Rabu, 13 Mei 2015

The Mysterious Man chap 14


Title   : THE MISTERIOUS MAN
Author : Sulis Kim
Main cast:   Jung Yunho
                   Kim Jaejoong
             Hankyung &Heechul
                 Yoochun & Junsu
                        Other

Rate   :  18+
Genre : Romace, Fiction

          WARNING

SANDURAN, novel The Dangerous Lord. Sabrina Jeffries.
Dengan banyak perubahan untuk menyesuaikan alur cerita dengan pemeran Favorite saya.

GS for uke. Jika tidak suka jangan dibaca, author cinta damai. Saya masih butuh banyak belajar, apabila ada kesalahan typo dan lainya mohon di maklumi, menerima saran dan kritik yang membangun. Terimakasih.

Happy reading ....!!!


Sambil berbaring di tempat tidur Jaejoong, dengan mata terbuka lebar, Yunho mendengar jam dinding berdetak di kejauhan. Sudah jam dua pagi, sambil mendesah ia mencium aroma rambut Jaejoong yang tidur di lenganya. Ini adalah saat untuk membangunkanya, tetapi bukan untuk bercinta lagi denganya, ia seharusnya tidak melakukanya dua kali, dengan keadaan Jaejoong yang baru saja di ambil keperawanannya.

Yunho tidak pernah berpikir menyakiti Jaejoong, wanita itu terllau antusias untuk melanjutkan percintaan mereka , dasar wanita nakal , Jaejoong sudah benar benar mencuri segalanya dari Yunho.

Yunho tidak tega membangunkan Jaejoong untuk berdiskusi, mereka tidak akan mendapatkan apapun jika melihat mata itu terbuka membuat gairah Yunho bangkit. Namun ia menginginkan Jaejoong sekarang, sebagai istrinya dan ia akan memaksa Jaejoong

Suara langkah kaki terdengar di lorong, dan Yunho membeku. Siapa yang berkeliaran pada jam seperti ini? Salah satu bocah laki laki itu? Jaejoong pasti akan sangat malu jika seseorang menemukanya seperti ini.

Ketika langkah kaki itu berhenti di depan pintu kamar tidur, Yunho menggerang. Sambil mendekatkan bibir di telinga Jaejoong ia bergumam." Boojae, sayang. Kau harus bangun."

" Hmmm." gumam Jaejoong saat ketukan lembut terdengar di pintu. Ketukan itu disertai suara yang Yunho kenal sebagai si pengurus rumah.

" Jaejoong kau ada di dalam?" Yunho bersyukur bahwa ia sudah mengunci pintu sebelumnya.

" Jae, kau mendengarku. Kim Jaejoong!" suara itu terdengar lebih keras. Sepertinya terjadi masalah darurat.

Jaejoong menegakkan kepalanya di atas Yunho, ia menunduk melihat Yunho yang terbaring di bawahnya lalu pada pintu dan kembali padanya. Yunho sudah membayangkan apa yang ia pikirkan khususnya ketika wanita itu menarik selimut untuk menutupi dirinya. Ia sudah akan berbicara, namun Yunho menggeleng cepat.

" Aku tahu kau di dalam, bangunlah, ini penting!" terdengar suara gemerincing kunci dan Yunho menggerang. Jaejoong nyaris melompat dari tempat tidur.

" Aku datang Yoona!" ia mengisyaratkan kepada Yunho agar tetap tinggal, dan ia mencari lingerin dan segera memakainya, dan menemukan jubah kemudian ia pakai dengan cepat." Apa yang terjadi? Apa yang salah? Apa salah satu dari anak anak?"

" Ini tentang Taecyeon itu lagi," kata Yoona melalui pintu." Dia mabuk. Dia bilang bertemu dengan pengacara warisan ayahmu di sebuah klub dan mengetahui tentang ..."

" Tunggu aku segera keluar," kata Jaejoong memotong kalimat Yoona. Dalam sekejap ia menarik ujung tali jubah tidur tebal dan mengikat di pinggang, ia keluar membuka pintu  berjaga jaga agar Yoona tidak bisa melihat kedalam.

"Ada apa dengan tukang daging itu?"  Yunho mendengar wanita itu bertanya sebelum menutup pintu dan Yunho tidak bisa mendengar apa apa lagi.

Dengan cepat Yunho turun dari tempat tidur dan menyalakan lampu, sambil mengenakan kemeja dan celananya. Kedua wanita itu sudah menuruni tangga dan entah apa yang mereka bicarakan. Sambil mengumpat Yunho mencari sepatunya, segera setelah ia menemukan dan memakai sepatunya Yunho berjalan keluar tanpa repot repot memakai Jas ataupun rompinya.

Terdengar suara suara perdebatan di bawah, suara seorang pria ." Sekarang dengar Nona Kim... kau harus memberikan uangku.."

" Rendahkan suaramu, kau ingin membangunkan seisi rumah?"

" Jika itu bisa membuatku mendapatkan uangku aku akan melakukanya. Aku tidak peduli membangunkan saudara laki lakimu yang bandel, mereka ..."

Yunho menuruni tangga dan melongok melalui pagar tangga, pria bernama Taecyeon itu kurus, pria itu terhuyung huyung memakai kemeja dan celana yang kusut. Yoona berdiri di antara pria itu  dengan punggung membelakangi Yunho dan pria itu berkacak pinggang.

Jaejoong terlihat gelisah, mrncengkeram erat gaunya di lehernya. " Kau akan mendapatkan uangmu, segera setelah warisan ayahku selesai diurus."

" Ha! Tidak ada pengurusan warisan dan kau tahu dengan baik! Pengacara warisanmu berada di klub malam ini, dan aku bertanya tentang itu. Dia bilang yang sebenarnya, dia mabuk dan mengatakan tidak ada warisan, ayahmu hanya meninggalkan utang dan empat saudara laki laki yang harus kau beri makan. Dan aku berusaha mendapatkan uangku sebelum yang lain mengetahui kesulitan keuanganmu."

Yunho telah cukup mendengarnya. Dengan tujuan yang pasti ia menuruni tangga.

" Kita akan membicarakan ini besok di tokomu, Taecyeon..." Jaejoong memulai, lalu menjerit ketika pria itu menyergapnya.

Yunho melompat turun dengan kemarahan yang sangat. Di bawahnya Taecyeon mencengkeram bahu Jaejoong.

" Kau bisa membayarku dengan uang atau kau bisa membayarku dengan kesenangan." kata pria itu saat Yunho mendekati tangga bawah. " Tapi dengan satu atau cara lain, kau akan membayarku malam ini, Jaejoong yang cantik ..."

Namun sebelum Yunho sampai di lantai, Jaejoong menendang selangkang pria itu dengan lututnya, lalu mendorong pria itu mundur melewati kaki Yoona yang terulur dengan sengaja ke belakang lutut pria itu. Taecyeon terguling dan jatuh.

Yoona tertawa sambil berdiri di atas makhluk itu yang menggerang." Hanya itu kesenangan yang akan kau dapatkan malam ini, dasar kau..." Yoona berhenti saat Yunho melewati wanita itu dan mengangkat Taecyeon dengan kepalan tanganya.

Yunho mengangkat pria itu dari lantai." Kau ingin uang?" Yunho mengguncang guncang pria yang menggerang itu dengan marah." Kau ingin uang, dasar bajingan yang menyedihkan?"

" Jangan, Yunho!" teriak Jaejoong saat ia berlari ke arah Yunho.

Yunho terlalu marah untuk menyadari pria itu membelalakan matanya karena kaget. " Kau akan mendapatkan uangmu . Tetapi kalau kau sampai meletakkan tanganmu pada tunanganku aku akan ..."

" Tunangan." kata Yoona dan sadar atas kesalahan lidahnya.

" Yunho, turunkan pria itu,  sialan kau. Sekarang!" teriak Jaejoong.

Yunho ragu ragu. Lalu menggerutu, " Baik," ia melepaskan pria itu.

Dan tubuh pria jatuh seperti sekarung gandum, namun ia cepat cepat berdiri, setengah sadar dan sangat marah." Aku tidak tahu, kau pikir kau siapa? Tapi ..."

" Dia Presdire Jung Yunho. Itulah dia, sebaiknya kau tidak melawanya dasar tolol." Yoona mendengus angkuh.

Pria itu menelan ludah lalu menunduk mengamati pakaianya yang lusuh." Directure atau bukan, dia tidak punya alasan untuk mencengkeramku seperti itu. Sungguh menyedihkan ketika seseorang tidak bisa menagih hutangnya."

" Kau tidak sedang menagih hutanmu, dasar manusia brengsek ..." Yunho mulai berkata.

" Aku akan menjaga lidahku seandainya aku adalah kau, Taecyeon, sekarang pergilah majikanku dan aku akan ketempatmu besok pagi dan membicarakan uang itu."

" Dan sang majikan tidak akan kesana, aku akan menyuruh orangku untuk menemuimu besok. Tapi pastikan kau tidak akan pernah mendekati Nona Kim lagi sejengkalpun, kau mengerti? Atau aku bersumpah akan..."

" Aku mengerti Tuan Jung, aku hanya menginginkan uangaku ." Kata pria itu dengan cepat dan bergegas pergi.


           ~~~*~~~

Segera setelah pintu tertutup di belakang pria itu, Jaejoong berbalik kepada Yunho. Matanya menyala nyala. " Kau  tidak ada lasan untuk datang kesini dan mencampuri. Aku dapat mengatasi dengan baik..."

" Ya, aku melihatnya kau menguasai situasi dengan baik, kau sedang mengacak acak sarang lebah, sialan! Apa yang akan kau lakukan setelah dia sembuh dari tendangan di pangkal pahanya?"

Dagu Jaejoong sedikit terangkat." Aku akan memanggil Sunggi untuk melemparnya keluar."

" Sunggi tidak dapat melempar siapapun meski dihari baiknya! Tapi jangan takut segera setelah kita menikah ..."

" Kita tidak akan menikah! Aku sudah mengatakan padamu sebelumnya, Yunho, aku tidak akan menikahimu, tidak akan, tidak setelah ..." Jaejoong menghentikan kalimatnya dan menatap pengurus rumahnya dengan malu.

" Apa maksudmu kau telah mengatakan sebelumnya?" sela Yoona, ia memandangi Yunho penuh dengan ketertarikan. " Apakah kau sudah melamar majikanku sebelum malam ini Tuan Jung?"

Yunho hendak berkata bahwa ini bukan urusan Yoona, lalu ia berpikir dengan lebih baik. Mungkin ia masih membutuhkan dukungan wanita itu jika Jaejoong terus menolaknya." Lamaranku seminggu yang lalu, di Daejeon, tampaknya majikanmu membutuhkan lebih banyak bujukan daripada melakukan apa yang terbaik baginya."

" Maafkan aku, Tuan Jung." kata Yoona masam, tatapanya tertuju pada pakaian Yunho yang minim. "Tetapi aku tidak yakin dengan metode bujukanmu."

" Jika aku mengetahui Jaejoong miskin aku tidak akan melakukan metode ini."

" Aku tidak miskin." protes Jaejoong.

Yunho menatap tajam Yoona." Jadi? Bagaimana keadaanya?"

" Yoona," ancam Jaejoong." Jika kau memberitahu pria ini sepatah kata, aku bersumpah akan memecatmu."

" Jangan takut." Yunho mrnyakinkan si pengurus rumah." Aku akan mencarikan pekerjaan di tempat kediamanku tidak peduli apa yang terjadi. Sekarang beritahu aku apa majikanmu memiliki harta warisan atau tidak?"

Yoona menatap Yunho sambil mempertimbangkan, lalu menggelengkan kepalanya. " Nyaris tidak satu won pun. Papanya hanya meninggalkan satu juta won pertahun dan segunung hutang. Changmin mewarisi rumah ini dan sebagian besar barang sudah di gadaikan."

" Terima kasih,"kata Yunho singkat, mengalihkan pandangan kepada Jaejoong.

" Yoona, teganya kau?" teriak Jaejoong. " Kupikir kau adalah temanku!"

" Aku memang temanmu, dan masih temanmu. Seseorang harus melakukam sesuatu ,sayang, dan kau tahu itu. Lagi pula jika kau berpikir pria ini cukup baik untuk menidurimu kau juga pasti berpikir pria ini cukup baik untuk kau nikahi."

Rada malu yang menyebar di pipi Jaejoong sampai memerah membuat Yunho meringis. " Sudah cukup Yoona, aku tau kau menyayangi mereka seperti keluargamu sendiri, tapi aku mempunyai beberapa hal penting yang harus kami diskusikan."

Menerima hak Yunho untuk memerintah seakan Yunholah majikanya. Pengurus rumah itu mengangguk dan menuju koridor samping. Lalu berhenti untuk menatap Yunho dengan tatapan memperingatkan." Kuharap kalian membicarakan pernikahan Tuan Jung, Aku tidak yakin Taecyeon akan tutup mulut tentang kehadiranmu dijam segini dirumah keluarga Kim,"

" Aku akan menikahinya di pagi hari jika aku bisa, tetapi perlu waktu untuk mengurua surat izinnya. Sebenarnya ini bahkan lebih cepat daripada yang ku rencanakan, dan memberi kita waktu hanya hari ini dan besok pagi untuk siap siap ...tapi maksudmu memang benar "

Sebuah senyum lebar mencerahkan wajah letih wanita paruh baya itu. " Kalau begitu pada malam natal. Bagus sekali."

Saat wanita itu menghilang, Yunho mengulurkan tangannya pada Jaejoong." Kemarilah, ayo kembali ke kamar tidur. Aku bisa berpakaian sambil mendiskusikan hal ini."

" Tidak akan. Aku bukan orang bodoh yang akan memberimu kesempatan untuk merayuku." meskipun Jaejoong mrngatakan itu dengan dingin, rona merah muncul di pipinya.

Dengan berjalan bersikap sinis yang lebih cocok seperti nyonya besar Jung yang akan dia sandang dari pada Nona Kim, Jaejoong berjalan ke pintu di tengah koridor." Kita bisa berbicara di ruang baca." Jaejoong membukan knob pintu.

Yunho berjalan mengikutinya. " Kau tau sangat baik kalau pernikahan adalah jalan satu satunya untuk kita sekarang." Yunho menutup pintu.

" Jalan keluar apa?"

" Seandainya kau belum memperhatikan, aku telah menidurimu, dan biasanya berarti pernikahan."

" Biasanya, tetapi tidak perlu."

Dasar wanita keras kepala." Sialan, aku telah menghancurkanmu bagi pria manapun."

Meskipun Jaejoong berang dengan perkataan Yunho, namun ia tetap bergeming." Lagi pula aku tidak berharap untuk menikah."

Kata kata Heechul melintas dalam pikiran Yunho. 'Aku mungkin harus memperingatkanmu, rayuan mungkin tidak akan berhasil untuk mengubah pendapat Jaejoong. Dia memiliki pendirian yang kuat'

Persetan, Yunho tidak akan mempercayai Heechul. Namun Heechul jelas tahu tentang Jaejoong lebih dari Yunho. Sekuat tenaga Yunho menahan amarahnya.

"Kau tahu ini adalah solusi yang baik bagi kesulitan ekonomi keluargamu dan kebutuhanku tentang seorang istri."

Jaejoong hanya menatap Yunho, bibirnya terkatup rapat hingga membentuk garis tipis. Gaunya yang kebesaran, gadis itu terlihat rapuh dan pucat.

" Penyatuan ini akan membuat banyak keuntungan untukmu, kau akan menjadi nyonya Jung dengan tunjangan besar dan saudara saudaramu tidak akan kekurangan apapun, aku akan terus menjaga rumah ini, dan aku akan menjamin semuanya termasuk menjadi suami yang paling dermawan."

" Itu semua mungkin benar. Tetapi, aku tidak seperti kau, seorang wanita memerlukan lebih dari tunjangan untuk membuat pernikahan berhasil."

" Jika ini tentang kolom sialanmu yang kau khawatirkan, aku tidak peduli jika kau melanjutkan ..."

" Itu bukan tentang kolomku," kata Jaejoong dengan lesu.

Lalu apa? Yunho berpikir sebentar, lalu menjadi kaku. " Kau menikmati percintaan kita ...aku tahu kau menikmatinya."

Jaejoong mundukkan kepalanya. " Ya, tentu saja aku menikmatinya, bagaimanapun aku bukan sebongkah es."

" Lalu apa yang kau inginkan dariku?"
Yunho berpikir Jaejoong menginginkan cinta darinya, cinta yang tidak akan pernah mati, namun Jaejoong bukan orang yang seperti itu, wanita itu menyikapi dengan sinis semua mahluk yang berjenis kelamin sama dengan Yunho. Dan Jaejoong tidak pernah menyebutkan cinta ketika ia menolak lamaranya.

" Jaejongie...jangan membuat hal ini semakin rumit, sebutkan saja semua keinginanmu dan selesai aku akan mengabulkan apapun yang kau harapkan sebatas masuk akal."

" Bagaimana dengan Kwon BoA?" sembur Jaejoong tanpa pikir panjang.

Sialan. Jaejoong selalu mengungkit ngungkit wanita itu. " Aku sudah membertahumu sebelumnya, kau bodoh jika menolak pernikahan ini karena dia."

Jaejoong terdiam , ia beranjak mendekati jendela dan berusaha menutup korden untuk menghalau dingin. Tubuh kecilnya terlihat mungkil diantara jendela jendela tinggi bergaya gotik.

" Bagaimana jika aku menolak karena Lee Yoo Ri?"

 
           ~~~*~~~
 

Muncul tiba tiba bagai sebuah pistol yang di tembakan Jaejoong tepat di dada dan menembak langsung ke jantung Yunho. Ya tuhan, tidak, jangan ini. Tidak sekarang. Yunho berusaha menyimpan reaksinya, namun kata kata masih terlontar dengan kasar. " Apa yang kau tahu tentang, Lee Yoo Ri?"

Tangan Jaejoong gemetar, ia menyandarkan kepalanya di tirai." Dia bibimu, bukan? Aku dengar...bahwa kau dan dia memiliki hubungan asmara. Bahwa dia menderita untukmu setelah kau pergi dari Korea."

Jaejoong telah mendengar ini? Dari mana? Bagaimana? Sebongkah rasa bersalah yang besar merumukkan dada Yunho, membuatnya nyaris tidak bisa bernafas. Sialan, bagaimanapun ia mencoba, ia tidak bisa lari dari masalah ini, Bibi Yoo Ri yang cantik dan malang serta menderita. Yunho tidak tau mana yang paling buruk .... Jaejoong mendrngar yang baik atau yang buruk.

Yunho memerlukan informasi lebih banyak. " Kau benar benar telah melampauiku kali ini. Dimana kau mendapatkan cerita seperti itu? Aku ragu jika Narsya melampaui imajinasi ini."

" Narsya adalah orang yang memberitahuku, dia mendengarkan cerita itu dari para pelayan pamanmu. Dia tampaknya membenci pamanmu, jadi dia mencoba mencaritahu apapun yang membuat dia mengetahui segalanya tentang pamanmu. Aku tidak tahu mengapa."

" Mengapa? Karena pamanku menolak wanita itu dua puluh lima tahun yang lalu. Dia meninggalkan wanita itu di depan altar ketika mengetahui kekayaan keluarga Narsya adalah kepalsuan. Setelah itu satu satunya pilihan Narsya adalah menikahi Mr Park yang lebih tua sepuluh tahun darinya. Narya tidak pernah memaafkan pamanku untuk itu."

Jaejoong tampak terguncang. " Aku tidak menyalahkanya."

" Aku tidak menyalahkanya juga, tetapi kau dapat melihat cerita ini sebagai usaha untuk menyerang pamanku. Hal itu tampak membuat pamanku seperti orang bodoh dan tidak setia. Itulah satu satunya alasan Narsya menyebarkanya."

" Sebenarnya dia memberitahuku cerita itu karena..." Jaejoong menelan ludah." Karena pamanmu memberitahuku yang lebih buruk."

Wajah Yunho memucat seketika. " Pamanku?"

" Dia mendekatiku secara pribadi ketika pesta di rumah Narsya dan ...dan memberitahuku bahwa kau telah ...memaksa istrinya dan wanita itu bunuh diri karena malu."

Yunho tenggelam dalam kursi dan menerawang. Paman dan kebohongan sialanya! Kemarahan menjadikan akal sehatnya untuk mencabik cabik pamanya seperti hewan buas. " Kurasa kau mempercayainya!" sergahnya.

" Tidak! Tentu saja tidak!" Jaejoong melangkah maju mendekati pria itu meletakkan tanganya di bahu Yunho. Wajahnya bersemu merah" Aku tahu dari pengalaman bahwa kau tidak memaksa wanita. Aku menganggap cerita itu mencurigakan, bahkan sebelum Narsya mengonfirmasi pamanmu berbohong. Tapi seperti yang kau lihat, Narsya tidak menceritakan kisahnya untuk menyerang pamanmu. Dia mencoba telah mencoba memberitahuku dan ingin meyakinkanku tentang karaktermu."

" Aku mengerti." Sambil menepis tangan Jaejoong, Yunho bangkit dari kursi. " Dia ingin meyakinkanmu bahwa aku sekadar pezina." Ya Tuhan, ini adalah mimpi buruk. Kedua kisah yang mengerikan. Namun kebenaran yang ada jauh lebih mengerikan hingga ia bahkan tidak mampu membicarakanya, terutama kepada Jaejoong.

" Kalau begitu, cerita itu bohong juga?" tanya Jaejoong lirih.

Ya, pikir Yunho, tetapi Yunho tidak dapat mengatakanya, karena dengan begitu Jaejoong pasti ingin mengetahui kebenaranya.
" Jelas, kau telah memutuskan jawaban untuk itu. Kau percaya aku meniduri bibiku... istri dari saudara ayahku sendiri ...kemudian meninggalkanya."

Sebuah kesadaran mengerikan menguasai Yunho. Sambil menunduk untuk menatap Jaejoong, Yunho menggerang. " Dan kau membiarkanku bercinta denganmu tadi malam meskipun kau berpikir ..."

" Aku biarkan kau bercinta denganku, karena aku tidak ingin mempercayainya. Aku masih tidak percaya." Suara Jaejoong goyah, tiba tiba Yunho melihat luka yang berusaha disembunyikan Jaejoong.

" Tapi aku tidak tahu apa yang bisa kupercaya. Semua orang berspekulasi tentang dirimu, menghujaniku setiap hari dengan cerita baru tetntang betapa berbahayanya Jung Yunho. Dan kau mengharapkanku ...seorang wanita yang mengenalmu kurang dari sebulan ...untuk membedakan kebenaran di tengah tengah kebohongan sementara kau bertindak bagai pahlawan yang tragis dan tetap bungkam tentang semua itu?"

Pemikiran Jaejoong yang masuk akal memperparah keadaan. Yunho mondar mandir di ruangan. Dan kemaran Yunho pada dirinya sendiri berubah menjadi kemarahan pada Jaejoong. " Kau cemburu pada wanita yang bahkan tidak kutiduri, dan kau juga cemburu pada semua wanita wanita itu, juga bibiku yang tampaknya kurayu bawa sebelum aku dewasa ketika aku sembilan belas tahun, tergantung dari sumber mana yang kaupercaya, jangan lupa berapa banya wanita yang menawarkan dirinya untuk naik keranjangku, Kwon BoA yang malang...juga termasuk."

" Yah, kau melewatkan aku ....wanita yang ingin kau nikahi. Tapi kau tidak sungguh sungguh untuk mempercayakan kebenaran kepadanya."

Tuduhan itu nyata bagai tamparan. Rasanya sakit Jaejoong begitu jelas, mata hitamnya begitu kelam. Brengsek, Yunho tidak bermaksud menyakitinya. Dengan frustasi Yunho mengatakan. " Kau tidak memiliki pilihan dalam masalah ini" kata Yunho dengan suram, " Kau akan menikahiku."

Jaejoong semakin keras. " Aku telah memberitahumu, aku tidak peduli kau telah meniduriku ..."

" Tapi kau peduli dengan kelaparan, bukan? Apakah kau telah melupakan masalah keuanganmu? Aku belum. Jika kau tidak menikahiku aku akan mencari para kreditur dan memberitahu kau tidak memiliki harta warisan, dan kau lebih memahami apa yang akan terjadi kemudian..."

Keterkejutan mewarnai wajah Jaejoong. " Kau tidak akan melakukanya. Tidak ada pria terhormat yang akan melakukan tindakan kejam ..."

" Tidak ada pria terhormat yang akan meninggalkanmu tanpa uang sepeserpun dan menidurimu. Aku akan memastikan bahwa apa yang aku lakukan bahwa kau akan menikahiku, dan jika itu harus melemparmu ke kumpulan srigala agar kau menyadari kesalahanmu, maka akan kulakukan. Jangan bodoh Jaejoong, berapa lama kau akan kehilangan semuanya, disebuah gubuk kecil menidurkan keempat saudara saudaramu dengan penghasilan hasil menulis kolom surat kabar? Kupikir tidak bisa!"

" Aku memiliki prospek, Mr Lee mengatakan akan mencetak bukuku ..."

" Mr Lee akan mengatakan apa saja untuk membuatmu menulis. Apakah kau percaya dia percaya pada buku yang kau tulis?"  Yunho mendekati Jaejoong dan menurunkan nada suaranya.

" Kau menolak masa depan yang aman bagi keluargamu hanya karena prinsip sialanmu itu? Tidak. Aku tidak akan membiarkanya. Kau akam menikahiku besok dan itu akhir dari semua ini."

Yunho bergegas ke pintu, namun Jaejoong menangkap lenganya sebelum Yunho mencapai pintu. " Kau tidak akan melakukan ini, penikahan macam apa jika aku membencimu?"

Yunho mencoba mengabaikan serangan Jaejoong, untuk tidak mempedulikan wanita itu. " Kau tidak akan membenciku. Kau terlalu berperasaan untuk itu. Pada akhirnya kau akan berterimakasih padaku!"

" Oh, kau memang benar benar orang yang angkuh orang yang bodoh juga, aku tidak akan berterimakasih kepadamu karena memaksaku!"

" Aku hanya melakukan yang terbaik bagimu."

" Dan bagimu."

" Ya, dan bagiku. Dan kepentingan kita saling berhubungan dengan sangat baik."

" Benarkah? Baiklah kalau begitu, Directur Jung," kata Jaejoong, gelar Yunho terdengar bagai sebuah umpatan. " Aku memiliki sebuah kejutan untukmu, aku menginginkan sebuah pernikahan yang sesungguhnya, dan kita hanya bisa jika kau jujur padaku. Hingga kau begitu kau harus memaksakan segala hal, sebagaimana kau memaksakan pernikahan ini, dan lupakan aku tidak akan mengulangi percintaan kita dan bedoalah itu menghadilkan keturunan."

" Aku mendengarmu, tapi ancaman kecil ini tidak akan menghentikanku. Aku telah sampai pada batas kesabaranku. Kita akan menikah di malam Natal, meskipun aku harus menyeretmu ke altar sendiri."

Jaejoong jelas jelas tersentak dengan perkataan Yunho. Yunho menangkap dagu Jaejoong dan menyapukan ibu jarinya dengan sengaja ke bibir Jaejoong yang bergetar. " Tetapi aku tahu betapa mudahnya gairahmu bangkit. Ingat kata kataku, sayang. Aku akan mendapatkan keturunanku tahun depan, dan aku tidak perlu memaksa untuk mendapatkanya. Kita akan menikah, apa kau mengerti?"

Jaejoong menatap Yunho dengan wajah pucat, namun Yunho dapat melihat tatapan kekalahan di mata wanita itu.

" Kim Jaejoong?" desak Yunho tegas.
Dengan sebuah desahan jengkel, Jaejoong mengangguk.

Kemenangan Yunho bagai pohon wormwood, ia berharap ia bisa mendapatkan Jaejoong dengan cara lain. Dengan sebuah dorongan hati, Yunho melepaskan cincin peninggalan keluarga Jung pada telapak tangan Jaejoong yang dingin.

" Tunjukkan ini jika ada kreditor yang lain lagi yang datang. Aku akan memberitahumu jadwal oernikahanya segera setelah aku mendapatkan izin."

Ketika Yunho meninggalkan pintu rumah Keluarga Kim kata kata Jaejoong terniang di telinganya. ' jika kau memaksakan pernikahan ini, kau harus memaksakan yang lainya juga kepadaku'


              ~~~*~~~

Hari ini pagi menjelang malam natal, Jaejoong dan Yoona telah bangun sejak fajar. Dengan dua jam sebelum pernikahan, mereka berada di kamar Jaejoong.

Yoona membantu Jaejoong menggunakan gaun pengantin ibunya, gaun itu membalut pass tubuh Jaejoong, dan gaun itu masih terlihat cukup bagus untuk ia pakai.

" Ayolah, sayang, jangan seperti itu. Ini bukan akhir dunia." Yoona membantu Jaejoong menata rambutnya. " Kau akan menikah dengan seorang Jung, Dia akan merawat anak anak dengan Baik di bawah asuhanya ..."

" Dia bahkan tidak mengijinkanku merayakan natal dengan anak anak besok!"

"Bisakah kau menyalahkanya? Siapa yang menginginkan bulan madu mereka terganggu. Dia hanya menginginkan seminggu bersamamu untuk dirinya sendiri, dan dia akan membawamu kekediaman Jung."

Jaejoong memelototi Yoona. " Dan dia akan menutup rumah ini ...rumahku!"

" Sudah jangan menangis. Tidak seorang pria baik baik yang akan membiarkanmu seperti yang kau mau. Tidak jika dia menyayangi wanita itu,"

" menyayangiku? Dia tidak menyayangiku! Dia hanya menginginkan wanita , siapa saja, yang setuju menjadi istrinya dan aku kebetulan berguna "

" Omong kosong. Para pria akan menanggalkan otaknya jika berdekatan dengan wanita yang di inginkanya. Directur Jung mu, masih menginginkamu walaupun kau sudah menulis sesuatu yang buruk tentangnya, di kolom surat kabarmu."

Jaejoong menginginkan kejujuran, kepercayaan dari pria itu namun Yoona tidak akan memahaminya. Tidak ada seorangpun yang memahaminya.

" Butuh waktu bagi kalian untuk saling membuka hati, sampai saat itu tiba banyak hal yang harus kau pelajari untuk menjadi seorang istri yang baik."

Jika saja Jaejoong bisa mempercayai itu. Namun ia ragu Yunho akan membuka hatinya pria itu mengubur dirinya di balik masa lalunya. Jika saja dia dapat mengetahui apa yang telah menyiksa Yunho, ia mungkin mengetahui cara untuk menggapai Yunho. Namun tidak seorangpun yang tahu kebenaranya, kecuali Yunho. Dan mungkin saja Kwon...

Jaejoong menegakkan badanya. Ya! Kwon BoA! " Aku lupa? Aku harus pergi aku harus mengurus sesuatu sebelum aku menikah." Jaejoong memeberitahu Yoona tergesa gesa.

" Apa? Supir Tuan Jung akan tiba dua jam lagi untuk menjemput kita."

" Aku tahu, tetapi ini penting sebelum kami menikah, aku harus pergi sekarang." Jaejoong mulai menanggalkan Gaun pengantinya. " Tolong bantu aku."

" Kau sudah gila, melarikan diri di hari pernikahanmu, jika kau tidak sampai kegereja tepat waktu Directur Jung akan menembakmu."

" Aku tidak akan lama, bawa gaun pengantin ini kegereja, aku akan tepat waktu tunggu aku di gereja." kurang dari satu menit kemudian Jaejoong berlari keluar rumah."

             ~~~*~~~

Yunho berjalan ke arah jendela untuk kesepuluh kalinya dalam sepuluh menit. Namun pemandangan di bawah hanya menunjukan pemandangan yang sama, para pedagang bunga dan mobil berlalu lalang di depan gereja.

Tidak ada tanda tanda dari pengantinya yang pembangkang. Mobil Yunho telah menurunkan penumpang setengah jam yang lalu tanpa Jaejoong. Dentuman yang sumbang mulai berada dalam kepalanya bagai pemain drum yang tidak kompeten.

Yoona dan Yoochun berdiri tidak jauh darinya. Mereka berdua merasa kasihan kepadanya. Yoona sering kali mengintip keruang gereja untuk memastika para bocah tetap duduk tenang di samping idola mereka, Hankyung.

Yoona memperhatikan Yunho diam diam yang melontarkan sumpah sarapah, dan Yoochun memilih diam berpura pura tidak memperhatikanya.
Yunho menghantamkan kepalan tanganya ke dinding, tidak ada tanda tanda pengantinya, tidak ada taxi yang berhenti.

Yunho berputar menatap Yoona. " Kau yakin, Jaejoong berkata untuk bertemu disini?"

" Ya, jika dia tidak kembali tepat waktu. Yang sesuai dengan perkataanya."

" Dan dia tidak berkata apapun, kemana dia pergi?"

" Tidak, tapi dia sudah berjanji akan berada disini tepat waktu."

Yunho melirik jam di pergelangan tanganya, melihat waktu ." Dia telah melanggar Janjinya selama dua puluh menit." Geram Yunho , berjalan kembali ke arah jendela.

" Jika dia tidak segera kembali aku akan mencarinya, bisa saja dia sedang bertikai dengan sopir taxi atau terjebak ..."

Yunho terdiam sambil menggerang. Ia terdengar seperti pengantin pria bodoh yang di tinggal mempelai wanitanya.

" Dia akan berada disini, Tuan Jung.  Dia mungkin bertemu dengan kemacetan , karena hari ini malam natal. Tapi dia bukan jenis gadis yang ..."

" Meninggalkan seorang pria di depan altar?" sialan, Yunho tidak bermaksud mengatakan itu. Perkataan terdengar itu akan terjadi. Tidak mungkin, Jaejoong tidak mungkin bertindak implusif ketika masa depan adik adiknya sedang dipertaruhkan.

Tapi wanita itu selalu mengejutkan Yunho dengan tindakan tindakan gilanya. Yunho menggosok gosokkan tangan di dahinya, pemain drum di kepalanya bergabung dengan pemain terompet.

Yoochun menghapirinya. " Kurasa kau membutuhkan air minum."

Yunho seharusnya tidak mengundang teman temanya, Hankyung dan Heechul baru akan meninggalkan korea dan hari ini mereka telah membatalkanya, dan sekarang mereka akan menjadi saksi penghinaan dirinya.

Yunho tidak berani menatap sahabatnya itu. " Tidak ini hanya sakit kepala. Sakit kepala ini sudah menghantuiku selama dua hari ini."  sejak ia melakukan kesalahan bodoh memaksa seorang wanita untuk menikah denganya.

" Yunho," panggil Yoochun, sambil mencondongkan tubuhnya keluar jendela. " Bukankah itu Jaejoong?"

Setelah hampir pasrah menerima ketidak hadiran Jaejoong, Yunho berbalik, mencengkeram tanganya pada jendela untuk melongok keluar jendela.

Sebuah mobil laborgini yang tidak asing berhenti di depan altar dan penumang wanita keluar dari mobil itu dengan bantuan sang sopir. Ya, itu Jaejoong. Yunho menghela nafas lega.

Kemudia Yunho terkesiap ketika mengenali sopir itu dan wanita lain keluar dari sisi lain mobil. Sialan ia berada dalam masalah sekarang. Mengapa? Demi Tuhan, Jaejong membawa wanita itu ke pernikahan mereka?

"Siapa wanita yang bersama Kim Jaejoong?" tanya Yoochun.

Yunho meringis " Temanku, dari Gangnam street."

Keheningan Yoochun cukup menujukkan bahwa dia cukup menduga gentingnya keadaan. Begitu juga Yunho, Jaejoong hanya punya satu alsan untuk membawa manita itu kegereja.



        ~TBC~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar