Selasa, 24 Maret 2015

SECRET FIRE chap 2

Title : BERSEMI DI NEGERI SAKURA

Author    : Sulis Kim
Main Cash  : Kim Jaejoong
                     Jung Yunho
                       DBXQ
                   Suju and Other
                    Rate : 18+ NC
          Genre : Historical Romance

            WARNNING

REMAKE novel johanna lindsay ber judul secret fire * bersemi di rusia* dengan beberapa bagian Yang di ubah untuk menyesuaikan cerita.

Author cinta damai jika merasa tidak suka jangan baca . Jika anda membaca tolong tinggalkan jejak * swing *

YAOI. ff yaoi pertama saya . Biarpun remake mohon untuk di cela dan butuh masukan jika memang menurut chinggu perlu.
감사함니다.

Happy reading ...

 

 
" Permisi nona "
Gadis itu tidak menjawab.

" Permisi " ulang Kangin menyapa gadis tinggi dengan potongan rambut blonde sebahu.

" Ogengkideska " ulang Kangin.
" Ogengkides " Kata Jaejoong tanpa benar benar memperhatikan , hampir tidak mendongak melirik Kangin.

Bagus wanita ini bisa berbahasa jepang, kebanyakan warga korea tidak bisa bahasa jepang. apa lagi gadis berpakaian pelayan ini.

" Ikutlah denganku Nona, majikanku Pangeran Jung ingin menyewa jasamu malam ini" Biasanya hanya dengan menyebutkan gelar Yunho sudah bisa menyelesaikan transaksi ,bahkan di korea sekalipun. Karena itu Kangin kaget ketika tidak mendapat respon dari gadis ini. Terlebih tatapan kesal dari wanita itu.

" Jangan panggil aku nona," bentaknya.

Jaejoong hampir membongkar penyamaranya jika ia adalah namja tulen, Jaejoong cukup kesal di ganggu lagi . Ia hampir kehilangan Junsu adiknya dari pandangan.

Jaejoong berpikir mungkin orang ini mengadakan pesta dan butuh pelayan tambahan, itu kemungkinan seseorang menyewa jasa di jalan " Aku minta maaf tuan, Tapi aku tidak butuh pekerjaan tambahan "

" Kalau ini masalah uang, pangeran sangat dermawan "
" Aku tidak butuh uang "

Kangin mulai cemas , wanita ini tidak terpengaruh dengan gelar . Ia juga sepertinya tidak tertarik dengan kehormatan yang di berikan pangeranya.

" satu juta won " Tawar Kangin.
Kalau Kangin mengira itu bisa menyelesaikan tawar menawar ini ia salah. Jaejoong menatapnya tak percaya! Apa orang ini sudah gila menawarkan upah sebesar itu. Ataukah itu tingkat upah pelayan disini ?

" Aku minta maaf...."
" Dua juta won "
" Keterlaluan " Bentak Jaejoong , semakin was was dengan pria ini sekarang. " Anda bisa menyewa sekelompok pelayan lain kurang dari harga itu. Permisi " Jaejoong berbalik darinya berharap pelayan itu akan pergi.

Kangin mendesah , tawar menawar ini terasa konyol. Pelayan? Wanita itu jelas salah paham.

" Nona maafkan aku karena tidak menjelaskan sejak awal, majikanku tidak membutuhkan seorang pelayan . Beliau melihatmu dan berharap menemaninya malam ini, dan sebagai gantinya kau akan mendapatkan imbalan dalam jumlah besar. "

" Tidak !" Jaejoong menghadap lagi, pipinya panas karena amarah , yang benar saja dia namja . Ya tuhan, bagaimana ia bisa terjebak dalam situasi seperti ini. Ini benar benar penghinaan.
" Aku ... Ah sekarang aku mengerti "

" Tiga juta won "
" Tidak " Bentak Jaejoong. " Dengan harga berapapun. Sekarang pergilah ..."

Suara seorang pria menyela " Saya sudah datang tuan, kalau anda siap naik sekarang "

Kangin menoleh kebelakang dan melihat taxi itu hanya berjarak beberapa langkah. Ia tidak mungkin pengecewakan majikanya. dan tidak pernah " Baiklah, kau akan membawa kami keliling kota dan akan ku beritahu kapan saatnya berhenti " Kangin menghamipir Jaejoong dan mebarik lengan  kurusnya, membopong Jaejoong di pundaknya dan menjatuhkanya jok belakang mobik sebelum gadis itu sadar oleh keterkejutanya, dan berteriak.

Jaejoong sudah akan berteriak ketika Kangin menyumpal mulutnya dengan sapu tangan. " Maafkan aku, nona, tapi kau tidak memberiku pilihan . Perintah sang pangetan harus di patuhi. Dia tidak berpikir kau mungkin akan menolaknya. Tidak ada wanita yang pernah menolkanya . Wanita wanita paling cantik dari kalangan artis dan bangsawan di Jepang berjuang mendapatkanya."

Sial disaat seperti ini kenapa kakinya bergetar, bahkan kekuatanya sebagai pria tidak bisa melawan pria dengan tubuh besar di hadapanya ini. Jaejoong mengutuk dirinya sendiri seharusnya ia belajar bela diri dan tidak mengandalkan para bodygurt.

         ~~*~~

Jaejoong tidak betah duduk diam , ia mengelilingi kamar besar dengan semua benda berawarna putih itu. Ia sudah di kurung sepanjang hari sejak pria bernama Kangin melemparnya keranjang.

Pria itu tidak mengatakan sepatah katapun dan keluar kamar, lima menit kemudian masuklah wanita paruh baya istri Kangin, Leeteuk. Wanita itu membawa nampan penuh makanan dan mengatakan pangeran akan menemuinya nanti malam.

Wanita itu memperhatikan nampan makanan di atas meja yang tidak tersentuh sedikitpun. Lalu beralih ke Jaejoong, gadis itu sedikit tomboi namun memiliki tubuh indah , lebih tinggi dari Leeteuk.

Kau benar suamiku, gadis ini sombong dengan gaya bicaranya yang tidak mirip sama sekali sebagai seorang pelayan. Batin leeteuk. Angkuh dengan dagu kecil dan mata besarnya yang mendelik menggemaskan.

Leeteuk hampir tertawa jika tidak mengingat gadis ini sudah membuat suaminya kuwalahan , dengan penolakan tentang Yunho sama yang di gilai semua Yeoja Jepang.

" Makanlah gadis manis, kami tidak bisa membiarkanmu kelaparan, tidak karena malam ini kau tidak akan punya waktu untuk sekedar minum. Tidak baik kau tidak makan lihatkah kau begitu kurus "

Jaejoong menggeram, Ini bukan kali pertama seseorang menganggapnya yeoja , salahkan baju seragam Lucy yang ia pakai. " Aku tidak manis , dan aku tidak akan makan apapun dari kalian "

" Tapi pangeran dia sangat tampan dan besar. Lihat ?"

Leeteuk menjejalkan foto di bawah hidung Jaejoong , sehingga Jaejoong tidak mungkin tidak melihatnya. Pria dalam miniatur itu ... Tidak mungkin. Kenapa tuhan menciptakan manusia seperti itu dan lihat dirinya.

Sekali lagi Jaejoong mengamati
Penampilanya , dan mendengus kesal. Baiklah biarkan mereka beranggapan kalau dia memang yeoja, bukan salahnya jika dada yang seharus rata untuk membuktikan jika ia pria ,dan dadanya yang lumayan besar di balik seragam hitam putih yang ia kenakan.

" Sangat menarik, apakah tipuan kecil ini seharusnya membuatku berubah pikiran? Kalau itu benar benar pangeran Jung Alexsandrov-mu , jawabanku tetap tidak "

" Apa kau sudah menikah? "
" Belum "

" Apa kau punya kekasih yang sangat kau cintai ?"
" Cinta hanya untuk orang tolol , aku bukan orang tolol"

Leeteuk mengerutkan kening. Gadis keras kepala. Tanpa banyak bertanya ia berjalan keluar, sebelum benar benar menutup pintu itu menoleh di belakang punngungnya " Ku harap kau makan, atau kau lebih suka para pelayan menyuapimu " pandangan Jaejoong jatuh pada dua pria di ambang pintu dengan pandangan dingin kearahnya.

Bayangan pengawal bertubuh besar yang menahan dan menjejal makanan ke mulutnya membuat Jaejoong berjalan ke arah meja. Makanan itu terlihat menggiurkan mengingat sejak tadi pagi belum setetes airpun masuk ke perutnya.

Jaejoong mendengus , semua ini gara gara Junsu dan mungkin adiknya itu sudah kawin lari dengan si Park sialan itu.

Jaejoong sudah menghabiskan makananya saat beberapa pelayan wanita masuk membawa baju dan handuk .

Jangan bilang mereka akan memaksanya mandi . Batin Jaejoong histeris. Ia sudah akan berbicata saat Leeteuk berucap " Aku pikir kau akan mandi sendiri , atau kau lebih suka para pelayan memabantumu "

Terkutuklah mereka , Dengan menghentakan kaki ia pun berjalan ke kamar mandi.

      ~~*~~

Jaejoong merasa resah , meregangkan tubuhnya, ... Ya tuhan. Ia belum pernah merasa seresah ini sebelumnya.  Lalu ada lagi yang lain, ia bisa merasakan darah mengalir di pembuluhnya. Mustahil tapi ia merasa begitu __hangat.

Jaejong merasa tubuhnya menggigil, sumpah sarapah keluar dari mulut mungilnya. Melupakan tata krama bangsawan untuk sejenak. Ia sudah akan mencekik pangeran mereka yang sudah menculik, dan juga penganiayaan ini. Ia kembali geram mengingat selesai mandi ia tidak menemukan pakaianya dan pintu terkunci. Ia hanya melilitkan handuk di pinggang dan seprai tipis yang ia gunakan untuk menutupi tubuhnya.

Serigai jahil di bibir mungilnya, ia akan membuat pangeran kurang ajar itu terkejut karena menculik namja bangsawan kekuarga kim. Oh tidak , apa kata dunia kalau seluruh orang tau ia berpakaian pelayan wanita, WANITA , Ya tuhan ia akan mengubur dirinya sendiri jika itu terjadi.

Ia duduk di tempat tidur lalu mendengar dirinya menggerang, ini pasti gara gara seprai aneh sialan itu. Ia menyingikirkanya walau hanya sebentar. Jaejoong membiarkan seprai itu jatuh lalu menggigil. Secara reflek ia menyilangkan tangan di dadanya yang telajang menutupi dada montoknya meski ia lelaki tulen. Ia merasakan kejutan menjalari dirinya sampai ke jari jari kakinya. Ia terkesiap dadanya walaupun terbilang besar tidak pernah sesensitif ini, ia membayangkan yeoja dengan dada yang .... !

Sial sial ... Kejutan itu terasa menyenangkan , ia juga belum pernah merasa seperti ini . Tanpa sadar ia jatuh ke ranjang, menggeliat resah. Ia pasti sakit karena kedinginan.

" Ya tuhan apa yang mereka lakukan padaku " kemudian ia ingat makananya. Tapi kemudian ia berpikir , tidak mungkin mereka meracuninya ,bukan? Jika benar pangeran mereka menginginkanya. Ia meringkuk di ranjang karena takut.

Dua puluh menit kemudian ketika pangeran Jung memasuki kamar, Jaejoong sudah tidak bisa memikirkan apapun ,kecuali rasa panas yang membakar tubuhnya.  Ia tidak mendengar pria itu masuk , ia tidak tahu pria itu berdiri mengamatinya menggeliat resah denga hanya berbalut seprai tipis. Matanya yang gelap seperti musang mengamati dengan takjub setiap gerakan Jaejoong.

Yunho terpaku melihat gambaran erotis yang di tampilkan Jaejoong , ia sudah tak sabar menyibakkan selimut dan melihat tubuh mulus sexy gadis itu tanpa sehelai benangpun.

Dengan langkah hati hati agar tidak membuat gadis itu terkejut, Yunho berjalan ke sisi rajang. Tubuh gadis itu mendesak melengkung , terangkat dari ranjang seperti di serang gairah seksual. Yunho selalu menyadari gerakan gerakan teman tidurnya yang lebih bergairah , Yunho senang melihatnya .

Sesuatu dalam dirinya mengeras melihat , ia bisa merasakan hasratnya bangkit. Apa yang sudah di lakukan bunga korea ini hingga membuat dirinya di puncak kenikmatan. Dan disinilah Yunho menyesal sepanjang malan karena mengikuti dorongan hati dengan menyuruh Kangin mengejar wanita itu. Tidak pernah dalam dirinya seperti ini , pada perempuan manapun apa lagi ....!

Syit, bagaimana bisa dia ... Namja.
Yunho mematung di tempat setelah berhasil menarik selimut yang menutupi tubuh orang yang dikiranya Yeoja itu.

Jaejoong akhirnya menyadari kehadiran Yunho yang berdiri di ujung tempat tidur. Berdiri diam disana, mengamatinya.

Belum pernah seumur hidup Yunho selama dua puluh delapan tahun , melihat tubuh namja mampu membuatnya bergairah seperti sekarang. Mekipun sering kali di goda oleh mereka saat di jepang.

Yunho mengusap wajahnya kasar, apa yang ia pikirkan . Namja di hadapan ini tidak lebih hanya memiliki tubuh kurus ,pendek di antara pria lainya, juga kulit putih pucat tanpa cacat dengan mata besar sayu yang memandangnya mendamba. Rambut almond sebahunya berantakan dan menyisakan kesan sexy menutupi wajahnya dengan bibir merah alami terbuka yang ingin Yunho sambar detik ini juga. Sial, namja itu benar benar mempesona.

Yunho tercenggang dengan apa yang ada di pikiranya.

" Tolong aku. Aku... Aku butuh " Tenggorokan Jaejoong begitu kering sampai merasa panas ia hampir tidak bisa mengucapkan kata kata , ia menjilat bibirnya erotis " Dokter "

Yunho tersenyum melihat lidah itu menjilat bibir mungilnya. Senyum kecil Yunho berubah dan mengerutkan kening, kejutan lain dalam saat Yunho memandang namja itu, Mata hitam kelamnya begitu luar biasa, dan di selimuti gairah.

" Kau sakit ?"
" Ya , demam. Aku sangat kepanasan."
Kerutan Yunho berubah menjadi geraman , sial ... Sakit. Setelah ia meluangkan waktu demi salah menangkap orang , dan sekarang setelah ia berhasil membuat hasratnya naik, namja itu mengatakan dia demam.

Ia harus menghukum Kangin untuk semua kesalahan ini. Suara merdu namja itu menghentiknya, ya tuhan apa dia benar benar namja, dengan suara dalam dan lembut itu.

" Tolong ... air "
Permintaan menyedihkan itu entah kenapa menggerakkan hati Yunho. Biasanya ia akan menyerahkan wanita seperti itu pada pelayan. Tetapi Yunho ada di sana dan menuangkan air untuk namja itu dan membantunya untuk minum. Di angkatnya kepala Jaejoong dan mendekatkan tepi gelas ke bibirnya.

Jaejoong menyesap beberapa kali dan dengan rakus menghabiskan segelas penuh, namja itu menoleh ke pergelangan tangan Yunho, dan mengosok gosokan pipinya disana. Lalu sekujur tubuhnya berputar ke arah Yunho.

Yunho melepaskanya dengan tidak rela, kulit namja itu begitu lembut di tanganya. Namja itu menggerang karena kehilangan kesejukan kulit Yunho. "Tidak ... sangat panas"

Namja itu gemetar . Karena kedinginan? Pikir Yunho. Lalu ia menyentuh kening namja itu. Tidak panas. Tetapi namja itu bersikap seperti orang sekarat karena demam. Penyakit macam apa ini, dan terkutuklah ia karena menginginkan namja ini, meskipun ia melihat bukti nyata pria di hadapanya.

Amarah Yunho kembali dan ia keluar dari kamar , berteriak memanggil Kangin.

" Yunho sama "
Yunho tidak pernah memukuk pelayan karena marah. Tindakan seperti itu sangat tidak adil ,karena pelayan itu miliknya. Mereka tidak bisa membalas.

" Sialan kau Kangin, Namja itu sakit bagaimana kau sampai tidak tahu. Dan kenapa bukan gadis itu yang kau bawa pulang melainkan namja ini. Gadis yang berpakaian pelayan, apa sekarang kau mulai pikun "

Kangin masih mencerna perkataan majikanya ' namja ' " Maaf pangeran ,yang saya bawa wanita bukan pria sesuai permintaan pangeran, atau mungkin ... " tiba tiba kangin teringat ucapan namja itu, Aku bukan yeoja, jangan panggil aku nona " ....Namja dengan pakaian  yeoja "

Yunho terdiam menyerap kata kata pelayanya barusan.
" Saya melakukan apa yang Yunho sama perintahkan, membawa gadis pelayan itu sesuai keinginan anda, kalau anda tidak keberatan, bolehkah saya melihatnya " Sorot tajam mata Yunho membuat nyali Kangin menciut. Ia mundur satu langkah. " Maafkan saya pangeran."

" Untuk saat ini aku percaya kata katamu, dan ku harap kau bisa menjelaskan tentang demamnya "

" Dia tidak sakit, Yunho sama" Yunho menaikan sebelah alisnya " Saya sengaja mencampurkan obat, ke dalam makan malam Gadis,,,, maksud saya namja itu "

Yunho mundur terkejut. Kenapa ia tidak sadar apa yang di derita namja itu? Ia sudah pernah melihat wanita di beri obat perangsang. Wanita itu tak terpuaskan dengan banyak pria, ia masih menuntut lebih, dan pengaruhnya hingga berjam jam. Apakah namja berlaku sama?

Yunho merasa jijik , menyadari ia tidak bisa mengatasi namja itu sendirian. Tadinya ia berpikir untuk bersenang senang dan mencoba hal baru, bukankah percintaan seperti itu sudah umum di jepang. Tetapi walaupun merasa jijik tubuhnya berdenyut penuh antisipasi , namja itu tidak sakit. Yunho bisa mendapatkanya. Dan tidak akan berpengaruh pada namja itu bukan.

" Kenapa kangin ? Aku menginginkan malam yang santai, bukan maraton seksual ,"

Masa krisis sudah berlalu Kangin sudah menerima gagasan itu, walaupun bukan itu yang di inginkannya. Yang terpenting pangeranya senang.

" Dia sulit di bujuk My Lord. Dia tidak bisa di beli dan berkeras bahwa dia tidak mau tidur dengan orang asing."

" Maksudmu, dia benar benar menolakku? " Yunho merasa geli, " Apa kau tidak memberi tahunya siapa aku?"

" Tentu saja tapi orang korea ini sangat sombong, kurasa dia sudah terbiasa dan suka untuk di rayu terlebih dahulu. Kurasa dengan cara dia berpakaian bukan tidak mungkin namja itu gay yang sedang mencari pelanggan di jalan. Dan sedikit jual mahal pada anda, atau dia lebih suka Anda harus memaksakan diri pada namja macam dia " tambah Kangin, dengan sedikit rasa jijik. " Maafkan saya, saya kira dia yeoja , Yunho sama. Dan saya tidak bisa memikirkan cara lain agar gadis itu... Maksud saya namja itu menurut"

" Berapa obat yang kau berikan padanya "

" Kami tidak yakin berapa banyak yang harus kami gunakan"
" Jadi ini bisa berlangsung berjam jam , atau sepanjang malam "

"  Jika anda tidak menginginkanya ...!"
"Apa aku mengatakanya?"

" Selama anda ingin bersenang senang ,My Lord."

Yunho menggerutu, Ia kembali masuk ke kamar , agak terkejut mendapati ia sangat ingin melihat namja itu lagi. Namja itu masih menggeliat geliat di tempat tidur dan menggerang keras . Ketika Yunho duduk di sampingnya , mata bulat namja itu menoleh ke arahnya. Ia berubah diam , tapi tak bisa mendiamkan tubuhnya.

" Dokter ?"
" Bukan sayang" Yunho sendiri terkejut dengan panggilan yang ia lontarkan. " Kurasa dokter tidak bisa mengobati penyakitmu "
" Kalau begitu aku sekarat "

Yunho tersenyum lembut, Namja itu benar benar tak tahu apa yang terjadi denganya, bahwa hanya ada satu obat yang bisa menyembuhkanya . Tetapi Yunho akan memberikan penawar itu dengan senang hati.

Yunho mencondongkan tubuhnya dan menyapukan bibirnya dengan lembut ke bibir namja itu. Namja itu terbelalak lebar karena kaget . Yunho tidak bisa menahan diri untuk tertawa. Kombinasi luar biasa dari kepolosan dan godaan sensual. Ia mendapati Namja itu menarik.

" Kau tidak suka?"
" Tidak, aku ... Oh apa yang salah denganku ?"
"Anak buahku mengambil keputusan sendiri untuk menghapus malu malumu dengan obat perangsan kau tahu itu ?"

" Tidak, tapi itu membuatku sakit "
" Tidak sakit ,mungil. Obat itu bekerja sebagai mana mestinya ,merangsangmu sampai hasratmu mencapai tingkat tak tertahankan."

Jaejoong butuh sesaat untuk mencerna ,meyakinkan diri ia tidak salah mengerti maksud Yunho sebelum berteriak
" Tidaaaaaak "

" Ssst. " Yunho menenangkan ,menangkup wajah Namja itu dengan kedua tangan. " Wajah namja itu langsung menoleh ke telapan tangannya lagi " Aku tidak mengharapkan ini pada Pria manapun, tapi ini sudah terjadi. Karena aku pikir kau seorang gadis. Dan aku akan bisa membantumu , kalau kau membutuhkanku "

" Bagaimana caranya ?"
Namja itu mencurigai, Yunho bisa melihat ketidak percayaan di mata hitam sayu yang menggoda itu. Kangin benar namja ini benar benar tidak ingin berurusan dengan Yunho. Kalau bukan karena obatnya Yunho pasti sudah gagal ,seperti pria di jalan tadi.

Yunho pernah di kejar kejar pria yang lebih cantik di jepang, tidak hanya dua atau tiga. Mereka memuja muja dirinya layaknya gadis memuja seorang pria, Ia terlalu jijik untuk meladeni mereka. Jika gadis di dunia masih mengantri untuknya kenapa harus memuaskan diri dengan pria bertubuh rata yang tidak menggairahkan. Namun pengecualian untuk namja ini, tubuhnya terlalu kecil untuk ukuran seorang pria, bahkan Yunjo yakin bisa meremukan pinggang yang kecil itu jika ia memeluknya. Sial hanya membayangkannya saja membuat kesejatian Yunho menegang.

" Siapa namamu , Manis?"
" Jae ... Bukan,joong ... maksudku, namaku Jongie"
" Jadi jae dan joong kependekan untuk Jaejoongie " Yunho tersenyum " Nama yang indah.
"Dan kau tidak punya nama keluarga ?" Namja itu memalingkan wajah " Tidak "

" Rahasia " Yunho terkekeh " Ah , jongie  kecil, aku tahu kau akan terhibur  kau akan membuatku terhibur . Tapi nama keluarga itu tidak penting. Bagaimanapun juga kita akan terlalu intim untuk nama keluarga " sambil bicara , tanganya yang bebas turun ke dada berisi Jaejoong .

Teriakan Jaejoong terdengar melengking dan menderita " Terlalu sensitif manis? Kau membutuhkan pelampiasan dengan segera , bukan? " Yunho menggerakkan tanganya semakin ke bawah.

" Jangan! Oh, tidak, kau tidak boleh melakukannya " Tetapi walaupun ia memprotes pinggul Jaejoong menyambut tangan Yunho.

" Ini satu satunya cara , boojae " suara Yunho yang dalam menenangkanya " Kau hanya belum menyadarinya ."

Jaejoong menggerang ketika denyutan itu semakin meningkat seiring sentuhan Yunho. Otaknya memberontak pada apa yang di lakukan pria itu dengan jari jarinya, tetapi Jaejoong tidak kuasa menghentikan diri, sama seperti ia tidak kuasa menutupi diri ketika pria itu muncul. Jaejoong membutuhkan kesejukkan tangan Yunho yang menenangkan. Ia membutuhkan ...

" Oh, oh ya tuhan ?" Jaejoong menjerit sementara kenikmatan meledak dalam gelombang menggetarkan, denyutan yang terus berlanjut membanjiri indranya, menyapu rasa panas yang tak tertahankan itu.

Jaejoong melayang layang di lautan kenikmatan yang melemahkan. Ketegangan itu akhirnya berlalu meninggakanya dalam keadaan rileks.

" Kau lihat, jongie ?" suara Yunho merampas kedamaianya. " Itu satu satunya cara ."

Mata Jaejoong terbuka cepat. Ia sudah melupakan pria itu . Bagaimana ia bisa lupa? Pria itulah yang memberinya pelampiasan dari rasa panas yang membakar.
Oh , Tuhan, ia sudah membiarkan pria itu melakukan apa? Pria itu duduk disana ,mengamatinya, dan ia telanjang.

Jaejoong bangkit duduk memandang sekelilingnya, dengan panik mencari seprai, tetapi seprai itu sudah meluncur ke lantai sejak lama dan jauh dari jangkauan. Ia bergerak ke arah seprai di kaki tempat tidur ,tetapi Yunho sudah menduga maksudnya dan lenganya menahan perut Jaejoong, menahan Jaejoong tetap di sampingnya.

" Kau menghabiskan tenaga dengan sia sia, sementara kau punya beberapa menit untuk beristirahat. Semuanya akan terulang lagi, mungil. Simpan tenagamu dan bersantailah selagi kau bisa."

"Kau bohong !" kata Jaejoong ngeri . " Itu ...itu tidak mungkin terulang lagi. Oh, tolong biarkan aku pergi ! Kau tidak berhak menahanku disini !"

" Kau bebas untuk pergi " kata Yunho murah hati, walaupun ia cukup yakin Namja itu tidak akan pernah bisa turun dari tempat tidur. "Tidak akan ada yang akan menghentikanmu "

" Mereka melakukanya! " Jaejoong teringat amarahnya. Amarahnya membuncang dan meledak . "Si barbar Kangin itu menculikku dan mengurungku di kamar sepanjang hari "

Namja itu tampak manis walaupun sedang marah. Yunho merasakan desakan hebat untuk mencium Namja itu, bercampur dengan gairah untuk memeluknya. Dia kuat dari kelihatanya walaupun kekuatanya jauh di bawah Yunho , permata kecil mengejutkan ini, dan tubuh Yunho sendiri terbakar karena menginginkan Namja itu setelah melihatnya mencapai klimaks. Tetapi ia harus sabar. Ia tidak akan mengambil apapun Dari Jaejoong ketika tidak lama lagi namja itu akan memberikanya dengan suka rela.

" Aku minta maaf , Jongie. Anak anak buahku kadang kadang melewati batas dalam usaha mereka untuk membuatku senang. Apa yang bisa kulakukan untuk menebus kesalahan mereka?"

" Hanya ... Hanya ...oh tidak , tidak!"
Demam itu mulai lagi ,kehangatan mengalir di pembuluh darahnya, dengan cepat berubah panas.

Jaejoong menatap Yunho sejenak dengan tatapan menderita sebelum memalingkan wajah sambik menggerang.  Yunho tidak bohon sekarang Jaejoong tahu apa yang di butuhkanya, apa yang di damba tubuhnya. Moral, rasa malu ,harga diri semuanya hilang seperti hujan yang menyapu selokan.

" Tolong !" Jaejoong menggeliat , mencari cari Mata Yunho yang seperti musang itu lagi. " Tolong aku !"

"Bagaimana caranya, bojae?"
" Sentuh aku ... seperti tadi "
" Oh, tidak bisa "
" Oh, Tolong ..."

" Dengarkan aku" Yunho menangkup wajah Jaejoong dengan kedua tanganya untuk menahanya. " Kau tau apa yang harus terjadi "

" Aku tidak mengerti. Kau bilang kau mau membantu! Kenapa kau tidak mau menolongku?"

Jaejoong tidak mungkin senaif itu, bukan. " Aku akan membantumu , tapi kau juga harus membantuku. Aku juga butuh pelampiasan, Boo. Lihat aku."

Yunho membuka jubahnya. Ia telanjang di balik jubah itu, dan nafas Jaejoong tercekat ,melihat bukti gairah Yunho. Ia pun paham . Rona panas spontan membuat pipinya merah padam.

" Tidak,,, kau tidak bisa "bisiknya dengan suara pecah.

" Aku harus , itulah yang benar benar kau butuhkan , Boojae. Aku berada di dalam dirimu . Aku ada disini untukmu . Gunakan aku!"

Inilah satu satunya hal yang mendekati permohonan yang pernah di lakukan Yunho pada namja manapun, bahkan tidak untuk teman tidur yeojanya. Bahwa sekarang ia melakukanya, membuktikan betapa besar gairahnya , ia tidak bisa mengingat kapan ia pernah menginginkan seseorang sebesar ini.

Yunho tidak berkata apa apa lagi, menunggu, tanpa menyentuh mengamati Jaejoong bergulat dengan penderitaanya. Namja itu hanya perlu meminta, dan kelegaan akan di dapatnya. Tetapi namja itu bertahan melawan otot dan menolak obatnya. Apa itu harga diri? Mungkinkan ia sebodoh itu?

Yunho nyaris bertindak nekat, terkutuklah protes protes namja itu, ketika Jaejoong berbalik ke arahnya matanya memohon, bibirnya terbuka menggoda ,rambut almond sebahunya berantakan, kulitanya bergetar . Ya tuhan dia cantik seperti ini, luar biasa sensual.

" Aku tidak kuat lagi . Jung, lakukan apa yang harus kau lakukan , tolong, apa saja lakukan sekarang"

Yunho tersenyum takjub. Namja kecil ini berhasil mengubah permohonan menjadi perintah. Tetapi itu perintah yang bersedia dituruti.

Melepaskan jubahnya ,Yunho berbaring di ranjang di samping Jaejoong dan menariknya mendekat. Jaejoong mendesah karena sentuhan Sejuk kulit Yunho, tetapi desahan itu dengan cepat berubah menjadi rintihan. Ia sudah menunggu terlalu lama. Kulitnya, tubuhnya , bahkan dadanya sudah terlalu sensitif lagi. Sialan. Yunho ingin merasakan tubuh indah Jaejoong di bawah tanganya . Ia harus menunggu.

" Lain kali, boo, jangan menunggu terlalu lama" suara Yunho dingin karena frustasi.

Mata Jaejoong melebar. " Lain kali?"
" Ini akan berlangsung berjam jam ,tapi kau tidak perlu menderita. Kau mengerti ? Jangan menolakku lagi."

" Tidak, aku tidak akan melakukanya , tapi tolong Jung, cepatlah"

Yunho tersenyum , tidak ada teman tidurnya yang memanggilnya Jung , setidaknya tidak di tempat tidur. " Yunho " koreksinya. " Atau pangeran " ia terkekeh. Jaejoong memukulnya dengan tinjuan kecil.

" Baiklah, boojae. Tenanglah. Santai saja"  Yunho tidak bisa menunggu lebih lama lagi. pinggul Jaejoong mendesaknya  dengan liar, melambungkan gairah Yunho ke puncak yang berbahaya. Ia berguling menyangga tubuhnya dengan siku, lengan bagian atas yang panjang menahan agar dadanya yang bidang tidak menindih Jaejoong. Ia menunduk untuk mencicipi bibir Jaejoong yang terbuka, dan bibir itu manis, tetapi gerakan tubuh namja itu memaksanya mengingat masalah di depan mata.

Yunho melepaskan bibir Jaejoong untuk memposisikan diri. menangkup wajah  Jaejoong dengan kedua tanganya yang besar. Ia ingin melihat jaejoong mencapai puncaknya lagi, melihat kenikmatan tercermin di mata namja itu . Dimitri menghujam dalam dalam ... Dan Jaejoong menjerit . Terlambat.

" Demi tuhan!" Desis Dimitri " Kenapa kau tidak memberitahuku "

Jaejoong tidak menjawab. Ia memejamkan mata dan sebutir air mata bergulir dari sudut salah satu matanya. Namja itu bukan namja kecil, tapi pria desawa dan bukan pelacur pria. Bagaimana mungkin ia masih perjaka. Itu bukan sesuatu yang bernilai bagi Gay apalagi pelacur pria ataupun gigolo.  Dan hanya bangsawan yeoja yang selalu menjunjung kata perawan untuk menggunakan sebagai komonitas ketika mengatur perkawinan penting.

" Berapa umurmu Jaejoong?" tanya Yunho dengan lembut , sekarang menyapu air di mata Jaejoong.

" Dua puluh satu" gumam Jaejoong.
" Dan kau berhasil mempertahankan kesucianmu selama ini? Luar biasa. Kau pasti bekerja di rumah yang tidak ada penghuninya "

" Mmm "
Yunho tertawa . Jaejoong sudah tidak mendengarkanya lagi , tetapi menggerakan tubuhnya pada tubuh Yunho yang tertanam jauh di dalam dirinya, mendesak dengan berani ,menarik Yunho lebih dekat lagi.

Yunho menggerang, menggertakan gigi membiarkan Jaejoong bertindak sesuka hati selama mungkin , tetapi tidak butuh waktu lama sampai namja itu melambung mencapai puncak. Dan walaupun Yunho bisa mempertahankan kenikmatanya sendiri, denyut yang di rasakanya dalam diri Jaejoong menjadi pertahanan terakhirnya. Ia bergabung dengan Jaejoong dalam klimaksnya, dan mendengar namja itu berteriak ketika meledak lagi.

Dengan jantung yang masih berdebar liar , Yunho beranjak duduk di sisi tempat tidur dan menuangkan brendi untuk dirinya sendiri . Ia menawarkan segelas kepada Jaejoong, tetapi namja itu menggeleng tanpa memandangnya. Yunho tersenyum . Ia sudah ingin membawa Jaejoong menuju klimaksnya lagi, tapi ia akan menunggu sampai Jaejoong sadar.

Tidak pernah terbayangkan sebelumnya oleh Yunho. Jika bercinta dengan pria bisa semenyenangkan ini, ia tidak menyesal menolak namja manapun sebelumnya, karena ia yakin tidak ada namja semenawan Jaejoong.

         ~~~TBC~~~

Maaf jika terdapat kesalahan menulis atau kesalahan lainya. Mohon di maklumi karena saya ngetik pakai hp.

Menerima kritik dan saran yang membangun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar