Minggu, 22 Maret 2015

SECRET FIRE chap 1

Title : BERSEMI DI NEGERI SAKURA

Author        : Sulis Kim
Main Cast  : Kim Jaejoong
                          Jung Yunho
                           DBXQ
                       Suju and Other
                    Rate : T - M
          Genre : Historie Romance

                 

REMAKE novel johanna lindsay dengan judul secret fire * bersemi di rusia* dengan beberapa bagian Yang di ubah untuk menyesuaikan cerita.

Author cinta damai jika merasa tidak suka jangan baca . Jika anda membaca tolong tinggalkan jejak * swing *

                 WARNNING
YAOI , M preg . ff yaoi pertama saya . Biarpun remake mohon untuk di cela dan butuh masukan jika memang menurut chinggu perlu.
감사함니다.

Happy reading ...
  
   
   
 
Hujan musin semi akan turun Sebentar lagi, tetapi Kim Jaejoong tidak menghiraukan labgit mendung yang menggelantung di atas kepalanya. Ia berjalan sambik melamun di kebun kecilnya , menggunting mawar merah dan pink yang akan ia rangkai sesuai keinginanya, satu vas untuk ruang duduk dan satu lagi untuk adiknya, Kim Junsu.  Adiknya , Kim Myung Soo sedang bersenang senang di suatu tempat, jadi dia tidak butuh bunga bunga untuk menghias kamar yang jarang di tidurinya. Dan ayahnya tuan Kim tidak suka bunga.

" Berikan bunga iris atau aster liar untukku, bunga bunga mawar dan lili hanya untuk yeoja, dan kau Kim Jaejoong , ingatlah kau seorang namja. Meskipun wajahmu secantik ibumu ketika ia masih hidup "

Jaejoong selalu ingat kata kata ayahnya. Ayahnya selalu bangga kepada Jaejoong . Bukanya Jaejoong butuh pujian, jauh dari itu. Keberhasilan adalah untuk harga dirinya, untuk kepercayaanya sendiri.

Kim Hyunjoon mungkin kepala rumah tangga , tetapi Jaejoong lah yang mengelola rumah tangga dan Hyunjoon mematuhi Jaejoong dalam segala hal. Holden Hause di Seoul maupun Brocley hall di Busan, pedesaan yang tidak jauh dari pelabuhan dan kota besar Busan milik Jaejoong.

Sejak ibunya meninggal Jaejoong lah yang menjadi nyonya rumah, sekaligus pengurus pembukan bagi ayahnya.

Ia menangani madalah domestis juga penyewaan rumah , maupun tanah sehingga sang ayah terbebas dari urusan perusahaan, juga rumah dan berkecimpung dalam politik sesuka hatinya.


" Jongie, sarapan denganku ? Ayolah "
Jaejoong mendongak melihat adiknya Junsu mencondongkan tubuh berbahaya di jendela kamar yang menghadap kebun.

" Aku sudah sarapan sayang, beberapa jam yang lalu " Seru Jaejoong dengan cuku keras, Ia tidak suka berteriak jika tidak perlu.

" Kopi kalau begitu ? Ayolah " pinta Junsu. " Aku perlu bicara denganmu "

Jaejoong tersenyum setuju dan membawa keranjang bunga masuk ke dalam. Sebenarnya ia sudah bersabar menunggu adiknya bagun untuk bicara.

Mereka pasti memikirkan topik yang sama , karena mereka berdua di panggik keruang kerja sang earl ayah mereka kemaren malam sore, secara terpisah tetapi untuk alasan yang sama --keluarga bangsawan, Lord Park Yoochun.

Lord Park adalah pemuda yang sangat tampan, yang sudah membuat dunia Junsu adiknya yang muda dan polos jungkir balik.  Kim Junsu baru berusia delapan belas tahun ,Ayah mereka Kim Hyunjoon menentang hubungan sesama jenis, namun ada hal lain yang lebih di takuti ayah mereka , berita tentang keturunan bangsawan Lord Yoochun. Pria yang terkenal akan sifat playboy dan rumor tentang keluarga bangsawan itu yang telilit hutang.

Ayah Jaejoong meminta Jaejoong untuk memberi nasehat kepada adiknya " kaulah satu satunya yang di dengarkanya, jongie." kata ayah-nya.

Tentu saja mengingat semua urusan rumah tangga Jaejoong lah yang lebi berkuasa dan mereka lebih di dengar oleh mereka.

Jaejoong hanya mengetuk satu kali sebelum memasuki kamar Junsu. Penampilan adiknya itu masih berantakan. Ia duduk di dwoan meja rias dan pelayan sedang menyiapkan pakaianya. Adiknya yang manis.

Kedua kakak beradik itu memiliki kesamaan tinggi badan dan kecantikan alami,mata besar bulat , hitam kelereng. Mereka memang namja tapi jangan salah jika mereka di rebutkan dari pemuda keturunan bangsawan sampai kalangan biasa.

Junsu yang manis dan Jaejoong yang menawan, Para pelayan berani bersumpah Jaejoong memang namja mempesona dengan daya pikat tersendiri , kedua mata hitam mempesona itu berkilat menyeramkan jika namja pria berumur dua puluh dua tahun itu marah.

" Jongie, apakah ayah memberitahumu apa yang sudah di lakukanya ?" ekspreainya benar benar sedih bahakan dia hampir menangis.

" Aku tahu apa yang sudah di lakukanya sayang , dan aku yakin kau sudah menangis karenanya. Tegarlah , jangan ada air mata lagi ,tolong "

Jaejoong tidak bemaksud bersikap begitu dingin , Ia berharap adiknya bisa mengerti jika rasa yang di alaminya bukanlah cinta , mengingat adiknya baru bertemu beberapa kali dengan keturunan bangsawan tampan itu. Dan adiknya belum cuku paham dengan perasaanya sendiri.

Junsu berputar di bangku beludru dan meneteskan air mata " Jongie ,mudah bagimu mengatakanya ,karena bukan tunanganmu yang di tolak dan di usir ayah "

" Tunangan ?"
" Well... Chunie melamarku sebelum datang menemui ayah, dan aku menerimanya "

" Aku mengerti "
" Oh , tolong jangan berbicara denganku dengan nada seperti itu, aku bukan pelayan atau pebisnis yang kau acak bernegosiasi "

Jaejoong terkejut dengan dengan semburan adiknya, Demi tuhan apakah sikapnya benar benar dingin dan merendahkan. " maafkan aku Junsu " katanya tulus. " Aku tahu aku belum pernah berada dalam situasi seperti ini, jadi tidak mudah bagiku untuj mengerti ..."

" Apakah kau tidak pernah jatuh cinta , Sekalipun " tanya Junsu pwnuh harap. Hanya dia yang bisa membujuk ayahnya.

" yang bener saja , Jongie, kau tahu aku tidak percaya pada ... Maksudku ..." Ekspresi memohon di wajah adiknya yang masih muda membuat Jaejoong bersalah.

" Ada gadis yang dulu kurasa cocok " kata Jaejoong lirih.

" Apa dia mencintaimu "
" Dia bahkan tidak tahu aku ada " kata Jaejoong mengingat gadis yang pernah di anggapnya menarik. " Tapi gadis setiao kali kami bicara, dia sepertinya memandang melewatiku, seolah aku tidak ada di sana . Dia lebih suka melihat Pria tampan dengan kulit kecoklatan yang lebih berotot "

" Kalau begitu kau pernah terluka "

" Tidak, aku ... aku minta maaf, karena aku lebih bersikao realistis. Cinta . Junsu , cinta adalah emosi yang di takdirkan datang dan pergi secara berkala. Lihat temanmu Junho dia sudah jatuh cinta setidaknya enam kali "

" Itu bukan cinta , tapi suka. Junho tidak cukup dewasa untuk mengerti cinta"

" Dan kau cukuo dewasa "
" Ya " jawab Junsu tegas. " Oh, Jongie , kenapa kau tidak bisa mengerti ? aku mencintai Yoochun "

" Lord Park adalah pemburu harta, Dia menghabiskan warisanya untuk bersenang senang dengan para gadis, dan menggadaikan estatnya , dan sekarang dia menikah demi uang, dan kau Junchan , adalah uang"

" Aku tidak percaya, dan aku tidak akan pernah percaya "

" Maafkan aku sayang, aku tidak bisa membiarkanmu melakukanya. Ayah sungguh sungguh dengan ucapanya Dan tidak akan memberikan seperpun uang untuk kalian. Kau dan Yoochun apan jadi pengemis " kata Jaejoong tegas.

" Oh , kenapa kau ku pikir kau akan membantu " seru Junsu " Kau tidak mengerti. Bagaimana bisa ? Kau tidak lebih dari buah prem tua yang sudah kering " mereka berdua terkejut. " Oh, Ya tuhan Jongie , aku tidak bermasud begitu. "

Seorang pekayan masuk membawa saraoan untuk Junsu dan kopi untuk Jaejoong .

Jaejoong berjalan kepintu dan memungut keranjang mawarnya. " Kurasa kita tidak bisa membicarakan masalah ini untuk saat ini, aku hanya menginginkan yang terbaik untukmu , tapi kau tidak bisa melihatnya saat ini "
Junsu meremas remas tanganya saat Jaejong berjalan keluar dari kamarnya, saat itu ia melupakan tentang masalahnya , tentang Yoochun. Ia harus menebus kesalahanya pada Jaejoong.

       ~~~*~~~

" Halmeoni, dia datang "
Wanita muda itu melesat ke dalam kamar dalam pakaian putih berenda dari sutra . Ia bahkan tidak memandang neneknya , tetapi melibtas dan berlari ke jendela tempat dia bisa mengamati mobil mobil mewah yang bergerak cepat menyusuri jalan masuk.

" Oh tuhan, apa yang harus kulakukan?" serunya " Dia akan memukulku "

Lee Chae Rin. Bahsawan Dowager Ducheas of albermarle memejamkan mata sambil mendesah. Cucu perempuanya swharusnya memikirkan konsekuensinya sebelum mempermalukan diri.
" Kendalikan diri Jessica Jung " kata Chaerin lirih. " Kakakmu tidak akan memukulmu , yang sangat ku ragukan kau oantas mendapatkanya "

Putri Jessica berputar dan berdiri kaku sambil meremas remas tanganya " Ya, tapi... Dia akan membunuhku , kau tidak tahu Halmeoni . Kau tida pernah melihatnya marah . Dia bisa mengendalikan apapun, dan aku pasti akanmati sebelum dia selesai denganku "

Lee Chaerin ragu mengingat Jung Yunho seperti terakhir kali ia melihat pria itu  empat tahun lalu . Saat itu, bahkan pada usia 24 tahun, Yunho adalah pria bertubuh besar dengan tinggi 183 sentimeter lebih, dwngan otot yang dibentuk saat bergabung dengan pasukan bersenjata Jepang. Ya , dia kuat . Dan ya, dia sanggup membunuh dwngan tangan kosong. Tetapi membunuh adiknya ? Tidak ,tidak adikbya, tidak peduli apa yang sudah di lakukanya.

" Tenanglah sebelum dia masuk, kurasa dia sama sepertiku tidam suka kau yang histeris " kata Chaerin .

Mobil pertama telah berhenti di depan mansion besar bergaya pedesaan itu.

Jessica terkesiap dan berlari berlutut di hadapan Chaerin. " Kumohon Halmeoni , tolonglah . Kau harus bicara denganya , kau bicara mewakiliku. Dia bukan narah padaku.Dia bukan orang munafik dia marah karena rencana rencananya terganggu gara gara aku. Dia telah memiliki rencana rencana sendiri sepanjang setahun kedepan. Dia akan memberitahumu sendiri. Tapi kalau ada yang mengganggu rencananya dia akan sangat sulit di hadapi. Kau yang menyuruhnya kesini, ke Busan. Dan kau yang menyuruhnya mengesampingkan semua urusanya untuk datang kesini "

Lee Chaerin menunduk memperhatikan cucu perwmpuan satu satunya. Cucu cucunya yang malang ayah ibunya sudah meninggal meninggalkan mereka di saat mereka membutuhkan kasih sayang.

Chaerin mendesah . Gadis ini harus meninggalkan korea sampai scandal scandal terbarunya di lupakan. " Pergilah, pergilah ke kamarmu , anakku " kata Chaerin " Aku akan bicara dengan pemuda itu, tetapi aku tidak berjanji apa apa ."

Jessica melompat berdiri dan merangkuk neneknya " Terimakasih . Dan aku sangat menyesal Halmeoni . Aku tahu mungkin sangat menyulitkan ..."

" Lebih baik.menyulitkanku dari oada kakakmu,ku kira , kalau dia memang sukit di hadapi seperti yang kau bilabg. Sekarang pergilah sebelum dia di antar masuk "
Sang putri melesat masuk, dan tepat pada waktunya. Satu menit kemudian pangeran Jung Yunho diumumkan oleh pelayan . Setidaknya pria malang itu berusaha memberi tahu Nyonya rumah , namun sang pangeran tidak tidak menunggu protokoler sepele itu, dan langsung memasuki ruangan begitu pintu terbuka dan memenuhi ruangan dengan kehadiranya.

Dia membuat Lee Chaerin tertegun. Ya tuhan , apakah pria itu bisa lebih tampan daripada ketika terkhir kali ia melihatnya ? Ya Yunho memang lebih tampan. Rambutnya yang berwarna anggur mata musang tajam yang menusuk alis gelap danctajam. Semua ini masih sama , Tetapi pada umur 24 tahun saat itu masih ada kesan kekanak kanakan di dalam diri Yunho.

Sekarang dia sudah menjadi pria dewasa, dan sama sekali berbeda dari pria manapun yang pernah dilihat Lee Chaerin selama 69 tahun hidupnya. Ketampanan Yunho melebihi ketampanan ayahnya.

Langkah panjang Yunho yang panjang membuat Yunho melintasi ruangan dengan cepat , lalu ia membungkuk memberi hormat. Penampilanya begitu angkuh apa dia cucuku? Pikir Chaerin.

Lalu gigi Yunho terlihat saat ia tersenyum memikat, dan tanganya mencengkeram Chaerin tuntuj memeluknya.  Yunho mengangkat Chaerin daei kursi dan menciumnya.

" Turunkan aku, anak nakal " sang duches nyaris berteriak " Tolong ingat umurku "

Chaerin kebingungan. Kekuatan yang luar biasa! Ternyata Jessica punya alasan untuk merasa gugup.

" Obasa "
" Lupakan omong kosong jepanh itu " kau bisa berbahasa hangug sangat baik, aku sangat berterimakasih kalau kau menggunakan bahasa itu dirumahku " Yunho mendongakkan kepalanya dan tertawa. Dan ia masih tersenyum lebar saat mendudukkan Chaerin kembali ke kursinya.

" Kubilang akubminta maaf, Halmeoni, tapi kau benar benar menghancurkan permintaan maafku. Kau masih penuh semangat seperti dulu. Aku merindukanmu. Seharusnya kau tinggal di jepang "

" Aku lebih suka tinggal di negaraku "
" Kalau begitu aku harus sering datang kesini . Sudah lama sekali, Halmeoni "

" Oh , duduklah Yunho . Leherku sakit karena harus mendongak memandangmu . Dan kau terlambat "  Yunho sudah membuatnya kebingungan sampai ia tidak bisa menahan diri menyerang pria itu.

" Maafkan aku , aku masih sibuk dengan kapal baruku dan aku baru kembali , kau harus lihat kapal itu sangat mewah " kata Yunho sambil meraih kursi terdekat dan menariknya lebih dekat ke arah Chaerin.

" Aku tahu itu, kapalmu berlabuh di pelabuhan tiga hari yang lalu, kami mengharapkanmu datang kemaren "

" Setelah berminggu minggu di atas kapal, aku butuh memulihkan diri "

" Ya tuhan, itu istilah terbaik yang pernah ku dengar apa dia cantik.?"
" Sangat cantik "

Kalau Chaerin berharap bisa membuat Yunho malu dengan sikap blak blakanya, dia gagal. Tidak ada tasa malu, tidak ada alasan , hanya seulas senyum malas. Seharusnya ia tau itu.

Menurut bibi Yunho, Yoona . Yunho tidak pernah kekurangan wanita. Jessica benar , Yunho jelas munafik jika memarahi Jessica karena perbuatan yang tidak bijak sana, semwntara Yunho sendiri berbuat lebih daripada itu.

" Apa yang akan kau lakukan pada adikmu ?" tanya Chaerin sementara suasana hati Yunho sedang baik.

" Dimana dia ?"
" Dia tidak terlalu senang kau datang kesini. Sepertinya dia mengira kau akan bersikap keras kepadanya karena diminta datang dan membawanya pulang"

Yunho mengangkat bahu " Ku akui pada awalnya memang membuatku kesal. Ini bukan waktu yang tepat bagiku untuk meninggalkan , perusahaan, terutama  Jepang "

" Aku minta maaf Yunho. Semua ini tidak perlu di lakukan kalau wanita bodoh itu tidah begitu heboh ketika menemukan Jessica di ranjang bersama suaminya. Sekurang kurangnya ada seratus tamu di pesta ini, dan setengah di antaranya datang menyerbu ketika wanita itu menjerit. Dan Jessica dasar gadis bodoh, tidak punya akal sehat untuk menyembunyikan kepalanya di balik selimut sehingga tisak bisa di kenali , dia berdiri di sana dengan pakaian dalamnya , dan berdwbat dengan wanita itu. "

" Sayang sekali Jessiica tidak bertindak hati hati, tapi jangan salah paham halmeoni , keluarga Jung tidak pernah membiarkan pendapat umum mempengaruhi tindakan mereka. Tidak , kesalahan adikku adalah dia tidak mengikuti aturanmu "
" Dia hanya bersikap keras kepala dan menolak melarikan diri dari kwcaman, kemiripan yangvdimiliki keluarha Jung, Yunho. "

" Kau terlalu membelanya , Duchess."
"Kalau begitu buat aku tenang dan katakan kau tidak akan memukulnya ."
Butuh sesaat sebelum wajah datar Yunho berubah , tapi tiba tiba ia tertawa meledak. " Apa yang sudah di kataknya tentang diriku ?"

" Sepertinya omong kosong " Kata Chaerin.

Yunho terus terkekeh  " Jessica terlalu besar untuk di pukuk , meski bukan berarti aku tidak mempertimbangkan untuk memukul adikku. Tidak, aku hanya ingin membawanyabpulang dan mencarikanya suami untuknya. Dia butuh seseorang untuk mengawasinya."

" Dia akan membangkang ,anakku. Dia sering berkata padaku bahwa perkawinan tidak sesuai untukna, dan pansangannyavtentang topik itu seluruhnya berasal darimu "

" Well , mungkin dia akan berubah pikiran kalau aku sendiri berniat menikah sebelum tahun ini berakhir "

" Apa kau serius , Yunho ?"
" Sangat " Sahut Yunho. " Proses pendekatanku sedikit terganggu dengan adanya bisnis kapal baru dan masalah ini. "

      ~~*~~

Jaejoong meletakkan kompres dingin di keningnya lagi dan menyandarkan kepala ke sofa . Ia kembali ke kamarnya setelah menyusun oembagian tugas. Dan sakit kepala mengerikan ini tak kunjung reda sepertinya ia terlalu banyak minum sampanye pada pesta semalam.

Pelayanya prempuanya lucy mondar mandir merapikan kamarnya. Nampan sarapan yang di bawakan lucy tak tersentuh.

Luar biasa , Junsu tidak mengatakan apapun tentang sepanjang minggu sejak mereka berbicara. Jaejoong bangga kepada adiknya , bahwa Junsu tidak mendesaknya lagi , bangga dengan cara Junsu menghadapi masalah patah hati ini.

Jaejoong benar benar mengira bahwa Junsu telah melupakan Yoochun.
Lalu, tiba tiba saja, pesan ini muncul kalau Junsu tidak benar benar melupakan Yoochun, kenapa Junsu tidak menangis lagi? Pikir Jaejoong.

Ketukan keras membuat Jaejoong meringis, Junsu masuk, memakai celana jins dan kaos santai dengan jaket bepergian. Ia juga memakai topi.

" Kata martha kau sedang tidak enak badan?"
Junsu tidak menyebutkan tentang ketidak kadiranya semalam, bahkan tidak ada exspresi bersalah. Dan setekah semua kerepotan yang di alami Jaejoong demi pesta itu, memeilih bujangan yang layak untuk Junsu .

" Kurasa aku minum terlalu banyak semalam, Junchan." kata Jaejoong jujur " Pasti akan sembuh dengan sendirinya siang ini"

" Bagus "
Junsu terlihat bingung. Kenapa? Jaejoong bertanya tanya tanya dan Junsu mau pergi kemana ?

" Kau mau pergi?"
" Ya "
" Kalau begitu suruh John mengantarmu, Henry sakit kemarin "

" Itu ... Itu tidak perlu hyung, Aku hanya ingin .... Ingin ber...berjalan jalan "

" Jalan jalan " tanya Jaejoong bodoh.

" Ya kalau ku perhatikan ini hari yang sangat indah, sangat sempurna untuk jalan jalan."

Ya tuhan jalan jalan , Junsu nyaris tidak pernah jalan jalan seumur hidupnya hingga Jaejoong mengita kaki adiknya melengkung dan sakit jika berjalan terlalu lama. Ada keraguan apa ini. "Berapa lama kau akan pergi, sayang?"

" Oh, aku tidak tahu " kata Junsu " aku mungkin akan berjalan jalan sekalian berbelanja di ujung kota sebelum mulai ramai di siang hari. "
Jaejoong tidak bisa berkata kata dan sebelum menyadari Junsu sudah melambai dan menutup pintu.

Lalu mata Jaejoong melebar dan sakit kepalanya terlupakan untuk sementara, kwtikaboikiranya yangvpakingvkuar biasa terpikirkanvolehnya. Ya tuhan junsu tidak akan setolok itu bukan ?

" Lucy !"
" Cepat panggil Junsu kesini !" si pelayan hampir terbang kekuar kamar cemas karena  nada mendesak tuanya.

" Ya , Jongie " kali ini benar ekspresi bersalah, batik Jaejoong liar. " Berbaik hatilah cepat kembali dan bantu aku mengurus menu makan malam dwngan koki"

Kelegaan yang jelas " Tentu saja, hyung " Junsu menutup pintu , menibggalkan Lucy yang kwbibgingan menatap Jaejoong.

Jaejoong melompat berdiri dari sofa " Ya, ya pergi ke dapur untuk beberapa menit sementara aku berganti pakaian. "

" Saya tidak mengerti Tuan muda "
" Tentu saja kau tidak mengerti , aku tidak berharap kau mengerti. Aku harusbmencegah terjadinya tragedi adikku kawin lari "

Mulut Lucy langsung menganga mendengarnya " Tidak, seharusnya anda menghentikanya Tuan muda" 

" Jangan bodoh , aku tidak bisa menghentikan niatnya tanpa bukti " kata Jaejoong tidak sabar sementara ia mulai menanggalkan baju tidurnya.

Lucy merona melihat kulit bak persolen putih mulus majikanya. Ia cemburu  ia gadis disini tapi tuan mudanya memiliki kulit yang lebih putih.

Jaejoong menatap pelayanya dengan senyum menawan. Lucy semakin merona di buatnya.

Entah apa yang di katakan tuan mudanya itu , yang ia dengar adalah " cepat Lucy buka seragammu "
Gadis itu melotot horor memegangi kancing depan sragam hitam putih kerjanya.

" Tuan muda " lirihnya.
Jaejoong mengacak rambutnya frustasi " Aku akan menyamar agar dia tidak mengenaliku ,cepat buka bajumu sekarang. Oh tidak jangan disini . Kamar mandi , ya kanar mandi .. Ceoat sekarang Lucy "

Lucy sama sekali tidak mengerti tetapi ia dengan cepat mengikuti perintah Jaejoong , beberapa menit kemudian gadis itu keluar dengan pakaian jaejoong. Ia dwngan cepat menyerahkan seragam katun hitam putih itu pada Jaejoong. " Tapi kenapa anda ingin ...."

" Bantu aku memakainya Lucy, supaya aku tidak di kenalivt tentu saja.

" Ya, tidak. Anda tidak bermaksud keluar dengan pakaian pelayan wanita seperi ini ,bukan?"

" Itu idenya , menyamar. Walaupun Junsu melihatku dia tidak akan mengenaliku" kata Jaejoong mencoba menarik rok mininya. Gaun itu terlihat ketat di tubuh Jaejoong.

" kau tidak memakai celemek jika kau keluar kan Lucy.?"
" Tidak "
" Kurasa juga tidak, tapi aku tidak yakin. Oh ,kenapa aku tidak pernah memperhatikan hal hal seperti ini? Bagaimana dengan payung?"

" Tidak, Tuan muda , hanya perlu dompet kain .... "
" Ini... " sempurna pikir Jaejoong. " Apa aku sudah mirip seorang Gadis "
Lucy mengangguk kemudian menggeleng " Tuan muda , bagaimana kalau afa orang jahat ..... "

" Apa kau lupa aku ini seorang namja " ucap jaejoong percaya diri " Aku bisa menjaga diriku sendiri dan membawa Junsu pulang.
" Aku harus pergi."
" Tapi ...!" Lucy berdiri sambil meremas remas tangan setelah pintu tertutup.

Ya tuhan, Tuan mudanya benar benar mempesona dengan pakaian pelayan sekalipun. Lucy akan mengira Jaejoong gadis sungguhan jika tidak membantu pria itu berpakaian. Semoga tidak ada penjahat atau pria hidung belang yang menggannggu tuan muda tampannya.

      ~~*~~

Ia mengijuti adiknya sampai di Oxford street, tempat Junsu membelok kebkiri. Jaejoong menjaga jarak. Junsu masih terus berjalan ke arah yang sama yang ada di blok berikutnya, tetapi hal itu tidak meredakan kecurigaan Jaejoong. Itu tempat yang bagus untuk bertemu dengan Yoochun.

Jaejoong hampir kehilangan Junsu di di tikungan berikutnya. Dia harus ergegas agar tidak kehilangan adiknya di temoat seramai ini. Jaejoong tidak berani mendekat , dengan tidak sabarbia mengetuk ngetukkan kakinya.

Kaki jenjangnya yang tanpa penutu memperkihatkan kulit putih sampai beberaoa senti di atas pahanya. Mengabaikan para pria yang melirik dua kali ke arahnya.

" Halo sayang "
Jaejoong tidak mendengarnya, tidak mengira akan ada pria yang mengajaknya berbicara.

" Nah nah jangan sombong " pria itu mencengkeram tangan Jaejoong untuk mendapatkan perhatianya.

" Apa ?" Jaejoong menatap dengan dagu terangkat yang tidak mudah mengingay pria itu lebih tinggi daripadanya.

Pria itu tidak melepas kanya. " Kau sombonh sekali y! Tapi aku suka "

Pria itu mengenakan jas ,bahkan memakai kaca mata . Tapi sikapnya menjijikan. Seumur hidupnya Jaejoong tidak pernah disakiti, selalu ada bodygart yang menjaganya.

" Perhilah sir! Aku tidak ingin di ganggu"
" Ayolah jangan berlagak , sayang." Pria itu tersenyum lebar kepadanya., menyukai tantangan tiba tiba ini. " Kau hanya berdiri disini tanpa melakukan apapun, tidak ada ruginya mengisi waktumu"

Jaejoong terkejut .  Apakah ia harus berdebat dengan pria itu? Tidak . Ia luoa dengan penyamaranya sebagai , seorang wanita.

Ia mengayunkan tanganya dan mengarahkan dompet kain Lucy kearah pria itu. Pria itu melepaskanya dan melompat mundur. Ia menghindari pukulan , tetapi karena melakukanya, ia bertubrukan dengan pria lain yang sedang menunggu jalan.

Jaejoong menggerang ketika melihat Junsu sudah melanjutkan perjalananya selama gangguan tadi, dan sekarang tidak mudah untuk berada setengah blok di depan sana.

        ~*~

Jessica menggerutu karena kemacetan ini, sepertinya mobil mereka sudah yerjebak selama setengah jam, menunggu celah lalu lintas.

" Aku benci kota ini, jalan jalanya begitu sempit dan selalu ramai, tidak ada orang terburu buru disini "

Yunho tidak berkata apa apa, Bahkan tidak mebgatakan pada Jessica bahwa inilah kota yang ingin ditinggalinya.
Yunho hanya duduk memandang keluar jendela. Apa yang di harapkan Jessica, Yunho hanya menjawab satu dua kata sejak perjalanan mereka dari pedesaan.

Mereka hanya berdua di mobil dwngan sang sopir. Pelayan dan bodygart berada di mobil belakang. Mobil mewah dengan jumlah tak sedikit itu selalu berhasil mencuri perhatian.

" Tidak bisakah orang orangmu membuka jalan untuk kita ,oppa" tanya Jessica. " Sungguh merepotkan sehatusnya kau berlabuh di Busan bukan di inchen dan lihatlah , hanya untuk menyebrang kita sangat merepotkan"

" Tidak perlu terburu buru " Yunho tidak memandang Jessica saat menjawab." Kita tidak akan berlayar sampai besok, dan kita tidak akan meninggalkan rumah sore ini . Tidak boleh ada secandal yang menyambut bangsawan Tzar saat berkunjung kesini tahun depan "

Jessica mendidih mendengar peringatan itu, itu benar benar di tunjukan padanya. Ia baru ingat jika tahun depan ada pertemuan antar tetua bangsawan.

" Tapi, oppa, kereta ini menyesakan. Kita sudah duduk disini ...."

" Belum sampai lima menit. " Yunho memotong kata kata Jessica dengan ketus. " Berhentilah mengeluh "

Jessica membelalak kearahnya, lalu hetan mendenga Yunho terkekeh. Tetapi kakaknya masih menatap sesuatu keluar jendela.

" Aku senang kau menikmati perjalanan ini. " kcetusnya sinis. Tetapi ketika tidak mendapat jawaban, ia membentak " Well , apa yang begitu lucu ?"

" Gadis itu menyingkirkan pengganggu, dia gadis kecil yang galak."  Yunho tertarik tidak tau mengapa, mungkin karena gadis itu memiliki tubuh yang sangat indah,tetapi tidak luar biasa. Gadis itu cukup tinggi bak model rambut pendek, dengan rok mini yang memperlihatkan kaki jenjangnya, pinggul kecil dengan lekukan seperti biola spanyol.

Yunho hanya melihat gadis itu sekilas , Itupun dari jarak yang cukup jauh. Namun Yunho tertarik dengan mata di wajah yang kecil dengan bibir penuh ketika menggerutu. Serta dagu mungil yang keras kepala.

Kalau bukan karena dompet kain itu Yunho tidak akan menyadari siapa gadis itu, gadis itu membuatnya yerhibur, amarah sombong dalam bungkusan pelayan kecil. Dan kapan terakhir kali seorang wanita membuatnya terhibur?

Naluri mendorongnya memanggi Kangin, sebagai kaki tanganya terpercaya. Kangin memastikan kenyaman Yunho dalam segala hal. Bebarapa patah kata pada Kangin , dan orang kepercayaannya itupun pergi. Tak berapa lama keretapun bergerak.

" Aku tidak percaya, sekarang kau mengambil pelacur di jalanan ? Dia pasti kuar biasa cantik." kata Jessica sangat menyadari apa yang baru saja dilakukan Yunho.

Yunho mengabaikan nada sinis Jessica " Tidak juga, anggap saja diriku tergugah . Aku ingin berhasil ketika orang lain gagal "

" Tapi dari jalanan Yunho, wanita itu bisa saja mengidap penyakit , atau lebih buruk. Dan asal kau tahu disini korea bukan jepang, kau tidak bisa melakukan sesukamu "

Kebencian hanya di balas dengan senyum datar. Di sebrang jalan Kangin sedang kesulitan mencari taksi atau mobil sewaan, dan pada saat yang sama mengawasi gadis cantik berpakaian hitam putih berderap mantap menyusuri Regent stret.

     ~~~*~~~

Banyak typo bertebaran. Maaf jika alur cerita sedikit membingungkan.

Sebenarnya saya rada bingung mau nulis dengan jamas dulu atau sekarang. Setelah di pertimbangkan saya gunakan jaman sekarng namun dengan fasilitas yang kurang canggih. Mohon di maklumi jika sedikit aneh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar