Selasa, 21 April 2015

The Mysterious Man chap 1

Title   : THE MISTERIOUS MAN
Author : Sulis Kim
Main cast:   Jung Yunho
                   Kim Jaejoong
             Hankyung &Heechul
                 Yoochun & Junsu
                        Other

Rate   : M
Genre : Romace, Fiction

          WARNING

SANDURAN, novel The Dangerous Lord. Sabrina Jeffries.
Dengan banyak perubahan untuk menyesuaikan alur cerita dengan pemeran Favorite saya.

GS for uke. Jika tidak suka jangan dibaca, author cinta damai. Saya masih butuh banyak belajar, apabila ada kesalahan typo dan lainya mohon di maklumi, menerima saran dan kritik yang membangun. Terimakasih.

Happy reading ....!!!

 
 

Sekumpulan orang bodoh telah menyebarkan beberapa rumor tentang dirinya.

Jung Yunho, CEO muda perusahaan Jung Crop, langsung menyimpulkan demikian pada saat ia memasuki klupnya dengan sebuah kedipan mengerti dan sebuah gumaman dari para pelayan, " Bagus sekali , prince ." sambil membukakan pintu untuknya.

Kepala pelayan klub Cojje yang biasanya muram mengedipkan mata kepada Yunho. ' mengedipkan mata' kepadanya, demi Tuhan. Karena ucapan selamat tidak pada tempatnya, Yunho hanya menyimpulkan yang terburuk.

Saat ia berjalan di sepanjang lorong berkarpet menuju Ruang pertemuan tempat ia akan menemui temanya Park Yoochun, CEO muda keluarga Park. Kemudian sekelompok orang yang tidak dikenalnya menghentikan percakapan mereka dan memberi Yunho selamat. Dan berkomentar " Siapa wanita itu?"
" Jadi kau melakukanya lagi, dasar srigala cerdik" dan tambahan banyak lagi dari lainya.

Dengan susah payah Yunho menahan diri untuk tidak menggerang. Hanya Tuhan yang tahu ceriya apa lagi yang beredar kali ini. Ia telah mendengar semua gosip tentanya, dimulai dari ia yang mengalahkan pemimpin Yakuza seorang diri, dan juga pernah ia mendengar dirinya di gosipkan Menyelamatkan salah satu putri Bangsawan di spanyol dan mendapatkan hadiah mansion mewah dari ayahnya. Itu sama sekali salah, Yunho memang mendapatkan warisan dari ibunya sebuah mansion mewah di spanyol.

Yunho hampir sampai di ruang pertemuan ketika Shindong mencegatnya. " Selamat malam teman lama," katanya dengan gembira.
" Aku ingin mengundangmu untuk menghadiri pesta kecilku, hanya sekedar makan malam yang akan ku adakan besok, kau dan beberapa orang lainya dengan pasangan mereka. Pastinya kau membawa kekasih barumu. Aku ingin melihatnya."

Yunho menatap pria gendut itu tenang. " Kekasih baruku?"

Shindong menyenggol Yunho dengan puas. " Tidak ada gunanya menyembunyikan wanita itu sekarang, presdir Jung. Kucing itu ... atau haruskah ku bilang, anak kucing itu… telah keluar dari karungnya, dan semua orang ingin melihat bulunya, dan seberapa dalam cakarnya telah mencengkerammu."

Seorang kekasih? Itukah rumornya? Betapa mengecewakan. Mereka setidaknya bisa membuat rumor lebih bagus lagi unutk Yunho menjadi seorang perampok, misalnya." Kuberitahu kau sesuatu, Shindong. Saat aku mendapatkan kekasih nanti, aku pasti akan membawanya ke salah satu acara pesta makan malammu. Sampai saat itu tiba, aku harus menolak undanganmu. Sekarang ijinkan aku pergi aku ada janji pertemuan." Yunho meninggalkan Shindong dan kembali berjalan.

Seorang kekasih, ia tidak mengingat kapan terakhir kali ia memilikinya. Pastinya sudah sangat lama sekali sebelum ia di paksa kembali dari Prancis dan di paksa untuk mencari seorang istri.

Bukan berarti Yunho tidak bisa mengambil seorang simpanan, jika ia mengiginkanya, tapi ia ingin memusatkan seluruh energinya pada masa pendekatan tanpa ada wanita dengan berbagai pertanyaa dengan nada cemburu.

Begitu memasuki ruang pertemuan, Yunho langsung bisa mengenali sosok sahabat baiknya Yoochun. Yunho mendudukan diri di sofa sebrang Yoochun. Pria itu masih asyik menikmati rokoknya dengan sebatang rokok di tangan kiri dan koran di tangan kanan.

Ketika Yunho mengambil rokoknya, Yoochun mendongak. " Akhirnya aku bertanya tanya apa yang membuatmu terlambat. Aku sudah tidak sabar mendengar apa yang terjadi. Apakah wanita itu menerimamu? Apakah ucapan selamat menyusul selanjutnya?"

Untuk sesaat Yunho mengira Yoochun menyingung rumor tentang kekasihnya. Lalu ia teringat. " Ah, maksumu Sunghee."

" Siapa lagi anak perempuan Mr Go. Apakah kau melamar gadis lain baru baru ini"?

Yunho tersenyum. " Tidak, hanya Sunhhee, satu saja cukup. Bukan begitu menurutmu?"

"Jadi kapan pernikahanya?"

"Belum di tetapkan."

Mata Yoochun menyipit." Tentunya dia tidak menolak tawaranmu."

" Tidak juga." setelah menyalakan rokok, Yunho menghisapnya dalam dalam. " Dia menggunakan taktik lama wanita dengan meminta waktu untuk mempertimbangkan lamaranku, mungkin saja itu ide Mrs, Go. wanita itu seorang pemangsa… berharap untuk mendapatkan tempat lebih tinggi untuk Sunghee dengan membuat anaknya jual mahal. Tapi sayangnya, Sunghee yang malang tidak ahli dalam sikap jual mahal. Aku merasa kasihan kepadanya, sementara ia bersikukuh tentang bagaimana mempertimbangkan lamaranku lebih jauh."

" Maafkan aku mengatakan ini." sela Yoochun. " Tapi aku tidak mengerti apa yang kau lihat dari wanita itu. Dia biasa biasa saja dan benar benar pemalu. Dia tidak mau berkata satu dua kata kepadaku saat ketika kami bertemu. Dan jelas sekali kau menikahinya karena kekayaan yang tidak seberapa karena ayahnya hanya seorang mengusaha kecil."

"Istrimu tidak punya kekayaan dan ayahnya hanya seorang rektor, tetapi hal itu tidak menggoyahkan dirimu untuk menikah denganya dan menjadikanya Mrs.Park. "

Mendengat nama istrinya di sebut Yoochun terasenyum, wajahnya berseri seri. " Memang benar, Junsu tidak memiliki kekayaan dan koneksi, tapi ia menutupinya dengan kwalitas dan kelebihan lain."

Yunho tergelak. " Masih jatuh cinta rupanya, yakh aku tidak mencari cinta, Yoochun … aku mencari seorang istri. Di luar pengalamanku yang tidak biasa, mereka jarang jalan bersama. Satu satunya ku butuhkan dari seorang istri adalah kehormatan dan karakter yang baik."

Sebenarnya, seorang wanita cantik dan menarik yang dapat memikat pria manapun adalah hal terakhir yang Yunho butuhkan. Ia sudah terlanjur membenci dirinya sendiri karena menyeret seorang wanita masuk kesituasinya yang rumit, ia hanya dapat memastikan bahwa siapapun yang menjadi istrinya akan mendapatkan sesuatu yang sebelumnya wanita itu dapatkan.

" Yah," kata Yoochun saat kembali membaca surat kabat, " kau tahu Eunhee pada akhirnya tidak akan menolakmu. Dia bodoh jika berani melakukanya."

" Ya ." tetapi Yunho nyaris berharap wanita itu akan melakukanya. Ia merasa tidak antusias dengan pernikahan ini. 'Keantusiasan tidak di perlukan', Yunho mengingatkan dirinya sendiri. 'Dia sesuai dengan tujuanku'

Jika saja wanita itu tidak akan malu ketika menatapnya, terlonjak ketika ia bicara. Yunho dapat memaklumi dengan adanya ribuan rumor buruk tentang dirinya, namun Sikap malu gadis itu mengganggu Yunho, yah mungkin nanti jika mereka menikah wanita itu akan lebih rileks.

Yoochun tiba tiba mengibaskan surat kabarnya dan mengamatinya lebih dekat. " Kuharap Sunhee bukan tipe pencemburu, atau mungkin kau sendiri akan mendapati dirimu ditolak nantinya."

" Mengapa?" Yunho mengepulkan asap ke udara.

" Tulisan di kolom ini melaporkan bahwa kau menyimpan wanita simpanan lebih dari satu tahun."

" Kolom? Disurat kabar? Kau pasti bercanda."

" Tidak sama sekali," Yoochun mengangkat surat kabarnya. " Ini, ditulis disini, ' The evening Sun'."

" Ya Tuhan, darimana mereka mendapatkan berita semacam ini? " mata Yunho menyipit. " meskipun hal itu menjelaskan kenapa semua orang menyelamatiku malam ini. Berikan padaku …biarkan aku melihatnya."

Yoochun melempar surat kabar itu kepada Yunho. " Itu di kolom 'Secret of socienty'. Kau tahu, yang di tulis Mr, X"

" Aku tidak membaca kolom Mr,X" Yunho nyaris tidak punya waktu membaca berita sehari hari, apalagi gosip yang di tulis penyebar rumor yang tidak diketahui namanya untuk surat kabar kelas tiga.

Ia mengambil surat kabar tersebut lalu, menambahkan." Aku terkejut kau membacanya."

Yoochun mengangkat bahunya. " Pri itu memiliki selera humor yang menarik bagiku. Selain itu, beberapa orang yang diserangnya perlu ditunjukkan bahwa mereka tak sebaik yang orang pikirkan."

" Termasuk aku, tentunya."  kata Yunho datar sambil mengamati halaman itu.

" Tidak sama sekali, dia memuji seleramu soal wanita."

" Ini yang harus ku lihat."

Mendiskusikan masalah pribadi bukanlah hal baru lagi dalam pers, tetapi Mr X dikatakan sangat mahir dalam hal itu. Tidak ada salah langkah dalam perhatianya; tidak ada hal yang pribadi. Mengekspos kelemahan kalangan atas tampaknya bukan hanya profesinya, melainkan kesenanganya jika dipikir lagi, lebih mudah menuliskan pendapat ketika menulisnya dengan nama samaran.

Dengan semakin tidak sabar Yunho membaca cepat tentang sikap moral pria itu tentang pers, lalu ia melihat namanya.
  

       "  Meskipun rumor mengenai menghilangnya putra tunggal Jung Ilwoo, Jung Yunho selama enam tahun dari Korea begitu melimpah, ia tetap menyembunyikan urusan percintaanya dengan begitu rapat sehingga rumor rumor tersebut menyamarkan para kekasihnya. Oleh karena itu, korespondet setia anda ini begitu terkejut melihat sang pewaris Jung crop memasuki sebuah rumah di kawasan mewah Gangnam dengan seorang wanita cantik. Penyelidikan lebih lanjut mengungkapkan bahwa rumah tersebut milik Putra tunggal Mr Jung yang baik dan Miss cantik itu telah tinggal disana lebih dari satu tahun. Para pria lain akan memamerkan harta karun seperti itu, tetapi Mr, Jung muda kita menyembunyikanya, yang hanya membuktikan bahwa sikapnya yang hati hati memang merupakan bagian yang lebih baik dari sebuah keberanian."

Yunho membacanya lagi, kata kata itu membekas di dalam otaknya. Keparat,  perumahan megah di kawasan elit. Ia seharusnya telah menyadari ketika semua orang mulai membicarakan simpananya, bahwa yang mereka maksud adalah Kwon BoA.

Tetapi bagaimana Mr X mengetahui wanita itu dan seberapa banyak yang diketahuinya? Apakah orang itu telah menanyai Kwon BoA? Meskipun Wanita itu bukan type orang yang suka mengungkapkan segala sesuatu, penggosip seperti Mr X mungkin bisa jadi pintar membujuk. Yunho harus berbicara dengan BoA segera, untuk memastik wanita itu berhati hati dengan apa yang dikatakanya kepada orang asing.

Yunho mengangkat kepalanya dan mendapati Yoochun sedang mengamatinya " Jadi? Siapa dia?"

Dengan tenang, Yunho merobek halaman surat kabar itu, melipatnya menjadi dua, dan memasukkanya ke dalam saku jasnya. " Aku akan memberitahumu siapa dirinya. Dia bukan simpananku, Mr X salah."

Dan pria itu akan mengetahui bahwa tidak semua orang akan menoleransi ocehanya. Jika pria itu tentang perumahan mewah Gangnam, ia mungkin mengetahui hal lainya, dan sebelum pria itu mengungkapkan semua dalam kolom menjijikanya, Yunho harus menghentikanya.

" Tetapi apa kau memiliki rumah di kawasan Gangnam?" tanya Yoochun.

Yunho berpikir ingin mengatakan kepada Yoochun bahwa itu bukan urusanya, tetapi itu akan membangkitkan rasa ingin tau Yoochun lebih jauh. " Aku memang memiliki rumah di Gangnam Street, tetapi bukan untuk tujuan seperti yang di maksud Mr X. Aku meminjamkanya kepada seorang teman keluarga yang mengalami kesulitan. Tidak lebih dari itu."

" Jinjjayo?"

" Ya, sungguh," kata Yunho tegas. " Tidak peduli apa yang dikatakan gosip gosip itu."

Yoochun bersandar dan menyelipkan tanganya kedalam saku mantelnya." Apakah teman keluarga itu secantik yang di katakan Mr X?"

" Mengapa kau tanyakan hal itu?" sergah Yunho.

Sifat nakal terpancar dalam mata Yoochun." Itu akan menjelaskan kurangnya perhatianmu tentang ketertarikan fisik terhadap Go Eunhee. Kalau kau memiliki seorang simpanan di …"

" Sialan, Yoochun, Kau tidak mendengar apapun yang telah  kukatakan!"

" Maaf, teman, tapi, seorang pria tidak akan membantu wanita cantik yang sedang kesulitan dengan menyuruhnya tinghal di sebuah rumah di daerah bergengsi di kota."

" Aku tidak mengharapkanmu untuk mengerti." Yunho mematikan rokoknya dengan jengkel. " Mr X adalah orang bodoh. Aku harus bicara dengan bajingan itu …membuatnya berhenti memfitnah temanku di muka publik." suara Yunho mengeras. " Aku tahu persis bagaimana menangani orang seperti itu."

" Jika kau bisa menemukanya." kata Yoochun " Tidak ada seorangpun yang tahu identitas aslinya."

" Seseorang pasti tahu. Biasanya ada orang kepercayaan atau seorang pelayan atau seorang kerabat untuk menunjukkan jalan. Dan pastinya ada rumor rumor …"

"Selalu ada rumor nama Kang Hwondo disebut sebut,meskipun kita berdua tahu dia tidak memiliki kemampuan seperti itu. Seseorang menyarankan salah satu pekerja di majalan itu, tetapi tidak seorang pun memiliki jawaban. Identitas Mr X masih rahasia."

" Aku yakin begitu, " jawab Yunho. " Jika tidak, salah satu musuh musuhnya mungkin akan memotong lidahnya yang lancang dalam sebuah gang gelap saat dia tidak mendunganya."

Tatapan mata Yoochun bertemu dengan mata Yunho. " Apakah itu yang ingin kau lakukan?"

Yunho tertawa " Memotong lidahnya? Dan apa yang akan kulakukan dengan lidahnya setelah itu? Aku rahu jika ada pasar yang menjual lidah penggosip di toko toko daging." dan ketika respon Yoochun hanya senyum tipis dan sibuk dengan rokoknya, Yunho menatapnya. " Ya Tuhan, kau serius."

Sejak kembalinya Yunho dari America fan prancis, jurang antara Yunho dan sahabatnya semakin lebat setiap hari, dan itu membuatnya marah. " Apakah aku akan memotong lidahnya karena menciptakan gosip tentangku?"

" Tentu saja tidak. " Yoochun mengangkat bahu " Semua rumor tentangmu dan masa lalumu yang haus darah adalah … aku selalu lupa kalau semua itu adalah omong kosong. Bagaimana kau akan menemukanya?"

" Siapapun yang dapat ditemukan jika seseorang tahu bagaimana mencarinya." Yunho bangkit dan menunduk memandang temanya. " Aku akan bicara dengan atasanya dulu, si penerbit The Evening."

" Tuan Lee? Dia tidak akan memberimu bantuan apapun. Dia dengan senang hati menutupi identitas wartawan rahasianya yang populer"

Mungkin, tetapi semua orang memiliki kelemahan. Dan Yunho ahli dalam menggunakan kelemahan seseorang untuk menemukan apa yang diinginkanya. " Kalau begitu aku akan bersiap sekarang, bukan?" katanya sambil berbalik dengan cepat mengarah ke pintu.

" Kami akan bertemu denganmu minggu depan di rumah baru Heechul yang baru, bukan? Junsu sangat menantikan saat itu. Kami sendiri tidak akan tinggal di rumah itu, karena Junsu benci meninggalkan rumah untuk waktu lama dengan bayi yang baru lahir, tetapi kami akan datang pada waktu pesta dan mengikuti dansa. Kau harus datang dan melihat bayinya."

" Aku akan datang. Aku janji akan mengajak Sunghee dan orang tuanya mencoba mobil baruku."

Go Sunghee, hanya Tuhan yang tahu, akan seperti apa wanita itu menghadapi hal ini. Masalah ini menjengkelkan Yunho, karena Sunghee mungkin akan berpikir ia begitu tidak berperasaan dengan memamerkan kekasih simpanan sementara mereka sedang mengadakan pendekatan.


  

         ~~~*~~~

  

  

Sebuah butiran berwarna merah jatuh melewati jendela ruang kerja Kim Jaejoong, sangat mirip dengan sepotong buah. Dengan adanya suara roda di rem secara mendadak dan seseorang mengumpat keji , Jaejoong melompat dari kursinya dan bergegas ke lorong.

" Kim Bum, Taemin, Myungsoo, keluar kemari sekarang juga!" teriak Jaejoong dari bawah tangga ke lantai atas.

Keheningan yang mencurigakan merebak. Kemudian satu persatu, tiga kepala berambut kusut yang identik mengintip Jaejoong dari balik pagar anak tangga, ekspresi bersalah menghiasi wajah mereka.

Jaejoong memelototi tiga saudara kembarnya. " Untuk yang terakhir kali, kalian tidak boleh membordir mobil dengan buah. Kalian mendengarku?  sekarang, sekarang siapa di antara kalian bertiga yang melempar apel itu?" ketiga saudara laki lakinya mengumpat protes yang biasa mereka lakukan, ia menambahkan. " Tidak ada puding bagi siapapun pada saat makan malam nanti sampai seseorang mengaku."

Dengan cepat dua kepala menoleh dengan tatapan menuduh kepada si nomor dua. Taemin. Tentu saja, pelakunya adalah Taemin. Anak yang tidak pernah bisa diam di antara mereka bertiga.

Penghianatan saudara saudaranya membuat wajah Taemin pucat. " Aku tidak melemparnya Nuna, sungguh. Aku sedang memakanya, dan apel itu benar benar segar, jadi ketika aku melongok keluar jendela …"

" Yang seharusnya tidak boleh kau lakukan juga ," sergah Jaejoong. " Aku sudah memberitahumu sebelumnya, hanya orang jahat yang bergelantungan keluar jendela, dan melempar apapun kepada orang orang lewat yang tidak curiga."

" Aku tidak melemparnya!" protes Taemin. " Apel itu terjatuh!"

" Jadi begitu, seperti tadi malam buku bahasa ingrismu terjatuh dan hampir memecahkan kaca mobil taxi, atau tadi pagi ketika bola salju terjatuh dan menghantam pejalan kaki."

Kepala Taemin mengangguk naik turun. " Ya, ya seperti itu."

Jaejoong memelototi Taemin. Sayangnya memelototinya tidak berdampak pada bocah nakal itu. Tidak ada yang berhasil meskipun hal itu dapat dimengerti. Ketiga saudara kembarnya itu masih bersedih dengan kematian ayah mereka tahun lalu, seperti halnya Jaejoong. Mereka tidak pernah mengenal mama mereka, yang meninggal beberapa jam setelah melahirkan mereka.

Tetapi ayah sudah menjadi dunia mereka. Mereka menganggap saudara perempuan mereka Jaejoong pengganti yang buruk, sejak utang utang yang ditinggalkan ayah mereka yang seorang arsitek membuatnya terlalu sibuk mencukupi kebutuhan mereka dan tidak bisa meluangkan waktu untuk mengasuh mereka.

Sambil berkaca pinggang Jaejoong menatap, Kim Bum, si pengadu, di anyara tiga bersaudara itu. " Dimana Changmin."

" Aku disini." Saudara Jaejoong keempat muncul di belakang kepala saudara saudaranya yang menunduk.

" Kukira kau mengawasi mereka untukku," kata Jaejoong dengan marah.

Jaejoong menyesali nadanya yang tajam secepat ia melihat rona merah di wajah Changmin. " A~aku minta maaf, Jongie. Aku sedang membaca. Aku mengejar pelajaranku sampai aku bisa kembali ke akademi Shinki."

Akademi Shinki tercinta Changmin, yang tidak dapat lagi mereka biayai sama seperti piring emas dan baju bermerk.

" Tidak apa apa, Cwhang. Kau harus terus belajar." meskipun hanya tuhan yang tahu kapan anak itu mampu meneruskan sekolahnya, itupun jika bisa.

Sebuah desahan letih terlontar dari bibir Jaejoong. Ia seharusnya tidak membebani saudaranya yang baru berumur empat belas tahun. Saudara laki lakinya yang rajin belajar ini memiliki masalah besar dalam bertindak sebagai pengasuh bagi tiga anak begal itu seperti anak anjing mengasuh tiga bayi srigala. Tetapi Jaejoong tidak bisa membayar seorang pengasuh yang sebenarnya.

" Baiklah, Taemin, kupikir kita harus memanggil dokter."

Rahang Taemin langsung menganga. " Apa maksudmu, Jongie?"

" Sepertinya kau punya masalah dengan menjatuhkan apapun, jadi pasti ada sesuatu yang salah dengan tanganmu. Mungkin kau terkena sakit gemetar. Aku akan memanggil dokter untuk memeriksamu."

" Aku tidak membutuhkan seorang dokter Nuna, sungguh, aku tidak membutuhkanya!" Taemin mencengkeram pagar anak tangga" Kau lihat kan kedua tanganku baik baik saja!"

Jaejoong meletakkan jari di dagu berpura pura tampak berpikir. " Aku tidak tahu. Dokter mungkin bisa menyembuhkan penyakitmu yang tiba tiba itu. Dia mungkin menyarankan suatu obat … cincangan mata katak atau semacam itu."

Taemin berubah pucat. " M~mata katak?"

" Atau minyak hati ikan Cod. Tiga atau empat kali sehari." Taemin membenci minyak hati ikan Cod.

" Jujur, Jongie nuna." Taemin berseru. " Hal itu tidak akan pernah terjadi lagi! Lain kali aku akan sangat berhati hati saat melongok …m~maksudku lain kali saat aku dekat jendela."

" Pastikan begitu." Jaejoong menatap kedua saudara lainya tampak puas, dan menambahkan. " Jika kalian berdua mendapati tangan kalian gemetar , aku akan dengan gembira memanggil dokter untuk kalian juga."

Perkataan itu sekaligus menyadarkan mereka. " Sekarang pergilah. Dan tolong, bermainlah dengan tenang."

Mereka bergeming. Sambil masih bergantung di anak tangga, Kim Bum menatap Jaejong dengan murung. " Mungkin kau mau ikut dan menceritakan sebuah dongeng untuk kami."

" Tentang seekor burung merak yang memangsa seekor naga," Myungsoo menambahkan dengan berharap. Itu cerita favoritenya saat ini.

" Bukan yang itu." Teriak Taemin. " Ceritakan pada kami tentang kesatria jahat yang terjatuh dari kudanya kedalam lubang sempit dan tertimpa baju besinya!"

Semangat Taemin membuat hati Jaejoong sedih. " Sekarang aku tidak dapat melakukanya, sayang. Maafkan aku, tapi aku harus menyelesaikan artikel ini. Mr Lee akan mengirim Suho shi untuk mengambilnya, dan aku tidak bisa membiarkanya menunggu."

" Aku tidak menyukai Suho Hyung." Keluah Kim Bum. " Dia seharusnya jatuh kedalam lubang yang sempit."

Jaejoong tidak bisa memberitahu adiknya, tetapi Suho memang tokoh dalam dongengnya.

" Suho Hyung bau dan jelek." tambah Taemin. " Saat dia melihatmu aku ingin meninju wajahnya. Dia orang brengsek itulah dirinya."

" Taemin," Jaejoong berusaha tampak terkejut, tetapi sulit dilakukanya ketika pilihan kata Taemin mengejutkan dan akurat. " Jaga ucapanmu, atau aku akan menggunakan minyak hati ikan Cod untuk mencuci mulutmu!" ketika Taemin meringis, ia menambahkan. " Lagi pula sebesar apapun kita membenci Suho Hyung, kita harus tetap sopan kepadanya jika aku tetap mau menulis di surat kabar."

"Tapi aku benci dia!" teriak Taemin. " Kita semua membencinya, ya kan?"

"Ya, ya jika dia disini, aku akan meninju hidungnya." kata Kim Bum dengan keras.

" Aku akan meludahinya sambil menghunus pedang." tambah Myungsoo, seolah olah ia menggunakannya setiap hari.

" Aku akan .. aku akan…" Changmin ragu ragu, kurang memiliki insting haus darah seperti saudara saudatanya yang lain. " Pokoknya aku akan melakukan sesuatu."

"Tidak, tidak boleh. Aku tidak akan mengizinkanya." Jaejoong tersenyum sekilas karena pikiran para tentara kecilnya yang membual dengan kata kata mereka untuk melawan Suho sendirian. " Kuberitahu kalian. Jika kalian menjauh dari segala masalah dalam ruang bermain untuk beberapa jam kedepan, aku janji, aku akan membacakan kedua dongeng tadi."

" Hore! Burung merak memakan naga dan kesatria jahat!" seru si kembar tiga bersama sama sambil berlari ke dalam ruang bermain. Semoga mereka tidak pernah pergi kemanapun.

Changmin menunduk dan menatap Jaejoong. " Aku akan menjaga mereka lebih baik kali ini, aku janji."

" Aku tahu kau akan melakukanya, sayang." Jaejoong mendongak sambil menyungingkan senyum keibuan. " Kau anak yang baik dan merupakan bantuan yang besar bagiku. Sekarang pergilah."

Changmin berseri seri saat ia bergegas mengejar saudara saudaranya. Jaejoong harus mengingat untuk tidak memarahi anak itu untuk hal hal yang tidak perlu. Changmin anak yang sensitif srperti seorang penyair, anak yang malang. Meskipun Changmin tidak sesensitif ayah mereka.

Sebongkah kemarahan meliputi Jaejoong, ia merenggut sambil menatap keatas. " Kau lihat apa yang telah kau lakukan, Tuhan? Mengapa kau biarkan Appa jatuh kedalam sungai Han dalam keadaan mabuk? Seharusnya kau dapat menunjukan mukjizat …membelah sungai atau apalah. Kau membiarkan appa tenggelam, semoga appa  berjudi di depan surga dan membuat malaikat sibuk di buatnya." air mata mengenangi matanya.

Jaejoong kembali menunduk mendapati pelayan wanita sedang menatapnya. Pelayan itu segera menyibukkan diri dengan menyapu lantai. Dan Jaejoong merasa malu.
Jaejoong kembali masuk keruang kerja yang dulunya adalah ruang kerja menggambar ayahnya. Ia mengamati lembaran kertas Folio dan bolpoinnya, ia sudah menjual komputer juga leptopnya.

Jaejoong memusatkan perhatianya kembali pada artikelnya. Sial, ia belum selesai memeriksa kesalahan kesalahanya, dan dan ada frasa yang mereporkan dalam paragraf kedua yang ingin ia rubah.

      ~~~*~~~

Di tengah jalan dan diluar garis pandang Jaejoong, Yunho bersembunyi mengamati Suho mencari cari dalam sakunya untuk membayar ongkos taxi. Dengan cepat Yunho melangkah maju dan meneriaki sopirnya.

Sambil mengeluarkan beberapa lembar uang, Yunho membayar dan berkata. " Tolong tunggu sebentar, ya? Pria terhormat ini ada urusan di tempat lain." Lalu ia menyungingkan senyuman kepad pria dari surat kabar itu. " Mr Lee akan merasa lega bahwa akhirnya aku dapat mengejarmu."

Suho menyapa Yunho dengan curiga. " Siapa kau?"

" Aku orang yang baru di pekerjakan Mr Lee pagi ini" sebenarnya Mr Lee masih mewancarai pelamar lowongan kerja yang diiklankan, tapi Suho tidak mengetahui hal itu.

" Dia membutuhkanmu di incheon . Dia menyuruhku kesini dan menggantikanmu. Dia bilang karena aku orang baru, aku dapat menangani artikel Mr X" kerika Suko tampak curiga ia menambahkan. " Ada sebuah kerusuhan di bandara, biasa tentang kedatangan artis dan dia mebginginkanmu berada disana secepatnya."

" Sebuah kerusuhan?" sinar yang tampak dimata pria itu memberitahu Yunho bahwa topiknya benar. Ia dangat menyukai kekerasan.

" Aku mengerti, baiklah... " setelah sekilas menilai Yunho, ia tampak puas dengan pakaian mantel wol murah dan topi bulu yang ia beli di pinggiran pasar, ia seperti seorang glandangan ketimbang seorang presdir sebuah perusahaan. " Baiklah kalau begitu, cukup ketuk pintu dan beritahu siapa dirimu."

Setelah Suho melompat masuk ke dalam taxi dan mobil itu melaju pergi, Yunho tersenyum untuk diri sendiri. Tiga hari menyuap juru tulis dan mengikuti Suho kemanapun ia pergi akhirnya berhasil, berkat teknik teknik yang telah Yunho asah selama di prancis. Ia tidak membutuhkan nama asli Mr X sekarang. Ia telah mendapatkan lokasi rumah pria misterius tersebut dan itu sudah cukup.

         ~TBC~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar