Minggu, 19 April 2015

SECRET FIRE chap 15 end


Title : BERSEMI DI NEGERI SAKURA

Author    : Sulis Kim
Main Cash  : Kim Jaejoong
                     Jung Yunho
                       DBXQ
                   Suju and Other
                    Rate : M 18+
          Genre : Historical Romance

            WARNNING

REMAKE novel johanna lindsay ber judul secret fire * bersemi di rusia* dengan beberapa bagian Yang di ubah untuk menyesuaikan cerita.

Author cinta damai jika merasa tidak suka jangan baca . Jika anda membaca tolong tinggalkan jejak * swing *

YAOI. ff yaoi pertama saya . Biarpun remake mohon untuk tidak di cela dan butuh masukan jika memang menurut chinggu perlu.
감사함니다.

Happy reading ...


Kangin menunggu mereka di pintu masuk ketika Yunho mengantar Jaejoong kembali kerumah. Dengan gembira Yunho memeluk pelayan setianya dengan erat, membuat pria malang itu sesak nafas.

" Dia bilang, ya, Kangin!"

" Sudah saya duga, Pangeran. Selamat, dan juga untuk anda Tuan muda Kim."

" Terimakasih, Kangin." Jaejoong mengangguk anggun. " Dan kau tidak perlu sekaku itu. Hanya karena aku akan menjadi majikan barumu, tidak berarti akan banyak perubahan. Aku orang pemaaf, kau tahu. Aku berjanji hanya akan mencambukmu pada hari sabtu."

Yunho terkekeh ketika pipi Kangin memerah. " Dia tidak tahu kau hanya bergurau, Boo. Kau harus lebih berhati hati memilih sasaranmu."

"Omong kosong. Dia tau aku bercanda. Dia hanya merasa bersalah. Bukan begitu, Kangin?"

" Ya, My lady"

" Well, kau boleh melupakanya temanku. Dan kenapa kau memanggilku, my Lady?"  Jaejoong tersenyum lebar padanya. " Kalau boleh jujur, aku harus berterima kasih padamu."

Jaejoong berbalik ,dan hanya Yunho yang mendengar Kangin mendesah. Yunho tersenyum sendiri, menggeleng kepala. Calon istrinya akan menjadi teror di rumahnya. Orang orang tidak akan pernah tahu kapan Jaejoong serius atau tidak, tapi hal itu pasti akan membuat mereka was was. Yunho menyadari hal itu juga berlaku pada dirinya sendiri, dan senyumnya melebar. Ia tidak peduli. Selama Jaejoong selalu di dekatnya, bahagia dan mencintainya, Jaejoong boleh menggodanya sepuas hati.

Ia menoleh kearah kangin. " Nenek mengharapkan kedatanganku untuk makan siang. Kau harus memberitahunya . . .  Tidak, sebaiknya bawa dia kesini. Apakah itu tidak apa apa, Jae ?"

Jaejoong meringis. " Tentu saja, tapi kurasa aku harus memperingatkanmu, Yunho. Dia tidak akan terlalu senang dengan beritamu. Pertemuan pertama kami tidak berjalan baik  aku menolak membiarkanya melihat Changmin, dan kurasa dia tidak terlalu senang dengan itu."

"Maksudmu dia sudah tahu?"

" Dia tahu aku pulang membawa anak. Dia jelas curiga anak itu anakmu. Aoko, bibimu menulis surat kepadanya dan mengeluh tentang aku, kau tahu."

Yunho tertawa pendek. " Ya Tuhan, si tua itu ... Aku tahu dia merahasiakan sesuatu dariku. Tapi kau salah, kau tahu. Dia sangat mengagumi semangatmu, itu istilah yang dikatakanya. Dan ia berkeras sama seperti aku, agar kita bersatu. Sekarang aku tahu kenapa. Ia ingin menggendong cicitnya."

" Oh, ternyata kau, Jongie." Kim Hyunjoon St. John muncul di puncak tangga. " Kukira aku mendengar suara, tapi aku tidak megerti omong kosong itu. Sedang berlatih bahasa jepangmu lagi?"

" Turunlah, Daddy. Aku ingin kau bertemu dengan calon menantumu."

"Orang Jepang itu?"

" Ya."

"Jadi memang dia." kata Hyunjoon puas.

" Jadi memang dia."
Jaejoong melirik Yunho untuk melihat apakah pria itu kesal karena mereka berbicara dengan bahasa Korea. Yunho tidak terlihat kesal. Tapi ini akan sulit, ayah Jaejong tidak bisa berbahada Jepang.

" Aku heran kenapa kau mengulur ngulur waktu mengakuinya," kata Hyunjoon ketika di dasar tangga, " Aku bisa mendapatkan lebih awal untukmu kau tahu."

" Aku mendapatkanya sendiri tanpa bantuanmu, terima kasih, tanpa bantuan siapapun."

" Dan kukira akulah yang melakukan pengejaran," kata Yunho dalam bahasa Korea sempurna, dan kepada Hyunjoon. " Senang sekali bertemu denganmu, Ayah mertua."

Jaejoong berputar ke arah Yunho, matanya berkilat kilat." Ternyata ... Kau ... Kau ..."

" Tolol? Brengsek? Bajingan? Oh, kita tidak boleh melupakan penjahat sialan. Dan itu hanya beberapa panggilan yang kau lemparkan kepadaku ketika kaupikir aku tidak mengerti bahasa Korea kuno."

" Apakah itu adil"
"Adil, mungil? Tidak. Menghibur? Ya. Kau benar benar manis ketika menggerutu sendiri kalau sedang marah."

" Dia memang begitu," Hyunjoon membenarkan. " Aku selalu berpikir begitu. Dia mendapatkan kebiasaan itu dari ibunya, kau tahu. Mereka tipe orang yang bisa melakukan pembicaraan paling menarik, sendirian "

" Baiklah." Jaejoong tersenyum lebar. " Aku menyerah." lalu membuka topik pembicaraan penuh harap. "Apakah Yoochun dan Junsu ada? Mereka pasti ingin bertemu dengan Yunho."

" Itu harus menunggu sampai malam ini, Jongie. Adikmu mengatakan sesuatu tentang belanja, dan kurasa Yoochun sedang pergi ke Klub. Aku sendiri baru hendak pergi. Kau akan datang untuk makan malam bukan?" ia mengajukkan pertanyaan ini kepada Yunho.

" Aku tidak akan melewatkanya." Yunho menegaskan.

Pintu depan terbuka lebar tepat ketika Hyunjoon tiba disana dan Junsu melangkah masuk. " Sudah kembali secepat ini?" sapa Hyunjoon. " Begitu juga kakakmu, kurasa dia punya berita untukmu."

" Oh?" Junsu melirik ke balik bahu ayahnya dan terkesiap, melihat Yunho dan Jaejoong berdiri berdekatan. " Oh!" dan ia bergegas kesana, meninggalkan Ayahnya yang pergi sambil terkekeh.

Jaejoong memperkenalkan mereka berdua dan menjelaskan kabar gembira. Tetapi adiknya seperti tidak mendengarkan. Karena baru pertama kali melihat Yunho dari dekat, Junsu hanya bisa melihat pria itu, terpesona. Jaejoong harus menyiku rusuk Junsu untuk menyadarkanya.

" Oh, Maafan aku. " Junsu pulih kembali, merona. " Aku sangat gembira akhirnya bisa bertemu denganmu, bukanya aku sering mendengar tentang dirimu. Jongie sangat tertutup dan ... Apakah ini akan berarti kau akan membawa Jongie ke Jepang? Pasti banyak bunga sakura disana."

" Kurasa sebaliknya," Yunho tersenyum. " Kurasa kami akan menghabiskan kebanyakan waktu kami dengan bepergian untuk memeriksa sebagian usahaku di segala penjuru Negara." Ia menatap Jaejoong. "Aku sudah di peringatkan apa yang terjadi kalau aku tidak mengawasi ingestasiku."

Junsu melewatkan tatapan diantara kedua orang itu. " Menyenangkan sekali, Jaejoong selalu ingin bepergian. Dan dia sangat pintar berbisnis. Kau akan membiarkanya membantumu, bukan?"

" Tentu saja. Tapi sekarang, walaupun  aku ingin mengenal keluarganya lebih baik, aku harus bertanya  padamu Junsu kecil, apakah kau bisa membiarkan kami berdua sebentar? kakakmu baru setuju menikah denganku, dan masih banyak yang akan ku katakan padanya."

" Tentu saja!" Junsu menyetujui dengan penuh semangat, tetapi ia jelas akan menyutujui apa saja yang diminta Yunho, mengingat ia begitu terpesona. " Aku harus merapikan barang barangku dan ...dan … sampai jumpa nanti, kuharap."

Jaejoong merasa geli dengan sikap adiknya, tetapi tidak terkejut, sudah berapa kali ia sendiri merasa bingung ketika Yunho menatapnya dengan mata gelap sensual itu? Malah Jaejoong masih merasa terguncang, yang diragukan akan pulih dalam waktu dekat.

Yunho mengatakan mencintai Jaejoong.
Aku, batin Jaejoong. Itu luar biasa. Bagaimana mungkin aku seberuntung itu?

Beberapa saat kemudian, setelah Junsu menghilang di puncak tangga, Yunho memeluk pinggang Jaejoong dan menuntunya keruang Duduk.

"Kau tidak punya rencana lain malam ini, bukan? " kata Jaejoong. " Maksudku, ayahku membuatmu terdesak."

" Semua rencanaku berhubungan denganmu, mungil." sahut Yunho.

Ketika Yunho menutup pintu, Jaejoong menyadari apa yang yang direncanakan Yunho sekarang. Tatapan pria itu menegaskannya.

" Yunho!" Jaejoong mencoba terdengar kaget, tetapi senyum yang mengembang di bibirnya, mengatakan perasaanya yang sebenarnya.
" Ini bukan rumahmu, kau tahu. Disini para pelayan selalu membuka pintu dan menyerbu masuk." Yunho menyelesaikan masalah itu dengan meraih kursi terdekat dan mendorong benda itu ke pintu. " Kau sangat nakal."

" Ya." Yunho membenarkan, memeluk Jaejoong, dan Jaejoong menempelkan tubuhnya lebih dekat, lebih dekat lagi. " Begitu juga kau, cintaku."

" Indah sekali,"  Gumam Jaejoong di bibir Yunho. " Katakan sekali lagi."

" Cintaku, kau cintaku. Kau tahu tanpa dirimu tidak ada kebahagiaan dalam hidupku."

Kau dengar itu Jaejoong? Sekarang kau percaya?

Jaejoong percaya Dongeng itu sudah menjadi kenyataan.

  

            

Epilog.... !!!

Tambahan ini ciptaan Author sendiri, maaf jika mengecewakan.
Karen Author kurang puas dengan ending mereka yang happy nya pendek banget.


              Jepang


" Kembalikan anakku."

" Oppa, sebagai Tuan rumah yang baiknya , kau tidak boleh meninggalkan para tamu ,mereka membutuhkan penjelasan, tentang bagaimana? Dan kapan kalian,,,, kalian menikah? Sampai sudah memiliki Changmin sebesar ini?"

" Tidak perlu ada penjelasan, Jaejoong istriku, Lord, Kim Jaejoong St, John. Dan Jung Changmin putraku, dan jangan mengalihkan apapun. Aku hanya ingin anakku,  kembalikan Changmin, Jessica Jung, atau kau akan tau akibatnya."

Semua ini berawal dari kepulangan Pangeran Jung Yunho beserta istri dan putra Kecil mereka, Jung Changmin. Seminggu yang lalu. Kedatangan mereka di sambut gembira seisi rumah.

  Terutama Jessica, gadia itu sangat gembira dan antusias, dapat bertemu kembali dengan Jaejoong, dengan niat ingin memperkenalkan kakak iparnya yang cantik kepada warga Jepang, ia mengadakan jamuan pesta terbesar dan termewah tahun ini.

Seluruh keluarga Jung Alexadrov berkumpul. Yoochun dan Junsu juga berkunjung ke estat Yunho di Tokyo, mereka tiba kemaren sore. " Ya Tuhan, rumah ini sangat mempesona sama seperti suamimu, Jongie." itulah yang di ucapkan Junsu pertama kali turun dari mobil.

Yunho sangat bahagia bisa menikahi Jaejoong , seminggu setelah namja itu menerima lamaranya Yunho berniat hari itu juga menikah, ia takut Jaejoongnya akam berubah pikiran. Namun setelah Jaejoong meyakinkanya pernikahan mereka di undur.

" Ngomong ngomong dimana ,Changmin?,"

Semua mata menatap Jaejoong yang baru saja bergabung dengan mereka di ruang duduk. Yunho, Jessika dan Yihan, mereka berebut untuk menggendong Changmin setelah selama seminggu mereka tidak pubya kesempatan untuk itu.

" Yunho, dimana Changmin?" tanya Jaejoong sekali lagi.

Jessica berjongkok di bawah meja, dimana sang keponakan mungilnya ia sembunyikan, tapi ia tidak melihat sang keponakan . ditempat tadi ia menyembunyikan Changmin dari Yunho. Karena terburu buru ia dan Yihan tidak tau mau di sembunyikan dimana namja imut dengan mata bulat seperti Jaejoong.

"Ya Tuhan, Jung. Changmin sudah bisa berjalan, kau ingat? Dan seharunya kalian tidak membiarkan anak umur dua tahun di bawah meja, anakku itu suka sekali berpetualang, kalau kau lupa? "

" Aku Jung." Jessica angkat tangan.
" Aku Juga,, merpati" sahut Yihan.

" Dan aku Juga Jung, kau sedang memarahi Jung yang mana, mungil?"

" Tidak peduli Jung yang mana, temukan putraku secepatnya, Jung. Sekarang, atau aku akan membawanya kembali ke Korea jika sudah menemukanya."  Ucap Jaejoong dengan suara marah.

Tiga Jung bersaudara sedang berdebat dan tidak memperhatikan putranya. Ya Tuhan, ia tidak akan memaafkan mereka jika sampai putra kecilnya yang usil itu melukai dirinya sendiri, dengan menarik taplak meja misalnya, dengan berbagai benda di atasnya yang bisa menimpa dirinya, seperti  sebulan yang lalu saat Yunho tidak memperhatikanya.

" Aku yakin, dia sedang mengasah keusilanya. " Jawab Yihan asal, dan berjalan kepintu keluar.

" Anak itu memang mirip denganmu oppa." grutu Jessica , menyusul Yihan " Tapi aku sangat menyukai anak itu, kalau besar nanti Changmin pasti akan seperti Ayahnya, tampan dan mempesona."

Tinggalah Yunho dan Jaejoong di ruang keluarga, Jaejoong masih bersedekap marah, dengan mata tajam menatap Yunho tak berkedip.

Yunho mencoba mencari sesuatu yang bisa membuat istrinya itu tidak marah, ia benci setiap kali nereka bertengkat itu akan membuatnya berpuasa dalam arti sesungguhnya, Jaejoong akan mengabaikanya dan memilih tidur dengan Changmin, itu adalah cobaan terberat walaupun istrinya itu marah tidak akan melebihi tiga hari. Tetap saja membayangkan ia harus tidur sendirian di kasur besar di kamarnya, membayangkan tubuh hangat Jaejoong dalam dekapanya. Oh tidak, ia tidak ingin Jaejoong mengabaikanya.

" Mungil, kau tau bukan salahku ...."

" Seharusnya kau mengawasinya, itu yang kau katakan padaku sebelum membawanya turun mendahuluiku, Oh Tuhan, separuh dari tamu undangan sudah memenuhi rumah kita, bagaimana kau akan menemukan putra kita yang hiperaktif itu," cerocos Jaejoong panjang lebar.

" Mungil ...."
" Cari putraku sekarang juga,"

Yunho hanya menghela nafas panjang, betapa istrinya itu selalu menentangnya, dan betapa ia membenci Jaejoong yang sekarang dan mencintai Namja itu. " Aku mencintainya, itu sebabnya aku membiarkanmu memarahiku, lihat saja nanti malam, tidak ada ampun untukmu Jung Jaejoong." dan lihatlah kau Yunjo, penyakit Jaejoongmu benar benar menular padamu.


          ~~~*~~~

 
Go Ahra, baru saja menginjakan kakinya di aula estat keluarga Jung dan, terpana akan pesta termewah tahun ini. Pesta keluarga Jung Alexondrov mengundang seluruh bangsawan dan pejabat negara para artis dan pengusaha kaya. Pesta ini di senggelarakan sebagai acara berkumpulnya keluarga Jung Alexandrov. Dengan Jung Jiwoon dan anak beserta istrinya yang kembali dua tahun silam, Jung Yihan yang masih betah melajang, dan Jung Jessica yang sudah bertunangan dengan  Lord macslesfield. Juga Jung Yunho yang kembali dari perjalanan keliling Eropa.

Ahra tidak menyesal mengakhiri pertunaganya dengan Shiratori, ia hanya merasa cocok dengan pria itu tapi bukan Cinta, seperti yang ia rasakan pada putra kedua keluarga Jung. Jung Yunho. Ia berharap dengan memutuskan pertunangan mereka di hadapan Yunho tiga musim dingin yang lalu memberi harapan pada pria itu untuk kembali mengejarnya, ia bahagia saat mendengar kabar Yunho mendatangi rumah Shiratori berkelahi denganya, ia berharap Yunho akan mendatangi rumahnya seminggu atau sebulan kemudian. Tetapi Yunho tidak pernah mencarinya, dan pria itu menghilang. Dari kabar burung yang ia dengar pria itu patah hati karena dirinya dan pergi berkeliling Dunia untuk menyembuhkan sakit hatinya.

Ahra sangat bahagia mendengar kabar Yunho telah kembali beberapa waktu lalu, ia tidak mengerti kenapa kepulangan pangeran Alexondrov dirahasiakan sampai diadakanya pesta malam ini. Ahra sudah mempersiapkan diri dengan gaun terindah malam ini, Ia berharap Yunho akan berpikir untuk mengejarnya lagi. Dan ia akan langsung menerima pria itu tanpa banyak pikir, sudah cukup ia menyesal membuat Yunho menunggu dan mengabaikan pria itu, dimasa pria itu menginginkanya sebagai pendamping. Ia akan menjerat Yunho dan membuat seluruh wanita di Jepang iri kepadanya.

" Ahra, "

Ahra mengenal suara itu, ia mengumpat dalam hati, seharusnya ia sudah menduga Shiratori akan ada mengahidiri acara ini, Ahra memasang senyuman manisnya dengan enggan menghadap pria itu. " Bagaimana kabarmu, My lord."

Pria itu terlihat tampan seperti biasanya dan tersenyum miris. Ia sudah berniat tidak akan menghadiri pesta ini, namun sesuatu yang ia dengar memaksanya untuk menghadiri pesta dan memastikan sesuatu, jika ia beruntung ia akan mendapatkan Cintanya kembali. " Senang melihatmu lagi, Ahra, jika tidak keberatan ijinkan aku menuntunmu kedalam."

Ahra sudah akan menolak jika ia tidak menatap tatapan pria itu, bagaimanapun juga Pria itu pernah menjaganya selama Yunho meninggalkanya dulu. Baiklah mungkin ia akan bicara dan memperjelas semuanya nanti, setelah Yunho melihatnya, mungkin pria itu akan cemburu. Membayangkanya Ahra tersenyum bahagia. " Dengan senang hati, My lord."



" Changmin..." suara kecil itu menarik perhatian Ahra dan Shiratori yang sudah mulai berjalan di tengah aula.

Mereka melihat anak laki laki berumur sekitar empat tahun berlari menghampiri namja yang lebih kecil darinya. " Eomma  eodiya? " tanya namja yang lebih dewasa.

" Hyung..." namja kecil itu tertawa dan memeluk namja yang lebih dewasa, mungkin mereka kakak beradik. Pikir Ahra.

" Bukankah itu, Jung Jiwoon."
Ahra menatapa pria yang di tunjuk Shiratori. Jiwoon menghampiri kedua namja kecil itu dan memeluk mereka, istrinya Tae Hee, berdiri di sampingnya, wanita itu sungguh cantik dengan gaun mewah yang membalut tubuh rampingnya.

" Ku kira Jung Jiwoon hanya memiliki seorang putra, lalu siapa anak kecil yang lebih kecil itu?"

" Mungkin Jiwoon akan menjawab pertanyaanmu, karena aku sama sepertimu, tidak tahu, ", Ahra sudah akan berucap ketika Shiratori menuntunya menghampiri keluarga bahagia itu.

" Selamat malam pangeran Alexandrov" sapa Shiratori pada Jiwoon dan istrinya, " Selamat malam My. Lady."

Jung Jiwoon sedikit mengulas senyum saat melihat pasangan itu, istrinya berhasil tersenyun dengan sempurna. Jessica sudah menceritakan tentang gadis yang tadinya akan diperistri adiknya itu. Juga Shiratori yang membuat adiknya berbaring cukup lama diranjang, ia sudah akan melaporkan pria itu ke polisi, andai saja Yunho tidak menahanya. Dan mereka tidak memiliki cukup bukti.

  " Selamat malam My. Lord." sapa Tae Hee.

Ahra memberi salam kepada Kepala keluarga Jung Alexandrov, sama sopanya. " Aku berpikir, anda memiliki seorang putra ,pangeran. Tapi sepertinya saya salah?"

Jiwoon tersenyum memperkenalkan dua namja di sampingnya." Perkenalkan diri kalian masing masing anak anak." perintah Tae Hee.

" Jung Wonbin Ndes " seru namja yang lebih dewasa.

" Jung Changmin imnida." ucap namja yang lebih kecil dengan aksen korea cadel khas bocah seusianya.

Mata hitam kelereng changmin menatap ceria sekeliling, mata khas keluarga Jung Alexandrov yang mempesona. Ia hanya namja berumur dua tahun yang masih suka berpetualang dan menemukan sesuatu yang baru dan ia terlihat cukup antusias.

" Dia sangat tampan, apa Changmin salah satu anak kerabat anda My lord?" tanya Ahra ramah.

Jiwoon hanya tersenyum, dan sang istri sudah akan berkata jika saja suara histeris Yihan tidak membuat sekeliling juga mereka tersentak kaget.

" Terimakasih Tuhan, akhirnya aku menenukanmu, dasar anak nakal."
Yihan berkacak pinggang di samping Jiwoon yang masih berlutut di samping kedua namja kecil mereka.
Kemudian Yihan mengangkat Changmin dan memutar tubuh namja kecil itu sampai mengeluarkan kikikan khas anak anak.

" Asal kau tau nak, ibumu hampir saja mencincang kami karena tidak menemukanmu di bawah meja, dan ayahmu beruang darat itu pasti sedang menjinak kan merpati mungil yang sedang mengamuk. Bagus kau bisa ikut dan kita akan bersembunyi, biarkan mereka kebakaran jenggot." cerocos Yihan panjang lebar. Ini sangat menyenangkan, menggoda orang tua Changmin yang super protectif itu.
 
bahkan pria itu tidak menyadari beberapa orang yang memandangnya aneh dengan gerutuan tidak jelasnya.

" Sebaiknya tidak, Yihan. Sebentar lagi pesta akan di mulai, aku tidak ingin menangung resiko atau jika Jaejoong menyuruh Kangin memukulmu aku akan dengan senang hati menahan kedua tangan nakalmu itu."

" Kau tau aku bercanda bukan? Mana mungkin aku akan menyembunyikan anak seusil Changmim yang tidak bisa diam barang sedetikpun," Yihan tersenyum tanpa dosa. Pupus sudah harapanya untuk membuat merpati itu kebakaran bulu(?)

" Bagus, anak muda tinggalkan Changmim bersamaku. Aku akan mengantarkanya kepada Jaejoong "

" Dengan senang hati." Yihan pun meninggalkan mereka setelah memberi salam kepada Ahra dan Shiratori.

" Saya minta maaf tidak bisa menemani anda berdua, semoga kalian menikmati pestanya. Kami akan mengantarkan Changmin kepada orang tuanya. Mereka pasti khawatir."

" Oh, tentu saja." Ahra tersenyum ria.

Setelah kepergian mereka Shiratori membimbing Ahra memasuki aula. Tempat itu telah di sulap dengan sungguh menakjubkan, lampu kristal dan segala perabot indah yang bisa di pastikan mahal menghiasi setiap sudut ruangan.

Ruangan itu sangat besar Ahra belun pernah masuk ke estat yang baru selesai di bangun tahun lalu, dan Yunholah pemiliknya, setelah pria itu memutuskan berhenti mengelilingi dunia. Terdengar kabar Jika Yunho mungkin akan menikah dan akan menetap di Tokyo.

Ahra melihat Yunho di ujung ruangan di sebrang lain aula, pria itu terlihat mencari seseorang atau sesuatu. Karena Yunho teruas menghadap kebawah dan sesekali menengok ke bawah meja hidangan. Apa yang pria itu cari.?

" Yunho."

Pria itu terlihat sedikit terkejut dan Ahra melihat keterkejutan pria itu merasa bahagia, ia yakin Yunjo masih memiliki perasaan untuknya. Melihat Shiratori bersama Ahra berjalan kearahnya Yunho mengumpat, Jaejoong pasti akan marah jika melihat Ahra disini. Ia akan memarahi Jessica karena mengundang mereka. Dan Yunho masih dendam dengan Shiratori, pria itu yang membuatnya berbaring cukup lama dan membuatnya hampir kehilangan Jaejoongnya.

" Aku harap, kalian menikmati pestanya." ucap Yunho basa basi.

" Bagaimana kabarmu Yunho, apa perjalanan keliling duniamu menyenangkan, aku iri kepadamu dan jika aku punya kesempatan berkeliling dunia kuharap kau mau memeberitahuku tempat tempat indah yang harus ku datangi."

Kedua alis Yunho terangkat samar. Namun tak heran pria itu menjawab. " Tentu saja, aku pasti akan membantumu selama tempat yang kau kunjungi itu bagian eropa."

" Aku minta maaf, Yunho. Dengan aoa yang sudah Aku lakukan ...."
 
" Akan aku coba, meski itu sangat sulit, kau telah membuatku hampir kehilangan orang yang ku cintai." ucap Yunho lirih namun tajam.

Ahra menatap mereka berdua bergantian. " Aku harap kalian tidak akan berkelahi disini!" ucap ahra lirih, namun tak hayal gadis itu tersenyum bangga, Yunho mengatakan hampir kehilangan orang yang dicintainya, mungkinkah?

Aura persaingan mereka cukup kentara, beberapa orang mulai berbisik di sekitar mereka. " Aku mendengar berita bahwa kau …"

Ucapan Shiratori terpotong oleh suara merdu seseorang. Namja itu memakai setelan jas putih yang sangat pass di tubuhnya, warna itu membuat Jaejoong semakin mempesona.

" Yunho apa kau sudah menemukan Changmin, Bagaimana kalau terjadi sesuatu pada Changmin, aku mungkin bisa gila ... Aku "

" Tenanglah mungil, Changmin akan baik baik saja. Aku akan menemukanya untuk ..."

" Mami."

Belum sempat Ahra dan Shiratori menilai keakraban Yunho dan Jaejoong, namja kecil itu sudah berlari memeluk kaki Jaejoong.
Hening sejenak, kedua pasang mata hitam kelam itu saling menatap, Jaejoong berkacak pinggang dan Changmin namja itu mendongak hanya untuk melihat wajah marah ibunya.

kedua tangan mungilnya semakin memeluk erat kaki Jaejoong, ia tau ibunya marah, apa salahnya?
" Mam, " suara kecil itu  sudah mulai bergetar akan menangis.

" Jae ...." lirih Yunho. Pria itu tidak bisa berbuat apa apa, jika ia membela Changmin, anak itu akan besar kepala, persis apa yang di katakan Jaejoong beberapa waktu lalu.

" Mami," rengeknya. Oh kedua matanya sudah berkaca kaca. Bahkan bibi mungilnya sudah bergetar.

" Maaf seharusnya aku mengembalikan lebih awal, tapi Woonbin sangat senang bermain dengan Changmin. Dan kami mencari kalian untuk memberitahu bahwa Changmin baik baik saja."

Jaejoong tetap membisu kedua matanya juga berkaca kaca, ia sudah membayangkan hak hal buruk yang terjadi pada putranya, Jaejoong sudah sangat menghawatirkan anak nakal itu, Dan ia tau ia tidak bisa marah lebih lama dari ini.

" Oh, Tidak. Tidak ada yang boleh menagis disini, ini acara bahagia." Seru Tae Hee melihat mata Jaejoong maupun changmin berkaca kaca.

" Jagoan", Yunho berlutut dan membuka kedua tanganya, Changmin pun berlari kepelukannya. "anak nakal, apa kau tau mami sangat mengkhawatirkanmu, mami berpikir sesuatu yang buruk terjadi pada jagoan mami. Sekarang minta maaf pada mami,"

Changmin yang masih menyembunyikan wajahnya di lekuk leher Yunho sedikit mengintip dan menatap ibunya. Jaejoong tersenyum dan teriakan gembira dari mulut kecil Changmin menyita seluruh perhatian para tamu yang sudah memenuhi ruangan besar itu.

Changmin mulai meronta minta diturunkan, dan namja kecil itu  melemparkan diri pada ibunya.

" Yunho sudah saatnya kau memperkenalkan Jaejoong dan Changmin pada mereka yang terus bertanya tentang siapa merpati putih manis ini," entah sejak kapan Yihan sudah di samping Jiwoon yang terkikik geli.

Oh, ingatkan Yunho untuk menghajar saudara tirinya itu jika memanggil Jaejoongnya dengan sebutan Merpati, dan ia akan membuat Yihan buta jika masih bermain mata dengan Jaejoong. Dan Yihan tertawa bahagia melihat wajah saudara tirinya merah padam , Yihan yakin Yunho berusaha keras untuk menyembunyikan amarahnya yang gagal total.

Kebahagiaan terpancar jelas di kedua mata Yunho ketika menatap Jaejoong, ia sangat bangga pada istri cantiknya, yang telah melahirkan namja tampan versi Yunho kecil untuknya. Pangeran kecil mereka Jung Changmin.

Dan ia akan dengan senang hati membagi kebahagiaanya pada semua orang, ia ingin mengatakan Jaejoong adalah miliknya, istrinya. Jadi dengan tidak sabar ia  menarik istrinya ke podium dan mengumumkan bahwa ia telah menikahi Jaejoong beberapa tahun lalu dan menghasilkan si tampan Jung Changmin.

Entah mengerti atau tidak dengan obrolan para orang dewasa namun Changmin mencoba berdiri tegak memasang wajah sangar namun gagal seperti ayahnya. " Aku berharap bisa membahagiakan kelurga kecilku, Aku ucapkan terimakasih, karena kalian berkenan untuk menghadiri pesta penyambutan keluarga kami, semoga malam ini menyenangkan."

Dan Yunho membimbing keluarganya kembali kerumunan saudara saudara tirinya, bahkan ahra masih disana dengan Shiratori yang sama terkejutnya dengan pengumuman yang pria itu katakan.

Shiratori sempat berpikir kenapa Yunho tidak menanggapi Ahra ketika kembali dari Korea beberapa tahun silam, bahkan pria itu tidak nampak terkejut atau kecewa saat Ahra mengumumkan tentang pertunangan mereka namun gagal pada akhirnya.

Kini ia mengerti jadi Jaejoonglah alasanya, namja cantik yang sangat menawan itu telah menaklukan Jung Yunho dalam perjalanan pria itu ke korea dan dalam waktu yang cukup singkat. Semua orang terkejut, semua gosip yang melibatkan tentang pangeran Alexandrov yang pergi berkeliling dunia karena patah hati tersangkal sudah. Jadi kenyataanya adalah Jung Yunho sudah menikah dan menyembunyikan pernikahan mereka selama ini, pantas saja pria itu selalu mengabaikan semua gosip yang beredar.

Diantara bisik bisik yang terdengar tidak elak nama Ahra di sebut sebut. Wanita itu berdiri disana dengan wajah nyaris pucat, bagaimana Yunho bisa memperlakukanya seperti itu. Wanita itu berjalan keluar diikuti Subaru, namja itu bahkan masih berharao Ahra mau menikah denganya tidak peduli wanita itu menyukainya atau tidak, ia akan membuat Ahra kembali menyukainya.

" Kau lihat, aku sudah membalas perbuatanya, mereka sudah tidak menganggapmu laki laki pengecut yang kabur berkeliling dunia karena patah hati."  ucap Jaejoong bangga.

Yunho menyerigai dan berkata. "Seharusnya tadi aku juga mengatakan bahwa kau namja keras kepala yang ada di korea, setidaknya mereka akan berpikir aku hebat sudah menaklukan Kim Jaejoong St. John." Dan mata Yunho mengatakan ia bangga melakukan itu.

" Dan aku juga bangga telah menaklukan Pangeran Alexandrov yang dingin dan berbahaya."

" Aku lebih berbahaya jika di dalam kamar," serigai jail Yunho semakin melebar.

" Aku tahu, itu sebabnya aku menyukaimu, karena kau hebat di ranjang."

Saudara saudara Yunho memutar bola mata malas, lihatlah Pangeran Aelxandrov itu. " Jadi kau masih jatuh cinta , aku tidak masalah cepalah buatkan Changmin adik." ucap Yihan. " Sepertinya kalian tidak keberatan jika aku menculik Changmin dalam beberapa malam. " Iapun menatap Changmin. " Anak nakal kita akan berpetualang." tambahnya pada Changmin.

Changmin yang dalam gendongan Jaejoong berucap " Mencari gadis cantik,yang berdada besar lebih besar dari mami?" Ucapan polos Changmin membuat pelototan di arahkan ke Yihan, lihatlah apa yang pria itu ajarkan pada keponakanya.

" Jung Yihan. " geram Yunho.
" Mulai saat ini kau tidak di perbolehkan bertemu Changmin." ucap Jaejoong mutlak, memeluk Changmin lebih erat sampai anak itu meringis.



             FIN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar