Kamis, 14 Mei 2015

The Mysterious Man chap 15


Title   : THE MISTERIOUS MAN
Author : Sulis Kim
Main cast:   Jung Yunho
                   Kim Jaejoong
             Hankyung &Heechul
                 Yoochun & Junsu
                        Other

Rate   : M
Genre : Romace, Fiction

          WARNING

SANDURAN, novel The Dangerous Lord. Sabrina Jeffries.
Dengan banyak perubahan untuk menyesuaikan alur cerita dengan pemeran Favorite saya.

GS for uke. Jika tidak suka jangan dibaca, author cinta damai. Saya masih butuh banyak belajar, apabila ada kesalahan typo dan lainya mohon di maklumi, menerima saran dan kritik yang membangun. Terimakasih.

Happy reading ....!!!
 

 

Kwon BoA tidak percaya ketika Jaejoong mengatakan ialah tunangan Jung Yunho. Gadis itu adalah Mr X? Mana mungkin? " Kau tunanganya?"

" Aku khawatir begitu," sambil melepaskan kalung rantai yang melingkari cincin bersegel Jaejoong mengururkan tanganya. " Aku sungguh sungguh tunanganya."

Dengan ekspresi cemas wanita itu meletakkan bayinya di bahunya dan mengambil cincin itu. Sesaat mengamati cincinya, ekspresi kebingungan menggantikn ekspresi cemasnya. " Aku tidak mengerti, Tuan muda ... Maksudku Yunho shi ...memang memberitahuku kemaren bahwa ia akan menikahi seorang wanita bernama Kim Jaejoong, tetapi dia tidak memberitahuku bahwa kau juga ... Maksduku, aku tidak pernah membayangkan ..."

" Dia akan menikahi, Mr X? Tidak, aku sendiri juga tidak pernah membayangkanya beberapa minggu lalu."  Jadi Yunho telah datang memberitahu Kwon BoA tentang pernikahan mereka. Hal itu akan meningkatkan kecemburuan Jaejoong, satu hal yang Jaejoong heran, wanita itu tidak tampak terganggu dengan pernikahan mereka. Dan apakah wanita simpanan akan memanggil nama Yunho seperti itu?

" Dan aku adalah Kim Jaejoong, ya aku akan menikah denganya, sebenarnya beberapa jam lagi, jadi aku tidak memiliki banyak waktu. Jadi apakah kau akan membiarkan aku masuk, aku harus bicara denganmu?"

Wanita itu ragu ragu sesaat sebelum membuka pintu. " Yunho shi akan marah jika dia mengetahui hal ini"

" Jadi jangan beritahu dia," kata Jaejoong dan ia melangkah melewati ambang pintu.

"Baiklah. Sebaiknya jangan beritahu dia. Mari kita keruang baca jika kau berkenan, tempat tidur siang putraku berada disana sementara pelayan pergi ke pasar."

Cahaya cinta di mata wanita itu menambah nilai plus untuk kecantikan di matanya. Wanita itu sangat cantik, dan Jaejoong tak mampu meredam perasaan irinya.

Saat mereka berjalan Jaejoong berkata. " Aku rasa kau bertanya tanya mengapa aku ada disini..."

" Tidak sama sekali. Kau disini ingin mengetahui apakah aku wanita simpanan Yunho shi seperti yang kau tulis di kolom tulisanmu."

Rasa panas menjalar dari leher Jaejoong ke pipi "Tidak ...aku ...yah, aku ..."

" Percayalah, aku akan melakukan hal yang sama jika aku adalah dirimu. Tetapi biarkan aku meringankan beban pikiranmu. Aku bukan, aku tidak pernah berharap menjadi wanita simpananya atau apapun lainya."

Seharusnya Jaejoong mempercayai Heechul, Heechul begitu yakin tentang hal itu. Ia menghembuskan nafas lega mendengarnya. Dan meskipun Jaejoong berpikir wanita itu bisa saja berbohong, Jaejoong melihat tidak ada alasan untuk Kwon Boa mengatakan alasan itu.

" Terima kasih," dengan sedikit gumaman lembut wanita itu meletakkan bayinya di box bayi. " Sungguh kejam jika aku menyesatkan calon istri Yunho shi setelah segala kebaikan yang dia berikan kepada kami." wanita itu menunjuk sofa. " Silahkan duduk."

Jaejoong menurut, ia sedikit canggung karena wanita itu memperlakukanya begitu ramah. " Aku minta maaf sebelumnya, aku telah menulis sesuatu yang  mungkin saja merusak reputasimu ..."

BoA terkekeh. " Reputasiku?" dengan keanggunan gerak tubuh seorang pengajar pribadi ia merendahkan punggungnya dan duduk. " Kau tidak menyebutkan tentang namaku dan nama putraku, lagi puka reputasiku sudah jancur sejak lama. Dan seperti yang kau lihat Directure Jung itu selalu menimbulkan gosip kemanapun ia pergi."

" Itu benar, alasan sesungguhnya aku berada disini. Kau tahu ... aku mendengar banyak rumor dengan pekerjaanku ini. Dan ..yah aku telah mendengar banyak rumor tentangnya, aku harap kau bisa memberitahuku mana yang benar dan mana yang bohong."

" Aku mengerti apa yang telah kau dengar?"

Jaejoong tidak memiliki banyak waktu untuk bertanya sopan ataupun merasa harus lebih lembut untuk bertanya. " Jadi kau tahu sekarang? Aku dak tahu mana yang harus di percaya. Aku harap kau mau memberitahuku mengapa Yunho meninggalkan Korea. Dan mengapa pamanya menentang pernikahanya."

" Apa yang di katakan Yunho shi?"

" Bahwa kau sekedar cemburu. Bahwa hal itu tidak perlu membuatku khawatir. Yunho tidak memberitahuku apapun.  Dan sebagai istrinya nanti, aku berhak untuk tahu."

" Aku setuju," kata BoA dengan lembut. " Aku akan mengatakan ini. Paman Yunho shi tidak dapat di percaya. Namun di luar itu aku tidak dapat memberitahumu yang lain. Yunho shi memintaku bersumpah untuk menjaga rahasianya sejak hari dia membawaku kesini, dan aku banyak berhutang budi padanya."

Jaejoong menggeram dalam hati. Tidak lagi... Rasa frustasi membuatnya berdiri. "  lalu bagaimana aku bisa tahu aku tidak membuat kesalahan terbesar dalam hidupku dengan menikahinya?"

BoA mengerutkan dahi heran. " Beri tahu aku Nona kim, dua minggu lalu Yunho shi melarangku untuk berbicara denganmu, tapi sekarang dia akan menikahmu. Bagaimana hal itu bisa terjadi?"

" Aku sendiri bertanya tanya tentang hal yang sama." kata Jaejoong murung." Aku tidak tahu, dia menyimpulkan bahwa kami cocok untuk menikah. Aku tidak dapat membayangkan, karena kami tidak memiliki kesamaan apapun."

" Memang tidak." BoA dengan susah payah menahan gelinya." Kecuali Kemampuanmu untuk mengetahui segalanya. Dan keinginan yang besar untuk mendapatkan apapun yang kau inginkan. Dan jangan lupakan Yunho shi menyukai anak anak, dia memperlakukan putraku dengan begitu baik. Dia memang mengatakan tunanganya memiliki empat saudara laki laki yang akan di bantunya." BoA tersenyum. " Tetapi tidak ada yang lain pastinya. Apa yang kalian lihat satu sama lain?"

Jaejoong merasa di cemoh, dan dia memelototkan matanya. " Dia hanya menginginkan kuda betina untuk melahirkan keturunan. Dan sebagai gantinya dia akan membayar seluruh hutang dan mencukupi kebutuhan saudara saudaraku dan aku."

BoA tersedak mendengar kata kuda betina, namun dengan cepat ia menutupi ekspresinya. " Kau cantik, muda dan cerdas. Kuyakinkan kau Yunho shi akan memperlakukanmu dengan baik." BoA bangkit dan mendekati Jaejoong. " Kurasa kau tahu itu. Jadi apa yang membuatmu behitu tersiksa?"

Jaejoong menundukan kepala untuk menyembunyikan air mata yang tiba tiba menggenangi matanya. " Apa yang menyiksaku adalah bahwa kami belum menikah dan aku begitu jatuh cinta pada bajingan itu."

Jaejoomg terisak. Oh sialan, itu benar. Mengapa pula ia merasa muak memikirkan menjadi istri Yunho tapi tidak mendapatkan hatinya? Jaejoong menyesal , dengan ia melawan Yunho tidak membuat pria itu jatuh cinta kepadanya.

Boa mengeluarkan sapu tangan dan membantu mengusap wajah Jaejoong.

" Buruk sekali jika dia tidak mencintaiku." Jaejoong berbisik.

" Apa kau yakin?"

Jaejoong mengangguk. " Yunho memiliki duri dalam hatinya yang menghalangi hatinya untuk mencintaiku. Duri itu perlu dikeluarkan. Bagaimana aku bisa melakukan itu jika aku tidak tahu apa itu?" ia melayangkan pandangan memohon pada BoA. " Tidak dapatkan kau memberitahuku?"

" Oh, nona Kim, aku akan segera memberitamu jika aku tidak ingat janjiku. Kau benar tentang duri di hatinya. Duri itu terbenam begitu dalam, dan aku tahu semua yang terjadi. Tapi dia tidak mengijinkan aku untuk membicarakanya. Bahkan dia sendiri tidak mau membicarakanya."

" Jika kau memberitahuku aku akan membuatnya membicarakanya."

" Tidak. Duri itu harus mencari jalannya sendiri untuk muncul kepermukaan sebelum dia dapat menyingkirkanya."

Rasa putus asa menjalari Jaejoong. " Apa tidak ada jalan lain agar aku membantunya?"

Dengan senyum di wajahnya wanita lebih tua dari Jaejoong itu menyentuh dagunya. " Kurasa kau telah memulainya, hanya tinggal menunggu waktu Yunho shi mengatakanya padamu. Kau hanya bisa menunggu sampai dia mengatakanya sendiri padamu, tidak akan lama. Karena aku melihat sebersit cahaya dimatanya ketika dia datang kemaren untuk memberitahuku tentang pernikahanya."

Jaejoong terdiam sejenak. " Kau begitu baik, jadi mengapa Yunho tidak menikahimu, bukankah kau mengatakan Yunho memperlakukan putramu begitu baik." jaejoong mengatakan itu dengan menahan rasa kecemburuanya.

" Nona Kim, dia tidak akan pernah melamarku." BoA meletakkan tanganya di punggung tangan Jaejoong. " Lagi pula , bahkan jika dia melamarku, aku tidak akan menerimanya."

Hal itu mengejutkan Jaejoong. " Karena kau jatuh cinta dengan pamanya?"

" Tidak mungkin." nada BoA berubah dingin." Aku tidak menjadi wanita simpanan pria itu karena keinginanku. Dia telah membuatnya begitu jelas setelah kematian istrinya bahwa aku dapat menjadi wanita simpananya dan terus melanjutkan untuk mengajar anak anaknya atau aku dituduh melakukan sebuah tindakan kejahatan dan diserahkan pada yang berwajib. Pada umur dua puluh dua tahun, aku begitu takut padanya. Sebagai yatim piatu tanpa keluarga, aku tidak memiliki seorangpun untuk membantu kasusku. Jadi aku bertahan menjadi wanita simpananya. Aku hanya begitu sangat bahagia ketika dia membuangku, bahkan jika hal itu membuatku miskin atau sesuatu sama rendahnya."

Kwon BoA tersenyum." Tapi meskipun aku sangat berterimakasih kepada Yunho Shi yang datang menyelamatkanku saat itu, aku tidak memiliki keinginan untuk menikahinya. Keadaanya akan janggal, mempertimbangkan ikatanya dengan pamanya dan anak laki lakiku. Aku tidak begitu serakah untuk menginginkan pria sebaik Yunho shi, mengingat semua kebaikanya. Aku mirip seperti dirimu, terlepas reputasiku yang sudah hancur, aku lebih menyukai menikah atas dasar cinta."

Dengan cara cukup ganjil wanita itu meringankan beban Jaejoong. Ada sesuatu yang membuatnya merasa nyaman bahwa Kwon BoA mengetahui masa lalu Yunho dan tidak terkejut. Apapun masalah Yunho, bukan tidak dapat di atasi.

Terdengar suara pintu di buka dan pelayan masuk." Aku kembali Nona Kwon, apa aku perlu membawa putra anda?"

" Tidak perlu, terima kasih. Dia sudah tidur." BoA berpaling kembali pada Jaejoong. " Kau bilang jam berapa pernikahanmu?"

Jaejoong membeku. Sialan, ia lupa waktu. Ia memandangi ruangan mencari jam, dan berteriak keras ketika ia melihatnya. " Ya Tuhan,
Aku harus sudah di gereja dalam waktu sepuluh menit. Dan aku pasti terlambat."

" Kau akan sampai, meskipun terlambat. Kita akan pergi dengan mobil , aku akan memanggil sopir dan mengantarmu dampai ke Gongju."

" Aku masih harus berpakaian dan sebagainua, gaunya berada di gereja, tapi kita akan benar benar terlambat .... Oh Yunho akan membunuhku!"

" Tidak, dia tidak akan membunuhmu. Tidak akan mungkin, kau akan terlambat , setidaknya ,bukan tidak datang."

 
              ~~~*~~~

Udara dingin yang berputar putar di dalam ruangan depan gereja sama dinginya dengan es yang rasanya menggumpal di dada Yunho saat melihat Jaejoong melompat dari mobil. Ia berhenti untuk berbicara dengan Kwon BoA. Lalu diluar dugaan Yunho, Jaejoong berbalik dan berlari kearah tangga saat BoA kembali masuk ke mobil dan pergi.

Apa yang ... Yunho langsung menuju pintu depan. Calon istrinya sebentar lagi akan menjelaskan ini kepadanya atau demi tuhan, dia akan membuat Jaejoong menyerah kepsdanya.

Yoona bergegas mengejar Yunho untuk menghentikanya. " Tunggu tuan Jung!" tidak baik mempelai pria untuk menemui mempelai wanita sebelum pernikahan."

" Tidak ada pernikahan jika aku tidak bicara denganya sekarang." sambil menghentakkan tangan wanita itu, Yunho membuka pintu saat Jaejoong mencapai anak tangga teratas. "  kau terlambat."

Kepala Jaejoong seketika mendongak dan ia berhenti begitu tiba tiba hinnga nyaris kehilangan keseimbangan. Berusaha mrnggapai Jaejoong, Yunho menangkap tangan wanita itu untuk menyeimbangkanya.

" Yunho! Aku ...terlambat ...aku tidak bermaksud melakukanya, tapi ... Oh Tuhan, apakah kau sudah lama berdiri disana?"

" Setengah jam. Dan ya, aku melihatmu naik kereta dengan Nona Kwon."

Dalam kelrmbutan wajahnya yang pucat , mata Jaejoong mendelik " Ini tidak seperti yang kau kira ..."

" Kau tidak ingin mengetahui apa yang ku pikirkan, aku jamin." Yunho menggiring Jaejoong memasuki serambi gereja. Lalu berbalik untuk menemui Yoochun dan Yoona yang memandangi mereka dengan tegang.

" Yoochun, pergi dan beritahu pendeta bahwa pernikahan akan mulai sebenyar lagi, dan panggil Changmin karena dia yang akan menyerahkan Jaejoong. Yoona bergabunglah dengan Heechul dan Junsu di ruang paduan suara. Beritahu mereka Jaejoong sebentar lagi akan berada disana."

Ketika pengurus rumah itu ragu sambil memandang ke arah Jaejoong dengan pandangan penasaran. " Tidak apa apa pergilah, aku perlu bicara dengan Yunho." kata Jaejoong.

Nada Jaejoong yang tenang hanya menambah amarah Yunho. Segera setelah yang lain menghilang, Yunho menatap Jaejoong sambil menggeryit kesal. "  Jadi? Penjelasan apa yang mungkin dapat kau berikan untuk ini?"

" Aku benar benar minta maaf aku terlambat, kami sedang mengobrol dan waktu berlalu ..."

" Kau tahu dengan baik aku tidak mepermasalahkan keterlambatanmu. Demi Tuhan, mengapa kau pergi menemui Nona Kwon? Dan apa maksudmu kalian mengobrol? Dan tentang apa?"

" Tentang kau, tentu saja! Apa lagi."

Kematahan melanda Yunho. " Apa dia katakan tentang aku?"

" Bukan hal yang penting." Seolah olah terganggu Jaejoong berpaling." Ini gereja yang sangat indah, Yunho. Apakah ini gereja tempatmu beribadah?"

" Sialan, Jaejoongie !" Yunho mencengkeram bahu Jaejoong dan memutar wanita itu menghadapnya. " Apa yang dia katakan kepadamu?"

Tatapan dingin Jaejoong bertatapan dengan tatapan Yunho. " Bagaimana jika dia memberitahuku kebenaranya."  Ya Tuhan, tidak. Tentu saja tidak. Jika wanita itu memberitahunya Jaejoong tidak mungkin berada disini, mungkin saja Jaejoong sudah melarikan diri.

Baru ketika Jaejoong mengapai melepaskan jemari Yunho di bahunya, Yunho menyadari bahwa ia terlalu dalam mencengkeram bahu wanita itu. Jaejoong tidak melepaskan jemari Yunho, ia menggenggamnya.

" Dia tidak memberitahuku apapun Yunho,yang tidak kau beritahukan kepadaku. Dia berkata bahwa ia telah bersumpah untuk menjaga rahasia itu. Dan kau akan mengatakannya sendiri kepadaku."

Kemarahan Yunho mereda namun hanya sedikit. " Jadi, dia tidak memuaskan rasa penasaranmu yang bodoh tentang segala sesuatu yang tidak penting."

" Tidak."

" Dan kau tetap datang."

Senyum Jaejoong yang singkat meyakinkan Yunho. " Ya. Satu hal ia katakan padaku, kenyataan bahwa rahasiamu tidak akan menyakitiku."

" Aku sudah mengatakanya padamu." Rahasia itu tampaknya lebih menyakiti Yunho dengan membuat Jaejong melawanya. Dan Yunho mengabaikan tatapan Jaejoong yang menunggu jawabanya sekarang. " Apa lagi yang dia katakan kepadamu?"

Jaejoong mendesah. "Dia mengatakan kau akan menjadi suami yang baik, dan akan memperlakukanku dengan sangat baik."

Sebuah harapan samar muncul di hati Yunho. " Dan kau mempercayainya?"

" Aku percaya, kau punya potensi untuk menjadi suami yang baik." nada suara Jaejoong berubah dingin. " Tetapi tidak jika kau terus memperlakukanku seperti malam itu, kerahasiaanmu cukup buruk. Dan kau mengancamku tentang masalah keuangan keluargaku dengan cara hina seperti itu. Aku tidak suka di tindas, Yunho."

Ketidak sukaan Jaejoong terlihat jelas di wajahnya. Yunho sudah akan meminta maaf, tapi kata kata itu menyangkut ditenggorokanya. " Aku mengatakan yang menurutku benar."

" Kau pikir benar untuk memaksaku?"

Yunho menarik tangan dari genggaman Jaejoong. " Itu satu satunya cara untuk membuatmu menyadari perlunya menikahiku."

" Oh, kau berpikir begitu, ya?" Jaejoong menyilangkan tangan di depan dadanya yang berbalut kain wol kusam.

Dengan sebuah erangan Yunho memalingkan wajah." Tidak. " Yunho menghela nafas. " Aku minta maaf . Aku tidak berpikir . Aku tidak seharusnya memaksamu."

" Kau sungguh sungguh?"

" Ya."

" Jadi, jika aku tidak menikahimu, kau tidak akan melakukan apa pun untuk menghentikanku?"

Tatapan Yunho menghujam Jaejoong, keringat dingin muncuk di dahinya. Ya, Tuhan, Akankah Jaejoong menolaknya sekarang? Dengan semua orang menunggu di gereja? Yunho mengamati Jaejoong, mencari tanda tanda tentang apa yanh wanita itu rencanakan.

Dan Yunho tidak melihat apapun. Namun ia tahu bahwa hanya satu jawaban yang akan menunjukan ketulusanya, betapapun jawaban itu akan menusuk harga dirinya. " Tidak. Ya. Maksudku aku tidak akan melakukan apapun untuk menghentikanmu."

Darah mengalir deras ke telinga Yunho saat ia menunggu Jaejoong untuk meresponya, namun Jaejong belum selesai denganya. " Aku memiliki satu pertanyaan lagi. Jika jawabanku memuaskanku, aku akan menikahimu , Yunho."

Pernyataan Jaejoong itu membuat Yunho waspada." Jika yang kau maksud adalah cerita cerita Narsya ..."

" Bukan. Ini sesuatu yang ...telah menggangguku sejak kau bercinta drnganku. Mengapa kau memilihku untuk dinikahi? Mengapa bukan salah satu wanita yang kau dekati?"

Heechul menanyakan hal yang sama , dan jawaban Yunho belum berubah. " Karena aku lebih menginginkanmu daripada mereka."

Untuk pertama kali mereka mulai diskusi hal yang konyol ini, Jaejoong tampak gelisah. " Jika menginginkanmu, maksudku berhasrat denganku, aku seharusnya memperingatkanmu aku masih beraikeras untuk tidak berbagi tempat tidur denganmu hingga kita menyelesaikan masalah perbedaan kita."

" Baiklah. " Ancaman itu tidak membuat Yunho khawatir." Tetapi bukan itu yang aku maksud. Aku menginginkan dirimu, sebagai Jaejoong. Tidak ada wanita lain yang mampu. Kau ...membuatku tertantang." Melihat Jaejoong tersenyum. Yunho entah mengapa semakin jengkel. " Aku tidak tahu mengapa? Jadi jangan memintaku menjelaskan kebaikan kebaikanmu."

" Aku tidak mengharapkan hal itu. Tetapi aku pikir jawaban itu bisa kuterima. Untuk sekarang. Paling tidak."

Rasa lega membuat Yunho tidak bisa menahan kontrol suaranya sehingga ia membentak." Kalau begitu bisakah kita lanjutkan pernikahan kita?"

" Oh, tentu saja. Maksudku, bagaimanapun kau tekah melalui banyak kesulitan . Aku tidak mau mengecewakanmu. Atau mempermalukanmu di depan umum."

Yunho mendengus. " Ya, kau selalu berhati hati dalam hal itu."

Sebuah senyum lebar adalah satu satunya jawaban Jaejoong. Namun saat ia menarik tanganya dari tangan Yunho dan berlari ke anak tangga mengarah keruangan paduan suara, Yunho merasakan kebekuan es dalam dadanya meleleh. Biarkan Jaejoong sedikit senang dengan ancaman tidak akan menidurinya. Karena pada akhirnya, Yunho akan menang.

          ~~~*~~~

Ini adalah sebuah pernikahan yang paling aneh, pikir Jaejoong. Pengantin wanita diserahan oleh saudara laki lakinya yang berumur empat belas tahun. Hanya dua orang yang hadir, dan mereka bersaudara ... Heechul berdiri di sampingnya dan Yoochun berdiri disampingnya Yunho.

Dan seorang mantan mafia yang mengapit tiga saudara kembar pengantin wanita yang tidak bisa diam sementara seorang kepala pelayan berdiri di samping kanan.. Satu satunya tamu yang lain adalah Junsu, jadi tamunya cukup beragam meskipun sedikit.

Namun mereka berhasil hadir dan bahagia tak terkira melebihi penganti pria dan pengantin wanitanya , tentu saja. Saat pendeta membacakan khotbahnya Yoochun menyerigai Heechul tersenyum dengan manja. Yoona berlinangan air mata sejak awal, sementara saudara laki laki cekikikan dan meringis di bangku, hanya karena terlalu gembira mendapatkan seorang pemimpin, Directur di dalam keluarga mereka. Dan Hankyung yang biasanya terlihat tenang terlihat tersenyum bahagia, walaupun sering kali harus bergerak cepat untuk mendiamkan kenakalan si kembar.

Yunho mulai mengulang sumpah pernikahan itu, dan kemantapan dalam suaranya menenangkan Jaejoong. Jaejoong mengatakan sumpah janjjinya dengan pelan, ini adalah janjjinya sumpah yang suci seumur hidup.

Yunho dan Jaejoong bertukar cincin berlian sederhana yang sudah yunho siapkan. Cincin itu terlihat mewah mengingat tidak banyak waktu untuk mendapatkan cincin pernikahan mereka. Dan Yunho berjanji akan membelikan Jaejoong cincin yang lebih bagus nantinya.

" Kau boleh mencium pengantin wanitamu." kata pendeta.

Darah Jaejoong dengan konyolnya berdesir saat Yunho menghadap wajahnya dan mengangkat cadarnya. Ciuman Yunho cepat berhati hati, hanya sekedar menempel, tapi bara api membakar bibir Jaejoong.

Ketika mereka berjalan keluar gereja Yunho membimbing Jaejoong dengan penuh kelembutan. Dan semua orang berbahagia untuk mereka. Sesampainya mereka di dalam mobil, Yunho menutup pintu dan duduk di samping Jaejoong. Mobil itu sangat mewah dan pastinya mahal.

Yunho memandanginya penuh perhatian. " Apa pernikahan tadi tidak dapat diterima?" kata Yunho saat mobil mulai berjalan.

" Pernikahan tadi baik baik saja." Hanya itu yang dapat dijawab Jaejoong. Mobil itu cukup lapang, tapi Jaejoong tidak dapat menghindari dari sentuhan Yunho, ketika pria itu duduk di sampingnya. Dan tekanan paha Yunho di pahanya menawaran sensasi baru.

" Aku senang jika pernikahan tadi baik menurutmu," kata Yunho. " Aku berniat mengatakan kepadamu bahwa pilihan gaunmu sangat luar biasa . Bagaimana kau bisa mengatasinya dengan waktu yang pendek itu?"

" Ini gaun pengantin ibuku. Yoona menjahit beberpa bagian karena gaun ini sedikit kebesaran."

" Dengan keberhasikan yang luar biasa. Gaun ini sangat pas untukmu."

Ya, Tuhan. Haruskah Yunho mengatakan dengan suara pria itu yang bergemuruh membuat seluruh komentar yang biasa biasa saja terdengar begitu merayu. " Aku akan menyampaikan pujian itu kepadanya."

Sambil menangkap tangan Jaejoong, Yunho menjalin jemarinya dengan jemari Jaejoong. " Kau kelihatan begitu cantik dengan gaun ini."

Sekarang perkataan Yunho itu memang bermaksud merayu. Jaejoong tidak boleh membiarkan percakapan ini menuju kesana." Jika saja aku memiliki waktu, aku dapat saja memiliki gaun yang lebih bergaya. Tapi kau begitu tergesa gesa untuk mendapatkan keinginanmu."

Jaejoong berhatap akan membuat Yunho jengkel dan melepaskan tanganya, tetapi genggaman tangan ptia itu tidak terlepas sehingga ibu jari pria itu dapat mengelus pergelangan tangannya. Jaejoong dapat merasakan sensasi sentuhan meski di balik sarung tangan.

" Aku telah menidurimu, ingat? Kita harus bergerak cepat untuk menjaga reputasimu."

" Ya, dan untuk mendapatkan anak dan seorang penerus. Kau membayar begitu mahal untuk ahli warismu."

Pernyataan itu juga tidak berhasil, seolah tahu kemana Jaejoong mengarahkannya, Yunho tertawa geli, lalu melepaskan tanganya, namun hanya untuk melepaskan sarung tanganya sendiri dengan gerakan lambat yang mengubah tubuh Jaejoong berubah jadi bubur.

" Yah kau mungkin akan mengetahui bahwa kau mendapatkan hasil tawaran yang buruk."

Yunho menyingkirkan sarung tanganya, " Bagaimana bisa begitu?"

" Hutang hutang ayahku agak banyak. Adik adikku sepertinya akan membuatmu makan dirumah penampungan, dan aku sendiri mungkin sudah waktunya untuk memanjakan seleraku akan barang barang mewah yang sampai sekarang belum kudapatkan."

Sambil tertawa, Yunho bersandar di kursi yang empuk dan menarik tangan Jaejoong yang bersarung tangan dalam tanganya. Dan mendaratkan sebuah ciuman disana. " Kau dapat memanjakan diri sesuka hatimu, Querida. Saat kau dan pengacara ayahmu membicarakan persyaratan pernikahan kemarin, aku yakin dia membicarakan tunjangan yang aku berikan kepadamu dan kekuargamu, dan kau lupa jika aku seorang Jung, pemimpin Jung Crop."

" Ya,." sebenarnya Jaejoong mendapatkan begitu banyak uang saku pertahun untuk dihabiskan seumur hidup tanpa berkerja. Sambil mengangkat wajahnya menghadap wajah Yunho, Jajeoong menggerutu." Aku tidak melihat uang yang kau keluarkan tidak setimpal denganku."

Jaejoong memaki lidahnya saat melihat gairah dimata Yunho. " Itu mungkin akan menjadi sebuah penawaran pada tiga kali harga," kata Yunho. Suaranya syarat akan hasrat.

Oh, Jaejoong tau apa artinya tatapan itu menandakan apa. Namun bagai orang yang bodoh ia bergemin saat Yunho menundukkan kepala dengan sangat pelan kearahnya. Saat bibir Yunho melumat bibirnya, hangat, pasti beraroma anggur, Jaejoong mendamba karenanya.

Mengetahui Yunho adalah suaminya sekarang, bahwa hak itu bisa diterima, juga dihatapkan, kemauanya terkikis lebih jauh, melunakkan membuatnya menyerah dengan perlahan sehingga Jaejoong sendiri tidak menyadarinya, hingga terlambat.

Yunho memanfaatkan kesempatanya, dengan santai membuka bibir Jaejoong dengan sapuan lembut lidahnya. Ketika Jaejoong mengangkat tangan untuk menangkup pipi Yunho, Yunho mendorongnya keatas pangkuan pria itu sehingga ia dapat melumat mulutnya dengan sungguh sunghuh. Ciuman itu tidak lembut atau pelan. Ciuman itu adalah ledakan rasa lapar Yunho dan dirinya, tentang bibir yang mencari kesenangan dengan antusias tak tahu malu.

Yunho menjulurkan tangan menarik kain penutup penghalang agar sopir pribadinya tidak melihat apa yang akan mereka lakukan selanjutnya.

Salah satu tangan Yunho mengangkat gaun Jaejoong hingga memperlihatkan bagian paha atasnya. Kemudian Yunho menemukan tempat yang membuat Jaejoong mendamba di antara kedua kakinya dan melancarkan rayuanya.

Jaejoong bergeser untuk memberi Yunho aksen yang lebih baik, dan Yunho benar benar memanfaatkan hal itu, menyelipkan satu jarinya lebih dalam kedalam celahnya yang licin. Yunho membelainya membuat Jaejoong menggerang, dan terkesiap kaget hingga Yunho menelan erangan Jaejoong dengan ciumanya.

Rasanya begitu nakal menikmati belaian ini hanya dengan sehelai tirai dan selembar kaca memisahkan mereka dari jalanan. Pikiran itu membuat Jaejoong merasa senang, dan ia bukan satu satunya orang yang merasa sangat senang. Gairah Yunho membengkak di bawah bokong Jaejoong sepasti gairahnya sendiri. Jaejoong bahkan tidak memperhatikan mobil telah berhenti jika Yunho tidak menghentikan ciuman dan belaianya. Bahkan sampai yunho menarik diri kepala Jaejoog masih berputar putar.

Lalu Yunho menatap Jaejoong, dengan bibirnya, mulut jahatnya dan tersenyum menggoda. " Aku akan mendatkan keturunanku jauh sebelum natal tahun depan." Yunho mengingatkan Jaejoong.

Saat perkataan pria itu meresap dan mata Yunho berkilauan dengan kemenangan, semua kesenangan Jaejoong langsung menghilang.

Sialan , pria sialan! Yunho telah membuat ia duduk di pangkuan pria itu seperti pelacur dan membiarkan tangan pria itu menggerayanginya seperti pelacur. Bagaimana ia membiarkan hal itu?

" Lepaskan aku." bisik Jaejoong tidak mampu menutupi rasa malunya.

" Kau yakin, itu yang kau inginkan?" Yunho melanncarkan rayuanya dengan ibu jarinya di tempat yang jaejoong inginkan.

Jaejoong menarik tangan Yunho dari balik gaunya. " Ya, kita sudah sampai. Ini saatnya untuk masuk."

" Kita bisa langsung pergi ke Gwangju rumah ayahku atau ke Seoul  Mantion Jung ,,,perjalanan kesana satu sampai dua jam yang indah, banyak waktu untuk ...kenikmatan intim. Aku sangat mau mengorbankan santapan yang disiapkan Heechul..."

" Yah, aku tidak bersedia, " Sergah Jaejoong menggeliat dari pahanya. " Aku belum makan apa apa sejak subuh, dan aku harus makan, Yunho."

" Aku dapat memberimu makan, Querida." bisik Yunho saat Jaejoong sampai pintu.

Dengan panik mendorong pintu. " Pria tidak dapat hidup dengan bercinta saja," sindir Jaejoong, yang dengan gesit melompat dari mobil tanpa menunggu bantuan Yunho. " Begitu juga wanita."

Yunho meringis saat ia mengikuti Jaejoong keluar. " Baiklah, aku bisa menunggu hingga nanti."

" Tidak akan ada nanti" gumam Jaejoong pada Yunho dan untuk dirinya sendiri. " Lain kali aku akan bersiap siap dengan lebih baik."

Jaejoong berjalan menaiki tangga dengan marah ia kembali menoleh kebelakang dan melihat Yunho memegangi sarung tangannya. Pria itu sengaja melepaskan sarung tanganya untuk mengoda Jaejoong untuk membuktikan bahwa ia dapat merayunya dengan mudah. Terkutuklah pria itu, seharusnya Jaejoong sudah menduga, penolakanya untuk menidurinya membuat Yunho semakin tertantang. Dan kali ini Jaejoong akan lebih waspada.

Yunho menyelamati dirinya sendiri saat melihat punggung kaku pengantin barunya dari belakang. Sangat mudah untuk membuktikan Jaejoong juga menginginkanya. Mungkin Yunho tidak membiarkan dirinya merayu Jaejoong. Namun bagaimana ia tidak senang ketika Jaejoong berubah pasrah di pelukanya setelah satu jam wanita itu melarangnya datang ketempat tidur wanita itu?

Jaejoong menunggu di anak tangga teratas, menatap Yunho dengan tatapan penusuk. Yunho menggamit tangan Jaejoong ketika ia mencapai anak tangga teratas. " Berapa lama kita akan tinggal untuk memuaskan rasa laparmu? Aku ragu jika keluarga Heechul akan dapat menawariku sesuatu yang dapat memuaskan rasa laparku."

" Itu karena selera makanmu payah." balas Jaejoong masam.

" Bukan payah, tetapi jasmaniah. Dan memuaskan selera jasmaniku disini akan mengejutkan teman temanku." Ia mencondongkan kepala untuk berbisik." Meskipun aku percaya hal itu akan menyenangkan istriku."

" Dan kau telah melebih lebihkan dirimu dalam hal merayu." desis Jaejoong san pintu terbuka.

" Dan kau melebih lebihkan diriku dalam menolak."

Para pelayan membuka pintu lebih lebar dan mempersilahkan mereka masuk. Heechul telah berhasil memaksa mereka untuk mampir untuk sarapan sebelum perjalanan ke Gwangju, berbulam madu di estat tua keluarga Jung selama satu minggu, meskipun orang tua Yunho sudah meninggal, dan hanya para pelayan yang berada disana.

Segera setelah mereka tiba di ruang makan ,teman teman Yunho mengelilingi mereka. Mereka jauh datang dari Seoul dan ada yang dari berbagai negara lain, mereka segera datang setelah mendengar kabar pernikahan putra tunggal Jung dari Heechul, tentang pernikahan Yunho yang mendadak. Para wanita menarik Jaejoong menjauh dan berseru meminta detail tentang upacara pernikahan yang mendadak.

Apapun penjelasan yang akan Jaejoong berikan, Jaejoong nyaris memulai sebelum dipotong oleh pintu yang terbuka di ujung ruangan dan grombolan Kim berlari menuju Jaejoong dengan kecepatan tinggi.

Jaejoong menjongkok untuk merangkul si kembar tiga dan itu mengakibatkan gaun itu memperlihatkan belahan dadanya semakin banyak terlihat. Dan Yunho membayanhkan ia mendaratkan ciuman ciuman panasnya di antara payu dara Jaejoong dan ...

Anggota tubuh Yunho yang bandel muncul dengan cepat, menarik perhatian di dalam celana panjangnya. sial ia tidak akan berhasil menahanya sampai nanti malam.

Yoochun muncul dan memberi Yunho segelas sampanye. Karena Yunho tidak dapat mengalihkan pandanganya dari Jaejoong. Yunho segera menggeser tubuhnya bersembuyi di balik kursi untuk menyembunyikan sesuatu di bawah tubuhnya.

Yoochun menyerigai. " Selamat, Dude. Kau mendapatkan istri yang cukup lumayan ...meskipun ia tampaknya muncul dengan bagasi yang cukup banyak. Kau satu satunya pria yang kutahu yang akan membawa sebuah keluarga yang begitu besar dan riuh demi seorang wanita."

" Dia layak untuk diperjuangkan," Yunho menyadari dirinya bersungguh sungguh.

" Aku berani mengatakan, dia memang layak. Junsu memberitahuku sesuatu yang aneh. Dia mengatakan bahwa istrimu adalah Mr X yang terkenal."

Tawa Jaejoong melayang di udara membuat perut Yunho langsung menegang. Ia menegug sampanyenya. " Benar, jadi hati hati saat kau berkata di sampingnya. Aku tidak yakin dia akan berhenti dari profesinya setelah menikahiku."

" Dan semua kolom tentangmu ..."

" Merupakan bentuk hubungan asmara yang aneh, kau bisa bilang begitu." Yunho mengamati ketika Jaejoong berdiri mengamati Jaejoong berbicara dengan bocah bocah itu dengan ekspresi tulus. " Orang lain memberi hadiah ...aku dan Jaejoong saling melontarkkan rumor satu sama lain."

Sebuah teriakan dari salah satu si kembar tiga. Bocah itu meluncur kesebrang ruangan menuju Yunho dan memeluk kaki Yunho sambil terisak di lututnya itu.

Terkejut, Yunho mengacak acak rambut bocah itu dan berkata untuk menenangkan. " Nah, apa apa?"

Ketika bocah itu mengangkat wajahnya yang berlinang air mata menatap Yunho, ia mengenalinya sebagai Myungsoo. " Nona bilang k-kau akan membawanya pergi untuk tinggal bersamamu!" Myungsoo tergagap di antara isakan tangisnya. " Dan kami tinggal di rumah bersama Yoona ahjuma, tanpanya!"

Jaejoong menghampiri, Yunho menatapnya. " Maafkan aku  ...aku tidak memberitahunya sampai saat ini. Aku tahu mereka akan sangat kecewa."

" Tolong jangan bawa pergi ka-kakak kami ...kami membutuhkan Jongie nuna!"

Sambil berlutut dengan satu kaki, Yunho menangkup pipi Myungsoo yang basah. " Aku membutuhkanya juga. Dan kalian memiliki Yoona untuk merawat kalian. Tapi siapa yang kumiliki? Tidak ada. Lagi pula ini hanya satu minggu. Pada tahun baru, kami akan menjemput kalian semua dan kita akan tinggal di Seoul. Kita akan tinggal bersama. Kau akan menyukai itu, bukan?"

" Tapi, natal sudah selesai pada waktu itu!" rengek Myungsoo. " Kami tidak bisa merayakan natal tanpa, Nuna!"

Tangisan itu menyiksa Yunho. Natal. Tentu saja! Sudah sangat lama sejak terakhir kali Yunho merayakan natal. Meskipun ia memperhatikan samar samar Jaejoong dan para bocah ini akan dipisahkan selama liburan, ia tidak mencemaskan hal itu. Ia akan mengirimkan banyak hadiah mainan ke Gongju untuk menyenangkan para bocah untuk menyelesaikan masalah.

Yunho benar benar bodoh, wanita ini adalah wanita yang paling dekat sebagai pengganti ibu mereka. Apa yang salah dengan dirinya akhir akhir ini? Yunho sebagai mata mata rahasia seharusnya tau pentingnya Jaejoong untuk mereka selama natal.

Tatapan Yunho memandangi Jaejoong yang sedang memperhatikan Myungsoo dengan mata berkaca kaca. " Mengapa kau tidak berkata apa apa?"

Sambil memalingkan muka, Jaejoong tergagap. " T-tendang apa?"

" Kau ingim berada disini selama hari natal juga, bukan? Aku minta maaf, aku tidak ..." Yunho terdiam dan menggerang. " Aku tidak berperasaan mengasingkanmu dari keluargamu selama liburan mereka."

Yunho menunduk dan menatap wajah merah Myungsoo dan dada yang naik turu. Menyepelekan saudara saudara Jaejoong tidak akan membuat disayangi istri barunya. Namun satu satunya solusi tidak menarik baginya.

Jadi Yunho benar benar terkejut ketika mendengar dirinya berkata. " Bagaimana jika aku dan Jongie Nuna tinggal di kediaman Kim malam ini, L? Kami akan merayakan natal dengan kalian di pagi hari dan pergi keesokan hari setelah makam malam natal . Apakah itu akan membuatmu senang?"

Mata Myungsoo berbinar. " Oh, ya! Kau dengar, Nuna? Kita akan merayakan natal bersama sama!" ia berlari untuk memberitahu saudara saudaranya.

" Tetapi hanya untuk malam ini." teriak Yunho pada saudara saudaranya. Ia mendesah. Satu malam lagi yang harus ia bagi bersama saudara saudara laki laki Jaejoong. Sial.

Jaejoong menyelipkan tanganya di lekukan siku Yunho, kemudiam mencium pipi Yunho. " Terimakasih." ia memandangi Yunho dengan berseri seri.  " Tapi kau mungkin akan menyesali kebaikan hatimu ketika adik adikku menggangumu tanpa belas kasih."

" Aku sudah menyesalinya sekarang."grutu Yunho, sambil meletakkan tanganya di atas tangan Jaejoong. " Mungkin aku dapat membujuk mereka bahwa Sinterklas akan datang lebih cepat jika mereka beristirahat lebih awal."

" Semoga beruntung." senyum Jaejoong berubah licik. " Mereka selalu bersemangat saat malam natal, dan kita akan sangat beruntung jika mereka tidur malam ini."

" Mengapa mereka harus begitu? Kita jelas tidak akan tidur."

Jaejoong tampak termenung, lalu merona mencoba melepaskan tanganya dari Yunho. " Aku minta maaf. Aku selalu tidur nyenyak saat tidur di tempat tidurku...sendirian."

" Sendirian?" Yunho mempererat peganganya pada tangan Jaejoong. " Tentu saja tidak. Kau istriku sekarang, dan aku tidak mau pelayanku bergosip di seluruh korea tentang mengapa sang Directur Jung Yunho tidak berbagi tempat tidur dengan istrinya pada malam pertama."

Tatapan tajam Jaejoong memahami pemikiran Yunho, dan ia tidak berniat mengubahnya. "  baiklah. Kita akan tidur bersama. Tapi hanya tidur yang akan kita lakukan, Yunho."

" Jika kau berkata demikian," ejek Yunjo. Yunho membiarkan kemungkinan itu untuk sementara , lagi pula ia memiliki waktu sepanjang malam untuk melucuti kemunafikan wanita itu dan menggodanya.

               ~TBC~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar