Senin, 01 Juni 2015

Black Pearl chap 2 (Remake) Yunjae


Title        : Black Pearl
Author    : Sulis Kim
Main C,  : Kim Jaejoong
                  Jung Yunho
                      Other

Rate    : M+18
Ganre  :Romance, Fiction.

            WARNING

Remake novel Christina Dodd. Title The Barefoot Princess. YAOI. Boy x boy. Dengan berbagai perubahan untuk keperluan cerita. Di ganti dengan Cast fav author. ^.^ jika tidak suka mohon jangan baca, demi kenyamanan bersama. Author cinta damai.

Apabila ada kesalahan typo dan lainya mohon di maklumi. Menerima kritik dan saran. No Bash. ^.^
 

Happy reading ...!



 

Apa yang dilakukanya untuk layak memperoleh rasa tidak suka yang amat sangat dari Jaejoong? Mengapa ia peduli? Ia tidak pernah lembut menolah pria bersetatus uke sebelumnya, dan tidak juga untuk Jaejoong. " Bagian mana dari badanku yang akan kau tembak?" Yunho mengejek. " Yang tampak hanyalah kepalaku ...dan kau tidak mungkin sehebat itu dalam menggunakan senjata."

" Aku bisa," kata Jaejoong. " Pada hitungan ketiga aku akan menembak. Satu..."

" Kau akan mengambil resiko menyakiti Bibi Yoori?" tanya Yunho.

" Aku tidak akan menyakitinya. Dua..."

" Jaejoong, tolong, lepaskan dia!" Yoori memohon. "Dia anak laki laki yang sangat manis."

" Tiga." mata Jaejoong menyipit, jari jarinya mulai menekan pemicu.

Dan Yunho memutar Yoori ,memutarnya menjauh dari dirinya dan mendorong kearah lemari.

Yoori mendarat dengan bunyi gedebuk dan jatuh.

ketika pistol meletetus.

Yunho menelungkup di lantai. Sebuah tembakan mendesis melewati tempat di samping kepalanya tadi berada.

Jaejoong mendesis lega. " Sialan. Untung kau menyerah lebih cepat. Mr. Jung."

" Jangan menyumpah seperti itu, sayang. Itu tidak baik. " Dan di lantai. Yoori menangis.

Yunho secara mengejutkan juga merasa ingin meledak tangisnya. Tidak peduli bahwa dia mengatakan pada dirinya sendiri bahwa Jaejoong tidak dapat mengenainya. Ia tidak dapat mempercayai dirinya sendiri. Pria bermata tajam itu membencinya, hingga pria itu menempatkan kembali senjata itu di lemari, Yunho tidak dapat melepaskan nafas tertahanya.

" Bibi Yoori," tanpa mempedulikan tatapan lainya. Jaejoong bergegas kesisi wanita itu. " Apa kau baik baik saja? Apa dia melukaimu?"

" Tidak. Tidak, Ya. Sedikit ketika dia melemparkanku." Yoori menggosok gosok bahunya. " Akan tetapi dia hanya tidak ingin aku tertembak hanya karena kau ingin meledakkanya."

" Meledakkanku?" Yunho tertawa. Berdiri dan menepuk nepuk debu di celana panjangnya. Sebelum menempatkan pisau di meja.

Dan menyadari segera bahwa keherananya tidak berkenan bagi Jaejoong. Jaejoong melihat dengan menghina dan benci. " Bagaimana rasanya untuk menjadi seorang yang terhormat dan jahat sehingga kau harus menggunakan wanita kecil ini sebagai tameng."

Sebenarnya Yunho merasa sedikit malu atas dirinya sendiri, akan tetapi ia tidak akan mengatakan pada orang menyebalkan tersebut. " Aku mendorongnya kesisi ketika kau menembaknya."

" Kau mendorongnya keluar ketika kau menyadari aku akan menembakmu." jawab Jaejoong dengan sengit.

" Itu tidak benar," Yunho tidak percaya bagaimana gadis itu dapat menyalah artikan tindakanya." Tidakkah kau memiliki perasaan hormat untuk orang yang berkuasa?"

" Itu sebabnya aku akan membantu Bibi Yoori naik ke atas dan mengantarkanya ketempat tidur dengan secangkir teh hangat. Kau dapat duduk saja disini dan ...dia mendentingkan belenggumu!" Dengan lenganya merangkul Yoori, Jaejoong menaiki tangga ke atas.

" Tidak, sayang." Yunho mendengar Bibinya memperingatkan. " Dia tidak akan menyakitiku. Dia dulu anak laki laki yang baik."

Yunho membenamkan diri ketempat tidur. Ketika dia masih muda, orang orang mengatakan bahwa, mempertimbangkan, ia adalah anak laki laki yang baik.

Yunho senang mengunjungi Lee Yoori. Ia menyukai kue buatanya dan kehebohan yang dibuat Bibinya untuk roti keju. Lee Yoori telah menjadi pengaruh yang bedaradap terhadap anak laki laki yang dibingungkan oleh peristiwa yang tidak ia pahami.

Yunho tidak ingat kapan ia menghentikan kunjungan tersebut. Hal itu tidak lebih dari sebagian hal untuk tumbuh besar, menemukan sesuatu yang lebih menarik, pesta, wanita rokok serta lautan langit dan bumi.

Yunho teringat ketika Jaejoong berkata dengan tenang dan kuat 'Tiga'. Ia mengingat kilasan tersebut dengan tangan bergetar.

Yunho tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi disini. Akan tetapi ia tidak bermaksud untuk mati di tempat ini, di tempat terkutut di tangan seorang pria cantik. Ia akan melarikan diri.

Duduk tegak, Yunho mencoba melepaskan belenggu.

           ~*~

Di kamar tidur Yoori tidak protes ketika Jaejoong membantunya naik keranjang. Ia meringis ketika mengangkat lenganya guna menyelipkan selimut. Jaejoong menyibak gaun Yoori, dan melihat memar keunguan mulai muncul di kulit rentan wanita itu.

Dengan marah Jaejoong berharap kepada mahluk buas dibawah memiliki sedikit moral atau menunjukan penyesalan yang layak.

" Jongie sayang, apakah kau ingat ketika Yoochun membawamu kesini dalam keadaan basah kuyup dan berlumur lumpur."

" Tentu saja aku ingat."

" Aku bertanya darimana kau berasal, dan kau memalingkan mukamu dan kau tidak mau mengatakan satu katapun. Kau menolak mengatakan darimana asalmu dan saudaramu yang hilang. " Yoori mengelus lengan Jaejoong. " Aku takut kau tuli atau bisu, kau jelas jelas kelaparan."

" Kau memberikan aku makan malammu." Jaejoong menarik selimut menutupi kaki Yoori.

" Dan kata pertama yang kau ucapkan adalah, ' Tidakkah kau takut, aku akan membunuhmu ketika kau tidur?"

" Aku memang secara abadi menarik," Jaejoong menertawai dirinya sendiri dan keabsuran situasi saat ini." Dan Jung Yunho akan setuju."

" Dia tidak mengenalmu,sayang. Jika dia telah mengenalmu, dia akan menyukaimu seperti semua anak muda di desa ini." Yoori menghela nafas. " Aku merasa kasihan kepadamu, sendirian di dunia tanpa pelindung atau siapapun yang peduli kepadamu. Aku ingin merawatmu dan menyimpanmu selamanya."

" Kau wanita terbaik di seluruh dunia." Jaejoong tahu apa yang ia bicarakan. Ia telah berada di dunia luas sejak dua belas tahun, sebagian besar waktu dengan saudaranya Kim Heechul, akan tetapi dua tahun sendirian. Ia telah melihat hak hal yang buruk, mengalami kekejaman dan celaan, kemiskinan dan teror. Jaejoong belum pernah bertemu dengan orang sebaik Lee Yoori.

" Dengan caranya sendiri, Master Yunho tersesat sepertimu." Yoori berkata dengan nada kecil dan sedih.

Jaejoong menahan diri untuk tidak mendengus, akan tetapi tidak berhasil.

" Itu benar. Ketika ibunya meninggalkan kami, Yunho baru berusia tujuh tahun. Tidak ada anak laki laki kecil yang terlihat lebih begitu sedih. Ayahnya Jung Siwon adalah pria yang baik, tetapi ia menerima kehilangan istrinya dengan buruk. Dia menjauh dari kasih sayang kasih sayang apapun, termasuk untuk anak laki lakinya. Ia mengajarkan Yunho bagaimana menjadi seorang pria. Tidak ada yang memeluk Yunho atau mencium lukanya atau mencintainya."

Jaejoong tidak paham kenapa wanita tua itu berpikir hal itu penting. Ia tidak dapat mengingat ibunya sendiri, dan jika Granmama-nya telah memeluknya, ia pasti akan mati beku.

Yoori tidak menjelaskan lebih lanjut. Wanita itu memiliki kecwnderungan bahwa orang paham betapa pentingngnya Cinta, bahkan kepada pria bajingan seperti Yunho ...dan jiwa yang hilang seperti Jaejoong.

          ~*~

Dengan sangat hati hati, Jaejoong membuka pintu tempat penyimpanan anggur, dengan tindak tanduk yang begitu sopan. Dan sebagai hadiahnya, ia memiliki kepuasan melihat Yunho duduk di tempat tidur dengan lutut terlibat di kedua sisi tubuhnya dan pergelangan kakinya tertarik ke rah dabanya, mengutuki belenggu itu.

" Aku menemukan benda itu dari kastilmu sendiri." kata Jaejoong.

Yunho melompat seperti anak kecil yang ketahuan berbuat nakal. "Kastil ..ku?" seketika ia menyadari apa yang di maksudJaejoong. "  Di pulau ini maksudmu. Tumpukan peninggalan tua itu."

"Ya." Jaejoong berjalan lambat, jauh kedalam ruangan." Aku pergi keruang bawah tanah, merangkak di antara sarang laba laba dan kerangka dari musuh keluargamu ..."

" Oh, yang benar saja." Yunho meluruskan kakinya. " Tidak ada kerangka apapun."

" Tidak." Jaejoong mengaku.

" Kami sudah menyingkirkanya bertahun tahun lalu."

Untuk seketika Jaejoong merasa terkejut. Jadi keluarga Jung adalah pembunuh yang kejam. Kemudian Jaejoong menyadari Yunho menyerigai. Orang bodoh ini mengolok olok jeri payahnya.
" Jika saja aku menemukan dua belenggu yang dalam keadaan baik, aku akan mengunci kedua kakimu ke dinding."

" Mengapa berhenti disitu? Mengapa tidak tanganku juga?" Yunho menggerakkan kakinya dan menimbulkan suara berdenting yang keras. " Bayangkan kepuasan yang kau peroleh, tubuhku yang telanjang, dan kelaparan terantai di dinding batu yang dingin ..."

"Kelaparan?" Jaejoong mengalihkan pandanganya pada nampan sarapan yang kosong, kemudian berhenti untuk membiarkan bibirnya tersenyum sarkartis.

" Kau akan suka melihat badanku yang telanjang, bukan?" Yunho menatap mata Jaejoong, dan untuk satu detik Jaejoong melihat mata setajam musang Yunho. " Bukankah hal ini semua tentang itu?"

" Maaf." Jaejoong mendekati pria itu bebetapa langkah , meskipun ia menjaga jarak dari Jaengkauan lengan panjang pria itu. " Apa yang kau bicarakan?"

" Aku menolakmu bukan?"

" Apa?" apa? Apa yang pria itu ocehkan?

" Kau pasti salah seorang di masa laluku, pria Gay penggoda tidak penting yangku abaikan pada pesta di klup yang ku datangi, dan aku mengabaikanmu." Yunho merentangkan tubuh di atas tempat tidur menandakan kesantaian penuh. " Atau mungkin aku melihatmu, tetapi aku tidak bicara denganmu. Atau aku lupa menawarkanmu sesuatu, berdansa misalnya ..."

" Aku tidak mempercayaimu," Jaejong berjalan terhuyung ke kursi goyang dan duduk di atasnya. " Apakah kau mengira seluruh penculikan dilakukan karena kau, Mr. Jubg yang terhormat, memperlakukan aku seperti orang mengemis cintamu dan di abaikan?"

" Tampaknya aku mengabaikan para pria cantik, aku memiliki selera yang lebih baik dari itu. Banyak gadis yang naik keranjangku dengan suka rela." Yunho melemparkan pandangan mengkeritik naik dan turun ke pakaian kumuh pria itu, kemudian fokus ke wajahnya.

" Kau tidak seperti orang yang biasanya, kau harus tahu itu. Dengan pakaian modis yang lebih layak dan gaya yang di sukai pria cantik pada umumnya ...kau akan tampak pantas bahkan lebih cantik."

Jaejoong menggenggam lengan kursinya, bahkan tidak ada berani memujinya seperti itu. Ok , memang ada beberapa orang mengatakan dia cantik tapi tidak di depan wajahnya dengan serigai menyebalkan.

"Kita sama sekali tidak pernah bertemu Mr. Jung."

Seolah olah Jaejoong tidak pernah berbicara Yunho melanjutkanya. " Tetapi aku tidak mengingatmu. Jadi aku pasti mengabaikanmu dan melukai perasaanmu ..."

"Persetan." Mendadak bangkit dengan amarah dari kursinya Jaejoong bergegas kebelakang kursi, mengenggam bagian belakangnya cukup keras untuk membelah kayu. Kesombongan pria itu sangat luar biasa bebal!

"Tidakkah kau mendengarkan satu kata pun yang aku katakan kepadamu? Apakah kau sedemikian congkak sehingga kau tidak paham ada seseorang yang tidak tertarik kepadamu sebagai pasanga?"

" Bukankah congkak itu tindakan yang benar?" Yunho menambahkan dengan yakin.

Jaejoong tidak bisa mempercayai Yunho. Pria itu membayangkan dirinya di lapisi emas. "Aku telah mengatakam hal yang sebenarnya kepadamu. Kami menculikmu sebagai ganti pencurian dan pengabaianmu."

" Aku bukan pencuri." Yunho berbicara melalui giginya, " Aku tidak mencuri apapun dari Bibi Yoori, dan bahkan jika aku melakukanya apa bedanya? Mesin manik manik, renda? Apa nilai benda itu?"

Oh, pria itu benar benar sombong. Jaejoong ingin menempatkan pria itu di sebuah pabrik mengawasi mesin membuat renda selama dua belas jam sehari.

Mengambil gulungan benang Yoori dari meja, Jaejoong melambaikan potongan kecil renda hadapanya. " Wanita membayar renda bermanik untuk gaun dan syal mereka. Rancangan rumit dan sulit untuk di pelajari. Apakah kau tahu berapa lama waktu untuk menciptakan dua setengah centi renda bemanik?"

" Tidak, tetapi aku yakin kau akan mengatakanya kepadaku." Yunho tidak dapat terdengar lebih merasa bosan.

" Bibi Yoori sangat mahir melakukanya, dan dia memerlukan waktu dua jam."

Yunho menunjukkan wajah merendahkan. " Kau melebih lebihkan."

"Apakah aku begitu." Jaejoong mulai merasa senang. "Mari kita lihat seberapa cepat kau dapat menempelkan manik manik dan membuat renda."

" Aku tidak akan melakukan itu."

"Tentu saja tidak, kau laki laki terhormat. Kau memiliki hal lain yang lebih untuk dilakukan. Berfoya foya, bertinju, merokok ,berpesta..." Jaejoong melirik tempat penyimpanan anggur." Apa yang sedang kau lakukan sekarang"

Gigi putih Yunho terkatup rapat. "Aku dapat membaca jika kau punya sebuah buku."

"Oh, kami punya buku. Kami punya beberapa buku. Mereka buku usang, telah dibaca tapi dihargai. Yang tidak kami punyai adalah uang untuk membayar listrik, bahkan untuk membeli lilin."

" Apakah kau ingin mengatakan bahwa malam ini aku akan duduk disini dalam kegelapan?" Yunho duduk, sikap berputa pura santainya hilang.

" Aku berkata , Bibi Yoori akan mengorbankan lilinya untukmu dari pada membiarkanmu duduk di kegelapan, tapi cahaya ini remang remang, mungkin hanya percikan cahaya, tidak sama sekali dengan apa yang biasa kau gunakan. Itu mengapa kami menempelkan manik dan membuat renda. Jika kau belajar kau dapat melakukanya dalam cahaya yang buruk."

" Seberapa sulit hal itu jika kau melakukanya dalam gelap?" Yunho tertawa dengan memandang renda." Tapi tentu saja,itu pekerjaan wanita. Dan kukira kau juga tidak kesulitan sama sekali."

Jelas bahwa Yunho memiliki pandangan menghina tentang genre Jaejoong. Dan bukan hanya hinaan merendahkan diri yang ditunjukan seorang pria. " Jangan takut Mr. Jung. Kau tidak perlu khawatir kau akan membuat dirimu sendiri kelihatan bodoh" Jaejoong kembali mengeluarkan potongan kecil manik lainya. " Kita akan memukai dengan rancangan sederhana denganmu."

Yunho mengabaikan Jaejoong dengan ketidak pedulian yang sombong. Merayap kembaki ketempat tidur seperti ular yang sedang mencari tempat di batu yang hangat. " Katakan sebenarnya? Apakah aku mematahkan hatimu?"

" Jung Yunho! Aku tidak punya hati wanita untuk di patahkan." Yunho menghujamkan pandangan mengkeritik ke tubuh Yunho yang bermalas malasan." Dan jika aku memang punya, dan hati itu tidak akan patah oleh orang sepertimu. Membisankan, lamban, tidak punya hati, tanpa rasa hormat apa lagi hati nurani ..."

"Jadi berdasarkan cacianmu, kau menyatakan bahwa kau benar benar tidak pernah menginjakakkan kaki di Seoul." Yunho tidak pernah merasakan sedemikian terhina di sepanjang hidupnya, dan oleh pria ini , mahluk ini...

Siapa pria itu yang berani menahan dan mengkritik tanpa rasa hormat Jung Yunho. Selama ia di belenggu Yunho tidak akan bisa berbuat apa apa untuk mencari tau siapa sebenarnya Jaejoong. Dan kelemahan kelemahan pria itu.

Yunho kembali bersandar ke tempat tidur, secara sadar memberikan gambar bermalas malasan. Karena ia menikmati mengamati Jaejoong yang berbudi ini, menunjukan raut wajah asam di wajahnya. "Kalau demikian siapa kau? Dari mana asalmu?"

" Aku Kim Jaejoong dan aku ..."Jaejoong merasa ragu dan tersenyum sedikit. " Tidak dari sini maupun Korea."

" Tidak. Kau berasal dari Beaumontagne, karena Bibi Yoori mengatakan itu."

Yunho memiliki kepuasan melihat mata Jaejoong melebar dengan ngeri."Dia mengatakan itu kepadamu?"

"Bagaimana lagi aku bisa mengetahuinya?"apakah pria itu merasa bersalah karena berbohong tentang asal usulnya? Atau apakah gadis itu terkejut karena Yunho telah menemukan kebenaran? " Kau memang memiliki sedikit aksen, tetapi aku tidak mengenalinya. "

"Apalagi yang dikatakannya kepadamu?" Jaejoong bersandar di meja sebrangnya. "Apa lagi?"

"Tidak ada lagi. Mengapa?"

"Tidak apa apa." Jaejoong menyandar lagi kebelakang. " Aku hanya mengira ..."

"Kau mengira dia telah menghianati rahasiamu." Dengan terbukanya rahasia tersebut, Yunho hampir disirami perasaan gembira, dan Yunho mengalami kegembiraan lagi ketika Jaejoong menghianati dirinya sendiri dengan gelengan kepala. "Atau ..tidak semua rahasiamu, tetapi satu rahadia besar."

" Aku yakinkan kau, jika aku memiliki sebuah rahasia, tidak ada gunanya jika kau mengetahuinya." Jaejoong mengabaikan Yunho dengan melambaikan tanganya.

" Tidak, ketika aku terikat. Akan tetapi itu memberikanku teka teki untuk dipecahkan. Biar kupikirkan, apa yang ku ketahui tentang Beauntangne?" Yunho menyelidiki dalam pikiran. " Terdapat sebuah revolusi disana sekitar sepuluh tahun yang lalu. Presiden terbunuh dalam sebuah kerusuhan,  pemberontakan terjadi dinegara itu. Negara tersebut di pulihkan oleh seorang Wanita bangsawan, akan tetapi dia sangat tua, spekulasi mengatakan bahwa dia dikendalikan di belakang layar. Seseorang mengambil alih kuasa dan sejenisnya."

Jaejoong melipat tangan di atas perut ketika ia mendengarkan.

Jadi Yunho memberikan Jaejoong sakit di perut, bagus. " Terdapat anak anak, akan tetapi dia menghilang dalam kehebohan dan diperkirakan telah mati jika memang bahwa wanita bangsawan yang di anggap ratu itu memang berkuasa , tidak ada orang untuk mewarisi tahta itu, kebangsawanan pemimpin sangat dibutuhkan, seperti seorang pangeran, atau putri." ketika Yunho berpikir, ia menepuk nepuk bibir dengan jarinya. "Dan kurasa kau mungkin ..." ketika ia mengamati ketegangan dalam diri Jaejoong. "Seorang pengungsi."

" Aku mungkin demikian. Atau aku mungkin seorang artis luar biasa yang telah mengubah bakatku menjadi membayangkan sebuah masa lalu untuk diriku yang sebenarnya."

"Bukan seorang artis, aku kira bukan. Jika kau seorang artis aku pasti pernah melihatmu, dan mungkin aku akan melalui semua rintangan untuk menjadikanmu simpananku."

"Kau benar benar seeokor anjing." bibir Jaejoong mungkin menyerigai mencemoh. Akan tetapi bibir itu menjanjikan kesenangan seksual.

" Dan aku tidak mungkin salah satu simpananku, aku tidak tertarik dengan pria,  Aku akan mengingat hal itu." Bahkan, keseluruhan diri Jaejoong bernyanyi kepada Yunho seperti seorang siren yang menggoda pelaut untuk menabrak batu karang.

Yunho tidak suka perasaan bahwa ia menginginkan Jaejoong, akan tetapi ia adalah seorang pragmatus. Jika ia harus dikurung, lebih baik untuk memiliki seorang penjaga yang bergerak dengan sensualitas yang memuaskan. Tidak peduli Jaejoong seorang pria, ia memiliki kulit halus dan tubuh yang menggoda bahkan mampu membuat pelacur iri padanya.

Dengan nada yang tenang, Yunho berkata. "  Walau kau bukan jenis simpanan yang aku sukai, aku lebih suka wanita, wanita yang tunduk yang hidupnya didedikasikan untuk membuatku gembira. Akan tetapi mata hitammu dan tubuhmu sangat luar biasa. Aku takut aku tidak bisa untuk mengambilmu."

Mata hitam Jaejoong menyipit dengan berbahaya.

" Dengan mata besar dan eksotis, aku heran bagaimana seorang pria bisa memiliki mata sepertimu." Yunho melanjutkan. " Mata itu hampir menyerupai mata kucing."

Tangan Jaejoong melingkar seperti kucing." Apa kau selalu menyebut aset seseorang dengan  keras kepala mereka?"

"Tidak pernah."Yunho menusuk Jaejoong dengan ucapan tajam. " Akan tetapi aku membosankan, lamban, tanpa rasa hormat  ataupun hati nurani, ingat?"

Ketika Yunho melemparkan kata kata Jaejoong dendiri ke wajahnya, mata Jaejoong bersinar dan kembali Yunho memikirkan bahwa Jaejoong memiliki mata seperti racun.

Ini adalah pembalasan untuk rasa malu karena di rantai, akan tetapi Yunho menikmati dirinya sendiri secara berlebihan. " Aku rasa rambutmu, jika tidak kau ikat separuh, pastilah sangat indah."

Seperti dugaan Yunho, Jaejoong mengangkat tanganya menyentuh ikatan kecil di pertengahan kepalanya. Dengan gerakan sederhana itu, ia menampilkan figurnya, kesombongan, insting yang tidak dapat ia tutupi.

Yunho mengambil keuntungan tanpa ampun dari pemandangan tersebut, dan meneliti lekuk tubuh Jaejoong. Bagian punggung yang dikagumi Yunho serta dada pria itu yang memang lebih berisi di banding pria pada umunya serta pinggang yang ramping " Kau memiliki lekuk tubuh yang bagus." Untungnya, untuk dirinya yang bosan dan tanpa hati nurani, Jaejoong memang memilikinya. " Walaupun pakaianmu sama sekali tidak sesuai." dan hal itu merupakan sebuah penghinaan.

Jaejoong memang memakai kaos lusuh dan celana panjang lusuh. Garis leher kaos itu memang sedikit rendah dan memperlihatkan sebagia dada dan pundaknya. Dan Yunho terperangkap dalam kilasan fantasi yang memperlihatkan ia menyingkirkan kaos itu dan mengekuskan tanganya di dada ... Ia menyadarkan diri sendiri dan tersenyum. Ya pria itu menarik dan ia bosan.

Jaejoong menyadari bahwa ia berpose untuk Yunho, apakah itu senyumnya? " Dalam skenario mana dari dirimu di mana aku tidak akan terhina mendengar penilaianmu atas tubuhku atau pakaianku?"

"Selama kau berada disini, aku berjanji aku akan mengatakan pendapatku." Senyum Yunho mendingin. " Itu hanya sedikit yang aku lakukan untuk menghargai keramahanmu."

Yunho sudah cukup bosan dalam sehari dan tidak melihat matahari, ia sudah mencoba menggerakan kakinya dan syukurlah kakinya tidak terkilir meskipun masih sedikit nyeri. Ia berharap Jaejoong merasa jijik dan membiarkanya pergi ...akan tetapi tidak berguna , untuk mahluk bermata kucing ini.

Sebaliknya Jaejoong memutar mata keseluruh ruangan. Dengan dengusan, Jaejoong duduk di ujung meja berlawanan dengan Yunho, berada di luar jangkauan pria itu. " Apakah kau akan mengira aku akan terkejut karena kau menyinggung wanita simpanan dan melarikan diri?"

" Tidak." Yunho mengamati Jaejoong, pria itu kurus tapi ia cukup kuat. "Kau tidak menyembunyikan wajahmu atau menarik nafas karena ngeri."

"Setiap orang tau, pria sepertimu memiliki seorang simpanan. Bibi Yoori tau kau memiliki banyak kekasih gelap."

"Akan tetapi Bibi Yoori akan berpura pura dia tidak tahu, dan yang paling jelas adalah ia tidak akan membiarkan kata itu keluar dari bibirnya. Dan ia wanita terhormat " Yunho mengamati Jaejoong dengan seksama untuk melihat bagaimana hinaan tersebut telah mempengaruhinya.

Hal tersebut tampak tidak mempengaruhi Jaejoong sama sekali." Jadi demikian."

" Kau di lain pihak, mungkin kau berbicara seperti seorang yang terhormat, tetapi kau tidak dilindungi dari kenyataan hidup. Ketika aku berbicara denganmu, aku belajar banyak hal mengenai dirimu."

" Apa maksudmu? Mengapa kau peduli untuk belajar tentang aku?" Jaejoong merasa tersinggung, naik darah.

Yunho duduk dengan perlahan, membiarkan Jaejoong mengamatinya. " Jika aku bebas dan aku akan menangkapmu serta mengirimkanmu ke penjara . Aku ingin mengetahui pria sejenis apa kau ini sehingga aku akan menghindari dari pria sepertimu."

Jaejoong menyembunyikan kegusaranya, tentang penjara." Aku hampir dapat menjanjikan bahwa kau tidak akan pernah menemui pria seperti aku."

"Kau membayangkan dirimu sebagai orang yang unik."Yunho memang sedikit heran. Setiap irang ingin tampi berbeda tapi tidak dengan Jaejoong.

" Aku tidak membayangkan apapun. Bayangan hanyalah kemewahan yang tidak dapat aku peroleh."

Jadi begitu, pria itu adalah seorang pragmatis, seorang pragmatis yang sangat muda. "Aku memiliki imajinasi ,imajinasi itu cukup aktif."

"Membayangkan aku mendapat hukuman gantung, Mr. Jung?"

" Tidak. Membayangkanmu sebagai simpananku."


          ~TBC~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar