Rabu, 22 April 2015

The Mysterious Man chap 4


Title   : THE MISTERIOUS MAN
Author : Sulis Kim
Main cast:   Jung Yunho
                   Kim Jaejoong
             Hankyung &Heechul
                 Yoochun & Junsu
                        Other

Rate   : M
Genre : Romace, Fiction

          WARNING

SANDURAN, novel The Dangerous Lord. Sabrina Jeffries.
Dengan banyak perubahan untuk menyesuaikan alur cerita dengan pemeran Favorite saya.

GS for uke. Jika tidak suka jangan dibaca, author cinta damai. Saya masih butuh banyak belajar, apabila ada kesalahan typo dan lainya mohon di maklumi, menerima saran dan kritik yang membangun. Terimakasih.

Happy reading ....!!!

 

Jaejoong melirik kepala pelayan rumahnya. Wanita itu memasuki kamarnya. Yona membawa lukisan terselip di lenganya, dan sebuah baju tidur yang baru dicucinya di tangan yang lain.

" Syukurlah sudah kering,"seru Jaejoong sambil meraih baju tidur itu.

" Ya , Tuhan. Kau bahkan belum selesai berkemas!" sambil meletakkan lukisan itu Yona menatap koper yang masih setengah terisi di bawah tempat tidur. " Kau seharusnya sudah pergi, seharusnya tadi malam. Akan tampak buruk jika kau tiba di kediaman keluarga Han dalam keadaan terlambat satu hari untuk kunjungan ini."

" Tampaknya tidak seburuk perjalanan di antara salju di tengah malam." Jaejoong menjelaskan.

Datang terlambat di antara pesta yang di adakan keluarga Han tidak akan mengangkat atau merendahkan reputasinya, ia hanya wajib datang demi artikel artikelnya, dari sanalah ia mendapatkan penghasilan, oh keluarga Kim yang malang dan bangkrut.

" Jika kau harus menyalahkan, salahkan Tuan Jung yang menyebalkan dan mengerikan itu. Berkat dia, aku harus mengantarkan artikel itu ke kantor The Evening tadi malam, dan salju kembali turun cukup tebak, aku bersumpah jika bertemu dengan pri itu lagi …"

" Hati hati sayang. Tuan Jung mungkin akan mengunjungi pesta keluarga Han juga."

Jaejoong mendongak ke atas. " Tolong, Tuhan, jangan, dalam keadaan apapun, mengirimkan pria arogan itu ke sana, atau aku tidak akan bertanggung jawab akan tindakan tindakanku."

Yona mengabaikanya. " Aku masih tidak mempercayainya … Directure Jung sendiri berpura pura menjadi pegawai dari The Evening dan kau berani mengomeli seorang Directure kaya raya yang terkenal. Itu tidak terlalu bijaksana, kau tahu."

"persetan, aku tidak peduli, bahkan ia seorang pangeran sekalipun, pria itu pantas mendapatkan omelan. Karena dia menjadi pria yang paling sombong penipu dan baji…"

" Dan satu lagi, kau harus menjaga ucapanmu, kau terlalu meniru ucapan ayahmu. Seseorang akan menganggapmu sebagai pelayan pasar. Lapi pula aku menyukai direkture itu. Dia sosok yang tampan, tinggi berotot dan Tuhan maafkan aku, pria itu membuat aku berharap menjadi muda lagi. Dia tidak seperti pria yang biasa di bawa ayahmu pulang. Mereka bukan pria baik baik, bahkan meskipun dengan kulit agak gelap Direkture itu tetap sangat menarik."

" Menarik!" pekik Jaejoong mencoba melupakan bahwa ia juga mengagumi kulit yang tampak kasar dan gelap itu begitu menarik. " seleramu beralih pada seorang pria penindas yang sombong. "

" Sayang sekali. Tidak akan menyakitimu jika kau menikahi Directure kaya itu."

"Hentikan, aku cukup mengetahui bahwa dia tidak akan menikahi wanita sepertiku. Dan seandainya dia mau, apakah aku harus mengharapkan pria yang cukup menarik itu datang kepadaku? Dia memiliki seorang simpanan, demi Tuhan! Aku tidak akan pernah diam tentang itu. Aku tidak peduli dia kaya, karakternya begitu buruk."

Yoona melipat ligerin dan memasukkan ke dalam kopernya , jaejoong mengeluarkanya seolah olah ia akan menerima tamu di dalam kamar kediaman Han. Yoona mendengus dan kembali memasukan lingerin itu. Jaejoong menyerah, ia tahu Yoona pasti akan kembali memasukkan lingerin itu saat ia tidak melihatnya nanti.

" Kekayaan dapat menutupi sejumlah besar keburukan  apa lagi jika pria itu tampan dan terlihat tidak melihat keburukan apapun. Jika kau bertanya kepadaku …"

" Aku tidak bertanya." Sergah Jaejoong.

" Aku hanya ingin mengatakan jika kita harus menjual piring emas terakhir kita atau lukisan itu, agar para bocah tetap memakai pakaian mereka dan tetap hangat." pengurus rumah itu menunjuk lukisan yang di bawanya.

'' Tidak."  teriak Jaejoong setelah melihat lukisan itu. " Kau boleh menjual piring itu, kita juga tidak menggunakanya."

" Lukisan itu pasti harganya lumayan." Bujuk Yona.

Itu mungkin benar lukisan itu terlihat antik. Namun Jaejoong tidak mau berpisah dengan lukisan minyak itu adalah lukisan favorite ayahnya. Lukisan yang menggambarkan seorang sultan dan selirnya, dalam warna merah tua dan emas. Jaejoong diam diam juga menyukai lukisan itu. Sang sultan yang gagah dan berpakaian minim, pria itu begitu berbeda dengan warga Korea tinggi,tegap dan angkuh …

Ya Tuhan, lukisan itu mengambarkan sosok Yunho, tidak mengherankan ia menganggap Pria itu mempesona, mungkin ia memang harus menjualnya. " Aku akan memikirkan untuk menjual lukisan itu!"

" Kau harus memikirkan lebih dari itu, bulan depan kita akan menbutuhkan dana yang lebih banyak, tidak ada lagi yang bisa kita jual dan penghasilanmu tidak cukup untuk menghidupi kau dan keempat saudaramu. Juga beberapa pelayan. Dan aku telah berbohong dengan mangatakan kau memeiliki warisan yang belum di cairkan karena belum waktunya, pada penagih hutan ayahmu, mereka akan datang jika mendengar kau tidah memiliki sepesrpun warisan selain rumah ini. Dan hanya tuhan yang tahu apa yang akan mereka lakukan."

Jaejoong mengatupkan giginya. " Carilah seorang pria untuk kau nikahi." bujuk Yoona.

" Seorang pria tidak mungkin menikahi wanita dengan keluarga yang cukup banyak untuk di nafkahi." jawab Jaejoong ketus. " kau tahu aku telah mencobanya, tapi tidak ada yang cocok denganku."

" Standarmu yang cukup tinggi dan membuat mereka nampak kurang sempurna." kata Yoona sambil mendengus. " Kau tidak lupa dengan hutang hutang ayahmu yang menumpuk, semua itu tidak akan cukup meski kau menjual rumah ini, dan bagaimana dengan saudara saudaramu, kau tidak bisa mengandalkan Gosip gosip untuk menopang kebutuhanmu. Kau mendatangi setiap pesta orang kaya dan mengumpulkan semuanya, untugglah kau termasuk golongan mereka"

" Yang sudah bangkrut." Tambah Jaejoong. " Aku dengan putra satu satunya keluarga Han, Hankyung adalah mantan pemimpin perampok di china dan ia juga bergabung dengan Yakuza di Jepang. Aku mendatangi pesta untuk menyelidikinya, semoga itu benar dan aku akan mendapatkan berita yang bagus. "

Yoona hanya memandang Jaejoong yang kebali sibuk memasukkan barang barangnya kedalam koper. Pesta itu diadakan tiga hari tiga malam . keluarga Han sangatlah kaya dan rumah baru Hankyung di buat oleh ayah Jaejoong Kim Jung Kook, itu sebabnya Jaejoong si undang ke pesta itu. Gadis yang malang, harus menanggung beban kehidupan yang cukup berat.

             ~~~*~~~

 

Air mata menyengat mata Jaejoong. " Oh, Abeoji." ayahnya yang lemah karena ditipu teman temanya, papa sialanya meninggalkanya dengan setumpuk hutang dan keluarga yang miskin.

Rumah itu berdiri megah di hadapan Jaejoong, sangat menunjukan kriteria ayahnya. Di bangun cukup mewah dan sangat indah.

Pelayan membantu Jaejoong membawakan koper kecilnya dan membimbingnya masuk, Jaejoong yang miskin datang dengan Taxi membuat para pelayan keluarga kaya itu merendahkan dirinya.

Seorang pelayan pria yang ramah menghampirinya memberitahu Jaejoong jika para pria dengan membakar Barbeque di rumah kaca belakang dan para wanita berada di taman sedang menikmati makan siang.

" Dalam cuaca sedingin ini."

" Mereka membakar sendiri ayam dan sebagainya, dan para wanita merasa tersanjung. Tamu tamu lain mungkin malam ini akan datang" ucap sang pelayan dan membimbing Jaejoong berjalan ke taman belakang.

Tiga orang laki laki bergerombol di sekitar perapian yang cukup besar sedang memotong motong daging, dan Nyonya rumah Kim Heechul yang menjadi Mrs Han, tampak sedang bersama seorang wanita.

Mrs Han, menyambutnya dengan tangan terbuka secepat ia melihatnya. " Kau disini, akhirnya! Saat kau tidak datang tadi malam aku takut salju yang turun lebat telah menahanmu pergi."

Wanita itu sangat ramah dengan ragu ragu Jaejoong menyambut uluran tangan wanita cantik itu." Beberapa urusan telah membuatku tertahan di kota aku harus menunggu sampai salju mencair, trimakasih telah mengundangku."

Karena mendengar suaranya, salah seorang laki laki menoleh untuk melihat Jaejoong. Jung Yunho, Jaejoong membeku dan denyut nadinya terasa makin cepat tak terkendali saat tatapan sang Direktur muda itu mengunci tatapanya.

Oh, mengapa pria itu harus berada disini? Dan mengapa keberadaan pria itu menyerangnya. Dalam rumah kaca yang sempit pria itu tampak lebih besar dan lebih menakutkan dari yang diingatnya. Meskipun rambutnya acak acakan tertiup angin dan warna dipipinya meningkatkan daya tarik kejantananya, dan pisau yang di pegangnya untuk memotong daging membuatnya sedikit tegang . Jaejoong mencoba untuk rileks meski susah untuk mencoba jika pria itu terus menatapnya tajam.

" Aku senang kau berhasil melewati beberapa kendala untuk sampai disini." Kata Mrs Han, dengan hangat. Tatapanya beralih dari Jaejoong kepada Yunho. " Sekarang apa kita bisa mulai pestanya."

Jaejoong merenggut tatapan dari Yunho yang tangguh. Hanya mereka berenam? Dan begitu pas atau pas ....pasangan? Oh, ini bisa menjadi bencana. " Tapi Mrs Han...."

" Kau tidak usah bersikap resmi denganku, kau dan aku nyaris seumuran, dan jika kau sebaik ayahmu, aku yakin kita bisa menjadi teman, jadi tolong panggil aku Heechul."

Terpana oleh bukti keramahan sang nyonya rumah, Jaejoong tergagap. " A,aku merasa terhormat. Dan kau harus memanggilku Jaejoong. " Ia berhenti. " Apakah semua tamumu telah tiba?"

" Sebenarnya, ya. Kami mengharapkan kedatangan seratus tamu undangan , dalam pesta dansa nanti malam, tetapi tidak ada lagi yang akan tinggal di rumah ini, sahabatku kebetulan ada urusan yang mendadak. Dan kekuarga Go sebenarnya akan datang dengan Yunho, tetapi pada detik detik terakhih mereka tidak bisa datang." Ia menatap Yunho dengan tatapan tidak yakin, lalu menambahkan. " Oh, aku sendiri lupa, kau belum pernah bertemu dengan setiap orang bukan?"

Dihadapkan pada pria setinggi Yunho, tampan dan mengenalkanya pada suaminya, Hankyung. Jaejoong menyapanya sambil mengamati, seorang pemimpin mafia, rambutnya di potong rapi dan pria itu menempatkan diri sebagai pria terhormat. Ia akan menginap dirumah ini jadi ia punya banyak waktu untuk menyelidikinya.

Kemudian Jaejoong dikenalkan pada pasaangan yang lebih tua, orang tua Hankyung, direkture Han. Jaejoong di hadapkan pada orang kalangan atas berkat bakat ayahnya.

" Ayah Jaejoong yang mendisain rumah rumah ini." jelasnya pada ibu mertuanya. " Jaejoong mungkin akan melihat lihat hasil karya Ayahnya, yang baru selesai." mereka memuji karya Kim Jong Kook adalah karya terhebat.

" Oh tidak aku melupakan, tuan muda kita. Aku belum mengenalkanya padamu, dia Yunho."

" Tidak perlu." ujar Yunho. " Nona Kim dan aku pernah bertemu."

Jaejoong melirik pria itu dengan waspada. Ini adalah saat saat yang di takutkanya, pria itu akan mengekspos dirinya.

Peryataan Yunho sepertinya memicu ketertarika Heechul. " Oh, benarkah? Aku tidak tahu? Dimana kalian bertemu, Yunho?"

" Mungkin kupersilahkan Nona Kim yang memberitahukanya sendiri kepadamu." Yunho menantang Jaejoong dengan senyum penuh tantangan yang membuat Jaejoong menggertakan giginya. Apakah yang diharapkan pria itu?

Jaejoong berkata. " Sebenarnya kami bertemu di rumahku,di Gongju." ketika yang lain terlihat terkejut Jaejoong menambahkan. " Yunho shi datang untuk mengatakan dukacita atas meninggalnya Ayahku." hal itu benar, namun mendatangi wanita yang belum menikah dan belum pernah di kenalnya akan menjadikanya skandal dan gosip.

Senyum Yunho menghilang. " Nona kim, kau lupa menyebutkan teman temanku, kau menodai reputasiku sebagai pria terhormat, teman temanku yang mengenalkan kita."

Jantung Jaejoong berdebar kencang, nampaknya Yunho tidak akan mengambil resiko tentang apa yang kemaren mereka bicatakan di hadapan teman temanya. Mengetahui hal itu memberinya keberanian. " Oh, ya teman temanmu, kau dan aku terlibat pembicaraan yang serius aku lupa siapa teman temanmu, kalau boleh tau siapa saja mereka?"

Yunho mengangkat alisnya dan membuka nulut untuk membalas, Jaejoong bahkan begitu semangat untuk mengantisipasi balasanya.

Kemudian Hankyung menyela. " Aku benci menyela, tetapi dapatkah kita lanjutkan diskusi ini sambil makan siang? Aku sudah sangat lapar."

Heechul tertawa," Ya, tentu saja sayangku."

Merasa puas telah melontarkan kalimat terakhir dalam pertempuran kecil itu, Jaejoong mengambil kursi terdekat dan sekilas menyunggingkan sebuah senyuman pada Yunho. Yunho duduk di sebrang dan ekspresinya tegas pria itu belum berniat mundur dari pertempuran.

Setelah Jaejoong duduk, Heechul memiringkan badan dan berbisik pada Jaejoong. " Kau harus memaafkan kekasaran suamiku, Jaejongie.  Kami menghabiskan setahun lebih di dunia bebas begitu jauh dari kalangan atas yang terhormat, kata kata kasar disana umum digunakan."

" Aku tidak keberatan dengan kata kata kasar." kata Jaejoong, sambil melayangkan tatapan tajam ke arah Yunho. " Perkataan itu lebih kusukai dari pada perkataan bohong."

Yunho mengangkat gelas anggurnya, bibirnya setengah tersenyum." Ah, kalau begitu kuanggap aku tidak pernah ikut berpartisipasi dalam pembicaraan para wanita yang disebut gosip ." sebelum Jaejoong membalasnya Heechul menjawab .

" Seperti halnya para pria, kau mengira pembicaraan wanita mencurigakan, dan kuakui hal itu kadang kejam sekali. Tetapi gosip memiliki kegunaanya sendiri. " Heechul mengambik daging kambing panggang dari piring.
" Dan gosip juga memiliki fungsi sosial, dengan cara memaksa para pria dan wanita yang tidak setia untuk menghindari celaan publik agar bersikap lebih bijaksana dengan keburukan mereka. Bukan begitu menurutmu?"

Jaejoong belum pernah mendengar pembelaan yang kuat daripada itu dari kalanganya. Ia dengan cepat menambahkan. " akal budi dan kecerdasan."

Yunho mengalihkan pandanganya yang mengganggu dengan mata kelamnya itu dari Heechul kepada Jaejoong. " Dan jika gosipnya tidak benar?"

Jaejoong tersenyum dengan puas. " Gosip sering kali benar dari pada tidak. Apakah kau pernah mendengar 'Dimana ada asap, sisitu ada api'"

" Ya tetapi siapa yang menyalakan apinya? Jika kau menyalakan asap di dalam rumahku, lalu melaporkan asapnya, hal itu membuktikan bahwa kau dapat menyalakan api yang menimbulkan asap. Hal itu tidak membuktikan akan kecenderunganku membuat sesuatu kebakaran,"

" Aku tidak memulai …" sela Jaejoong ketika yang lain sedang menatapnya.  " Kami para wanita tidak menyalakan apinya, Yunho shi. Para prialah yang menyalakan api dirumah mereka sendiri sehingga hal itulah yang dapat kami lakukan untuk mencegah asapnya mencekik kami."

" Kita masih mediskusikan tentang gosip, bukan?" tanya Hankyung datar, sambil menyuapkan sepotong pai dalam mulutnya. " Kalian membuatku tersesat dengan perkataan tentang api."

Heechul menatap tajam suaminya dengan jengkel. " Karena kalian para pria berpikir secara harfiah. Semuanya hanya hitam dan putih. Gosip adalah buruk, kebenaran adalah baik. Tetapi kadang kala gosip itu baik dan kebenaran adalah obat penawar yang sangat buruk bagi kesombongan."

Ketika Yunho hendak membalas , Heechul menambahkan," Lagi pula, Yunho hanya mengeluh tentang gosip karena ia menjadi subjek dalam kolom The Evening minggu ini."

" Benarkah?" sebuah dorongan nakal mempengaruhi Jaejoong. " Aku tidak ingat membaca sesuatu tentang Tuan Jung di surat kabar itu. Cerita apa yang dikatakan."

" Sesuatu tentang simpananya yang terakhir." Mata Heechul berbinar. " Ada beberapa, Yunho  sejak kau kembali dari negri paman sam? Lima belas ? Dua puluh? Dan itu setelah seorang putri bangsawan dari spanyol. Jika gosip itu harus di percaya, berarti kau pasti menghabiskan semua waktumu di atas tempat tidur."

"Cukup dengan rumor yang membosankan dan terbukti salah," potong Yunho. " Lagi pula, kita sedang membicarakan karya Tuan Kim, tentang rumah ini. Beritahu aku Chulie , apakah tangga melingkat di dekat ruang tamu itu idemu atau idenya?"

Dengan sedikit perkataan itu, Yunho dengan mudah mengganti pokok pembicaraan dan secara efektif ia merangsang kekaguman Jaejoong yang enggan di akuinya. Heechul mulai menceritakan karya ayah Jaejoong dan diakusi mereka. Jaejoong sempat melihat Yunho selalu mengawasinya, apakah ada sesuatu di wajahnya?

Segera setelah para pria kembali dengan urusanya, Jaejoong merasa lebih santai melihat Yunho menghilang ke arah pintu bersama teman temanya. Heechul mengajaknya untuk mengobrol sambil minum teh.

Setelah mereka duduk di sofa dalam rumah kaca yang hangat, Heechul menuangkan secangkir teh dan berkata. " Aku terkejut kau dan Yunho pernah bertemu. Tetapi seharusnya aku tidak perlu terkejut. Dengan usaha pencariannya untuk seorang istri akhir akhir ini, aku yakin dia menghadiri banyak acara acara pesta sepertimu."

Heechul mencondongkan tubuhnya dan menambahkan. " Kalian berdua tampak begitu nyaman bersama, aku sendiri tidak menyadari kalian telah mengenal satu sama lain dengan begitu baik."

Jaejoomg hendak memperotes namun ia urungkan, ia menahan diri. Ini mungkin kesempatan untuk mengetahui perkembangan hubungan Direktur itu dengan Sunghee. Sunghee dan orang tuanya seakan tidak berada dirumah dan dimata orang orang akhir ini.

Jaejoong menundukan tatapanya seolah kelihatan merasa malu. " Menurut pemahamanku Jung Yunho shi telah menemukan seorang istri. Apakah dia serius berhubungan asmara dengan Putri dari keluarga Go?"

Heechul ragu ragu, seolah bertentangan dengan dirinya sendiri untuk mengatakan . " Ya, dia serius. Tetapi aku memiliki alasan yang bagus bahwa dia tidak lagi berhubungan."

Kegembiraan melanda Jaejoong. Artikelnya berhasil, Sunghee bebas dari pria itu. " Apakah Nona Go putus denganya? Aku tidak bisa menyalahkanya , kau tahu …tampaknya tidak ada kasih sayang yang mendalam di antara mereka."

" Kupikir kau benar, alasanya untuk mencari seorang istri …biasanya alasan biasa untuk membutuhkan keturunan seorang penerus dan mungkin karena memerlukan pendamping. Tidak memerluka kasih sayang yang dalam. Kurasa Nona Go cukup baik untuk mengisi posisi yang ada."

" Tidak cukup baik, jika dia menyimpan simpanan." Gumam Jaejoong tanpa pikir.

Heechul menatapnya penuh ketertarikan. " Ah, jadi kau benar membaca artikel itu di The Evening. Kau pura pura sebaliknya saat makan siang tadi."

Kali ini rasa malu Jaejoong benar benar asli. Kehilangan kata kata untuk menjelaskan. Untugnya Heechul tidak menunggu untuk mendapat penjelasan.

" Aku memahami perasaanmu. Tampaknya agak terang terangan untuk Yunho memerkan simpanan sementara dia sedang menjalin hubungan asmara dengan seseorang. Tetapi Yunho telah menjelaskan situasinya pada kami tadi." Heechul tersenyum malu malu.

" Kami tidak berhenti menggodanya tentang ketenaran barunya itu, karena itu dia akhirnya menceritakan kesuluruhan ceritanya. Kupikir aku seharusnya tidak membicatakanya. Tetapi aku tidak suka melihatnya dituduh dengan tidak adil."

Telinga Jaejoong langsung terbuka lebar. " Tidak adil."

" Ya, kau tahu, situasinya tidak sama yang di bicarakan di surat kabar. Yunho hanya membantu seorang keluarga temanya." Heechul memegang dagunya sambil berpikir. " Aku yakin Yunho mengatakan wanita itu istri dari teman seperjuanganya dimiliter, atau saudara temanya?" Heechul menggeleng kepala. " Bagaimanapun setelah Teman Yunho meninggal, wanita malang itu mengalami kesulitan dalam hidupnya dan Yunho datang membantunya. Yunho memang seperti itu, Pria yang baik hati."

Jaejoong harus menahan untuk tidak mendengus. Teman teman Jung Yunho mudah tertipu dengan kesetiaan mereka jika mempercayai cerita yang telah pria itu ceritakan kepadanya. " Aku tidak akan pernah menduga Putra tunggak pemilik Jung Corp mengikuti militer. Dia tampaknya bukan tipe seperti itu."

" Hal itu juga mengejutkan kami," kata Heechul ragu ragu. " Bukan karena dia ikut berperang, dia bukan seorang pengecut dan semacamnya. Kami terkejut karena dia tidak pernah memberitahu kami tentang hal itu."

" Aku berani mengatakan bahwa dia terlalu rendah hati tentang orestasinya," ujar Jaejoong. Mudah sekali untuk menjadi rendah hati untuk hal hal yang tidak terjadi.

" Yunho memang rendah hati. Dan membuatku jengkel karena ia sudah di salah artikan dalam surat kabar itu." Heechul berkata sambil menghela nafas.

" Aku tidak berpikir artikel itu merugikanya, entah bagaimana. Jika artikel itu berarti sesuatu, mungkin artikel itu menyelamatkanya dari sebuah kesalahan yang mengerikan. Tampaknya calon tunanganya telah memiliki pendamping, dan orang tuanyalah yang meyakinkan Yunho jika putrinya mencintainya, pada kenyataanya tidak, Yunho tidak akan menikahi wanita yang tidak mencintainya meski ia membutuhkan istri, jadi Yunho membatalkan lamaranya, karena wanita itu menyukai pria lain."

" Apa maksudmu?"

" Kau belum mendengarnya? Semua orang di Daejeon membicarakan hal itu tadi pagi …atau begitulah kata Junsu sepupuku, kau tahu. Mereka datang dari Seoul pagi ini dan mampir dalam perjalanan pulang. mereka memberitahuku berita yang mengejutkan."

Heechul mencondongkan tubuhnya penuh dengan konspirasi. " Menurut Junsu..."

           ~TBC~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar