Senin, 02 Maret 2015

CINTA SANG KOBOI

Chap. 2
Tittle:  CHRISTMAS COWBOY
                            Kim Jaejoong
                             Jung Yunho
                                DBXQ

                            WARNING
            REMAKE novel diana palmer. Sediki perubahan tempat dan nama Pemain untuk kepentingan cerita .

GS for uke. Masih banyak belajar Mohon masukanya . NO bash Kalau ada yang gax suka mending Jangan baca Dan jangan nyesel Kalau ini cerita agak ribet. Kata kata novel Emang permata jadi gx bisa di Telen *abaikan* saya cinta damai.

Happy reading.... !


" Apa yang terjadi Padamu " tanya yunho singkat.
jaejoong langsung tau apa maksud yunho tanpa bertanya. ia meletakkan satu tangan di ayas pipi,salah tingkah. " kecelakaan "katanya kaku.


Dagu yunho terangkat, Ketegangan di dalam kafe Terasa sangat kental sampai membuat haeechul bergerak gerak yak nyaman di Mejanya.
" kau tidak menjadi model sekarang " lanjut yunho.


kepastian dalam kata kata yunho itu membuat jaejoong menderiya " Tidak, Tentu saja tidak"
Yunho bertumpu Sepenuhnya pada tongkat . "aku turut berduka atasa ayahmu " katanya singkat. jaejoong mengangguk.


Wajah yunho tampak tersiksa ketika menatap jaejoong. Dari sebrang ruanganpun panas dalam tatapan itu terasa nyata bagi jaejoong . Buku buku jari jaejoong yang memegangi cangkir cokelat panas memutih saking kuatnya cengkraman di cangkir itu.
Yunho menatap heechul " Bagaimana keadaan Di Mokpo "


"masih seperti biasa " jawab heechul ramah ." mereka masih menolak menjual Ternak. Baguslah, dalam situasi pasar yernak yang tidak menguntungkan musim gugur ini "


" Aku setuju . Kami juga memilih sebanyak mungkin ternak dan menjajal area baru,kawin silang . sekarang ini hanya ada ras murni di Pasaran . Kami berharap bisa penjadi oerintis ras baru "
" baguslah "jawab heechul.


Kedua mata yunho kembali menatap jaejoong. Ia berlama lama menatap wajah pucat kurang bersemangat Jaejoong. " Berapa lama kau akan tinggal di sini " tanyanya.


Pertanyaan itu di ucapkan sedemikian rupa hingga Terdengar seperti tantangan. Jaejoong mengangkat bahu " kurasa sampai aku selesai membereskan semua hal .Aku di beri cuti selama dua minggu oleh firma hukum tempatku bekerja "


" sebagai pengacara "
Jaejoong menggeleng "Stenografer "
Yunho menggeryit " Dengan otakmu yang sangat pintar dengan angka ?"


Jaejoong memandang yunho heran. Ia tidak pernah tau yunho menyadari bakatnya dalam mate matika.


" sungguh sia sia " Yunho berketas. "  Kau sebenarnya punya bakat dalam pembukuan dan pemasaran " Jaejoong juga sering berpikir demikian, Tapi ia tidak pernah mengejar minat di bidang itu. terutama setelah minat pertama di Bidang modeling.


Yunho memandang Jaejoong penuh perhitungan
" Tifany membuka butik di kota. Dia merancang pakaian wanita dan memproduksinya di pabrik tekstil lokal. dia menjualnya di seluruh negaraba-gian"


" ya " tambah heechul. " Bahkan, dia sekarang banyak merancang untuk istri Nikhun, Vicky -Kau tahu, rangkaian pakaian olahraga yang bernuansa rodeo "


" Aku sudah mendengarnya, bahkan waktu aku di New York " aku jaejoong.


" yang tidak Tifany miliki adalah orang yang dapat membantunya dengan pemasaran dan tata buku " yunho menggeleng geleng " aku takjub dia belum gulung tikar "


heechul ingin bicara ,tapi expresi Yunho embuatnya terdiam. ia hanya Terenyum pada jaejoong. " Ini kampung halamanmu " Yunho berkeras dengan suara pelan "Kau di lahirkan dan di besarkan di gwangju . tentu memili pekerjaan bagus disiniakan lebih baik dari pada menjadi stenografer di New York ,kecuali " tambahnya pelan " Ada alasan tentu yang membuatmu ingin tinggal disana "


Kedua mata yunho berkilat kilat . Jaejoong memandangi lapisan tipis di atas coklat panasnya " Aku tidak Punya siapa siapa di New York " ia menggeser kaki " aku juga tidak punya siapa siapa di sini sekarang."


" Itu tidak benar " kata heechul " kau masih punya teman temanmu "
" Tentu saja mungkin dia merindukan lampu lampu terang megah di kota Besar " kata yunho lambat lambat.


Jaejoong memandang yunho penasaran . yunho berusaha mendorongku pindah kemari. Kenapa? Jaejoong bertanya tanya dalam hati.
" Apakah gwangju sekarang sudah terlalu kecil untukmu, gadis kota ?" Tanya Yunho sambil tersenyum mengejek.


" bukan sama sekali bukan karena itu " kata Jaejoong ,ia berdeham.
" pulanglah " bujuk heechul. Jaejoong tidak menjawab.


" masih takut padaku ? " Tanya yunho dengan tawa kasar ketika melihat kepala Jaejoong tersentak keatas " itulah alasan kau Pergi , itukah alasan kau tidak mau kembali "


Wajah Jaejoong merah padam ,warna pertama sejak percakapan aneh ini di mulai " Aku tidak.... takut Padamu !" kata Jaejoong dengan suara tidak yakin.
Tetapi Jaejoong memang takut pada yunho ,Dan Yunho tau itu. Mata musang Yunho Menyipit dan senyum mengejek yang Familiar itu menarik bibir atasnya " Buktikanlah "


" Mungkin tifany tidak menginginkan petugas pembukuan " 


" Dia menginginkanya " balas Yunho.
jaejoong ragu ragu " Dia bisa saja tidak menyukaiku "


" Dia akan menyukaimu " 


Jaejoong menghela nafas jengkel "Aku tidak bisa membuat kepitusan sepenting itu hanya dalam beberapa detik," katanya pada Yunho " aku harus memikirkanya dulu "


" silakan " Kata Yunho " Tidak ada yang memburu buru " 


"Tapi akan menyenangkan kalau kau kembali " kata heechul sambil Tersenyum " Tak peduli seberapa banyak teman yang kita miliki ,tambahan satu teman lagi selalu menyenangkan "


" Tepat sekali " kata yunho kepada Jaejoong .matanya menyipit " Tentu saja kau tidak perlu mempertimbangkanku dalam keputusanmu . Aku tidak berusaha mengajakmu kembali Ke gwangju demi kepentinganku . Tapi aku yakin masih banyak bujangan lain di sekitar sini yang akan dengan senang hati mengajakmu mencoba hal hal baru, kalau kalau kau membutuhkan insetif " Wajah tirus Yunho tampak begitu keras dan tertutup hingga tak satu kilasan emosi pun tampak di wajahnya.


Heechul memandangi Yunho dengan Exkpresi ingin tahu tapi tidak mengucapkan sepatah kata pun, bahkan ketika pandanganya jatuh ke tangan Yunho di kepala tongkat nya yang berwarna perak dan melihat buku buku jari pria itu memutih.
akan tetapi Yunho kemudian melonggarkan peganganya di tongkat " well? "


" Aku mau " kata Jaejoong pelan.Ia tidak memandang Yunho. aneh, betapapun pernyataan pria itu begitu Menyakitkan .meskipun bertahun tahun telah berlalu .akhir akhir ini , Jaejoong mengingat masa lalu dengan keputusasaanya, Sambil menduga duga akan seperti apa Hidupanya seandainya dulu ia tidak menolak Yunho ketika pria itu membawanya ketempat tidur.


mungkinkah Yunho akan menikahinya atau justru menibggalkanya. Jaejoong tidak bisa membayangkan jika seorang anak hadir di antara mereka , sedangkan ia sendiri tau pria itu, Yunho tidak Menginginkan sebuah keterikatan dengan perNikahan.


" Bagaimana kalau kau pergi menemui tifany ? " Tambah Yunho " kau tidak akan rugi apa apa ,dan banyak yang bisa kau dapatkan . Dia wanita yang manis . kau akan menyukainya"
Apakah Yunho sendiri menyukai Tifany? pikir Jaejoong. ia tidak berani menduga duga mengenai hal itu , apalagi mengungkapkan rasa ingin tahunya " aku akan melakukanya " jawab Jaejoong.


ketukan tongkat Yunho terdengar lwbih keras dari biasanya Ketika ia berbalik dan berjalan ke arah Pintu " sampaikan salamku Hankyung " Kata Yunho pada Heechul. ia mengangguk dan pergi.


Hanya saat itulah Jaejoong Mendongak, Memandangi tubuh jangkung yang berotot Yunho selagi pria itu berjalan ke pickup peternakan empat pintu berwarna hitam yang di kendarainya.


" apa yang terjadi padanya "tanya Jaejoong.
Heechul menyeruput coklat panasnya sebelum menjawab " peristiwa itu terjadi setelah seminggu kau pergi meninggalkan Gwangju . dia pergi berburu ke hutan dengan beberapa pria lainya. Di tengah hujan salju lebat pada akhir musim semi Yunho mengendarai kendaraan untuk mngelilingi area lain temoat berburu"


" Dan " desak Jaejoong.
" Mobil itu tergelincir di lereng curan dan jatuh terjungkal . pria yang satunya tewas seketika. Yunho terjepit Dan tidak dapat keluar. Dia berbaring diaitu hampir sepanjang malam hingga keesokan hatinya teman teman mereka mencari dan menemukannya . Pada saat itu Yunho sudah tidak sadarkan diri . Kecelakaan itu mematahkan kakinya di dua bagian dan dia juga terserang radang dingin . Dia nyaris meninggal"


Jaejoong terkesiap " Mengerikan sekali "


" Mereka ingin mengaputasi kaki Yunho tapi..." Heechul mengangkat bahu " Yunho tidak mengijinkan mereka melakukan operasi,maka mereka melakukan yang terbaik yang dapat mereka lakukan ,kakinya masih bisa di gunakan meski Kaku "


" kasihan 


" Oh jangan salah " Renung Heechul " Tak seorangpun boleh mengasihani Jung Yunho . Tanya saja saudara saudaranya "


" Tetap saja dia tak kelihatan seperti Tipe pria yang bisa kehilangan kendali apapun ,bahkan truk sekalipun"


" Waktu itu dia tidak seperti dirinya yang biasa ,Tapi bukan dia yang kehilangan kendali "
"Apa maksudmu "


Hecchul meringis " Dia dan pria Satunya si Pengemudi truk ,Habis minum minum .Yunho menyalahkan dirinya sendiri bukan hanyaatas kecelakaan itu, tapi juga atas kematian pria satunya . Dia tau pria itu tidak seharusnya mengemudi tapi ia tak berusaha menghentikanya . Kabarnya sejak saat itu Yunho menghukum dirinya sendiri .itulah sebabnya dia tidak pernah datang ke kota atau memiliki kehidupan sosial Dia berubah jafi seperti pertapa "


" tapi kenapa "


" maksudmu kenapa dia minum minum ?" kaya Heechul dan Jaejoong mengangguk ,nanum tetap saja Heechul tagu mengatakanya.


" Katakan padaku " desak Jaejong.
kedua mata Heechul menyorotkan Permintaan maaf " Tidak ada seorangpun yang tau, tapi gosipnya dia berubah mengatasi kesedihan karena kehilangan dirimu"


" Tapi dialah yang ingin menjauhkan diri dariku  " seru jaejoong terkejut " Dia keluar dari rumahku dwngan begitu.cepat ketika aku menolak... menolaknya " kata Jaejoong tanpa memikirkan ucapanya.


" Yunho itu playboy Jae." 


" dia marah "


" Tapi dia datang keterminal bus ketika kau pergi "


" Kau tau dari mana "


" Semua orang membicarakanya " aku Heechul. " semua orang berasumsi Dia pergi kesana untuk menghentikanmu "


" Dia tidak mengucapkan apa apa" jawab Jaejoong " tak Sepatah katapun "


" Mungkin dia Tak tau harus mengatakan apa . mungkin dia malu dan kesal dengan caranya memperlakukanmu . pria sepertinya mungkin tidak tau harus bersikap apa terhadap gadis polos "


Jaejoong tertawa pahit " Tentu saja dia tahu , dia melihatku oergi dan berharap tidak akan kembali ,dia bilang sama sekali tak ada niat untuk menikah "


" Dia bisa saja berubah pikiran "


Jaejoong menggeleng " Mustahil , Dia  tidak pernah membicarakan membicarakan kami sebagai sepasang kekasih , dia terus menerus mengingatkanku bahwa aku masih muda dan dia menyukai variasi. katanya kita tidak berpikir serius tentang satu sama lain , tapi cukup saling menikmati selagi hubungan kami masih berjalan."


" Itu memang terdengar sangat Khas keluarga Jung" Heechul harus mengakui.


" Dia memilih gadis yang salah " kata Jaejoong. ia menghabiskan coklat panasnya " aku bahkan tidak punya Pernah memiliki kekasih  Ketika dia muncul , dia membuatku takut ,menuntut sama sekali tidak lembut ketika bersamaku " Jaejoong semakin merapatkan Sweternya ke tubuh. " Dia mendwkatiku begitu cepat aku tidak bisa lari, aku tak bisa bersembunyi dan dia terus saja mendekatiku " Kedua mata Jaejoong tertutup ketika ia menghela nafas panjang.


" satu satunya garansi aku kembali kesini ialah dia tak ingin lagi berurusan denganku "kata Jaejoong sambil Tertawa dingin. " Kalau tidak aku tidak akan oernah merasa aman disini "


" Dia baru saja mengatakan sendiri dia sama sekali tidak Punya niat denganmu " Heechul mwngingatkan " Dia memiliki minat Lain "


" benarkah minat terhadap... Wanita lain?"
Heechul menautkan kedua tangan di meja " Dia pergi dengan janda kaya ketika membutuhkan Pendamping" Katanya " Itu sudah berlangsung lama .mungkin dia jujur ketika mengatakan tidak ingin mengganggumu . bagaimanaoun kejadian itu sudah delapan tahun. " Heechul kembali memperhatikan Jaejoong " kau mau kembali kemarikan ?"


Karena terkejut Jaejoong mengangguk " Aku sangat kesepian " Akunya " pintu rumahku di pasangi selot dan gerendel dan aku hidup seperti tahanan jika sedang tidak bekerja .aku jarang sekali pergi keluar rumah , aku merindukan rumout hijau "



*......Kim......*



Selama dua hari berikutnya , Jaejoong tidak memikirkan apa apa selain kembali ke kampung halamanya . selagi berpikir Jaejoong mengelilingihalaman kecil rumahnya. ia melihat jambangan penyiram bunga terbengkalai dan Petak petak ditumbunhi rumput liar .

Jaejoong mematung ketika sebuah ide tiba tiba muncul di kepalanya. Ia tidak perlu menjual rumah dan tanahnya ia bisa mempertahankanya, ia bisatinggal disini. Ia bisa membuka usaha pembukuan ,ia dapat mwnyokong dirinya sendiri ia dapat meninggalkan New York.

Ide itu melambung di kepala Jaejoong .ia begitu gembira dan segera memberi tau Heechul.

Seminggu kemudian Jaejoong sudah pindah kerumah Ayahnya. di temani segala kenangan suka maupun duka. Rumah itu membutuhkan atap baru cat baru dan juga sedikit perbaikan lainya. Jaejoong masih Memiliki sedikit simpanan di tabungan.

Tak butuh Beberapa hari rumahnya sudah lebih baik dengan taman taman yang sudah ia Tanami bunga . Teringat pada hari hari di masa lalu ketika ayahnya Berjongkok disana Menanam bunga.
Sangat mengejutkan ketika tiba tiba Jaejoong melihat Yunho di deoan pintu rumahnya pada sabtu pertama ia di rumah. Awalnya jaejoong hanya mwmandangi Yunho terpana.


Yunho berdiri disana dengan sebuket bunga Di tanganya yang tidak memegang tongkat.Ia mengulurkan buket bunga itu dengan kasar.


" Hadiah selamat untuk menempati rumah baru " Kata Yunho.
Jaejoong menhambil buket bunga itu dan lama setelahnya ia luoa untuk bergeser " Kau mau masuk ? Aku bisa membuatkan kopi "


Yunho menerima undangan itu.ia tetap membawa tongkat nya dan Jaejoong menyadari Yunho bertumou sepenuhnya di tongkat itu ketika berjalan ke kursi malas dan duduk disana.


" Katanya udara lembab dan membuat tulang tulang sendi terasa sakit " Ucap Jaejoong.
Mata Pucat Yunho menatap tajam Wajah Jaejoong,Menyorotkan campuran rasa Penasaran Dan kesal " Itu benar " kata Yunho lambat lambat. " sakit rasanya ketika berjalan, apakah kau senang aku mengakuinya ?"


" Aku bukanya berusaha kelihatan lebih baik darimu " Jawab Jaejoong pelan " Aku tidak sempat mengatakanya di kace ,tetapi aku turut prihatin kau terluka "


Mata Yunho tertuju pada bekas luka memanjang di pipi Jaejoong " Aku juga turut Prihatin kau terluka " katanya parau " kau menyebut nyebut kopi "


Lagi lagi sikap itu tampak, sikap blakblakan yang membuat Jaejoong begitu ketakutan waktu berumur delapan belas tahun. Meski sudah delapan tahun berlalu Yunho masih membuat Jaejoong terimindasi.


Jaejoong berjalan ke dapur mungil , Yang terlihat dari ruang tengah, Dan mengisi cerek dengan air dan kopi yang telah ditakar. setelah menyalakan mesin pembuat kopi ,lalu menyiapkan nampan dengan cangkir ,Tatakan, dan gula serta krim . Jaejoong kembali duduk di ruang tengah dengan Yunho.


" Apakah kau Sudah mulai betah disini " tanya Yunho begitu Jaejoong duduk di sofa.


" Ya " kata Jaejoong " Rasanya aneh, setelah pergi dari sini selama bertahun tahun .Dan aku merindukan Ayahku. Tetapi aku selalu merindukan rumah ini. lama lama akan nyaman tinggal disini .begitu aku bisa melewati tahap kesedihan yang paling dalam " 


Yunho menganggu " kami kehilangan kedua orang tua kami sekaligus dalam banjir" katanya singkat . " Aku ingat bagaimana Perasaan kami waktu itu"


Yunho memandang sekekiking ke langit langi rumahvyang tinggi , tembok tembok bernoda ,dan perapian terbuka " itu tidak efisien. kau butuh kompor disini "


" Aku butuh banyak batang disini ,tapi aku juga harus makan " kata Jaejoong sambik tersenyum tipis . Ia menyibakkan rambut hitam panjang Yang berombak ke belakang dan meringkuk di sofa dalam Celana jins sweatshit abu abu ,dan kaos kakinya. sepatunya diletakkan di bawah sofa. bahkan dalam udara dingin ia tidak suka mengenakan sepatu di dalam rumah.


Yunho menyadari hal itu dan menganggap lucu, jika menilik binar binar di mata pucatnya.
" Aku benci sepatu " kata Jaejoong
" Aku ingat " Itu mengejutkan Jaejoong sendiri nyaris tidak ingat dirinya delapan tahun lalu. Rasanya sudah lama sekali


" Kau punya anjing , si spaniel kecil sialan , dan suatu hari kau berada di luar di halaman depan memandikanya ketika aku lewat dengan mobil " Kata Yunho sambil mengingat kembali. " Anjing itu tidak suka di mandikan , dan kau basah kuyup ,telanjang kaki, celana pendek mengenakan tank top , dan segalanya " kedua mata Yunho menggelap ketika memandang Jaejoong " waktu itu aku menyuruhmu masuk kerumah kau ingat ?"


" Ya " perintah Yunho itu selalu membuat Jaejoong bingung. karena dulu Yunho tampak marah ,bukan geli seperti sekarang.


" Aku tidak pernah memberitahu alasanya " Lanjut Yunho. wajahnya menegang ketika memandang jaejoong. " Waktu itu kau tidak mengenakan apa apa di balik Tanktop itu, dan tank top itu melekat di tubuhmu " tambahnya pelan " Kau tak dapat membayangkan pengaruhnya kepadaku ... dan waktu itu si brengsek Bobby berdiri di trotoar memandangimu dengan mulut menganga "


Bobby mengajak Jaejoong berkencan sore harinya dan Jaejoong menolak. karena ia tidak menyukai pemuda itu. Bobby lebih tua darinya dan ayahnya tidak pernah menyukai penuda itu.


" Aku tidak menyadarinya "kata Jaejoong , heran karena peristiwa itu biasa biasa saja sekarang . padahak dulu sikap janggal Yunho itu benar benar menyakitkan. Jaejoong tersiou membayangkan Yunho melihat Dirinya dalam keadaan seperti itu saat hubungan mereka masih begitu awal.

" Aku tau itu sekarang, delapan tahun kemudian ,setelah Terlambat" Kata Yunho tiba tiba.


Jaejoong menelengkan kepalanya menatap Yunho penasaran. Yunhi melihat tatapan Jaejoong dan mengangkat pandangan " dulu kuKira kau memamerkan pesonamu dengan tak tahu malu padaku , dan juga bahkan kepada Bobby " Kata Yunho sambil tersenyum mengejek " itulah sebabnya aku bersikap seperti itu pada malam terakhir kita berkencan "


Wajah Jaejoong melemah sedih " Oh tidak " 


" Oh ya " kata  Yunho , suaranya dalam kepahitan. " Kukira kau mempermainkanku sebagai pria tolol , Jaejoong. kukira kau berpura oura bersikap polos karena aku kaya dan kau menginginkan cincin Pernikahan bukan afair "


Kengerian yang Jaejoong rasakan tampak di wajahnya yang pucat. 


" Ya aku tahu " kata Yunho ketika Jaejoong hendak protes. " Aku hanya melihat apa yang Ingin ku lihat ,Tetapi aku yerkena batunya . Pada saat aku menyadari betapa besar kesalahan yang aku perbuat tentang dirimu , kau sudah nyaris naik bus keluar kota . Aku menyusulmu . Tetapi aku tidak bisa menemukan kata kata yang tepat untuk menghentikanmu . Keangkuhan mencekat tenggorokanku ,Aku tidak pernah membuat penilaian yang begitu salah tentang siapapun sebelumnya "


Jaejoong mengalihkan Pandangan " Kejadian itu sudah lama sekali ,aku masih kecil " 


" Ya masih kecil. dan aku salah menganggapmu sebagai wanita " Yunho memperhatikan Jaejoong mulai kelopak mata yang terpejam . " Sekarangpun kau tidak terlalu tampak lebih tua. Bagaimana kau bisa mendapatkan bekas luka itu?"


Jemari jemari Jaejoong meraba bekas luka itu. kenangan membajirinya. panas dan menyakitkan. Ia bangkit " Aku akan mengambil kopinya "


Jaejoong mendengar suara kasar dibelakang, tapi tampaknya apapun itu bukanlah sesuatu yang ingin Yunho tuangkan kedalam kata kata . Jaejoong berhasil meloloskan diri ke dapur,menemukan sedikit biskuit untuk di taruh di mangkuk dan membawa kopi ke meja dengan menggunakan namPan.


" Perlengkapan yang indah " kata Yunho.
Jaejoong tau Yunho memiliki barang barang yang sama indahnya di rumahnya. Jaejoong belum pernah kesana ,tetapi ia tentu oernah mendengar tentang warisan keluarga Jung Yang di pajang keempat saudara Jung dengan penuh kebanggaan.


" Ini milik nenekku " kata Jaejoong . " Hanyavinilah yang kumiliki darinya . Katanya nenekku membawanya dari Inggris "


" Benda benda pusakan kami datang dari spanyol " Yunho menunggu Jaejoong mennuangkan kopi. Yunho mengangkat cangkir ,menolak krim dan gula . Ia menyesap kopinya mengangguk dan menyesap kopinya lagi " Kau pintar membuat kopi, Menakjubkan rasanya mendapati begitu banyak orang yang tidak bisa membuat kopi enak "


" Aku yakin kopi enak berakibat buruk bagi kita . Sebagian besar hal enak seperti itu "
Yunho setuju .Ia meletakkan cangkirnya kembali ke tatakan dan memperhatikan Jaejoong dari pinggir cangkir "Apakah kau berencana pindah kesini untuk selamanya " 


" kurasa begitu " kata Jaejoong bimbang " Aku sudah mencetak kartu nama dan kop surat ,dan aku sudah mendaoat dua tawaran pekerjaan.


" Aku membawa tawaran ketiga untukmu Pembukuan peternakan kami . kami bergilir mengerjakan pembukuan itu sejak ibu kami meninggal. Konsekuensinya ,masing masing dari kami selalu berkeras tidak sedang mendapatkan giliran mengurus pwmbukuan, jadi pembukuan itu tidak oernah dikerjakan " 


" kau mau membawanya padaku " tanya Jaejoong ragu ragu.


Yunho memperhatikan Jaejoong dengan serius " Mengapa aku harus membawakanya kepadamu ? Apakah kau takut datang untuk mengerjakanya ?"


" Tentu saja tidak "


" Tentu saja tidak " gumam Yunho Sambil menatap tajam kearah Jaejoong . Yunho mencondongkan tubuh ,memperhatikan gerakan Jaejoong yang gelisah. " Sudah delapan tahun dan aku masih membuatmu takut " 


Jaejoong semakin meringkuk " jangan konyol. aku sudah 26 tahun "


" Kau tidak tampak atau bersikap seperi wanita berusia 26 tahun " 


" Teruskanlah " kata Jaejoong " Bersikaplah seblakblakan yang kau inginkan " 


" Terimakasih ,aku akan melajukanya . kau masih Perawan "


Kopi Jaejoong tumpah kemana mana . Jaejoong mengumpat kasar, membuat Yunho geli, sementara Jaejoong mencari serbet untuk mengelap tumpahan kopi , yang sebagian besar mengenai tubuhnya .


" Kenapa ?" Desak Yunho " Apakah kau menungguku ?" 


Jaejoong berdiri mengakibatkan cangkirnya jatuuh kelantai . Cangkir itu pecah berkeping keping Dengan suara keras dan Jaejoong bersyukur itu adalah cangkir lamanya. " Kau breng.....!"


Yunho juga ikut berdiri ,sambil terkekeh "Itu lebih baik " katanya Sambil menatap kedua mata Jaejoong yang berkilat kilat marah dan wajah Jaejoong yang merah padam .
Jaejoong menendang Pecahan Cangkir di lantai " Sialan kau ,Jung Yunho "


Yunho mendekat memandangi kelopak mata Jaejoong yang mengerjap ngerjap . Jaejoong berusaha mundur tapi tidak bisa jauh jauh. Bagian belakang kakinya terhalang sofa .Tidak ada jalan untuk kabur.


Yunho berhenti satu salbgkaj di depan Jaejoong ,cukup dekat hingga Jaejoong benar benar dapat merasakan panas tubuh pria itu menembus melalui pakaian mereka berdua. Yunho memandangi kedua mata Jaejoong tanpa berbicara selama beberapa detik yang panjang.


" Kau bukan lagi anak kecil yang dulu " Kata Yunho. suaranya selembut Bludru. " Kau bisa membela dirimu sendiri ,bahkan dihadapanku.Dan semua akan baik baik saja ,kau sudah dirumah kau aman. "
Rasanya nyaris seolah olah Yunho tahu apa yang Jaejoong lalui .Kedua mata Yunho Begitu diam dan penuh rahasi, Tetapi pria itu tersenyum tanganya terulur dan menyentuh rambut panjang Jaejoong.


" Rambutmu bagus tepat seperti yangku ingat "


Yunho berdiri terlalu dekat . pria itu membuat Jaejoong guguo. Jaejoong mebgangkat kedua tangan dan menekan bagian dwpan kemeja Yunho , tapi bukanya mundur Yunho malah bergerak maju. Jaejoong merindinding saat merasakan dada Yunho di tanganya, bahkan meski tertutup kemeja.


" Aku tidak mengingikan kekasih " kata Jaejoong .hamoir tersedak Ketika mengucapkan itu.
" Begitu juga aku " jawab yunho parau. " Kalau begitu kita akan menjadi teman. itu saja "



                  ~TBC~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar