Sabtu, 30 Mei 2015

The Mysterious Man chap 20 and.


Title   : THE MISTERIOUS MAN
Author : Sulis Kim
Main cast:   Jung Yunho
                   Kim Jaejoong
             Hankyung &Heechul
                 Yoochun & Junsu
                        Other

Rate   : M 18+
Genre : Romace, Fiction

          WARNING

SANDURAN, novel The Dangerous Lord. Sabrina Jeffries.
Dengan banyak perubahan untuk menyesuaikan alur cerita dengan pemeran Favorite saya.

GS for uke. Jika tidak suka jangan dibaca, author cinta damai. Saya masih butuh banyak belajar, apabila ada kesalahan typo dan lainya mohon di maklumi, menerima saran dan kritik yang membangun. Terimakasih.

Happy reading ....!!!
 
 
 

Wanita itu berhenti di depan Jaejoong dan melayangkan tatapan menghina yang diingat Jaejoong dengan terlalu baik. " Ini sangat menghibur ,Mrs. Jung." Ia mengatakan gelar Jaejoong dengan penuh cemohan. " Tetapi kau tidak dapat membodohiku dengan berbicara tentang karakter suamimu yang baik ini. Aku mendengar sejarah tentang dirinya yang memaksa dirinya kepada wanita wanita tak berdaya. Kau menyebutkan wanita dalam kolommu, seperti yang ku ingat. Dan pamanya sendiri mengklaim Yunho melarikan diri dari Korea setelah menyerang bibinya. Aku yakin kau pasti tahu maksudku."

Kaheningan tercipta di tengah kerumunan karena kekejam Mrs. Lee yang di sengaja. Tidak seorangpun wanita yang memiliki perasaan akan menyebutkan sebuah tuduhan mengerikan seperti itu tentang seorang pria kepada istrinya.

Untuk sedetik Jaejoong seolah kembali kedalam perpustakaan keluarga Lee ketika sang istri telah membuat tuduhan tuduhan kejam itu kepada Ayahnya dan mempermalukanya.

Tetapi memikirkan Yunho, menguatkan Jaejoong. Wanita tua jahat ini benci kepada semua wanita yang membuat suaminya berhasrat kepada mereka, baik para wanita itu membalas hasrat pria itu atau tidak. Dan sekarang wanita itu berusaha menggunakan Yunho untuk merendahkan Jaejoong di depan umum.

Jaejoong menatap Mrs. Lee dengan tatapan dingin. " Paman Yunho? Maksudmu. Mr Jung Sangwoo?"

" Kau tahu siapa yang ku maksud."

Jaejoong melayangkan tatapan iba kepada wanita itu. "Laki laki yang malang itu. Apakah dia masih mengulang ulang cerita itu setelah bertahun tahun? Ini menyedihkan sekali. Dia belum pernah sembuh setelah kematian istrinya, kau tahu. Kurasa dia menyalahkan dirinya sendiri, meski kematian itu murni kecelakaan. Istrinya jatuh dan kepalanya terbentur di tempat tidurnya. Mereka sedang bertengkar ...atau semacam itu, wanita simpananya memberitahuku."

Pertanyaan itu membuat Wanita itu terkejut. " Wanita simpananya?"

" Wah, ya." Jaejoong berharap Nona Kwon akan memaafkanya karena hal ini selama semua nama tidak disebutkan." Wanita yang kusebutkan di surat kabar itu, wanita yang di Gangnam Street? Ternyata aku menyalahartikan hubunganya dengan suamiku. Suamiku membantunya karena wanita itu telah menjadi simpanan Paman Sangwoo untuk beberapa lama dan sedang dalam kesulitan besar. Dia meninggalkan Paman Sangwoo karena tidak tahan menanggung penderitaan pria itu lebih lama lagi. Aku sendiri berbicara denganya tentang semua itu."

"K-kau bicara denganya"? Wanita itu tergagap.

Tidak seorangpun wanita pernah berbicara dengan seseorang yang dianggap menjadi wanita simpanan suaminya, dan Jaejoong berdoa agar hak itu memberikan kepercayaan terhadap klaimnya.

" Ya, aku ingin mengetahui apakah aku dapat melakukan apa saja untuk membantu paman Sangwoo menghadapi kesedihannya. Bagaimanapun dia adalah keluarga. Yunho dan aku sama sama menaruh perhatian besar terhadapnya. Akal sehat pria malang itu tampaknya telah terganggu." Jaejoong mencondongkan badan kedepan dan merendahkan suaranya seolah olah telah memberitahukan sebuah rahasia besar.

" Dia memiliki beberapa pemikiran bahwa dia harus mewarisi Jung Corp, dari pada suamiku. Dapatkah kau percaya itu, Mrs. Lee?"

Pertanyaan itu mengundang bisik bisikan, seperti yang Jaejoong harapkan. Beberapa pemikiran seperti itu dengan tegas menyinggung keyakinan teguh tentang hak anak sulung. Lagi pula, semua orang menganggap bahwa wilayah itu diperuntukkan bagi penerus Yunho. Jadi pemikiran Jung Sangwoo hanya membuktikan ketidak warasanya.

" Itu tidak menjelaskan suamimu pergi dari Korea." Mrs. Lee itu bersikeras.

Yang mengejutkan Jaejoong, Narsya menjawab pertanyaan itu. " Dia meninggalkan Kores untuk berjuang melawan pembetontak, menjadi FBI , tentu saja. Semua orang tahu itu. Ayahnya ...sungguh pria itu bijaksana ...menolak untuk mengirimkan anaknya bergabung dengan ketentaraan, tetapi anak laki laki akan tetap menjadi anak laki laki, dan Yunho ingin mengabdikan hidupnya agar berguna dan mengabdi pada negara. Meskipun itu tidak di wilayah Korea."

" Sungguh , Narsya," balas Mrs. Lee, " Apakah kau mengharapkan kami semua untuk percaya bahwa seorang penerus Jung .."

" Tanyakan saja pada Song Jongki, mantan pemimpin mata mata Korea kalau kau lupa siapa dia. " Heechul menimpali. " Hanya beberapa waktu lalu, dia menyebutkan pengabdian Jung Yunho kepada suamiku. Dia berkata, inggris tidak akan memenangkan beperangan tanpa Jung Yunho."

Meski tampak ragu, Mrs Lee dengan jelas menyadari dirinya kalah pendukung. Sambil melayangkan pandangan ketus kepada mereka semua, ia mengangkat dagunya dan berjalan pergi.

Jaejoong nyaris pingsan. Ya, Tuhan, ia berharap tidak pernah berurusan lagi dengan wanita itu.

Narsya memandang sekilas wajah pucat Jaejoong, dan mencengkeran lengan Jaejoong. " Ayo ceritakan lebih banyak lagi kepadaku tentang suamimu yang merepotkan itu." katanya sambil menyeret Jaejoong pergi dari kerumunan. " Aku ingin tahu semua detailnya."

Dengan lega Jaejoong membiarkan wanita itu membimbingnya pergi dari yang lain. Segera setelah mereka jauh dari jangkauan orang yang bisa mendengar, Jaejoong bertanya dengan suara pelan. " Apakah menurutmu mereka mempercayaiku?"

" Mereka yang tidak percaya akan menyimpanya untuk mereka sendiri. " Narsya menepuk tangan Jaejoong. " Kau melakukanya dengan sangat baik, sayangku. Sekarang kau harus menyerahkan masalah itu pada sang penyebar gosip. Di tambah lagi dengan kasih sayangmu yang tampak jelas kepada Jung tua itu, ceritamu seharusnya mendapatkan lebih banyak kepercayaan lagi daripada cerita Sangwoo pada waktunya nanti. Jadi tenanglah. Kau sudah menang."

Jaejoong berharap hal itu benar. Yunho tekah cukup menderita. Jaejoong dengan cepat memanjatkan doa.

" Sekarang ceritakan padaku, berapa banyak kebenaran dalam dongeng yang kau ceritakan itu?" tanya Narsya.

Jaejoong terbelalak. " Apa? Kau tidak mempercayaiku?"

Narsya tertawa. " Tidak sepatah katapun. Yah, kecuali untuk bagian karakrter suamimu. Aku anggap kau merasa puas dengan suamimu yang merepotkan.?"

Senyum malu malu merayapi wajah Jaejoong. " Sangat puas."

" Aku senang mendengarnya. Berapa wanita muda tidak dapat mengenali laki laki baik baik bahkan ketika tanganya berada di pangkuan mereka."

Jaejoong meremas tangan Narsya. " Terima kasih."

Narsya sedikit mengangkat bahunya . " Sama sama, Mr,X. Dan jika kau memerlukan seseorang unyuk menulis kolom untukmu ..."

Jaejoong tertawa. " Tidak usah khawatir, kau satu satunya orang yang kupertimbangkan."


             ~*~

Tanpa memedulikan suara musik yang keras dan suara kaki berdansa di ruang dansa, Yunho dan Yoochun berdiri dian di ruang baca yang sepi. Yunho baru saja menyeselaikan ceritanya, kagum dengan betapa lebih mudah menyeritakan untuk kedua kalinya.

Yoochun menatap Yunho lama. Dia telah bertanya ini,itu,tetapi belum mengomentari satupun yang mungkin akan menunjukkan pikiranya, dan hal itu mencemaskan Yunho.

Akhirnya temanya mendesah. " Ya, Tuhan, kuharap aku mengetahuinya sejak dulu. Kau pasti sangat menderita!"

Reaksi itu membuat Yunho tertegun Yunho mengira Yoochun akan lebih terkejut, lebih jijik. Tetapi tampaknya istrinya bijaksana dalam masalah ini seperti dalam segaka hal lainya. Teman temanya hanya peduli padanya. Dan mereka memahami seperti halnya Jaejoong.

" Seharusnya kau memberitahuku lebih dulu. Seandainya aku tahu, aku bisa membantumu. Bagaimanapun aku mengenalmu begitu lama."

Yunho mengangkat bahu. " Malu. Rasa bersalah. Aku membenci diriku sendiri. Dan aku tidak mempercayai bahwa teman temanku akan mengubah perasaanku."

" Tetapi sesuatu telah mengubahmu, bukan?"

Sebuah senyum menghiasi bibir Yunho. " Ya. Istriku. Dia akhirnya membuatku menerima bahwa semua orang membuat kesalahan."

" Istrimu adalah seorang yang luar biasa. Hampir seluar biasa istriku."

" Ya, aku tahu." Bagi Yunho, Jaejoong lebih luar biasa, tetapi ia ragu jika Yoochun akan setuju.

" Tentang pamanmu ..." nada suara Yoochun mengeras. " Kau tidak boleh membiarkanya menang dalam hal ini. Bahkan seandainya aku tidak mengetahui kebenaranya, aku akan menganggap sebuah perbuatan keji baginya untuk mendapatkan Jung Corp. Aku bertanya tanya mengapa ayahmu pernah mempertimbangkan hal tersebut."

Yunho mengabaikan tusukan rasa sakit tiba tiba di hatinya. " Dia berpikir aku lebih tidak pantas untuk posisi itu di daripada pamanku."

" Itu tidak benar." mata Yoochun menyipit. " Jika dia berpikiran begitu, dia akan menanggalkan hak warisanmu secara keseluruhan, tetapi dia tidak melakukanya. Apakah dia membuat surat wasiat sebagai suatu cara membuatmu melihat tanggung jawab? Saat dia meninggal, dia tidak tahu sama sekali kemana kau pergi ataukan kau akan kembali. Mungkin ayahmu takut kau tidak akan kembali tanpa alasan yang bagus."

Yunho tidak pernah mempertimbangkanya, tetapi itu masuk akal. " Mungkin kau benar, kawanku. Bagaimanapun kita tidak akan pernah tahu. Sekarang aku lebih menaruh perhatianku untuk memastikan Jaejoong tidak mengalami rumor buruk seperti yang aku alami. Waktunya kita kembali keruang dansa."

Ketika Yunho kembali keruang dansa beberapa menit mekudian, Yunho dengan cepat memperhatikan perubahan dari cara orang orang bersikap kepadanya. Dan bergabung dengan Hankyung di dekat meja minuman.

Yunho tidak perlu bertanya tanya dapa yang terjadi. Heechul dan Junsu menghampiri mereka bertiga. " Kemana saja kalian berdua?" tanya Heechul. "Kalian ketinggalan semuanya."

" Oh?" tanya Yoochun, saling bertukar pandang dengan Yunho.

" Istrimu luar biasa. " Junsu memberitahu.

" Aku sudah tahu itu, percayalah. Apa yang telah dia lakukan sekarang?"

" Yah, kau tidak perlu menghawatirkan lagi gosip yang disebarkan pamanmu," tandas Heechul.

Perlu waktu beberapa menit bagi Heechul dan Junsu untuk menceritakanya. Dan mereka menceritakan dengan rinci apa yang telah Jaejoog katakan untuk menghilangkan tuduhan tuduhan paman Yunho.

Mata Heechul berseri jahil. " Aku percaya dia masih mengeluhkan tentang suaminya yang merepotkan dan bagaimana dia menikah dengan seorang pria yang mencukupi saudara saudaranya, mendukung pekerjaanya. Dan iba kepada pamanmu karena tuduhan lain."

Yunho nyaris tidak dapat bernafas, tenggorokanya seolah olah tercekik dengan rasa bangga dan cinta. Jaejoong telah berkata, ia tidak akan mengecewakan dirinya. Bagaimana Yunho bisa begitu beruntung.

Yunho memandangi Jaejoog yang sedang bercakap cakap dengan seorang pria tua, lalu melayangkan sebuah senyuman kepadanya, seolah olah meyakinkan apakah ia menyetujui taktiknya. Yunho memberi senyum balasan dan wajah Jaejoong bersinar.

Yunho merasakan tatapan yang lain kepada mereka, tetapi ia tidak peduli, yang ada dipikiranya adalah Jaejoong dan mmebawa wanita itu pulang. " Bersikap sangat tidak pantas."

Tiba tiba Yunho menangkap sesosok pria menghampiri Jaejoong, pamanya, Jung Sangwoo. Terkutuklah pria itu. " Permisi sebentar." gumam Yunho kepada teman temanya dan bergegas ke arah Jaejoong.

Pamanya mengatakan sesuatu kepada Jaejoong dan mereka keluar dari ruang dansa menyusuri lorong menuju ruang pribadi. Apa yang akan pamanya katakan kepada Jaejoong.

Yunho mendapati mereka memasuki ruang duduk di samping aula utama. Yunho bergegas kesana, tetapi kemudian pelan 0elan ketika ia mendekati pintu yang terbuka dan mendengar pamanya berkata.

" Kau tidak mau mendengarkanku, ya? Kau harus berurusan denganya. Kau harus membelanya dan membuatku tampak bodoh. Yah, kuharap kau sendiri menikmatinya, Nyonya Jung." paman Yunho mengucapkan gelar itu dengan menghina. "Kau dan kepolosanmu, jika kau mendengar keseluruhan faktanya..."

" Aku mengetahui seluruh faktanya," kata Jaejoong sengit. " dia telah memberitahuku semuanya. Terlebih lagi, jika kau ingin memberitahukan keseluruhan faktanya pada dunia, aku akan memastikan kau mundur dan terdengar bagai seekor hama pengganggu."

Yunho berhenti di pintu.

" Sebenarnya... Aku tidak ingin memberitahukan seluruh faktanya ...aku tidak berhatap menyebabkan suamiku merasa sakit lebih jauh. Tetapi jika kau sampai membuka apa yang terjadi pada malam itu di rumah kalian, aku tidak akan ragu ragu untuk mengumumkan di depan umum bahwa kau seorang penganiaya istri!"

"Hal itu tidak akan mencegah keponakanku masuk penjara karena membunuh istriku."

" Kau mungkin akan terkejut. Aku yakin wanita mantan simpananmu ...yang membencimu ...akan dengan gembira mengakui kaulah orang yang mendorong istrimu. Aku juga yakin sejumlah pelayanmu dapat beraksi atas kebijakan kejimu. Jadi silakan, coba tuduh Yunho dengan pembunuhan. Nona Kwon BoA akan dan aku akan langsung memastikan kau masuk kepenjara karena itu. Aku tidak akan membiarkanmu menyakitinya lagi!"

" Ada cara lain lagi untuk menyakitinya," kata Sangwoo dengan suara yang licik yang membuat Yunho bergitik.

" Aku bertanya tanya bagaimana perasaan keponakanku jika mengetahui aku tidur dengan istrinya? Haruskah kita mencari tahu?"

Yunho menerobos pintu, membanting dengan keras menghantam dinding sehingga pamanya berbalik saat hendak menggapai Jaejoong. " Sentuh dia," Yunho memperingatkan. " dan aku akan mencabik cabik dirimu hingga berkeping keping sehingga mereka tidak akan menemukanmu!"

Jaejoong belum pernah begitu bahagia melihat suaminya dalam hidupnya. Meskipun tak diragukan lagi ia dapat menggunakan trik lututnya. Jaejoong lebih menyukai suaminya berada di sampingnya sekarang. " Kau rupanya, Cintaku! Aku baru saja memberitahu pamanmu betapa senangnya aku bergabung dalam keluarga Jung. Tapi karena beberapa alasan, dia menolak memberiku selamat."

" Kemarilah, Jaejongie," Yunho memberi perintah meskipun tatapanya tetap tertuju pada paman Yunho. " Kita di tunggu di ruang dansa. Teman teman kita mungkin sedang mencari kita."

"Mungkin."kata Jaejoong dengan gembira bergabung dengan Yunho di pintu. Sekarang karena Yunho disini, Jaejoong merasa cukup senang dengan dirinya sendiri. Ia telah menunjukkan maksudnya kepada paman Yunho, dan memiliki kesan pasti bahwa pria itu akan enggan untuk mengganggu mereka lagi.

Tangan Yunho menutupi tangan Jaejoong di lenganya. " Apakah kau baik baik saja?"

" Sangat baik," Jaejoong meyakinkan Yunho.

Yunho mengalihkan pandanganya kepada pamanya. " Aku peringatkan kau paman Sangwoo ...aku melindungi apa yang menjadi mulikku. Jika sampai kau mendekati istriku lagi, tidak akan ada yang tersisa dari dirimu yang akan dikubur. Lakukan semaumu terhadapku, tetapi jangan ganggu dia. Apakah kau mengerti?"

Pamanya meloloti yunho. "Kita belum selesai, kau dan aku. Jung Crop mungkin akan menjadi milikku. Kau masih jarus mendapatkan penerus keturunan."

" Percayalah, aku sangat bersikeras mendapatkanya," Yunho menundukkan pandanganya dan memandangi istrinya, dan ia mungkin salah mengartikan cinta dalam tatapanya. " Jadi akan lebih baik kita segera mendapatkanya, bukan begitu sayangku?"

"Oh, tentu saja." kata Jaejoong berseri seri. " Kita harus memulainya segera.

Mereka meninggalkan paman mereka, yang melontarkan sumpah serapah terhadap mereka berdua dengan keras.

Sebelum mereka sampai di ruang dansa, entah bagaimana , Yunho membawa Jaejoong kedalam sebuah ruangan seperti senbuah ruangan kerja dan menutup pintunya, menguncinya.

" Apa yang sedang kau lakukan?" tanya Jaejoong, terkejut dengan ekspresi gelap Yunho yang tiba tiba.

" Kau harus berjanji tidak akan membirkan pria itu mendapatimu sendirian lagi. Jika dia menyakitimu aku bersumpah ..."

" Tetapi dia tidak menyakitiku."

" Berjanjilah, Jaejoongie! Atau akau akan tetap menguncimu disini sampai kau berjanji. Dan keluarga Choi akan menganggapnya aneh keesokan harinya."

" Aku berjanji," ujar Jaejoong dengan lembut. Yunho tampak lebih rilek, tetapi ketika pria itu tidak bergerak pergi ia menambahkan. " Bukankah kita seharusnya kembali keruang dansa sekarang? Kau mengatakan teman teman kita sedang menunggu kita."

" Aku bohong, lagi pula ada hal lain yang harus kita bicarakan."

" Apa itu?"

Dengan mata berkilau membahayakan, Yunho menjejaki tanganya di pipi Jaejoong. " aku dengar bahwa kau menganggapku  suami yang sangat merepotkan."

Jaejoong terkesiap. Beberapa banyak Heechul dan Junsu memberitahu Yunho? Apakah Yunho tidak menyetujui metodenya? Bagaimanapun, bagaimanapun Yunho adalah orang yang sangat tertutup.  ''Darimana kau mendengar hal itu?"

" Semua orang membicarakanya. Tampaknya kau nyaris sesibuk pamanku dalam menyebarkan gosip tentangku sore ini." Yunho mengaitkan jemarinya di ujung gaun Jaejoong dan menariknya pelan dari bahu Jaejoong.

Denyut Jaejoong semakin cepat, karena mata Yunho mencerminkan tujuan nakal yang pasti. Yunho menarik resleting gaunya. " Mereka mengatakan aku memiliki kebiasaan yang menjengkelkan yang membuatmu merasakan hal hal yang tidak seharusnya."

Yunho memaksa menggunakan kata kata Jaejoong untuk menyerang Jaejoong sendiri. " Itu memang benar." Jaejoong menempelkan tangan Yunho di payudaranya untuk merasakan debaran jantungnya. " Kau lihat? Kau melakukanya sekarang."

"Itu yang terjadi saat kau membiarkan seorang Directure yang tinggi, tegap, dan kekar memaksamu kedalam pernikahan." Yunho melarikan jemarinya di pinggiran gaun Jaejoong hingga menyusuri kepuncak payudaranya, membuat nafas Jaejoong tercekat. "  alih alih bergantung pada pengacara miskin kau telah menetapkan hatimu."

Jaejoong merona. " Apakah mereka memberitahumu setiap kata yang kukatakan?"

" Heechul memiliki daya ingat yang mengagumkan."

Yunho jelas tidak sedang marah, ia menunjukkan dengan cara yang aneh.

Yunho menanggalkan gaunya dari Bahu Jaejoong, memperlihatkan payudaranya pada tatapan Yunho yang lapar. " Aku terutama suka bagian tentanh bagaimana kau mendapati dirimu bersikap sangat tidak pantas , ketika aku di dekatmu."

Jaejoong kehilangan sebagian nafasnya. " Maksudmu ...seperti ini?" Dengan mengulurkan tangan Jaejoong mulai melepas kaitan Jas Yunho.

" Persis." Ia meraih rambut Jaejoong.

" Jangan rambutku, Yunho!" protes Jaejoong. " Aku tidak bisa menatanya kembali dengan cepat dan rapi, dan orang orang akan tahu apa yang telah kita lakukan.

Dengan senyuman jahat , Yunho mulai meraup sebagian rambut Jaejoong. " Bagus. Bagaimanapun,aku harus mengangkat reputasiku. Aku benci membuat istriku menjadi seorang pembohong." Yunho menungukan kepalanya untuk mencium leher Jaejoong. " Terutama saat dia telah memulai begitu banyak kendala untuk menghitung segala karakter jelekku."

" Aku belum mulai menghitung semuanya," kata Jaejoong menggoda saat rambutnya jatuh tergerai di sekitar bahunya. " Aku lupa menyebutkan  bagaimana kau akan bersikeras untuk mendapatkan apa yang kau mau ...kesombonganmu ...kecenderunganmu untuk memiliki waktu dan tempat yang paling tidak tepat untuk merayuku. Bolehkan aku meneruskanya?"

" Tidak sekarang, istriku sayang." bisik Yunho saat mencium tulang dada Jaejoong. " Simpan sesuatu untuk kolomu, karena sekarang aku berencana untuk menggambarkan karakter jelekku dengan melakukan sesuatu hal yang kau bilang paling menjengkelkan."

" Oh, apa itu?"

"Aku percaya kau menyebutnya, meminta haknya sebagai suami."

Dan yang membuat Jaejoong merasa sangat senang, suaminya yang merepotkan melakukan tepat seperti apa yang dikatakanya.

             Epilog

 

Kepala si kembar tiga bersaudara yang berambut hitam menunduk ke arah Jaejoong saat ia duduk di kamar tidurnya di Mantion Jung, Seoul, sambil menggendong putranya yang baru berumur tiga hari.

" Beri ruang bagi Monbin yang malang, anak anak," tegur Jaejoong saat bocah laki laki itu berkerumul di sekililingnya.

" Kalian akan memiliki banyak waktu utnuk menatapnya, aku jamin."

" Mengapa dia sangat keriput?" tanya Kimbum. " Dia kelihatan seperti seorang pria tua."

" Begitu juga kau, saat baru dilahirkan," Jaejoong memberitahunya. " Semua bayi terlihat seperti itu saat mereka pertama kali keluar."

" Apakah dia tahu kalau kami pamanya?"Tanya Myungsoo.

" Belum, tetapi dia akan tahu. Dan pikirkan betapa beruntungnya dia memiliki empat paman yang tinggal dirumah yang sama."

Taemin menatap semakin dekat pada bayi. " Dia sering sekali tidur, kan?"

"Bukan begitu," seorang wanita tegas mengoreksi di belakang Taemin.

" Bukan begitu?" Ulang Taemin , sambil menatap sembunyi sembunyi pada seorang wanita yang bersidi menjulang di belakangnya.

Jaejoong mendongak dan tersenyum kepada Kwon BoA. " Kulihat kau membuat kemajuan."

BoA membelalakan matanya."Benar. Sekarang aku hanya mengoreksi Master Taemin sepuluh kali sehari dari pada duapuluh kali."

"Aku nggak ... aku tidak ...selalu salah," gerutu Taemin.

Baik Jaejoong maupun BoA meledak dalam tawa. Hal itu membangunkan bayinya dengan segera dan mulai menangis.

BoA melayangkan tatapan paling tegas kepada tiga bocah itu. " Ayo anak anak kita ada belajar bahasa Ingris yang harus diselesaikan. Dan kakak kalian perlu istirahat."

Erangan mereka yang serentak bagai paduan suara tidak menggoyahkan wanita itu, dan dalam sedetik ia telah membuat tiga bocah itu berjalan serentak keluar dari ruangan bagai prajurit sungguhan.

Jaejoong menggelengkan kepalanya dengan takjub. Itu adalah usaha yang terbaik yang pernah ia lakukan ,mrminta Kwon BoA untuk menjadi Tutor ketiga bocah itu. Wanita itu memiliki kemampuan yang alami bersama anak anak, jika hasil kerjanya dengan si kembar bisa di jadikan pertanda. Kwon BoA menyambut gembira pada kesepakatan itu juga, karena seorang wanita dengan seorang anak haram akan mengalami kesulitan menemukan pekerjaan yang cocok.

Akhir akhir ini Jaejoong mengamati pegawai keuangan Yunho dan belum menikah mengamati Kwon BoA dengan sesuatu yang lebih dari sekedar penasaran. BoA memberi tahu Jaejoong, pria dengan kecerdasan yang begitu baik pantas mendapatkan wanita baik baik.

Tetapi Jaejoong tahu pria itu tidak akan mundur begitu saja, ia akan berjuang untuk mendapatkan Kwon BoA.

Mulut Monbin kecil membuka dan menutup seperti seekor ikan. Jaejoong dengan cepat menurunkan gaunya, dan bayi itu menempelkan bibirnya pada puncak payudaranya, menariknya dengan lapar. Bayi itu begitu sempurna, pikir Jaejoong, sambil mengamati ujung hidung kecilnya, telinganya mata yang tenang seperti milik Yunho. Rambutnya hitam kelam seperti miliknya.

Wajahnya lebih mirip ayahnya, tentu saja. Pangeran kecil seperti raja. Yah, tidak akan ada selir untuk putranya tercinta, jika ia boleh berpendapat. Tidak, ia harus memiliki gadis yang baik, dan dapat di banggakan ...seorang  putri Directure atau putri bangsawan...

Jaejoog menggerang. Ia lebih baik hati hati atau ia akan berubah menjadi para wanita yang selalu ia kritik di kolom tulisanya.

Bayi itu telah selesai menyusu dan tertidur nyenyak bersandar kepada Jaejoong. Dengan hati hati Jaejoog menarik gaunya kembali menutupi payudaranya.

" Tidak perlu melakukan itu karena kehadiranku," terdengar suara laki laki bergumam di pintu.

Jaejoong mendongak dengan gembira. " Yunho, kau sudah kembali."

" Ya," Dengan sebuah senyuman, Yunho masuk, lalu merendahkan tatapanya yang membara kepada payudara yang sekarang tertutupi. " Aku tahu, seharusnya aku berada disini beberapa menit lebih cepat."

" Jangan menggodaku," Jaejoong memperingatkan."Kita memiliki enam minggu lagi, kau tahu, sebelum kita dapat memanjakan diri kita sendiri."

Yunho menggerang. " Percayalah. Cintaku , aku sangat tahu itu" Yunho melenggang ke tempat tidur dan duduk di sampingnya, mengulurkan tangan untuk membelai pipi putranya. "Dia tampan, ya?"

"Ya," Jaejoong setuju dengan kebanggaan seorang ibu.

" Dan sekarang dia adalah penerus yang membanggakan dari seluruh Korea."

Jaejoong menatap Yunho dengan antusias. " Jadi sudah diputuskan? Apakah semuanya telah selesai?"

Yunho mengangguk. " Paman Sangwoo tidak dapat menyentuh kita. Kurasa dia telah menyadarinya pada malam pesta tahun baru di kediaman Choi."

Yoona bergegas masuk ke kamar. " Tuan Jung telah datang dan ... Oh disini kau rupanya. Tuan Jung! Kurasa kau mengalahkanku kesini untuk memberitahunya." Yoona mendekati tempat tidur, tersenyum lebar. " Apakah aku harus menggendong si mungil untukmu, Jae? Tampaknya dia tidur lagi."

Jaejoong menyerahkan bayinya kepada Yoona. Wanita itu terbukti perawat bayi yang luar biasa dan Jaejoong yakin ia akan menjadi perawat bayinya bayi kecil Monbin yang lain.

Segera setelah Yoona keluar, Yunho berbaring di atas tempat tidur di samping Jaejoong. "Aku menemukan sesuatu yang menarik saat aku di tempat pengacara ayahku." Yunho mengambil selembar kertas yang dilipat. "  Tampaknya, ayahku telah meninggalkan perintah bahwa ini harus diserahkan kepadaku jika aku berhasil mendapatkan seorang penerus keturunan sebelum waktu yang di tentukan "

Jaejoong menebak apa isinya dari ekspresi Yunho, tetapi Yunho hanya menatapnya dengan ekspresi kaku yang kadang masih pria itu miliki. Sambil mengambil kertas tersebut dengan tangan gemetar, Jaejoong membukanya dan membaca kalimat kalimat dengan cepat.

  ' Putraku, jika kau membaca ini, maka kau tidak akan kecewa kepadaku. Tidak mengherankan kau berpikir metodeku ekstrem. Kau selalu begitu. Tetapi aku harus yakin bahwa kau akan merawat Jung Corp tanpa kehadiranku, dan memaksamu tampaknya cara yang terbaik untuk membuatmu mengerti akan tanggung jawabmu. Maafkan aku jika kau bisa.'



Jaejoong melemparkan kertasnya dengan marah. " Dan hanya ini yang dia tulis? Tidak ada permintaan maaf karena mengusirmu pergi? Tidak ada petunjuk bahwa kau tidak bersalah selama ini?"

" Ini adalah permintaan maafnya, Cintaku ...atau yang paling mendekati. Yoochun pernah berkata jika ayahku yakin aku tidak layak mendapatkan Jung Crop, dan semua kekayaanya sebagai penerus, dia tidak akan mempersiapkan surat wasiat yang aneh ini. Dia hanya perlu meninggalkan mansion ini kepada pamanku. Tetapi dia tidak melakukanya ...karena dia ingin memastikan aku kembali untuk ini."

Memperhatikan kepasrahan pada nada Yunho, Jaejoong meraih tangan Yunho. " Kau tidak marah kepadanya? Setelah bertahun tahun penderitaan memikirkan dia membencimu ..."

" Aku lebih merasa marah kepada diriku sendiri. Jika aku tetap tinggal, kami mungkin akan mengatasi perbedaan kita. Tetapi aku membiarkan harga diriku mendorongku pergi." Yunho tersenyum. " Tapi jika dipikir lagi, jika tetap tinggal, mungkin aku tidak akan bertemu denganmu."

Jaejoong meringis." Oh, aku yakin kau akan bertemu denganku. Kau seorang pria yang menjengkelkan, kau pastinya akan melakukan sesuatu yang memancing penyebutan namamu di kolom tulisanku. Kemudian kau akan melenggang ke dalam ruanganku dan meperingatkanku karena telah menyinggung ..."

" Dan merayumu dan melakukan strategi yang paling hati hati untuk memilikimu. " Yunho meremas tangan Jaejoong. " Kau benar, Querida. Itu tidak akan membuat berbedaan sama sekali. Satu kali pertemuan denganmu cukup untuk membuatku menginginkanmu. Sudah pasti itu yang terjadi waktu itu."

" Apa? Kau tidak bersikap seolah kau menginginkanku hari itu. Kau bersikap seperti penindas."

Yunho menaikan alisnya. " Dengan alasan yang bagus. Kau hanya sekadar menulis dengan persis apa yanh kau harap tentangku."

" Yang berarti," Kata Jaejoong, dengan sebuah sinar dimatanya." Ini saat aku kembali menulis untuk kolomku. Menurutmu apa yang menjadi subjek kolom tulisan pertamaku sejak kelahiran bayi kita? Bagaimana tentang seorang pria membangunkan seorang dokter saat istrinya mengeluh sakit karena melahirkan? Bagaimana seorang pria yang baik ini kehilangan ketenangan yang terkenal saat dokter itu berkata mungkin perlu berjam jam dan bahwa dia perlu tidur lebih lama? Bagaimana bayi itu lahir di tengah nasihat konstan ayahnya yang tampaknya mengira dia tahu sesuatu tentang obat pencahar saat dia jelas sekali tidak mengetahuinya?"

" Aku punya ide yang lebih bagus," Yunho berkata dengan senyum yang berbahaya. " Mengapa kita tidak menulis kolom tentang berbagai cara tentang pria yang baik ini bermaksud menyiksa istrinya dengan kenikmatan segera setelah dang dokter membolehkan hubungan suami istri mereka?"

" Oh, tidak, aku tidak bisa menulis tentang itu." kata Jaejoong dengan ketakutan pura puranya.

" Terlalu berbau skandal bahkan bagimu?"

" Tidak sama sekali," jawab Jaejoong dengan santai. " Terlalu panjang. Hal itu akan membutuhkan lebih dari satu kolom.

           ~ Selesai~

Author cuap cuap:

Akhhhh.... Akhirnya selesai juga. Sempat bosen sama cerita wanita yang keras kepala, tapi itu bagian serunya kkkk...dan adik adik Jaejoong yang imut dan nakal.

Saya kira tidak bakal selesai nulis karena sempat bosen ...ampun.
Tapi selesai juga. Dan sibuk dengan remake novel baru. Kuharap readetr tidak bosen untuk membacanya karena auhor terlalu sering update. ^.^

Peluk cium jauh. *Lebay*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar