudaranya untuk merasakan debaran jantungnya. " Kau lihat? Kau melakukanya sekarang."

"Itu yang terjadi saat kau membiarkan seorang Directure yang tinggi, tegap, dan kekar memaksamu kedalam pernikahan." Yunho melarikan jemarinya di pinggiran gaun Jaejoong hingga menyusuri kepuncak payudaranya, membuat nafas Jaejoong tercekat. "  alih alih bergantung pada pengacara miskin kau telah menetapkan hatimu."

Jaejoong merona. " Apakah mereka memberitahumu setiap kata yang kukatakan?"

" Heechul memiliki daya ingat yang mengagumkan."

Yunho jelas tidak sedang marah, ia menunjukkan dengan cara yang aneh.

Yunho menanggalkan gaunya dari Bahu Jaejoong, memperlihatkan payudaranya pada tatapan Yunho yang lapar. " Aku terutama suka bagian tentanh bagaimana kau mendapati dirimu bersikap sangat tidak pantas , ketika aku di dekatmu."

Jaejoong kehilangan sebagian nafasnya. " Maksudmu ...seperti ini?" Dengan mengulurkan tangan Jaejoong mulai melepas kaitan Jas Yunho.

" Persis." Ia meraih rambut Jaejoong.

" Jangan rambutku, Yunho!" protes Jaejoong. " Aku tidak bisa menatanya kembali dengan cepat dan rapi, dan orang orang akan tahu apa yang telah kita lakukan.

Dengan senyuman jahat , Yunho mulai meraup sebagian rambut Jaejoong. " Bagus. Bagaimanapun,aku harus mengangkat reputasiku. Aku benci membuat istriku menjadi seorang pembohong." Yunho menungukan kepalanya untuk mencium leher Jaejoong. " Terutama saat dia telah memulai begitu banyak kendala untuk menghitung segala karakter jelekku."

" Aku belum mulai menghitung semuanya," kata Jaejoong menggoda saat rambutnya jatuh tergerai di sekitar bahunya. " Aku lupa menyebutkan  bagaimana kau akan bersikeras untuk mendapatkan apa yang kau mau ...kesombonganmu ...kecenderunganmu untuk memiliki waktu dan tempat yang paling tidak tepat untuk merayuku. Bolehkan aku meneruskanya?"

" Tidak sekarang, istriku sayang." bisik Yunho saat mencium tulang dada Jaejoong. " Simpan sesuatu untuk kolomu, karena sekarang aku berencana untuk menggambarkan karakter jelekku dengan melakukan sesuatu hal yang kau bilang paling menjengkelkan."

" Oh, apa itu?"

"Aku percaya kau menyebutnya, meminta haknya sebagai suami."

Dan yang membuat Jaejoong merasa sangat senang, suaminya yang merepotkan melakukan tepat seperti apa yang dikatakanya.

             Epilog

 

Kepala si kembar tiga bersaudara yang berambut hitam menunduk ke arah Jaejoong saat ia duduk di kamar tidurnya di Mantion Jung, Seoul, sambil menggendong putranya yang baru berumur tiga hari.

" Beri ruang bagi Monbin yang malang, anak anak," tegur Jaejoong saat bocah laki laki itu berkerumul di sekililingnya.

" Kalian akan memiliki banyak waktu utnuk menatapnya, aku jamin."

" Mengapa dia sangat keriput?" tanya Kimbum. " Dia kelihatan seperti seorang pria tua."

" Begitu juga kau, saat baru dilahirkan," Jaejoong memberitahunya. " Semua bayi terlihat seperti itu saat mereka pertama kali keluar."

" Apakah dia tahu kalau kami pamanya?"Tanya Myungsoo.

" Belum, tetapi dia akan tahu. Dan pikirkan betapa beruntungnya dia memiliki empat paman yang tinggal dirumah yang sama."

Taemin menatap semakin dekat pada bayi. " Dia sering sekali tidur, kan?"

"Bukan begitu," seorang wanita tegas mengoreksi di belakang Taemin.

" Bukan begitu?" Ulang Taemin , sambil menatap sembunyi sembunyi pada seorang wanita yang bersidi menjulang di belakangnya.

Jaejoong mendongak dan tersenyum kepada Kwon BoA. " Kulihat kau membuat kemajuan."

BoA membelalakan matanya."Benar. Sekarang aku hanya mengoreksi Master Taemin sepuluh kali sehari dari pada duapuluh kali."

"Aku nggak ... aku tidak ...selalu salah," gerutu Taemin.

Baik Jaejoong maupun BoA meledak dalam tawa. Hal itu membangunkan bayinya dengan segera dan mulai menangis.

BoA melayangkan tatapan paling tegas kepada tiga bocah itu. " Ayo anak anak kita ada belajar bahasa Ingris yang harus diselesaikan. Dan kakak kalian perlu istirahat."

Erangan mereka yang serentak bagai paduan suara tidak menggoyahkan wanita itu, dan dalam sedetik ia telah membuat tiga bocah itu berjalan serentak keluar dari ruangan bagai prajurit sungguhan.

Jaejoong menggelengkan kepalanya dengan takjub. Itu adalah usaha yang terbaik yang pernah ia lakukan ,mrminta Kwon BoA untuk menjadi Tutor ketiga bocah itu. Wanita itu memiliki kemampuan yang alami bersama anak anak, jika hasil kerjanya dengan si kembar bisa di jadikan pertanda. Kwon BoA menyambut gembira pada kesepakatan itu juga, karena seorang wanita dengan seorang anak haram akan mengalami kesulitan menemukan pekerjaan yang cocok.

Akhir akhir ini Jaejoong mengamati pegawai keuangan Yunho dan belum menikah mengamati Kwon BoA dengan sesuatu yang lebih dari sekedar penasaran. BoA memberi tahu Jaejoong, pria dengan kecerdasan yang begitu baik pantas mendapatkan wanita baik baik.

Tetapi Jaejoong tahu pria itu tidak akan mundur begitu saja, ia akan berjuang untuk mendapatkan Kwon BoA.

Mulut Monbin kecil membuka dan menutup seperti seekor ikan. Jaejoong dengan cepat menurunkan gaunya, dan bayi itu menempelkan bibirnya pada puncak payudaranya, menariknya dengan lapar. Bayi itu begitu sempurna, pikir Jaejoong, sambil mengamati ujung hidung kecilnya, telinganya mata yang tenang seperti milik Yunho. Rambutnya hitam kelam seperti miliknya.

Wajahnya lebih mirip ayahnya, tentu saja. Pangeran kecil seperti raja. Yah, tidak akan ada selir untuk putranya tercinta, jika ia boleh berpendapat. Tidak, ia harus memiliki gadis yang baik, dan dapat di banggakan ...seorang  putri Directure atau putri bangsawan...

Jaejoog menggerang. Ia lebih baik hati hati atau ia akan berubah menjadi para wanita yang selalu ia kritik di kolom tulisanya.

Bayi itu telah selesai menyusu dan tertidur nyenyak bersandar kepada Jaejoong. Dengan hati hati Jaejoog menarik gaunya kembali menutupi payudaranya.

" Tidak perlu melakukan itu karena kehadiranku," terdengar suara laki laki bergumam di pintu.

Jaejoong mendongak dengan gembira. " Yunho, kau sudah kembali."

" Ya," Dengan sebuah senyuman, Yunho masuk, lalu merendahkan tatapanya yang membara kepada payudara yang sekarang tertutupi. " Aku tahu, seharusnya aku berada disini beberapa menit lebih cepat."

" Jangan menggodaku," Jaejoong memperingatkan."Kita memiliki enam minggu lagi, kau tahu, sebelum kita dapat memanjakan diri kita sendiri."

Yunho menggerang. " Percayalah. Cintaku , aku sangat tahu itu" Yunho melenggang ke tempat tidur dan duduk di sampingnya, mengulurkan tangan untuk membelai pipi putranya. "Dia tampan, ya?"

"Ya," Jaejoong setuju dengan kebanggaan seorang ibu.

" Dan sekarang dia adalah penerus yang membanggakan dari seluruh Korea."

Jaejoong menatap Yunho dengan antusias. " Jadi sudah diputuskan? Apakah semuanya telah selesai?"

Yunho mengangguk. " Paman Sangwoo tidak dapat menyentuh kita. Kurasa dia telah menyadarinya pada malam pesta tahun baru di kediaman Choi."

Yoona bergegas masuk ke kamar. " Tuan Jung telah datang dan ... Oh disini kau rupanya. Tuan Jung! Kurasa kau mengalahkanku kesini untuk memberitahunya." Yoona mendekati tempat tidur, tersenyum lebar. " Apakah aku harus menggendong si mungil untukmu, Jae? Tampaknya dia tidur lagi."

Jaejoong menyerahkan bayinya kepada Yoona. Wanita itu terbukti perawat bayi yang luar biasa dan Jaejoong yakin ia akan menjadi perawat bayinya bayi kecil Monbin yang lain.

Segera setelah Yoona keluar, Yunho berbaring di atas tempat tidur di samping Jaejoong. "Aku menemukan sesuatu yang menarik saat aku di tempat pengacara ayahku." Yunho mengambil selembar kertas yang dilipat. "  Tampaknya, ayahku telah meninggalkan perintah bahwa ini harus diserahkan kepadaku jika aku berhasil mendapatkan seorang penerus keturunan sebelum waktu yang di tentukan "

Jaejoong menebak apa isinya dari ekspresi Yunho, tetapi Yunho hanya menatapnya dengan ekspresi kaku yang kadang masih pria itu miliki. Sambil mengambil kertas tersebut dengan tangan gemetar, Jaejoong membukanya dan membaca kalimat kalimat dengan cepat.

  ' Putraku, jika kau membaca ini, maka kau tidak akan kecewa kepadaku. Tidak mengherankan kau berpikir metodeku ekstrem. Kau selalu begitu. Tetapi aku harus yakin bahwa kau akan merawat Jung Corp tanpa kehadiranku, dan memaksamu tampaknya cara yang terbaik untuk membuatmu mengerti akan tanggung jawabmu. Maafkan aku jika kau bisa.'



Jaejoong melemparkan kertasnya dengan marah. " Dan hanya ini yang dia tulis? Tidak ada permintaan maaf karena mengusirmu pergi? Tidak ada petunjuk bahwa kau tidak bersalah selama ini?"

" Ini adalah permintaan maafnya, Cintaku ...atau yang paling mendekati. Yoochun pernah berkata jika ayahku yakin aku tidak layak mendapatkan Jung Crop, dan semua kekayaanya sebagai penerus, dia tidak akan mempersiapkan surat wasiat yang aneh ini. Dia hanya perlu meninggalkan mansion ini kepada pamanku. Tetapi dia tidak melakukanya ...karena dia ingin memastikan aku kembali untuk ini."

Memperhatikan kepasrahan pada nada Yunho, Jaejoong meraih tangan Yunho. " Kau tidak marah kepadanya? Setelah bertahun tahun penderitaan memikirkan dia membencimu ..."

" Aku lebih merasa marah kepada diriku sendiri. Jika aku tetap tinggal, kami mungkin akan mengatasi perbedaan kita. Tetapi aku membiarkan harga diriku mendorongku pergi." Yunho tersenyum. " Tapi jika dipikir lagi, jika tetap tinggal, mungkin aku tidak akan bertemu denganmu."

Jaejoong meringis." Oh, aku yakin kau akan bertemu denganku. Kau seorang pria yang menjengkelkan, kau pastinya akan melakukan sesuatu yang memancing penyebutan namamu di kolom tulisanku. Kemudian kau akan melenggang ke dalam ruanganku dan meperingatkanku karena telah menyinggung ..."

" Dan merayumu dan melakukan strategi yang paling hati hati untuk memilikimu. " Yunho meremas tangan Jaejoong. " Kau benar, Querida. Itu tidak akan membuat berbedaan sama sekali. Satu kali pertemuan denganmu cukup untuk membuatku menginginkanmu. Sudah pasti itu yang terjadi waktu itu."

" Apa? Kau tidak bersikap seolah kau menginginkanku hari itu. Kau bersikap seperti penindas."

Yunho menaikan alisnya. " Dengan alasan yang bagus. Kau hanya sekadar menulis dengan persis apa yanh kau harap tentangku."

" Yang berarti," Kata Jaejoong, dengan sebuah sinar dimatanya." Ini saat aku kembali menulis untuk kolomku. Menurutmu apa yang menjadi subjek kolom tulisan pertamaku sejak kelahiran bayi kita? Bagaimana tentang seorang pria membangunkan seorang dokter saat istrinya mengeluh sakit karena melahirkan? Bagaimana seorang pria yang baik ini kehilangan ketenangan yang terkenal saat dokter itu berkata mungkin perlu berjam jam dan bahwa dia perlu tidur lebih lama? Bagaimana bayi itu lahir di tengah nasihat konstan ayahnya yang tampaknya mengira dia tahu sesuatu tentang obat pencahar saat dia jelas sekali tidak mengetahuinya?"

" Aku punya ide yang lebih bagus," Yunho berkata dengan senyum yang berbahaya. " Mengapa kita tidak menulis kolom tentang berbagai cara tentang pria yang baik ini bermaksud menyiksa istrinya dengan kenikmatan segera setelah dang dokter membolehkan hubungan suami istri mereka?"

" Oh, tidak, aku tidak bisa menulis tentang itu." kata Jaejoong dengan ketakutan pura puranya.

" Terlalu berbau skandal bahkan bagimu?"

" Tidak sama sekali," jawab Jaejoong dengan santai. " Terlalu panjang. Hal itu akan membutuhkan lebih dari satu kolom.

           ~ Selesai~

Author cuap cuap:

Akhhhh.... Akhirnya selesai juga. Sempat bosen sama cerita wanita yang keras kepala, tapi itu bagian serunya kkkk...dan adik adik Jaejoong yang imut dan nakal.

Saya kira tidak bakal selesai nulis karena sempat bosen ...ampun.
Tapi selesai juga. Dan sibuk dengan remake novel baru. Kuharap readetr tidak bosen untuk membacanya karena auhor terlalu sering update. ^.^

Peluk cium jauh. *Lebay*

Kamis, 28 Mei 2015

Black Pearl chap 1 (Remake) YunJae

Title        : Black Pearl
Author    : Sulis Kim
Main C,  : Kim Jaejoong
                  Jung Yunho
                      Other

Rate    : M+18
Ganre  :Romance, Fiction.

            WARNING

Remake novel Christina Dodd. Title The Barefoot Princess. YAOI. Boy x boy. Dengan berbagai perubahan untuk keperluan cerita. Di ganti dengan Cast fav author. ^.^ jika tidak suka mohon jangan baca, demi kenyamanan bersama. Author cinta damai.

Apabila ada kesalahan typo dan lainya mohon di maklumi. Menerima kritik dan saran. No Bash. ^.^
 

Happy reading ...!



Perlahan Lahan, Yunho mulai terbangun. Ia tidak benar benar ingin terbangun. Ia baru saja menikmati tidur paling pulas yang pernah ia peroleh sejak ia mematahkan kakinya.

Akan tetapi lehernya terasa tertekuk secara kikuk dan mulutnya terbuka, terasa kering dan tertekan kedalam bantal. Oleh karena itu, meskipun ia menolak untuk bangun, kesadaran datang tanpa dapat dihindari.

Mula mula, Yunho menyadari bagaimana ia menyukai aroma yang ada dalam ruangan itu, seperti linen bersih di campur bau tanah. Suara yang datang ketelinganya memiliki ritme, ketukan pelan dan decitan. Suatu yang hangat dan berat di sampingnya. Ia merasa santai nyaman... Kecuali ...

Ia menggeryit betapa buruk mimpi yang di alaminya tentang Jus kadaluarsa, pria manis dengan mata setajam kucing, dan perahu . Ia membuka lebar matanya.

Tidak bukan ranjangnya, memang sebuah tempat tidur kecil dengan kasur tipis dan selimut tipis. Di sampingnya terdapat seekor kucing biru abu abu menunjukan ketidak sukaanya karena Yunho bergerak, kemudian menempatkam diri lebih nyaman di tengah tengah kasur.

Pandanganya menyelidik ke sekitar, ruangan gelap dengan jendela kecil di dekat langit langit. Sebuah peti, meja panjang ..ia menyentuh dinding di samping tepat tidur...batu. Batu dingin, keras.

Yunho masih mengenakan pakaianya, walaupun sepatunya lepas. Ia tidak terluka atau tergores. " ...Dimana aku?" ia bertanya dengan keras.

" Di tempat penyimpanan anggur Bibi Yoori." sebuah suara bernada rendah menjawab dengan tenang.

Ketukan dan deritan berhenti. Yunho berpaling untuk melihat kebelakang kepala, seseorang yang sepertinya wanita bangkit dari sebuah kursi goyang. Wanita itu menyalakan lilin dan menaruhnya di dinding yang sudah tersedia. Cahaya menyinari sebuah penyimpanan anggur berukuran sebuah kamar tidur. Penuh dengan rak rak anggur yang kosong.

Tidak , dia adalah pria ramping yang menarik, dengan bentuk tubuh menyerupai seorang wanita, sehingga wanita sesungguhnya akan menatapnya iri. Bibir itu begitu ranum dengan warna seperti buah ceri di musim semi, tetapi ekspresi wajahnya menyerupai pengasuh yang marah terhadap anak didiknya. Seperti pengasuh pertama Yunho yang dulu, saat ia terlihat kotor.

Sebuah kesadaran karena seseorang melihatnya dalam kondisi yang berantakan. Tentu tidur adalah kelemahanya, dan Yunho tidak ingin tampak rentan dihadapan pria muda itu. " Siapa kau? Dan apa yang kau lakukan disini?"

" Aku adalah penawan dirimu, dan kau adalah tawananku" Nada suara Pria itu yang basa basi menjadikan semua kata katanya seperti tidak layak.

" Tidak masuk akal!"
Si kucing bergerak menyatakan ketidak senanganya dan melopay menuju ke tangga.

Yunho meletakkan kakinya di lantai. Ia mendengar suara dentingan.

Mungkinkah ....? Apakah itu ...? Tapi, tidak mungkin.

Yunho bergerak lagi, terdengar suara dentingan logam mengenai logam. Sebuah rantai? Apakah itu sebuah rantai? Apakah pria itu berani ...? Yunho memanjangkan kakinya, mencari cari dan ia ...melihatnya.

Yunho tidak dapat mempercayainya. " Itu adalah sebuah belenggu."

"Ya memang demikian."

" Di sekitar pergelangan kakiku." Dada Yunho terasa sesak.

" Kau pintar." Sikap pria itu tenang membuktikan bahwa ia tidak mengenali bahaya badi dirinya.

" Le ...pas ...kan" Dirantai, ia menggeram dengan penuh amarah.

" Tidak."

" Mungkin kau tidak memahami aku, anak kecil." Yunho melihat pria itu tidak menyukai panggilanya. " Aku adalah Directure utama Jung National Park. Dan aku menyuruhmu untuk me...le...paskanya."

" Dan aku tidak peduli siapa kau, disinilah kau dan disini kau akan tinggal."

Kobaran amarah murni menghapus semua pemikiran dari kepalanya. Dengan isting seperti seekor binatang buas yang dikurung, Yunho menggeram dan melompat ke arahnya.

Pria mungil itu melompat mundur, wajahnya terpana karena terkejut.

Tangan Yunho mencoba meraih tenggorokan pria itu dan rantai menahan kakinya. Lantai batu menghantam badanya yang terlempar dengan sebuah dentuman yang memukul udara keluar dari paru parunya. Untuk waktu yang lama dan menyakitkan ia tidak dapat bernafas. Kemudian ia dapat, dan itu terasa menyakitkan.

Dan sepanjang waktu Yunho berbaring di sana terenggah enggah seperti ikan yang mati, pria mungil itu berdiri dan menonton tanpa menawarkan bantuan. Kepadanya. Jung Yunho pria yang di kagumi para wanita dan pria berstatus uke.

Ketika pada akhirnya Yunho dapat mengangkat kepalanya, ia berkata. " Apa yang kau lakukan?"

" Apa yang telah aku lakukan?" Jaejoong menaikkan alis mengejek. " Wah aku telah menculik directure Jung Yunho."

" Kau berani mengakuinya?" Yunho menyeret dirinya sendiri kembali ke tempat tidur.

" Mengakuinya merupakan dosaku yang paling kecil, aku mengakuinya."

Pria itu menikmati dirinya sendiri. Yunho dapat melihat itu dari kedutan lancang di bibir pria itu dari tarikan gembira di alis pria itu. Yunho tidak dapat memahami bahwa ada pria cantik yang sangat kurang ajar . Keberanian yang luar biada untuk menculiknya dari propertinya sendiri... Ia meluruskan tubuhnya. Matanya menyipit. " Tunggu sebentar kau tidak sendiri, laki laki yang lebih tinggi."

" Aku menyewanya untuk mengangkatmu. Dia sudah pergi sekarang." gadis itu berkata dengan tangkas. " Kau tidak akan melihatnya lagi."

" Aku tidak mempercayaimu." meregangkan kakinya, Yunho menggosok gosok pahanya, merasakan tulang melalui daging dan otot. Tulang itu tidak patah, akan tetapi ia kembali membuat kakinya terkilir dan rasa sakit ini adalah kesalahan pria cantik itu. Ya panggilan yg cocok untuknya.

Pria cantik itu berbicara dengan nada merendahkan yang sangat layak diterima pria itu sendiri. Yunho berkata. " Tidak ada seorangpun yang akan muncul dalam rencana seperti itu sendirian, dan terutama kau anak kecil. Apalagi mampu untuk melaksanakanya seorang diri."

" Aku berharap kepada jenis pemikiran semacam itu. Semua orang akan menganggap kau gila ketika kau mengatakan seorang anak kecil menculikmu ...jika kau bahkam berani untuk mengakuinya."  Pria itu mendongakkan kepalanya kepada Yunho dengan penghormatan yang menghina.

" Anak kecil tidak memiliki kemampuan untuk mempertahankan suatu pemikiran cukup lama hingga menempatkan sebuah rencana dalam tindakan."

" Sebenarnya kau benar,"Pria itu menyerigai. " Diperlukam seorang lagi, dan dia wanita."

" Bibi Yoori," Yunho ingat." Kau mengatakan bahwa aku berada di dalam tempat penyimpanan anggur, Bibi Yoori."

" Itu benar."

           ~*~

" Apakah kau berusaha untuk mengatakan bahwa Lee Yoori membantumu untuk menculikku?" Yunho dapat mengingat Lee Yoori dengan baik.

Ketika Yunho masih anak anak, ia sering mampir dengan salah satu nelayan, berlari menuju pondok tua Bibi Yoori yang megah, Bibi Yoori akan menyajikan kue dan teh. Kemudian berjalan jalan di kaki gunung Hallasan menceritakan tentang tumbuhan. Semua hal yang Yunho ketahui tentang merawat bunga dari Bibi Yoori dan sekarang wanita itu telah menculiknya? " Omong kosong!"

" Bukan omong kosong. Jika kau memikirkanya, tedapat keadilan tertentu dalam tindakan Bibi Yoori yang dapat kau hargai."

Yunho menegak. " Apa yang kau ocehkan.?"

" Tolong, aku mohon kepadamu, jangan berudaha untuk berpura pura tidak acuh. Hal itu hanya memberimu sedikit keadilan dan tidak akan berguna apa apa bagimu." Hinaan pria itu melecut Yunho.

Pada saat itu, ketika Yunho mendengarkan ceramah dari pria cantik itu, Yunho menyadari apa yang seharusnya ia sadari sebelumnya. Pria itu mungkin terlihat cukup muda sekitar delapan belasan, dan berpakaian seperti seorang pelayan, akan tetapi ia berbicara seperti seorang yang terpelajar. Hal itulah yang mengganggunya kemaren malam. Setidaknya Yunho berharap kejadian di Gaezebo itu kemaren malam.

Pria itu menatap tangga dimana terdengar suara langkah kaki dan suara desiran rok. " Kurasa itu, Bibi membawa sarapanmu. Apakah kau lapar?"

" Apakah kau mengharapkan aku duduk disini seperti orang bodoh dan memakan makanan itu?"

" Kau memang orang yang bodoh, tidak ada yang perlu dilakukan mengenai hal itu, dan aku tidak akan peduli apakah kau akan mati kelaparan." bergerak kebagian bawah tangga Jaejoong mengambil nampan dari tangan Yoori.

" Akan tetapi untuk saat ini kau harus mempertahankan sedikit kesehatanmu atau kami tidak akan memperoleh uang kami." Hingga Yoori berjalan sampai ke lingkaran lilin, Yunho tidak merasa Bibi Yoorinya akan mengambil bagian dalam rencana yang sedemikian keji.

Bibi Yoorinya kelihatan lebih tua, menurut pengamatan Yunho. Jauh lebih tua. Kerutan khawatir tampak jelas di dahi wanita itu dan tambut lembutnya mulai beruban. Pipinya tidak lagi gemuk dan mata yang tampak lelah. Wanita itu tidak lagi mempedukikan pakaianya. Bahkan Yunho merasa mengenali pakaian kusuh yang dikenakanya Bibi Yoori sebagai salah satu pakaian yang di kenakan wanita tersebut ketika Yunho berkunjung sebagai anak laki laki.

Dengan bunyi berdegam, Jaejoong menaruh nampan di ujung meja yang jauh. Ujung yang lain terletak dekat ranjang Yunho. Pria itu berada cukup jauh sehingga Yunho tidak dapat mengguncangkanya karena pria itu layak mendapatkanya.

Pastilah pria itu yang mempengaruhi Bibi Yoori untuk melakukan ini. Lee Yoori adalah wanita terhormat yang sopan. Demi Tuhan Bibinya sangat menyayangi Yunho meskipun wanita itu bukan bagian dari keluarganya!

" Bibi, kau harus membebaskan aku." Yunho berbicara dengan perlahan dan nyaring, takut wanita itu tidak mendengarnya.

" Tidak sayangku, aku tidak dapat melakukan itu. Tidak hingga kami mendapatkan uangnya kami. Akan tetapi aku sangat senang menerimamu disini dan memiliki kesempatan untuk bertemu denganmu setelah sekian lama kau tidak datang kesini, dan berbicara denganmu satu kali lagi." suara wanita itu menunjukan bahwa wanita itu memasuki usia uzur, karena wanita itu menggenggam tanganya dan tersenyum gembira seolah olah ia membicarakan sesuatu yang masuk akal.

" Uang apa?" tanya Yunho.

" Uang tebusan. Sekarang jangan khawatir. Kami telah mengirimkan sebuah pesan kepada paman Kangin mu bahwa kami akan membunuhmu jika dia tidak membayar."

Jaejoong menempatkan satu pinggulnya di meja dan menyerigai kepada Yunho.

Yunho tahu mengapa. Ekspresi di wajahnya pastilah tidak ternilai. " Membunuhku?" Yunho hampir tidak dapat mengartikan kengerian dan ketidak percayaannya. " Kalian akan membunuhku?"

" Tentu saja tidak, sayang!" seakan Yunho lah yang gila, Yoori mengerutkan dahinya memarahi Yunho. " Kita tidak akan melangkah sejauh itu, aku yakin pamanmu akan segera mengirimkan uangnya dan kau akan segera keluar dari sini dengan segera."

" Kalian menculik aku, kalian menawan aku. " Yunho menghitung fakta dengan jari jarinya. " Dan kalian mengharapkan Paman Kangin untuk membayar agar aku kembali dengan selamat?"

" Ya, sayang."

" Itu keterlaluan!"

" Kami tidak akan harus melakukanya jika kau tidak mencuri mesin manik manikku. Tenda manik manik sedemikian populer saat ini.  Aku bertaruh kau tidak dapat berjalan di Seoul tanpa melihat pakaian wanita ataupun aksesoris tanpa renda manik manik."

'Ya, benda bermanik dimana mana," manik manik berwarna kaca ataupun tiruan berlian yang bodoh yang tersangkut di aksesoris dari topi sampai sendal. Salah satu gadis yang terakhir kali di temuinya menjerit di telinga Yunho ketika ia menarik diri untuk membebaskan diri dari pelukanya dan tanpa sengaja menarik manik manik di bagian atas gaunya sampai robek, dan beruntung untuk lolos tanpa dipaksa untuk mempertanggung jawabkan ulahnya, melamarnya mungkin, gadis cantik yang bodoh tersebut.

" Karena aku membuat mesin untuk memasang renda dan manik manik. Itu adalah idrku ,penemuanku, dan kau mengambilnya."

Yoori mendecakan lidahnya. " Hal itu tidak dilakukan dengan baik. Kau sudah memiliki kekayaan yang luar biasa , dan desa di bagian pulau ini sedang kekurangan,jika kau tidak akan merawat mereka, jelas kau melihat bahwa mereka seharusnya diizinkan untuk melakukan lebih dari sekedar mencari penghasilan dengan susah payah." Suara Yoori yang sudah berumur bergetar ketika ia muncul, dan matanya yang sayu mengintip dengan penuh celaan.

" Aku benci bersikap keras, tetapi aku harus mengatakan kepadamu, ayahmu tidak akan pernah membiarkan kekacauan semacam ini untuk muncul."

" Aku sama sekali tidak tahu apa yang sedang kau bicarakan." kata Yunho. Bibi Yoori sama sekali tidak masuk akal.

" Tentu saja tidak," Jaejoong berdiri tegak, dan ia memiliki keberanian untuk terlihat jijik. Kau mungkin mencuri begitu banyak penemuan untuk mendirikan pabrik baru di beberapa bagian Seoul. Sehingga kau tidak mengingat apa yang kau lakukan, dan merasa puas hati ketika kau memikirkan seorang wanita tua yang manis hidup dirumah bobrok drngan hanya kelelahan untuk dimakan kecuali jika tetangganya membawakan dia ikan."

Kurang ajar, pria itu pengejek yang biadab! Yunho menegakkan tubuhnya untuk berteriak akan tetapi walupun suara Bibi Yoori sama lembutnya seperti dulu, suara itu memiliki kekuasaan yang menghentikan kata kata yang akan keluar dari tenggorokanya.

" Sekarang, sayang, kau tak boleh melawan."Yoori berpaling pada Jaejoong." Jaejoong, aku tidak mau kau memamerkan kemalanganku seolah olah aku adalah wanita tua yang menyedihkan. Aku bukan demikian. Aku memiliki atapku sendiri di atas kepalaku, dan itu lebih dari yang dimiliki oleh sebagian besar perawan tua."

Jaejoong nama mahluk yang menyedihkan itu ,Jaejoong, berkata. " Rumah ini sebenarnya milik Mr. Jung, dia bisa melemparkan kau keluar dengan sekejap, dan meskipun itu sebuah kehancuran, itu merupakan berkah.!"

" Itu cukup," Yoori berkata dengan kepastian yang tegas.

" Ya, Bibi." amarah Jaejoong mereda.

Dan merasa dirinya berumur sebelas tahun, Yunho merasa dirinya sendiri menatap dengan pandangan puas kepada pria itu. Yunho merasa setengah terkejut tidak menjulurkan lidahnya.

" Dan untukmu, anak muda..."

Kepada nada wanita tua itu, Yunho menaruh perhatian.

" Makan sarapanmu." Dalam senyuman Yoori. Yunho melihat bayangan wanita tua seperti yang dulu dikenalnya. " Aku membuatkan roti keju buatanku, dan mereka adalah yang terbaik di Jeju. Apakah kau ingat?"

" Aku ingat." Walaupun Yunho ingin menolaknya dengan sombong, ia belum makan malam sebelum malam sebelumnya, dan perutnya bernyanyi mencium harumnya makanan yang ada di hadapanya dari nampan.

Pria itu, Jaejoong juga mengetahuinya. Jaejoong tersenyum  menyerigai dan tersenyum ketika ia mengangkat tutup nampan. " Ya, makan, Mr. Jung. Aku tidak suka melihatmu melewatkan waktu makan."

" Jae!" Yoori terdengar tegas seperti seorang pengasuh. "  mungkin akan lebih baik jika kau naik keatas dan beristirahat. Kau telah terjaga sepanjang malam dan kau tampak lelah."

Jelas Jaejoong menolak, akan tetapi ia bergumam. " Ya, Bibi." ia memberikan pandangan tajam kepada Yunho yang menjanjikan akan terdapat hukuman yang berat jika pria itu berusaha melakukan sesuatu.

Dan Yunho tahu apa yang perlu dikatakan untuk membuat Jaejoong pergi keatas. " Jika kau kembali, bawakan aku air panas dan alat cukur. Aku berlu bercukur."

Jaejoong memberikan tatapan kepada Yunho tajam. " Kita sudah membahasnya. Satu kali sehari, kau akan memperoleh seember air untuk bercukur dan mandi."

" Betapa murah hatinya dirimu," Yunho berkata lambat lambat dengan menyindir.

" Hal itu lebih banyak dari yang dimiliki oleh sebagian besar tawanan, Mr. Jung." kemudian Jaejoong menaiki tangga.

Yunho mendapati dirinya mengamati Jaejoong, mengagumi bentuk tubuhnya yang ramping bak Yeoja sungguhan. Yang terbaik, ia tidak perlu bersikap diam diam mengenai hal tersebut. Jaejoong bukanlah seorang gadis , dia tidak layak memperoleh kesensitifan. Pria itu tidak kayak mendapatkan apapun kecuali penjara dan hukuman gantung.

Yunho ingin memastikan bahwa Jaejoong mendapatkannya.

" Bukankah dia, pria yang manis." Yoori menaruh tanganya di dadanya dan mengamati setiap bukti perhatian ketika Jaejoong menghilang.

             ~*~

Mendudukan dirinya sendiri di kursi goyang, Yoori menambahkan. " Dia orang asing, kau tahu."

" Itu menjelaskan banyak hal." Yunho berusaha menggeser meja berat di hadapanya dan tanpa merasa bangga, menyendok telur, buah, pai ikan roti keju yang di sajikan Yoori selezat yang ia ingat, dan ia menyuapkan telur tiga kali tanpa mengunyah.

Yunho mengambil pisau untuk memotong roti...ia melihat pisau itu. Pisau itu tua dan tipis dan pisau itu sangat tajam. Sangat tajam dengan ujung yang cantik.

Dengan lirikkan kepada Yoori yang tidak mengindahkanya ia menyelipkan ke lengan bajunya.

" Ya, Jaejoong datang dari negara cantik Beaumontage. Ibunya keturunan korea dan dijodohkan dengan pria dari negara itu, dan dia memiliki wajah korea.  Disana kehidupan dangat disiplin dan musim bunga sangat menyenangkan. Dan disana sangat indah."  Yoori menggoyang goyangkan kursi goyang tersebut, bukan kepadanya, tetapi kepada ilusi yang tercipta di dalam pikiranya.

" Bagaimana kau mengetahui tentang negara ini?" Yunho tidak begitu menyukai negara itu, dan pelajaran menuntutnya untuk mempelajari setiao negara eropa.

" Pada masa mudaku, aku pernah mengunjungi negara itu. Ayahku sering bepergian. Ayahku berencana membawaku ketempat tempat indah di dunia."Yoori mengambil gulungan benang.

" Hanya saja Ayah tidak pernah berhasil pergi terlalu jauh. Dia terkena demam dan meninggal, dan aku kembali kesini." Tatapan Yoori beralih kepada Yunho. " Disinilah aku berada. Apakah kau tahu dimana Beaumontage, Master."

" Aku memiliki ide. Itu berada di Pyrenees di perbatasan antara spanyol dan perancis." Tidaklah mudah untuk makan dengan pisau di lengan baju, ia menusuk sosis dengan garpu tanpa memotongnya. Lagi pula, mengapa ia harus khawatir tentang sopan santun? Ia memiliki belenggu di kakinya.

Ketika selera makanya telah terpenuhi, Yunho mengamati wanita itu. Mengingat suara jarum mengenai gumpalan benang, jemarinya begitu kurus, kulitnya sedikit kasar untuk seorang wanita. Akan tetapi ia masih menciptakan maniknya tanpa mempedulihan usahanya.

Aliran renda tipis tumbuh dengan perlahan seperti aliran es yang meleleh.

" Ayahmu begitu baik dan memanjakanmu, dia begitu sangat sempurna . Jika ayahmu memiliki satu kesalahan itu adalah itu adalah perasaan bangga yang berlebihan."

" Aku tidak akan mengatakan berlebihan." kata Yunho dengan kaku. Ayahnya memang memanjakanya, dan begitu bangga, pria itu juga begitu baik kepada pekerja dan pegawainya. Ia mengenal setiap nama pekerja,pegawai ataupun penyewa tanahnya, dan secara pribadi mengawasi semua aktifitas. Tugas paman Kangin yang telah diambil alih dari Yunho saat ini.

Untuk pertama kalinya,Yunho mengira ngira apa yang akan dikatakan Ayahnya mengenai hal itu. Menyerahkan semua tugas tugas dan kewajibanya kepada sang Paman.

" Aku minta maaf, aku masih merindukanya." ucap Yoori yang membuat Yunho bergeser tidak nyaman. " Tolong jangan menyalah artikan ucapanku. Aku memujanya, dia orang yang sangat hebat. Aku tahu kau sangat mencintainya, aku juga mencintainya seperti putraku, dan kau putranya ,aku sangat menyayangimu."

" Memang benar." Yunho berusaha menyembunyikan alirah kasih sayang. Bibi Yoori adalah wanita tua yang patut disayangi. Yunho mengingatkan dirinya sendiri bahwa wanita itu telah menculiknya, akan tetapi hal tersebut tidak menimbulkan perbedaan.

Kenyataanya adalah ia juga sangat merindukan Ayahnya, ia mencoba untuk berbicara mengenai Ayahnya dengan paman Kangin, akan tetapi pamanya lebih tertarik dengan angka angka dalam komputer.

Itu mengapa seluruh "mencuri mesin manik manik" ini sedemikian tidak beralasan Pamannya mungkin tidak memiliki hak, akan tetapi ia jelas perasaan hormat yang menjadi milik keluarga Jung. Ia tidak akan pernah terlibat dalam produksi yang vulgar.

" Mungkin jika ibumu tidak meninggalkanmu begitu cepat, kau tidak akan melupakan tanggung jawab dan menjadi anak yang susah di atur." Yoori berbicara pada dirinya sendiri. " Kibum jelas memiliki opini yang kuat menganai bagaimana kau sehatusnya dibesarkan. Mungkin jika Ayahmu mendengarnya ..."

" Aku minta maaf , Bibi. Aku tidak berbicara mengenai ibuku," Yunho berkata dengan lembut tanpa menunjukan kemarahan, yang bahkan selama bertahun tahun, masih merasukinya. " Bahkan tidak kepadamu."

" Dia menyayangimu  dan menyangi ayahmu. Aku belum pernah melihat seorang wanita yang begitu jatuh cinta kepada seorang wanita."

" Bibi, Tolong." Darah kemarahan nerdengung di kepala Yunho.

" Tetapi aku tahu kau pasti merindukanya. Untuk menyimpan kesedihan semacam itu di dalam dirimu tidaklah baik untukmu." Yoori terdengar benar benar peduli.

Yunho tidak peduli. " Bahkan tidak kepadamu." Yunho mengulangi.

Mendengar derap langkah di tangga  Yunho sadar telah diselamatkan dengan lebih baik. Ia mendorong garpunya dari pinggir meja. Garpu itu berdentang ketika mengenai lantai. Ia mendesah penuh kasihan. " Bibi, dengan belenggu di kakiku aku tidak bisa meraih garpu itu."

Dengan suara simpati, Yoori bergerak ke arah Yunho.

Ketika Jaejoong masuk kedalam gudang penyimpanan, Yunho merenggut Yoori dan menahanya dengan pisau yang di letakkan di tenggorokanya.

Dengan tatapa mengerikan langsung dan mengerikan kepada Jaejoong, Yunho berkata. " Lepaskan aku atau aku akan membunuhnya."

" Ya, Tuhan!" suara Yoori bergetar. " Anakku sayang ..."

Di dada Yunho tubuh Yoori terasa tukang dan renta, dan ia bergerak ketakutan seperti seekor burung dalam genggaman kasar seorang laki laki.

Yunho tidak peduli, Bibinya menghianatinya, Wanita baik yang Yunho ingat tidak ada lagi. Bibi Yoorinya telah menjadi plot untuk menculiknya, ia menolak untuk membebaskan belenggunya. Sekarang ia akan membayar . Dan ketika Yunho bebas Bibinya akan membayar lebih banyak.

Akan tetapi dengan perlahan, seakan akan Jaejoong sudah memperkirakan kejadian seperti itu sebelumnya, Jaejoong meraih laci dan menarik sebuah pistol. Bidikanya sangat mantap ketika mengarahkanya kepada Yunho. " Lepaskan dia, atau aku akan menembakmu."

" Aku belum pernah melihat seorang pria cantik yang punya keberanian untuk menembak." Yunho menyibir. Ia sudah melihat banyak pria cantik bersetatus uke seperti Jaejoong terlalu lembut.

" Aku punya keberanian. " kata Jaejoong. "Yang lebih baik, aku ingin menembakmu."

Hal itu mengejutkan Yunho. Kata kata dan nada Pria itu, jenis keseganan datar polos yang belum pernah Yunho temui sebelumnya.

Apa yang dilakukanya untuk layak memperoleh rasa tidak suka yang amat sangat dari Jaejoong? Mengapa ia peduli? Ia tidak pernah lembut menolah pria bersetatus uke sebelumnya, dan tidak juga untuk Jaejoong.

" Bagian mana dari badanku yang akan kau tembak?" Yunho mengejek. " Yang tampak hanyalah kepalaku ...dan kau tidak mungkin sehebat itu dalam menggunakan senjata."

" Aku bisa," kata Jaejoong. " Pada hitungan ketiga aku akan menembak. Satu..."

" Kau akan mengambil resiko menyakiti Bibi Yoori?" tanya Yunho.

" Aku tidak akan menyakitinya. Dua..."

" Jaejoong, tolong, lepaskan dia!" Yoori memohon. "Dia anak laki laki yang sangat manis."

" Tiga." mata Jaejoong menyipit, jari jarinya mulai menekan pemicu.

Yoori mendarat dengan bunyi gedebuk dan jatuh.

Ketika pistol meletetus.


                  ~TBC~

Black Pearl prolog ( Remake )YunJae

Title        : Black Pearl
Author    : Sulis Kim
Main C,  : Kim Jaejoong
                  Jung Yunho
                      Other

Rate    : M+18
Ganre  :Romance, Fiction.

            WARNING

Remake novel Christina Dodd. Title The Barefoot Princess. YAOI. Boy x boy. Dengan berbagai perubahan untuk keperluan cerita. Di ganti dengan Cast fav author. ^.^ jika tidak suka mohon jangan baca, demi kenyamanan bersama. Author cinta damai.

Apabila ada kesalahan typo dan lainya mohon di maklumi. Menerima kritik dan saran. No Bash. ^.^
 

Happy reading ...!

 
 

Yunho menatap kabut putih yang melintas di langit, bergerak dengan perlahan, pepohonan yang hijau tertata rapi di pulau ini, Nami Island.

Yunho terperangkap disini. Dan ia merasa bosan. Dengan perasaan bosan ia berpaling dari pemandangan yang biasanya memesona bagi siapapun yang melihatanya, ia hampir mati berdiam diri, memandang terus menerus pohon pohon yang menjulang tinggi, berjajar rapi yang setiap hari ia perhatikan.

Ia merasa jijik pada dirinya sendiri, dengan tertatih tatih menuju taman belakang di mana rumput, pohon dan bunga memunculkan tunas tunas kehijauan di tanah yang gundul.

Nami Islan, pulau pribadi miliknya. Tempat berlibur yang menyenangkan bagi mereka yang datang untuk memanjakan diri mereka.

Akan tetapi Yunho tidak merasakan kegembiraan. Dua bulan yang lalu kecelakaan mobil telah memotong aktivitasnya dengan tajam, hari hari berlalu begitu banjang tanpa kesudahan, terentang tanpa akhir,hanya di isi berjalan jalan di udara segar. Dan membaca.

Betapa Yunho berharap dapat pergi! Harga dirilah yang membuat Yunho bergegas meninggalkan Seoul. Ia benci menjadi orang yang cacat, dan ia lebih benci menjadi pusat perhatian yang menjemukan ketika ia pulih. Ketika pamanya menyarankan Nami Island sebagai tempat peristirahatan, ia menganggap ide tersebut memiliki keuntungan.

Yunho tahu lebih baik saat ini. Di gazebo, Yunho mendudukkan dirinya di sebuah kursi kayu dan menggosok gosokkan pahanya yang terluka. Ia menderita patah tulang hebat dalam kecelakaan.

Dan Dokter pribadinya menyarankan ' Obat yang paling baik adalah waktu dan latihan. Berjalanlah hingga kaki anda lelah, akan tetapi jangan berlebihan!'

Membuka bukunya, Yunho membiarkam dirinya tenggelam dalam cerita, dan Yunho terkejut ketika seseorang berkata " Mr Jung."

Seorang pelayan berdiri di pintu masuk, memegang sebuah nampan dengan segelas jus di atasnya. Dengan anggukan tanda setuju pelayan itu mendekat.

Yunho menyadari tiga hal. Ia belum pernah melihat pelayan itu sebelumnya, meskipun ia memperkerjakan begitu banyak pelayan untuk mengurus manstionnya. Baju pelayan itu sedikit lusuh, tetapi kalung yang hampir mirip salib perak yang melingkar di leher pelayan itu begitu bagus. Dan pelayan pria itu menatap kedalam mata Yunho tanpa rasa sikap rasa hormat ketika menyodorkan minuman tersebut kepada Yunho.

Yunho tidak langsung mengambil minuman itu. Sebaliknya ia menyadari kulit pria itu sangat berbeda dari kulit warga setempat. Matanya sehitam malam yang menyedotnya untuk berlama lama menatap mata itu. Rambutnya hitam sedikit panjang dengan poni menutupi sebagian alis, tidak disisir. Akan tetapi wajah pria itu sangat serius. Hampir tegang.

Mungkin hal tersebut menjelaskan bahwa pelayan itu masih baru, bisa juga kepala pelayanya mengambil pria itu dari hotel, resot atau entah darimana, mengingat pamanya memperkerjakan ratusan pegawai pria maupun wanita untuk mengurus pariwisata keluarganya.

Tanpa diberi izin, pelayan itu berkata. " Mr. Jung, Anda harus minum. Saya membawanya jauh jauh kesini untuk anda!"

Setengah terganggu, setengah heran, Yunho berkata. " Aku tidak menyuruh untuk dibawakan."

" Ini Jus," kata pelayan itu.

Pelayan itu ,pria muda yang berani, tanpa perilaku hormat yang seharusnya dimiliki pelayan yang paling buruk sekalipun. Ingatan tentang kemungkinan pria itu pelayan baru, yang takut akan mendapat masalah jika Yunho tidak menerima penawaran yang dikirimkan oleh kepala pelayan. " Baiklah. Aku akan menerimanya." Mengangkat gelasnya, Yonho berhenti sementara pria itu masih menatapnya.

Dalam nada ketus, Yunho menambahkan. " Itu saja."

Pelayan itu molmpat mundur, seperti ketakutan. Ia memandang Yunho sekilas dan membungkuk memberi hormat, menyatakan terimakasih dan mundur. Pandanganya masih terpaku pada gelas.

Yunho berdeham.
Pelayan itu melihat kedalam wajah Yunho, dan dalam mata pelayan itu, Yunho mengira ia melihat sekilas kemarahan yang mendalam. Kemudian dengan memalingkan muka, pelayan itu bergegas melintasi taman.

Yang cukup menarik, pelayan pria itu tidak berjalan menuju, mansion, melainkan ke pepohonan kearah pantai, dan ia bergerak dengan percaya diri seperti seorang pria berwibawa yang memerintah semua yang ada di sekitarnya. Yunho akan berbicara pada kepala pelayanya. Pelayan itu perlu diajarkan untuk tugas tugasnya.

Pelayan pria itu tidak terlihat dari pandangan, Yunho mengambil tegukan panjang, kemudian tersedak pada rasanya. Mengangkat gelas, ia memperhatikan jus berwarna kuning itu, rasanya sedikit aneh, sudah berapa lama Jus ini berada di kulkas.

Jelas kepala pelayanya telah lalai dengan ketidak waspadaanya, memepekerjakan pegawai lalai, dan menyajikan jus yang buruk. Memutuskan untuk berbicara dengan kepala pelayan, Yunho kembali ke bukunya.

Dan mengerjapkan mata ketulisan. Halaman buku terlihat menyuram. Yunho mengerjap ngerjapkan mata lagi untuk melihat kata katanya. Ah tentu saja, matahari telah tenggelam , membawa kegelapan yang tampak merendung pada musim semi.

Jus pahit itu telah mentimulasi rasa hausnya, dengan enggan ia kembali meneguk satu tegukan. Rasanya begitu pahit dan ia membuang sisanya ke bunga di pot di sekitar gazebo.

Yunho menemukan dirinya berkeringat. Melihat kembali ke bukunya, Yunho menemukan kata kata itu bergerak tidak beraturan. Cahaya berjalan lebih cepat dari yang ia sadari. Yunho berusaha menutup buku. Buku tersebut tergelincir keluar dari jari jarinya. Kabut mulai merayap mengaburkan pandanganya.

Atau Jus itu telah membuat semuanya kabur?

Jusnya ...

Sebuah keyakinan menerpanya. Yunho menyeret kakinya berdiri dan limbung. Jus itu telah diracun.
Ia akan mati.

Ketika mobil sportnya berbalik di jalan raya karena kecepatan mengendarai dua bulan lalu. Ia mengira akan mati. Akan tetapi ...ini lebih membahayakan,lebih ...

Lantai berguncang, Yunho roboh, mendarat dengan dentuman yang mengguncang papan dan membuatnya lupa akan dampak terkadap kakinya yang belum pulih sepenuhnya.

" Tolong," ia mencoba berteriak. Ia mendengar orang memanggil, berlari...

Bantuan sedang dalam perjalanan.
Jauh di atas Yunho, seorang pria bergumam. " Berhasil, Jaejoong. Berjalan dengan baik."

Yunho berusaha untuk membuka matanya. Sepasang sepatu buntut berdiri di depan hidungnya. Ia berusaha memalingkan kepala dan menatap jauh wajah di atasnya. Pria bertubuh besar ,seorang yang kasar dan ekspresi cemberut.

Ini bukan bantuan. Ini bahaya.
Apa yang diinginkan pria itu?

Kemudian Yunho melihat pria mungkil itu, berdiri di samping pria yang lebih tinggi beberapa senti darinya. Pria dengan tatapan gelap langsung membakar kedalam jiwanya. Yunho pernah melihat pria mungil itu.

" Dia melihat kita," suara pria satunya. " Mengapa dia tidak tertidur?"

" Dia mungkin tidak meminum semuanya." jawab pria yang lebih mungil. " Itu tidak mengapa. Dia tidak bisa apa apa. Bungkus dia. Mari kita selesaikan sebelum seseorang datang."

Pria mungil itu adalah pelayan yang membawakannya minuman. Dia telah menipunya. Dia telah meracuninya.

Pria mungil itu mengeluarkan sebilah pisau dengan bilah yang tajam, Yunho tidak bisa melihat apapun selain ujungnya.

Pria itu akan membunuhnya.

Yunho ingin melawan, akan tetapi ia tidak bisa menggerakan tubuhnya. Ia berusaha untuk mengumpat, akan tetapi mulutnya tidak mau berbicara.

Mengambil kertas putih dari saku bajunya, pria mungil itu menempatkan kertas itu di meja sebelah buku yang tadi dibaca Yunho, ia menancapkan pisau itu di atas kertas dan meja.

Pria tinggi itu mengelurkan kain dan berbicara. Namun Yunho tidak mendengar sura suara mereka. Jantungnya berdetak dengan semakin lambat. Kematian mendekat.
Yunho menutup matanya untuk terakhir kalinya. Ia telah di bunuh di manstion pribadinya.

             ~~*~~

Jika Kim Jaejoong memiliki kesempatan lain untuk menculik Tuan muda dari Seoul, ia akan benar benar memastikan bahwa pria itu memiliki berat yang ringan.

Dari jauh tuan muda Jung itu tidak tampak besar, atau mengesankan, tetapi dari dekat Jaejoong merasa khawatir karena Jung muda itu tampak berotot, dan ia sempat merasa iri dengan otot otot pria itu, yang tidak dimilikinya. Ketika Jaejoong menyajikan Jus kepada pria itu, ia bisa memastikam Tuan muda Jung itu lebih tinggi hampir setengah kepala darinya.

" Dia sama besarnya dengan beruang kutub." Jaejoong berbisik.

Park Yoochun, pria cassanova pendiam yang pernah Jaejoong temui, berkata," Bukan beruang. Jae, Bukan gemuk. Akan tetapi dia memiliki tubuh yang besar. Selalu demikian, bahkan ketika masih kanak kanak."

Sinar matahari terbenam menyorotkan cahaya keemasan pada Yunho. Rambut coklatnya, alis gelap itu tampak melengkuk menghina ketika pria itu sadar.

Jaejoong menyentuh kalung keberuntungan yang tergentung dari rantai kecil di sekita lehernya. Jung Yunho nerada dalam kekuasaanya sekarang. Jaejoong akan membuat pria itu membayar penghianatan yang telah dilakukanya.

Ketika Yoochun memanggul Yunho di pundaknya, Jaejoong mengambil mantel panjang milik tuan muda itu dari kursi menyampirkan di pundaknya, dan berjalan mengikuti Yoochun.

Pria itu membawa Pewaris tunggal Jung menuruni jalan curam ke pantai.



Dari perahu yang tersembunyi di balik karang dan pinggiran tebing, Terdengar suara Lee Yoori yang ketakutan. " Siapa ...siapa di sana"?

" Ini kami, kami mendapatkanya." Teriak Jaejoong. " Kami akan membawanya naik ke perahu."

" Apa yang menyebabkan kalian lama sekali? Aku duduk disini membayangkan hal hal yang buruk." Wanita paruh baya tersebut terdengar lega sekaligus mengeluh.

Jaejoong memegangi perahu ketika Yoochun melangkah naik, kemudian membantu untuk bergegas menurunkan Yunho. " Sebuah berjalan sesuai dengan rencana." Jaejoong meyakinkan Yoori.

Yoori merasa ragu mengenai rencana tersebut, dan perlu meyakinkan dalam setiap langkah.
" Pelan pelan, tempatkan Master dengan perlahan!" kata Yoori memberi perintah.

Lengan Jaejoong yang pegal tidak dapat memegang lebih lama, dan ia menjatuhkan Yunho beberapa senti terakhir.

" Berhati hatilah! Dia adalah Bos kita."

Jaejoong memutar bahunya." Seorang Direture yang berperilaku buruk pada bawahanya, dan melupakan berapa banyak warga yang menderita karenanya."

" Tidak seburuk itu." Ujar Yoori.

" Sangat buruk." Jaejoong bersikeras.

" Tapi, walaupun demikian dia adalah majikan kita, pemilik pulau yang kita tinggali." Suara Yoori dengan nada khawatir.

" Bukan Bosku," ujar Jaejoong sambil cemberut.

Yoochun menggerang ketika melurukkan punggungnya. " Duduklah kebih baik,Jae. Kita harus segera kembali sebelum Mr, Jung bangun. Atau kita akan mengetahui dengan pasti bagaimana dia tidak menyukai ini."

" Bajingan sombong itu mungkin akan merusak perahu ini dan menenggelamkan kita semua." sambil meletakkan mantel Jaejoong berjalan tiga meter lebih dan duduk disana.

" Dia tidak bodoh, Dia tidak akan menenggelamkan dirinya sendiri. Tapi dia memang memiliki tempramental buruk, bagaimana jika dia menembakmu? Bagaimana jika pelayan yang lain menemukan kita dan menembakmu? ... Bagaimana jika .."

" Walaupun demikian, kita disini seperti yang di rencanakan." Jaejoong meyakinkan wanita lanjut usia tersebut " Semua akan berjalan dengan lancar, bibi Yoori, aku bersumpah semua akan lancar. Jangan kehilangan keberanian sekarang."

Yoochun melayakan mesin dan mengambil alih kemudi prahu dengan ahli. " Kita akan berada di rumah dalam satu jam."

Yang dimaksud dengan rumah adalah Jeju Island , milik Jung National RD. Tugas Jung Yunho yang terabaikan.

Perahu memotong ombak. Kemudian masuk ke perairan terbuka. Matahari telah terbenam hanya meninggalkan cahaya yang samar samar. Kabut menebal disekitar mereka. Dan sesuatu yang lunak dingin menyentuh pipi Jaejoong.

Jaejoong melompat dan menangkap tangan bibi Yoori. Yoori meremas jari Jaejoong dan berbisik. " Master begitu diam, kau tidak mengira bahwa dia mati, bukan?"

" Jika dia mati, itu tidak lebih baik dari yang layak dia peroleh. " Jaejoong menjawab sedikit terlalu keras.

Yoori memeberikan kicauan tidak senang seperti burung. " Jung muda itu tidak mati. Aku hanya memberikanya obat tidur dosis tinggi dan itu tidak akan membunuh seseorang," ujar Jaejoong dengan suara lebih halus.

Yoori memang tidak begitu setuju dengan penculikan ini, dan sekarang ketika rencana tersebut berjalan. Ia merasa tiang gantungan atau ujung pistol berada di depan matanya. Atau penjara seumur hidup.

" Dia tidak ada gunanya mati, kita hanya bisa meminta tebusannya jika dia hidup. Lagi pula...tidak dapatkah kau mendengar dia mendengkur?"

Yoori tertawa kecil dengan gugup. " Apakah itu dia, kukira itu Yoochun yang terenggah karena mengangkat Master yang lebih besar darinya." Yoori bertanya. " Apakah kau meninggalkan surat?"

" Aku melakukanya." Jaejoong mengucapkanya dengan kepuasan tajam yang ditusukan ujung pisau ke meja. Jaejoong memperkirakan hanya butuh satu hari untuk sirat itu sampai di tangan Jung Kangin. Dan dua hari lagi mereka akan mengirim uangnya.

Jaejoong memiliki ironi memiliki uang yang akan di antarkan ke kastil tua yang hampir roboh. Kastil milik keluarga Jung yang terabaikan terlalu lama. Ia bahkan lebih menyukai terowongan yang mengarah langsung  ke kastil dan membuatnya mungkin untuk mengambil uang itu tersebut tanpa ketahuan.

Satu jam kemudian perahu menyentuh pantai pasir. Jaejoong menarik nafas. Mereka berlabuh di sisi selatan Jeju Island  , di bagian lain pantai Junmun yang sepi.

Yoochun mematikan mesin. Dengan bantuan Jaejoong Yoochun melempar Tubuh Yunho di bahunya yang terbungkus kain.

Yoori merengek ketika Yunho menggerang kembali. " Dia terdengar seperti dia sedang kesakitan, kasihan."

Mereka turun dari perahu dan Jaejoong melompat turun, mendorong sampai batas pasang. Ketika Jaejoong membantu wanita paruh baya turun dari perahu, wanita tua itu berkata. "  aku perharap master tidak marah dengan kita."

Jaejoong mengira pria itu akan lebih dari sekedar marah. Jaejoong menerka Jung Yunho akan murka. Seorang pria yang berkuasa dengan kekayaan dna kebebasan yang dimilikinya akan membenci ketidak berdayaanya. Dan seorang pria yang sedemikian terobsesi dengan kekayaan sehingga pria itu mencuri penemuan dari wanita tua, jelas jelas akan benar benar murka terhadap ide dipaksa menyerahkan sesuatu yang luar biasa besar.

Pulau Jeju adalah pulau dengan pedesaan sangat cantik, perkebunan dan beberapa tempat liburan di sisi lain pulau dahulunya, sampai Jung Jiwoon meninggal dan di wariskan putra tunggalnya dan terabaikan. Kastil itu berdiri di antara tebing dan di kaki gunung Hallasan. Dan kastil yang sudah lama terabaikan, beberapa tumpukan reruntuhan batu yang menyedihkan.

Kastil itu menjulang tinggi di sisi selatan pulau di desa Seng wi po. Termpat itu sempat menjadi kastil termegah dimasanya, dengan cat putih dan warna bebatuan alami, hijau pudar di jendela dan Jaejoong ingat betapa megah pintu gerbang kastil itu,

Yoochun berjalan di depan dan Jaejoong menuntun Bibi Yoori di belakang. Tidak butuh waktu lama untuk mereka sampai di rumah kecil milik Yoori.

Jaejoong bergegas maju, membantu Yoochun membuka pintu. Seekor kucing abu abu berjalan melingkari kakinya. Jaejoong membungkuk untuk mengambilnya. " Jiji, kesayanganku, bagaimana keadaanmu?"

Yoori menatap Yoochun untuk memperingatkan. " Pastikan kau tidak membenturkan kepala Master, Yoochun. Kita tidak mau membuatnya marah."

" Tidak, bibi. Kita tidak akan melakukan itu." Yoochun membawa Yunho yang terbungkus, masuk ke dapur. Jaejoong membuka salah satu pintu di ujung tempat penyimpanan anggur. Yoochun membungkuk untuk menuruni tangga.

Diruang kecil di bawah tsnah, milik Yoori dan Jaejoong merubah tempat itu menjadi ruang hidup bagi Yunho. Bukan temoat tinggal yang mewah seperti yang ada di rumah megah Jung Yunho. Di ruang kecil tersebut terdapat tempat tidur kecil, sebuah meja, sebuah teko air, baskom dan sekotak penuh buku buku.

Di atas tempat tidur ada jendela tinggi dimana ruangan itu akan menerima cahaya. Sebuah kursi goyang dan sebuah belenggu besi yang Jaejoong temukan di ruang bawah tanah dari kastil.

Yoochun menempatkan Yunho di tempat tidur, Jajeoong menyalakan lilin. Dengan perasaan cemas, Jaejoong menekan jarinya ke urat pembuluh darah tenggorokan Yunho. Detak jantung pria itu berdetak kuat, dan ia memancarkan panas sedemikian rupa  sehingga Jaejoong mengira apakah dalam tungkat tidak sadar pria itu bisa murka.

Dengan cepat Jaejoong menarik tanganya." Dia masih sangat hidup?"

Kemudian dengan ketepatan yang teliti, Jaejoong menempatkan belenggu di sekitar pergelangan kaki pemimpin Jung Yunho.

Yoochung mengumpulkan kain yang ia gunakan untuk membungkus Yunho, dan membungkuk kepada Yoori. " Aku akan meninggalkan Mr. Jung padamu. Panggil aku jika kalian memerlukanku."

Yoori menepuk lengan Yoochun. " Kami tidak akan memanggilmu. Tidak ada alasan bagi siapapun untuk mengetahui apa yang aku telah lakukan di sini, dan aku berjanji aku lebih suka mati daripada menghianatimu kepada Master."

" Aku tahu, bibi. Aku menghargai itu." Yoochun berjalan dengan ribur menaiki tangga. Jaejoong mengikuti Yoochun untuk mengantarnya keluar, dan kecurigaan yang dipelajari melalui tahun tahun kemiskinan dan penipuan membuatnya bertanya tanya. " Tidak ada seorang pun di desa yang kita lakukan disini ...bukan?"

" Tidak tahu sama sekali." Yoochun terus berjalan tanpa menoleh. Dan menghilang dalam kegelapan malam.

Apa yang dimaksud dengan itu? Jaejoong mengira ngira. Apakah maksudnya penduduk sama sekali yidak tahu, atau ia tidak taju apakah penduduk tahu?

           ~*~
 

Yoochun memasuki pub dan menggantung mantel di lemari sebelah pintu. Berpaling, ia melihat semua orang melihat kepadanya penuh dengan rasa ingin tahu. " Sudah di lakukan." ujarnya.

Suara nafas lega terdengar di udara.

" Jangan menggoda kami bung, ceritakan detainya kepada kami." Istri Yoochun berdiri dengan lap di tanganya. Mulutnya yang cantik tersenyum.

Istirnya adalah namja cantik dan di idolakan di desa, Yoochun tidak mengerti bagaimana istrinya memilihnya untuk di jadikan suami, ia hanya seorang manager hotel tempat ini, sebelum semuanya berubah dan ia menjadi nelayan, pedagang atau apapun yang menghasilkan uang.

" Semua berjalan lancar."

Duduk di meja Yoochun menunggu istrinya menyiapkan makan malam. Dan ia makan seolah olah orang kelaparan. Kemudian ia menyadari bahwa semua orang masih menatapnya.

Kata kata sulit ia ucapkan, ia berkata. " Mr. Jung terikat di tempat ruang penyimpanan anggur, Bibi Yoori. Catatan tebusan telah ditinghalkan untuk Mr. Kangin."

" Basngsat itu." Junsu berkata dengan keras. " Ayo lanjutkan."

" Sekarang kita lihat apa yang akan dilakukan, Mr. Jung ketika ia siuman." ujar Yoochun.

" Dia telah tidak akan merasa gembira." pendeta Lee menepuk nepuk jarinya.

" Tidak, Dia tidak akan gembira." ia mengangguk dengan serius.

" Apakah rencana Kim Jaejoong akam berhasil menurutmu?" tanya Junsu.

Yoochun melihat kepada isrinya. " Tidak tahu mengapa rencana itu tidak akam berjalan."

" Well , aku tidak fapat setuju." Ia mendengu." Merupakan hala yang memalukan bahwa kita mengambil peran dalam frama ini. Memalukan!"

Yoochun terdiam di bawah amarah beberapa penduduk. Yoochun jelas melihat keraguan di mata mereka meskipun hanya sedikit. Dan ia menyakan dengan tenang karena ia rela membantu dalam penculikan ini.
" Jaejoong benar."

" Mengenai apa?" tanya pendeta Lee.

" Mr. Jung  berutang pada kita," ujar Yoochun. " Dia berutang kepada Bibi Yoori."

" Mengapa kita membahayakan diri kita untuk dia?" Salah seorang wanita menuntut.

Dengan tangan di pinggul, Junsu berayun menjauh dari Yoochun mendekati wanita itu." Karena Bobi Yoori membantu setiap orang dri pada kita satu saat dan lainya. Dan bibi Yoori telah berada cukup lama sehingga wanita tua itu juga membantu orang tua kita juga. Dia wanita yang baik. Yang terbaik. Kita akan terkutuk kalau meninggalkan Bibi Yoori sejarang."

Junsu adalah orang yang keras, bahkan Yoochun sekalipun tidak bisa menghadapinya jika Junsu sudah bersikeras. Wanita ituenutup rapat mulutnya.

" Kami memberi Mr, Jung muda itu bantuan. " Junsu melihat kesekeliling pub., menanyang keraguan mereka. " Bukankah demikian, Yoochun?"

Dari kedalaman jiwanya, Yoochun mengeluarkan penyataan sederhana. " Ya. Dia akan belajar. Dia perlu menyadari bahwa dia melakukan hal yang buruk."

" Dia adalah seorang Presdir, Directure pemimpin Jung National Park, dan pemilik pulau ini, dan seluruh pariwisata. Dan pemimpin tidak belajar." kata salah satu warga.

" Kita harus memberi dia kesempatan." Yoochun tidak pernah berkata sebanyak ini, dia adalah pria yang pendiam. Akan tetapi ia harus meyakinkan mereka saat ini, ia mengatahui seberapa penting masalah tersebut. " Jika kita tidak menghentikanya. Dia akan melakukan sedemikian banyak dosa sehingha jiwa hitamnya akan menariknya ke neraka."




             ~TBC~

Selasa, 26 Mei 2015

The Mysterious Man chap 19


Title   : THE MISTERIOUS MAN
Author : Sulis Kim
Main cast:   Jung Yunho
                   Kim Jaejoong
             Hankyung &Heechul
                 Yoochun & Junsu
                        Other

Rate   : M 18+
Genre : Romace, Fiction

          WARNING

SANDURAN, novel The Dangerous Lord. Sabrina Jeffries.
Dengan banyak perubahan untuk menyesuaikan alur cerita dengan pemeran Favorite saya.

GS for uke. Jika tidak suka jangan dibaca, author cinta damai. Saya masih butuh banyak belajar, apabila ada kesalahan typo dan lainya mohon di maklumi, menerima saran dan kritik yang membangun. Terimakasih.

Happy reading ....!!!
 
 
 

" Aku hanya memintamu untuk membaginya denganku, membantumu untuk belajar hidup dengan itu."

" Saat kau menikahiku, kau tidak tahu kegelapan dalam jiwaku. Tidak akan ada yang akan menyalahkanmu ketika kau meninggalkanku karena mengetahui semuanya."

" Mengapa aku harus meninggalkan pria yang ku cintai?"

" Sialan, pria yang kau bilang yang kau cintai bukanlah pria yang kau nikahi!" Yunho menepis tangan Jaejoong dari lututnya. " Aku mungkin bukan seorang perayu yang kau pikirkan, tetapi aku memang seorang yang jahat dan tak bermoral. Aku tidak pantas memiliki wanita baik baik manapun!"

Yunho menatap kosong kearah luar. " Aku seharusnya tidak pernah menikah. Jika aku tidak begitu yakin paman Sang Woo akan menghancurkan peninggalan ayahku, aku tidak akan mencari wanita. Itu sebabnya aku mencari seorang wanita yang menikahiku untuk pertimbangan pertimbangan hal lain. Sehingga dia tidak akan begitu hancur saat ia mengetahui karakter burukku." kesedihan terdengar dari suara Yunho. " Lalu kau muncul, dan aku begitu tergoda olehmu ...aku membenarkan semua tindakanku dengan memberitahu diriku sendiri, aku tidak mempunyai masa depan ..."

" Dan memang itu kenyataanya!" potong Jaejoong.

" Tidak, aku seharusnya dapat membantum tanpa menikahimu. Dan muncul juga Choi Siwon sialan ..."

" Tidak, aku tidak akan menikahi pria itu, dan dia juga tidak berniat menikah denganku. Tidak akan saat aku dapat memilikimu." Jaejoong menyelipkan tangan di lenganya Yunho." Yunho. Tidak bisakah kau melihat sisi lain karaktermu, kehati hatianmu dalam memilih seorang istri menunjukkan karakter baikmu? Seorang pria yang tak bermoral akan mengambil wanita mana saja untuk melayani maksudnya. Tetapi kau tidak, sementara kau ingin melindungi wanita yang kau dekati."

" Sengan caraku melindungimu, memaksamu, membohongimu..."

" Jika kau membandingkan sikap yang tidak baik , sayangku. Bagaimana denganku, bukankah aku sama sepertimu." sesuatu membuat tenggorokan Jaejoong tercekat. " Kau memiliki rahasia mengerikan di dalam hatimu, dan aku membawanya kepermukaan. Dan aku bisa meminta pengampunan atas segala kesalahanku. Mengapa kau tidak bisa?"

Yunho mengangkat kepalanya untuk memandang Jaejoong dengan tidak yakin. " Apa yang ku lakukan begitu buruk. Kau berkata itu tidak masalah, tetapi setelah kau mempertimbangkan semua implikasinya ...."

" Aku masih mencintaimu. Sekali hatiku memutuskan sesuatu, aku tidak akan berubah. Dan hatiku cukup yakin dengan apa yang kurasakan kepadamu."

Yunho meraih tangan Jaejoong. " Kau lupa ini belum berakhir. Jika beberapa alasan kita belum memiliki seorang putra pada waktu yang di tentukan, kita akan kehilangan segalanya."

Jaejoong gembira dengan fakta Yunho mengayakan kita." Saat aku bertemu denganmu, aku tidak memiliki apa apa. Jadi bagaimana aku bisa mengeluh karena tidak memiliki apa apa?"

Seulas senyu terpatri di bibir Yunho. " Kau memiliki hal yang aneh untuk memandang sebuah hal. Aku sangat mencintaimu, kau tahu. Lebih dari siapapun dalam hidupku. Aku seharusnya tidak mengatakannya dan mengikatmu lebih jauh kepadaku, tetapi itu benar. Dan memikirkan kehilangan dirimu sangat menyiksaku."

Oh, Yunho." kata Jaejoong, begitu bahagia nyaris tidak bisa menahannya," Kau tidak akan pernah kehilangan aku.!"

" Dengarkan aku,Jae. Ada akibat lain dari pertengkaranku dengan pamanku. Jika kita tidak dapat memenuhi syarat wasiatku, aku bermaksud melawanya. Dia telah menelantarkan perusahaanya sendiri demi perusahaan yang lebih besar. Aku tidak akan membiarkanya memiliki hak  yang dimiliki ayahku. Itu berarti akan memperjuangkan di pengadilan , dan semuanya akan terekspos, masa laluku.."

" Kita akan menghadapinya saatnya telah tiba."

" Dan pesta malam ini pasti ada spekulasi... Beberapa di antaranya mungkin tidak mengenakan, tentang pernikahan kita yang tiba tiba, rumor lama tentangku, berkat pernikahanku... Aku berjanji tidak akan membiacarakan tentang perpisahan atau percerainya denganmu."

" Aku akan menganggap ujian ini untuk kebahagiaan kita di masa depan."

Yunho tersenyum lemah." Itu merupakan kesempatan terakhirmu untuk melarikan diri. Meskipun hatiku akan hancur melihatmu meninggalkanku, aku akan mengatasinya jika itu untuk kebahagiaanmu." tatapan Yunho yang penuh kesungguhan menghujam Jaejoong. " Tetapi jika kau memutuskan malam ini, untuk tetap bersamakau. Aku tidak akan melepaskanmu, kau dengar? Kau akan terjebak bersamaku sepanjang hidup kita. Tak peduli apapun yang akan terjadi. Buatlah keputusan dengan hatimu."

" Aku akan melakukanya dengan hati hati. Dan sekarang dengarkan aku Direture Jung. Saat ini aku memberikan keputusanku setelah malam ini, kau harus mematuhiku. Tidak ada lagi 'aku tahu apa yang terbaik untukmu' dan 'kau akan menyesalinya'. Kita akan mulai dari awal, dua orang yang saling mencintai satu sama lain dan yang menikah hanya karena alasan itu."

Yunho ragu sejenak, lalu mendesah. " Seperti biasa, kau memberikan tawaran yang sulit."

" Kalau begitu kau setuju?"

Sambil menundukkan kepala, Yunho mencoum tipis genggaman tangan mereka. " Ya , sayangku. Aku setuju."

            ~*~

Jaejoong menatap Yunho sekilas saat mobil mereka mendekati kediaman Keluarga Choi.

" Apa yang membuatmu tersenyum. " grutu Yunho.

Jaejoong tidak tahan untuk menggodanya. " Ini pesta pertamaku sebagai Mrs Jung. Jika nona Kim tidak mendapatkan kepercayaan dari begitu banyak orang, pikirkan saja berapa banyak bahan tulisan yang bisa Mrs. Jng kumpulkan untuk Mr X?"

" Maka berterima kasihlah kepada Tuhan bahwa nama Mr X yang ada dalam kolom sialanmu, hanya itu yang ingin kukatakan." gumam Yunho, meskipun senyum samar tersungging di bibirnya. " Jika tidak aku akan berduel setiap minggu denganya."

Merasa senang dengan kata kata Yunho yang mengimplikasikan masa depan bagi mereka, Jaejoong bergurau, " Oh, tetapi aku berpikir untuk menggunakan nama asliku sekarang. Saat aku memberitahu  Mr Lee, aku telah menikah, dia menyarankan menyebutnya ' The Ladyship Secret' oleh Mrs Jung. Bukankah itu kedengaranya bagus?"

Yunho mengangkat alis." Apakah kau ingin aku mati lebih cepat?"

" Hmm. Jika kau mati, aku akan menjadi janda Mr Jung. Itu kedrngaranya bagus juga." ketika melihat Yunho cemberut ia menambahkan. " Aku bercanda Yunho. Apakah aku harus menjelaskan semua gurauanku kepadamu?"

"Jika candaanmu itu tidak lucu, ya."

Yunho tidak tersenyum, dan Jaejoong menyesal telah menggodanya. Akan membutuhkam bebetapa waktu sebelum Yunho akan merasa aman dengan dirinya, Jaejoong dapat melihatnya. Tetapi ia bisa menunggu. Sepanjang Yunho mencintai dirinya.

" Jangan khawatir," kata Jaejoong dengan lembut. " Aku tidak berhasrat menggunakan namaku yang sesungguhnya. Aku memberitahu Mr Lee bahwa aku tidak akan menggunakan namaku. Dia kecewa, tetapi saat aku mengungkapkan bahwa pilihan itu akan membuatku berhenti menulis untuknya, dia mengerti maksudku."

Kalimat itu akhirnya membuat Yunho tersenyum. " Aku yakin dia mengerti. Mr Lee bukan orang bodoh. Dia mengerti dengan baik dari pada beradu pedang denganmu, sayangku."

Cintaku. Nah itu terdengar lebih bagus. Pikir Jaejoong.

Mobil berhenti dan mereka turun. Yunho mengulurkan tanganya untuk membantu, dan Jaejoong menerimanya dengan ledakan rasa posesif yang menyenangkan. Mereka mulai berjalan menyusuri jalan menuju pintu masuk, tetapi mereka berhenti di tengah jalan saat Yoochun menghampirinya dengan tergesa gesa untuk menyapa.

" Yunho." sapa Yoochun basa basi." Aku sudah lama menantimu."

Otot otot di tangan Yunho menegang di balik jemari Jaejoong. " Ada apa?"

" Pamanmu ada disini."

Getaran yang cepat menerpa Jaejoong.

Yoochun langsung melanjutkan. " Dia telah mendengar tentang pernikahanmu dan sedang ...menceritakan kebohongan. Tentang dirimu dan Jaejoong."

" Kebohongan macam apa?" tanya Jaejoong.

Yoochun menatapnya. " Yah, satu hal, dia mengetahui bahwa kau Mr X. Dia menyebarkan berita itu kemana mana."

" Tampaknya nama samaranmu yang baru akan diperlukan sekarang," kata Yunho dengan dingin.

Jaejoong menggerang. " Tidak di ragukan lagi, kenapa Mr Lee memutuskan aku membutuhkan sedikit dorongan penggantian nama itu, dan pamanmu cukup membantu untuk tujuan itu."

" Ya tetapi, pamanmu telah memelintirkan agar sesuai dengan tujuanya sendiri," kata Yoochun. " Dia memberitahu semua orang bahwa kau, sebagai Mr X, Mengetahui rahasia tergelap Yunho, jadi Yunho memaksamu untuk menikahinya untuk membuatmu tetap diam. Itulah mengapa pernikahannya terbilang terburu buru, dan mengapa kau menulis komentar tentang sikap Yunho yanh jujur terhadap istrinya."

Jaejoong meringis. Haruskan semua kolom tulisanya menghantui dirinya? Ia mendongak melihat wajah Yunho yang kaku. Yunho membenci ini dan menyalahkan dirinya sendiri untuk itu. Jaejoong bisa menebaknya.

" Ada lagi, temanku," Yoochun melanjutkan. " Pamanmu mengatakan jal hal lain juga ...khususnya tentangmu."

Tangan Yunho bagai selembar besi di balik jemari Jaejoong. " Bukan gosip biasa, kurasa. Apa yang dia katakan?"

Yoochun mengangkat bahu. " Kebohongan kebohongan ...rumor ...kebodohan. Kupikir kau harus mengetahuinya."

" Kebohongan apa?" tanya Yunho dengan tegas.

Yoochun menatap Jaejoong. " Mungkin kita harus berbicata secara pribadi, Dude."

" Aku tidak menyimpan rahasia dari Jaejoong," balas Yunho. " Katakan saja."

" Baiklah. Dia mengklaim kau memaksakan dirimu kepada istrinya, lalu meninggalkan korea untuk meninggalkan skandal bunuh dirinya. Dia mengatakan kau memanfaatkan Jaejoong dan temanmu Nona Kwon. Dia memosisikanmu sebagai seorang perusak wanita ternista yang pernah hidup."

Saat Yunho menyentak menjauh dari Jaejoong untuk berdiri dengan kepalan tanganya terbenam di pegangan tangga di sampingnya, kemarahan menusuk kedalam diri Jaejoong. Paman kurang ajar Yunho bahkan tidak memiliki sopan santun untuk menunggu hingga pria itu yakin Yunho telah menjadi ayah dari seorang penerus sebelum menyerang. Sungguh seorang pengecut yang cengeng untuk menunjukan kesedihan dengan sikap yang tercela.

" Hanya itu saja?" Jaejoong membentak Yoochun. " Mengapa tidak sekalian memfitnah Yunho meminum darah para hadis dan menyiksa mereka di ruang bawah tanahnya?"

" Aku sudah memperingatkanmu bahwa ini mungkin akan terjadi." kata Yunho dengan nada rendah yang dimaksudkan hanya untuk Jaejoong. " Hanya saja aku tidak mengharapkannya terlalu cepat."

" Dia tidak akan lolos dengan ini, aku tidak akan membiarkanya." Jaejoong bersumpah.

" Kalau kau berusaha menyangkal ceritanya. " Yoochun ikut menambahkan, " itu akan membuat masalahnya bertambah parah. Mereka akan mengira Yunho memaksamu untuk membelanya. Yunho telah begitu misterious tentang masa lalunya hingga mereka akan mempercayai apapun yang pamanya katakan. Dan pernikahan yang tiba tiba itu mengejutkan semua orang. Yang terbaik buat kalian berdua adalah bersikap seolah olah tidak tahu, tidak mengatakan apa apa tentang itu. Junsu dan aku akan berada di pihakmu, begitu juga Heechul dan Hankyung..."

" Tidak," Yunho membalikkan badan menghadap mereka. " Pertengkaran pamanku adalah denganku. Aku tidak ingin kalian terlibat. Kau dan Junsu dan yang lainya seharusnya memutuskan diri kalian dariku hingga masalah ini selesai. Dan Jaejongie, kau akan pulang."

"Langkahi mayatku! Lari dari tuduhan musang itu? Tidak akan!"

" Aku setuju, Jaejoong." Yoochun menyilangkan tanganya di depan dadanya, menatap Yunho. " Aku tidak akan memutuskan hubunganku dengan siapapun."

Yunho memandangi temanya dengan tatapan gelap. " Kita akan membicarakanya sebentar lagi. Tetapi, pertama tama aku perlu berbicara secara pribadi dengan istriku."

''Tentu saja." Yoochun menaiki anak tangga dan masuk.

Yunho mengalihkan tatapanya yang menyala kepada Jaejoong. " Aku tidak akam membiarkanmu tersakiti karena hal ini. Aku tidak akan membiarkan pamanku menyakitimu."

" Dan aku tidak akan membiarkanya menyakiti dirimu. Rumor itu melibatkan kita berdua, jadi aku mempunyai hak yang sama untuk melawan pertempuran ini seperti dirimu. Lagi pula, aku tahu persis mengurusi pengganggu semacam ini." Ketika Yunho ingin memprotes Jaejoong menambahkan dengan lembut. "  kau menjanjikan kepadaku sebuah kesepakatan untuk membuktikan diriku malam ini. Nah, inilah kesempatanya, dan aku akan memanfaatkanya."

" Sialan, Querida, kau belum pernah menjadi subjek rumor yang sangat kejam. Tapi aku pernah, dan ku beri tahu kau, aku tidak akan menempatkanmu disitu. Kau tidak tahu betapa orang bisa begitu jahat!"

" Aku tidak tahu? Apakah kau telah lupa dengan siapa kau berbicara? Cara terbaik melawan gosip adalah dengan gosip, dan seperti yang kau tahu, itu adalah keahlianku. Berikan aku kesempatan untuk menggagalkan pamanmu, Yunho. Aku dapat melakukanya." Ya, Jaejoong pikir ia dapat melakukanya. Sepanjang sore ia memikirkan tentang apa yang ia lakukan jika ketakutan Yunho datang menghampiri, dan ia telah membuat sebuah rencana. Meskipun beresiko dan tidak berhasil, tetapi ia harus mencoba.

" Kau tidak perlu mengorbankan reputasimu untuk membuktikan bahwa kau mencintaiku."

" Aku tidak peduli dengan reputasiku. Lagi pula aku sedang tidak mencoba membuktikan bahwa aku mencintaimu. Aku mencoba membuktikan bahwa kau dapat mempercayaiki. Selalu. Percayalah kepadaku, Yunho. Aku tidak akan menghianati sisi dirimu yang paling kelam."

" Aku tahu itu, sialan! Tetapi aku tidak ingin kau terlibat. Aku seharusnya tidak pernah menyeretmu kedalam pernikahanku ini sejak awal ..."

" Hentikan! Kau telah hidup begitu lama dengan rasa bersalah ini sehingga kau berpikir kau pantas mendapatkan hukuman, dan kau berencana mewujudkannya dengan cara mengingkari dirimu sendiri dari kesenangan akan cinta. Yah, aku berada dalam pernikahan ini juga. Jika kau menghukum dirimu sendiri, kau juga menghukumku, ingat? Aku tidak ingin kau mengorbankan hati nuranimu dengan memaksaku dari pernikahan ini untuk hidup dalam penderitaan tanpamu. Aku bermaksud sangat tegas mengenai subjek ini."

Penyataan Jaejoong membuat Yunho tercengang. Ia mempertimbangkanya dengan serius. " Aku tidak akan menginginkanmu hidup dalam penderitaan, cintaku." Yunho mengusap dahi Jaejoong dengan ibu jarinya, lalu mendesah. " Baiklah. Jika kau berkeinginan seperti itu, aku tidak memiliki banyak pilihan dalam masalah ini."

Hati Jaejoong melonjak, ia meraih telapak tangan Yunho dan menciumnya, lalu menatap kearah Yoochun yang ternyata masih berdiri di puncak tangga, memandang mereka lekat lekat dengan putus asa.

" Itu berlaku bagi teman temanmu juga, Yunho. Mereka percaya padamu seperti halnya aku, dan mereka tidak ingin kehilangan ikatan pertemanna denganmu. Mereka ingin membantu. Kau membutuhkan bantuan mereka, baik kau mengakuinya atau pun tidak. Mungkin tidak masalah bagi Jung Sangwoo memfitnah keponakanya. Tapi akan jadi masalah jika memfitnah Jung Yunho, Park Yoochun. Serta Hankyung. Jika kau mengijinkan mereka berdiri di sampingmu, mereka akan membantu dalam masalahmu."

Yunho menggerang. " Kau memintaku membiarkannyan mereka menderita karena aku. Paling tidak kau tahu yang sebenarnya mengapa hal ini terjadi tapi mereka tidak tahu. Aku tidak berhak meminta pertolongan meteka saat mereka tahu kebenaranya."

" Kalau begitu, beritahu mereka yang sebenarnya. Kau harus memercayai mereka, kau tahu. Mereka orang orang baik. Mereka akan semakin menghargaimu karena kejujuranmu. Aku janji mereka tidak akan mengecewakanmu." Sambil mencengkeram kerah baju Yunho, Jaejoong memberinya sebuah senyuman untuk menyakinkan. " Begitu pula aku."

Cahaya lampu menerangi ekspresi Yunho yang bimbang. Dengan pelan ia menyapukan tanganya ke pipi Jaejoong dengan lembut. "Kau tidak akan mengecewaakanku jika berjalan keruang dansa, lalu menelanjangi dirimu sendiri, dan menjulurkan lidahmu kepada semua orang."

Sebagian ketegangan Jaejoong menghilang. Mungkin ada harapan bagi suaminya. " Kupikir itu akan berhasil,"sindir Jaejoong , " Tetapi malam ini terlalu dingin. Kupikir aku akan mencoba rencanaku dulu, jika kau tidak keberatan."

" Ya, Tuhan," kata Yunho dengan serak, " Apa yang kulakukan hingga pantas mendapatkanmu?"

" Hal yang sama yang kulakukan untuk pantas mendapatkanmu ...tidak melakukan apa apa. Kau adalah dirimu. Dan itu sudah cukup."

Jaejoong tersenyum kepada Yunho dan tanpa peringatan, Yunho menyeretnya mendekat dan menciumnya dengan dalam dan lama. Ketika Yunho melepaskanya, Jaejoong memandangnya kebingungan. " Untuk apa itu?"

" Untuk keberuntungan."

" Keberuntungan?" kata Jaejoong dengan sombong. " Aku tidak butuh keberuntungan, aku telah memberitahumu, aku Mrs Jung, yang segera akan menjadi wanita penulis gosip yang paling berani di Korea. Jika aku tidak bisa mengubah rumor menjadi keberuntungan siapa yang bisa?"

Sudut bibir Yunho mengerut. " Maafkan aku . Aku tidak bermaksud mempertanyakan kemampuanmu." Yunho mengulurkan lenganya. " Bisakan kita masuk menghadapi ular itu. My lady?"

Jaejoong mendongakkan dagunya dengan angkuh saat mengaitkan tanganya di siku Yunho. " Dengan senang hati. Sweet Heart.."

             ~*~

Yoochun sudah menunggu mereka di ambang pintu. Ketika mereka memasuki rumah kediaman keluarga Choi bersama dan diantarkan ke ruang dansa oleh pelayan laki laki. Ketika ia dan Yunho memasuki ruangan terdengar kegemparan di dalam ruangan.

Jaejoong menelan ludah. Ini tidak sama seperti waktu ia melarikan diri melalui ruang dansa setelah Yunho menciumnya. Kali ini, gosip dapat menghancurkanya. Dan juga Yunho.

Memang jika rencananya gagal, ia akan membuat suaminya lebih buruk dari sebelumnya. Ia mendongak menatap Yunho, lalu meniru dari ekspresi wajah Yunho yang arogan. Jika pria itu bisa menghadapi kerumunan ini dengan menantang, begitu pula dirinya.

Saat mereka berjalan masuk, Junsu dan Heechul bergabung bersama mereka, tampak gelisah. Tetapi sebelum Jaejoong berkata apa apa untuk mengusir kegelisahan mereka, ia melihat Narsya berjalan menuju ke arah mereka dengan separuh gosip di belakanya. Tangan Jaejoong menjadi basah.

Beralih kepada Yunho, ia berbisik. " Mengapa kau dan Yoochun tidak pergi kesuatu tempat dan berbicara? Aku dapat mengatasi hal ini lebih baik tanpamu berdiri disana sambil mengerutkan dahi kepada semua orang dan menyakinkan mereka bahwa kau memang jelmaan iblis."

Kalimat itu membuat Yunho tersenyum. " Apa aku menggeryitkan dahi?"

" Melotot lebih tepatnya." Jaejoong menarik tanganya dari siku Yunho. " Nah pergilah. Bicaralah dengan temanmu ...kau akan merasa lebih baik setelahnya. Aku akan baik baik saja."

Tatapan Yunho menghujam kedalam mata Jaejoong, kembali. " Aku mencintaimu."

" Bagus, tetap simpan itu dalam benakmu." karena setelah apa yang Jaejoong lakukan, mungkin Yunho ingin mencekik dirinya. Terutama jika rencananya tidak berhasil.

Yunho dan Yoochun hampir meninggalkan Jaejoong untuk pergi kesalah satu ruangan ketika Narsya dan rombongannya menuju kearah mereka. Sekarang atau tidak sama sekali.

" Gadis kesayanganku!" seru Narsya, matanya bersinar gembira." Sangat senang melihatmu disini! dan menikah pula! Betapa mengejutkan! Kami telah mendengar banyak cerita yang mengagumkan, tetapi seperti yang kuberitahu kepada semua orang, itu semua hanya omong kosong."

" Cerita cerita? tentangku?" tanya Jaejoong dengan nada paling polos, sambil bertanya tanya apakah ia bisa melakukanya.

Heechul dan Junsu menggelengkan kepala mereka untuk memperingatkannya, tetapi Jaejoong mengabaikan mereka. Ia harus mencoba ini. Kalau tidak, Yunho akan terus menderita di tangan para penggosip.

" Berapa mahluk mengerikan bersikeras bahwa kau adalah Mr X." Narsya berbisik di salah satu pipi Jaejoong. " Aku memberitahu mereka itu tidak benar."

" Tetapi itu memang benar, Narsya ku sayang," balas Jaejoong. " Sekarang karena aku sudah menikah, aku melihat tidak ada alasan untuk merahasiakanya."

Jawaban Jaejoong tampak mengagetkan semua orang, bukan karena jawaban itu membenarkan gosipnya, tetapi karena Jaejoong tampak tidak terganggu jika identitasnya telah diketahui.

" Apakah Mr. Jung, memaksamu untuk mengakhiri kolom tulisanmu?" tanya seseorang.

" Tidak, tidak sama sekali." Jaejoong memaksakan senyuman berseri di wajahnya. " Suamiku menyukai kolomku. Bahkan, kami mendiskusikanya dalam perjalanan menuju kesini. Aku berpikir untuk menyebutnya 'Secret of a Viscountess'. Yunho menyatakan julukan itu menyesatkan, karena artikelnya bukan berisi rahasia rahasia tentangku, tetapi kupikir itu terdengar bagus. Bagaimana menurumu?"

Seorang pria yany selalu memperlakukan Jaejoog seperti anak perempuanya, berkata dengan ragu ragu ragu. " Suamimu menerima tulisanmu?"

" Ya, Tuhan, tentu saja. Mengapa dia tidak boleh begitu?"

Pria itu tampak tidak nyaman. " Kau pasti mengakui bahwa kau telah ...agak kritis terhadapnya dalam beberapa kolom sebelumnya."

" Oh, itu. Dia cukup memaafkanku untuk itu. Lagi pula, jika bukan karena kolomku mengenai dirinya, kami tidak akan pernah pertemu dan jatuh cinta."

Keheningan yang kaku tercipta. Lalu Narsya muncul untuk menyelamatkan Jaejoong. " Orang orang bodoh ini memiliki beberapa anggapan bahwa cinta tidak ada hubunganya dengan ini. Karena Yunho telah memerasmu untuk menikahinya."

Jaejoong membelalakan mata." Memerasku?"

" Ya, aku memberitahu mereka bahwa hal itu benar benar omong kosong, tetapi mereka telah mendengar bahwa kau telah mengetahui rahasia suamimu dan dia menikahimu untuk membuatmu tutup mulut tentang rahasia itu. Beberapa orang bodoh mengklaim bahwa Yunho telah mengancam akan menghancurkanmu jika kau tidak menikahinya."

Paman Yunho nyaris mendekati kebenaran, ya? Yah Jaejoong tidak akan membiarkanya berhasil dalam hal ini. Ia tidak akan membiarkan!

Ia menatap kepada pria itu dan lainya, yang menghindari tatapanya. Lalu dia meledak dalam tawa yang di sengaja. " Itu benar setiap katanya."

Jaejoong mendapatkan perhatian mereka sekarang. Ekspresi terkejut terlihat di wajah mereka. Narsya, Heechul dan Junsu menatapnya seolah olah dia telah kehilangan akal.

Jaejoong melanjutkan dengan nada dramatis, meskipun lututnya gemetar di balik gaunya. " Directure itu mengetahui aku sebagai Mr X, datang kerumahku, dan memintaku menghentikan tulisanku tentang dirinya. Aku menolak, tentu saja. Jadi dia memberiku sebuah ultimatum ...aku menikahinya atau dia akan menghancurkan aku." ia berhenti bicara untuk menambahkan efek.

" Itu adalah sebuah keputusan yang sulit. Maksudku, wanita mana yang ingin menikahi seorang Pewaris Jung yang kaya ketika dia menjadi wanita malang, bukan siapa siapa yang menulis untuk surat kabar?"

Ketika Heechul tersenyum dan Junsu ikut tersenyum bersamanya, Jaejoong lebih percaya diri. Ia mengetuk ngetukkan ngetukan jarinya di dagu. " Aku memikirnya sekitar ...oh ...hampir setengah menit. Dan aku memutuskan sementara aku dihancurkan oleh seorang pria dengan kekayaan yang begitu jelas dapat menjadi sesuatu yang menyenangkan, aku lebih menyukai menjadi Nyonya Jung yang makmur. Dengan cara itu aku dapat memiliki semua kekayaanya, jika kau tahu maksudku."

Untuk sesaat, ketika para penonton melanjutkan menatap dirinya seolah olah ia kehilangan akal sehatnya, ia berpikit ia telah membuat kesalahan yang sangat besar. Tuhan, Tolong, ia berdoa , biarkan mereka memiliki rada humor.

Tiba tiba Narsya terkikik dan lainya terkikik juga.

Menekankan keuntunganya, Jaejoong mendesah dengan dilebih lebihkan.  " Jadi disinilah aku, terjebak dalam pernikahan dengan pria bangsawan muda yang menarik dan kaya. Menyedihkan bukan, bukan begitu? Sekarang aku tidak bisa menikahi bandot tua atau pengacara miskin! Dan aku melakukanya karena hatiku telah menetapkan itu."

Terdengar suara tawa yang keras sekarang, sangat keras.

" Dia juga seorang suami yang merepotkan," Jaejoong melanjutkan dengan cepat sementara mereka semua nerada di pihaknya. " Dia bersikeras aku membeli macam macam, dan dia tahu aku benci belanja. Siapa yang menginginkan perhiasan dan baju bermerk, sepatu dan tas yang berserakan di kamar tidur? Itu terlalu menjengkelkan. Dan cara dia memperlakukan adik adiku ..." Jaejoong membelalakan matanya.

" Aku terus menerus memberitahunya untuk tidak memanjakan mereka, tetapi dia tidak mau mendengarkan! Dia mengirim saudara tertuaku kesebuah sekolah yang sangat mahal, dia terus memberikan hadia hadiah kepada tiga saudaraku yang lain. Aku bersumpah aku tidak akan mampu melakukan sesuatu dengan mereka jika dia tidak menghentikanya."

Jaejoong telah menarik kerumunan lebih besar sekarang, sebagiam besar mereka tertawa dan menanyakan pada yang lainya untuk mengatakan apa yang aku katakan.

" Bagaimana dengan dia di kamar tidur." Salah seorang bertanya dengan begitu keras. " Apakah suamimu terbukti merepotkan juga disana?"

Jaejoong tidak perlu berpura pura malu. " Sangat merepotkan. Maksudku apakah kalian menginginkan pria seperti itu di tempat tidur kalian? Begitu tinggi, jantan dan kekar? Di sini aku sebelumnya, berharap mendapatkan seorang pria tua dengan perut buncit, dan sebaliknya aku mendapatkan itu!" Jaejoong menambahkan dengan sebuah kerlingan.
" Dan aku harus mengeluh tentang itu ketika dia meminta haknya sebagai duami, dia membuatku ingin bersikap sangat tidak pantas..."

Tidak ada seorangpun penonton yang tidak tersenyum. Narsya terbahak bahak sedemikian rupa sampai menangis. Heechul dan Junsu memancarkan persetujuan mereka kepadanya.

Jaejoong bisa mendengar bisikan seperti " Aku mengetahuinya sejak lama" dan " Bukankan mereka menjadi pasangan yang sangat mengagumkan."

Tiba tiba semua percakapan berhenti. Seorang wanita dengan sangat angkuh datang menuju kearah Jaejoong, kerumunan memberi jalan kepada ketertarikanya yang amat dangat.

Mr. Lee, Istri dari Lee Sungmin.

Wanita itu berhenti di depan Jaejoong dan melayangkan tatapan menghina yang diingat Jaejoong dengan terlalu baik. " Ini sangat menghibur ,Mrs. Jung." Ia mengatakan gelar Jaejoong dengan penuh cemohan. " Tetapi kau tidak dapat membodohiku dengan berbicara tentang karakter suamimu yang baik ini. Aku mendengar sejarah tentang dirinya yang memaksa dirinya kepada wanita wanita tak berdaya. Kau menyebutkan wanita dalam kolommu, seperti yang ku ingat. Dan pamanya sendiri mengklaim Yunho melarikan diri dari Korea setelah menyerang bibinya. Aku yakin kau pasti tahu maksudku."

                ~TBC~