Sabtu, 13 Juni 2015

Black Pearl chap 5 (Remake) YunJae


Title        : Black Pearl
Author    : Sulis Kim
Main C,  : Kim Jaejoong
                  Jung Yunho
                      Other

Rate    : 21+
Ganre  :Romance, Fiction.

            WARNING

Remake novel Christina Dodd. Title The Barefoot Princess. YAOI. Boy x boy. Dengan berbagai perubahan untuk keperluan cerita. Di ganti dengan Cast fav author. ^.^ jika tidak suka mohon jangan baca, demi kenyamanan bersama. Author cinta damai.

Apabila ada kesalahan typo dan lainya mohon di maklumi. Menerima kritik dan saran. No Bash. ^.^
 

Happy reading ...!

Yunho mengamati pergerakan samar dari dada Jaejoong dengan kebutuhan yang membuat kemaluanya membengkak di kancing celananya.

Seseorang pria yang penuh pendapat, kasar, dengan pakaian yang buruk membuat kemaluanya berdiri baru dirasakanya seumur hidup sementara pria itu, tampaknya tidak memiliki perasaan apa pun terhadapnya, menjelek jelekan keadaanya. Situasi ini tidak akan di tanggungnya lebih lama. "Dimana Bibi Yoori?"

"Dia sedang tidur siang."

"Bagus, bagus. "Yunho menempatkan kakinya di lantai. Perlahan lahan ia berdiri, bangkit , sehingga tingginya yang penuh dekat denganya, membiarkan Jaejoong untuk merasakan panas tubuhnya. Kemarahanya.

Mata Jaejoong melebar.
Yunho menyergap.
Jaejoong melompat menjauh.

Terlambat. Yunho menangkapnya di pinggang. Kemenangan berkorbar dalam dirinya.

Rantai tertarik sampai panjang sepenuhnya. Belenggu menekan pergelangan kakinya. Yunho jatuh. Terputar. Mendarat di atas Jaejoong di tempat tidur.

Di bawahnya nafas Jaejoong mengembus.

Mereka berada di pinggir termpat tidur salah satu kaki Jaejoong berada di lantai, satunya lagi di tempat tidur, dan yunho melirik kaki jenjang Jaejoong berbalut jins kumal ketat. Kedua kaki Yunho di berada di lantai dan cukup banyak energi menyala di dalam dirinya untuk memulai sebuah api.

Untuk pertama kalinya dalam waktu enam hari, tidak, enam bulan mungkin enam tahun, Yunho benar benar hidup. Ia bergumul dengan Jaejoong, mengangkat seluruh tubuh Jaejoong ke kasur, menggunakan berat badanya untuk menahan kaki Jaejoong yang menendang nendang dan sikunya untuk menahan tinju kuat ke arahnya kepalanya yang dilayangkanJaejoong dengan tangan kanan.

Ketika Yunho memiliki Jaejoong di tempat dimana ia menginginkanya, dengan kepala di atas bantal dan tubuh berlekuk yang lembut di bawahnya. Sial, benarkan Jaejoong seorang pria, Ia merangkuk kepala Jaejoong dengan tanganya. Dan mencium pria itu.

Persetan, meskipun Jaejoong pria, ini adalah yang ingin dilakukan Yunho selama enam hati. Menahan Jaejoong di bawahnya, menguasai perjuanganya dan menciumnya.

Yunho menekan binirnya ke bibir Jaejoong. Jaejoong mengigit Yunho, gigitan keras yang merobek kulit dan menimbulkan rasa darah di mulutnya.

Mengangkat kepalanya, Yunho tersenyum. Sebuah senyuman penuh, penuh dendam yang membuat mata Jaejoong melebar. Kemudian menyipit.

"Lepaskan, kau..."Jaejoong berayun cukup keras dengan ketepatan yang cukup untuk lolos dari penjagaan Yunho dan memberikan tamparan keras ke pipi Yunho.

Kepala Yunho berpaling karena tamparan itu. Yunho menggeleng gelengkan kepalanya, meregangkan jarinya. "Persetan, itu sakit!"

Jaejoong berbicara seperti seorang pria yang terhormat. Tetapi mengutuk seperti pelaut.

Siapakah pria itu?

Jaejoong tidak mau mengatakan. Akan tetapi sebelum urusan ini berakhir Yunho akan tahu.

Yunho menggeser tubuh mereka, membawa seluruh tubuh Jaejoong keatas tempat tidur, memastikan berat badanya masih mencebak Jaejoong.

Jaejoong tentu saja melawan Yunho. Kemarahan yang sama yang Yunho rasakan karena dikurung, juga dirasakan Jaejoong karena dikuasainya. Setetes darah dari bibirnya menetes ke wajah Jaejoong. Jaejoong memalingkan kepalanya kesisi seolah olah ia dapat menghindari hasil perbuatanya.

"Terlambat untuk itu." kata Yunho terhadap Jaejoong, Jaejoong tampak memahami apa yang Yunho maksud.

Akan tetapi Jaejoong tidak dapat mempercayainya, dan Jaejoong tidak menyerah. Jaejoong menggunakan kukunya untuk melawan, menggores wajah Yunho dengan cakaran jahat yang di tunjukan untuk matanya.

Yunho menangkap tangan Jaejoong. Berhenti tersenyum. Melihat kebawah kepandangan liar Jaejoong dan berkata. "Kau tepat seperti pria yang aku harapkan tidak akan pernah ku temukan ...hidup, tidak takut, penuh tekat ...tidak dapat dijinakkan." Yunho menciumnya lagi, tekanan keras terhadap bibir Jaejoong. "Lebih banyak kesulitan dari pada yang pernah ku bayangkan."


           ~*~

"Terkutuklah kau." terkutuklah pria itu! Jaejoong seharusnya merasa takut terhadap mahluk yang terkutuk ini, mahluk yang pada saat bersamaan berdarah dan tersenyum, akan memperkosanya. Menyakitinya.

Jaejoong tidak merasa takut. Ia memahami kemarahan Yunho.
Sepanjang hidupnya, Jaejoong merasakan kemarahan seperti itu, marah pada nasib yang menjadikanya keturunan bangsawan , marah pada pemberontak yang menyebabkanya berpisah dengan saudaranya.

Semua kemarahan yang berkecamuk dalam diri Jaejoong melompat untuk bertemu dengan kemarahan Yunho. Mereka bertemu dan bertarung seperti dua badai yang dasyat.

Jaejoong menekan ibu jarinya dengan keras ke tenggorokan Yunho.

Dengan tarikan napas, Yunho mengangkat kepalanya. Ia menatap ke bawah kepala Jaejoong, dengan diam menuntun pria itu melepaskannya.

Akan tetapi Yunho tidak merenggut tanganya. Ia tidak menguasai Jaejoong.

Menyelipkan tangan di sekitar leher Yunho, Jaejoong menarik pria itu mendekat dan mencium sama kuatnya ketika Yunho menciumnya.

Bibir Yunho terbuka untuk bibir Jaejoong, dan Yunho merasakan marah dan frustasi, amarah dan kebutuhan. Itu adalah respons yang tidak pernah Jaejoong alami sebelumnya, berat seseorang di atas tubuhnya, dan api hasrat yang Yunho sulut memberikan kulit Jaejoong sensivitas yang membakarnya, dan membuat Yunho menggerang seolah olah ia merasakan terbakar yang sama. Puncak nipel Jaejoong menjadi kencang dan terasa sakit bergesekan dengan kain katun kemejanya, dan Jaejoong menekan dirinya kepada Yunho, berusaha untuk meringankan rasa sakit itu.

Yunho menyelipkan jari jari ke rambut panjang Jaejoong, memijat kulit kepalanya, lengkungan di telinganya. Yunho menyelipkan lidahnya ke dalam mulut Jaejoong, lagi dan lagu, dan tubuh Jaejoong sendiri menuntut dirinya membalas. Jaejoong menyedot ujung lidah Yunho, membuat suara senang dengan bergumam.

Tangan Yunho yang besar menuruni leher Jaejoong, menuruni dadanya. Dan telapak tangan Yunho memegang dada Jaejoong yang masih terbalut pakaian, kagum dengan tonjolan lembut yang tidak dimiliki pria pada umumnya.

Untuk sejenak rasa gembira mengetuk ngetuk melalui pembuluh darah Jaejoong. Kemudian rasa terkejut menyentak melalui pikiranya.

"Terkutuk kau!" Jaejoong mendorong Yunho, menjauhkan sentuhan pria itu.

Yunho mengangkat kepalanya, bibirnya basah karena bibir Jaejoong. Yunho menatap Jaejoong matanya menyipit dan panas. "Kau tidak tahu apapun tentang berciuman." Ia membuat pernyataan tersebut seolah olah ia melihat semua hal mengenai masa lalu dan pengalaman Jaejoong.

"Aku tahu!" Jaejoong tidak tahu, akan tetapi Yunho menyatakanya seolah olah Jaejoong adalah bodoh. Dan Jaejoong memang bodoh karena masih tetap tinggal disini, karena mencium ...ya Tuhan kemejanya telah naik dan memperlihatkan kulitnya.  Menggenggam ujung kemeja Jaejoong berusaha membuat dirinya pantas.

Yunho menangkap tangan Jaejoong, menahanya sebelum pria itu dapat menutup dirinya. "Tidak, kau tidak tahu apa apa. Kau adalah seorang perjaka . Aku telah menculik pria sembilan belas tahun yang bahkan tidak tahu cara untuk mencium."

Jaejoong berusaha menyelamatkan dirinya sendiri, dengan mengejek. Ia berkata. "Seberapa mengerikanya dirimu, diculik oleh laki laki muda dan seorang wanita tua. Mr. Jung, yang terhormat, di bius,di tahan dan dikurung selama berhari hari di temoat penyimpanan anggur ..dan bahkan pamanya sendiri tidak mau mengirimkan uang tebusan untuk membebaskanmu. Dan dia menolak membayar dengan uangmu, bukan?" Jaejoong menunjukan rasa kasihan palsu yang pastinya membuat Yunho murka.

Jaejoong berhasil.

Yunho meremas bahu Jaejoong. "Tidak ada seorangpun yang membuatku marah daripada kau. Kau berbicara denganku tanpa rasa hormat. Kau berani melakukan apa yang tidak dilakukan orang lain. Dan kadang kadang aku setuju denganmu, bahwa aku seharusnya merasa ngeri karena berhasil ditipu oleh seorang pemuda sederhana sepertimu ...dan kemudian kau melakukan sesuatu yang sama sekali bodoh seperti hal yang tidak pernah aku lakukan."

"Apa itu Mr. Jung?"

Yunho tersenyum kepada Jaejoong, dengan gigi putihnya yang bersinar. "Kau membuat marah seekor srigala yang terjebak ketika kau masih dalam cengkramanya."

Nafas Jaejoong terperangkap dalam putaran kepanikan dan keputusasaan. Yunho benar. Jaejoong berlaku bodoh. Jaejoong berusaha untuk menggeser dari bawah berat badanya dan duduk tegak.

Yunho menekan Jaejoong lebih keras lagi ke kasur, tidak memberikan Jaejoong ruang bergerak.

"Apa yang akan kau lakukan, Mr. Jung? Memperkosaku? Aku tidak dapat percaya egomu yang besar akan membiarkanmu untuk memaksa seseorang pemuda sembilan belas tahun."

"Kau tidak sepenuhnya mengerti, bukan?" Yunho menempatkan salah satu ibu jarinya di atas detak tenggorokan Jaejoong. "Kau tidak tahu bagaimana cara menciumku. Kau tidak tahu apa apa tentang bercinta. Kau mungkin berbicara seperti seorang buruh pelabuhan, akan tetapi kau memiliki cara dibesarkan yang paling terlindungi dari anak manapun yang pernah aku temui."

"Terlindungi?" tawa Jaejoong meledak pahit. "Saudara laki lakiku dan aku di keluarkan dari sekolah asrama ketika aku berusia sembilan tahun karena ayahku tidak lagi mampu untuk membayar biaya. Aku mengembara di inggris sejak saat itu, tanpa memiliki rumah. Jangan menyebutku terlindungi."

"Kalau demikian, saudara laki lakimu pasti telah melakukan segalanya untuk melindungimu." Mulut Yunho menggantikan ibu jarinya di detak tenggorokanya. Bibirnya bergerak di kulit Jaejoong. "Karena kau sedikit idiot."

Jaejoong mengarahkan tinju dan memukuk kepalanya. Akan tetapi Yunho masih berada diatasnya.

Kepintaranku, gunakan kepintaranku.

"Jadi yang lebih buruk dari di tahan oleh seorang perjaka berusia sembilan belas tahun. Kau dijebak oleh seorang idiot kecil."

Yunho menangkap pergelangan yangan Jaejoong dengan satu tangan, kembali tersenyum malas, memperlihatkan giginya. "Ya dan kau telah dijebak oleh korban bodohmu sendiri."

Yunho masih merasa murka, Yunho jelas lebih kuat.

Mungkin Jaejoong memang sedikit idiot.

Yunho mencium Jaejoong. Akan tetapi tidak seperti terakhir kali. Kali ini adalah dua orang musuh terlibat dalam sebuah pergelutan untuk ... Untuk sesuatu.

Jaejoong terus melawan akan tetapi tidak ada gunanya, sementara Yunho mengajarkan sebuah pelajaran yang menyenangkan mengenai sebuah emosi yang tidak Jaejoong kenal ...atau tidak Jaejoong inginkan.

Jaejoong masih merasa panas, siap untuk melemparkan pukulan dan kata kata makian, akan tetapi Yunho mengumpulkan tangan Jaejoog dalam genggaman di atas kepalanya. Menindih kaki Jaejoong dengan kakinya. Ketika Jaejoong bergeser ke sisi, Yunho menempatkan lututnya lebih dekat di antara kaki Jaejoong sehingga herakan tersebut membuat kakinya terbentang lebih lebar.

Yunho memasukkan lidahnya ke telinga Jaejoong, membuatnya menjadi lembab, kemudian Yunho meniup lubang telinga Jaejoong dengan lembut, menimbulkan rasa merinding di kulitnya. Mengambil bibir bawahnya dengan lembut di antara giginya, Yunho membuka mulut Jaejoong dan menciumnya ...dan kali ini ciuman mereka bukan perang.

Yunho mendorong dan Jaejoong menerima. Rasa merinding yang dingin memberikan jalan untuk gesekan hangat dari paha Jaejoong dengan pahanya, terhadap kedalaman lembut dalam diri Jaejoong. Dan lidahnya masih bermain di mulut Jaejoong, menciptakan kegelisahan yang penuh keterampilan.

Yunho meluncurkan tanganya yang bebas ke belakang leher Jaejoong. Memiringkan kepalanya, dan membuka tubuh Jaejoong dengan perhatian apapun yang Yunho pilih untuk di limpahkan. Bibir Yunho meninggalkan bibir Jaejoong untuk meluncur melintasi kulit tenggorokanya. Yunho hampir membelai Jaejoong dengan bibirnya, mecicipi seluruh tubuh Jaejoong dengan lidahnya.

Yunho membuka kancing kemeja atas Jaejoong secara bertahap, dan tatapanya melihat bagian bagian dadanya yang menonjol " Indah." Yunho bergumam. "Sesuatu yang kau sembunyikan dan di bungkus seperti hadiah dalam kain kasar." Yunho berhasil mele0as semua kancing kemeja Jaejoong.

Setiap Jaejoong menarik nafas, tatapanYunho menjadi lebih terpusatkan dan Jaejoong tahu ... Jaejoong tahu apa yang akan Yunho lakukan. Akan tetapi Yunho menunggu, menikmati pemandangan  diri Jaejoong, menyiksanya dengan harapan.

Akhirnya ketika Jaejoong berada di ambang untuk berteriak kepadanya untuk menyentuhnya, Yunho mengangkat tangan dan menyentuhkan jemarinya ke dada berisi Jaejoong. Dengan lembut Yunho menyentuh Jaejoong.

Kelopak mata Jaejoong tiba tiba teralu berat untuk di buka ketika dengan helaan nafas yang lembut, matanya menutup. Ibu jari Yunho melingkari puncak niple Jaejoong, dan puncak niple itu menegang dengan kencang.

Jaejoomg benci bahwa Yunho telah mengantisipasi reaksinya, tahu kemana harus mencari, dimana harus menyentuh, apa yang harus ia lakukan. Yunho mengajarkan keinginan yang amat sangat ...

Merendahkan kepalanya, Yunho menekankan sebuah ciuman di tempat yang ia sentuh. Ujung lidah Yunho memberikan kontak, memberikan Jaejoong kehangatan, kemudian kelembapanya mendingin, dengan kenangan.

Jaejoong merasa santai, menunggu untuk gerakan selanjutnya.

Ketika, seperti sebuah kejutan air dingin, tangan Yunho membuka kancing celana Jaejoong.

Mata Jaejoong terbuka, Jaejoong melompat. Jaejoong berkata." Hentikan Mr. Jung."

"Tidak." Ekspresi wajah Yunho tidak berubah. Ia masih tampak malas.

Jaejoong benar benar menyadari apa yang akan di lakukanya.
"Kau tidak dapat melakukan ini!".Jaejoong menendang Yunho.

"Aku dapat melakukanya." Yunho menghalangi Jaejoong dengan kakinya dan berat tubuhnya.

"Aku akan menjerit."

"Kurasa tidak." Telapak tangan Yunho meluncur ke perut rata Jaejoong. "Kurasa Bibi Yoori tidak dapat mendengarmu, dan aku tahu bahwa kau tidak ingin dia bergegas menuruni tangga untuk menolongmu. Kau tidak ingin dia melihatmu di tempat tidur denganku. Dia mungkin sadar bahwa kau tidak berusaha membebaskan diri seperti seharusnya."

"Kau mahluk yang hina." Dan Yunho memang benar.

"Aku tahu. Akan tetapi walaupun kau seorang perjaka, kurasa kau mengerti bahwa kau aman selama celanaku terpasang dengan erat."

"Ya, jadi" Jaejoong tidak membiarkan Yunho untuk melihat rasa lega di wajahnya.

Akan tetapi Yunho tahu Jaejoong perlu di yakinkan. "Aku tidak akan melukaimu. Aku hanya akan menunjukkan kepadamu apa yang sebenarnya kau butuhkan."

"Apa maksudmu"? Yunho benar benat orang yang kurang ajar! " Satu satunya dan yang aku butuhkan adakah uang tebusanmu!"

Yunho tergelak dengan kegembitaan yang riil. "Dan hal itu membuktikan betapa kau sama sekali tidak tahu apa apa."

"Aku membencimu."

"Hampir sebanyak kau menginginkan aku."

Yunho adalah laki laki yang kurang ajat dengan segi yang kelewat besar, di akibatkan terlalu banyak uang dan kekuasaan. Nafas Jaejoong tercekat ketika tangan Yunho mengelus perut bagian bawah, sebuah perasaan yang membuat Jaejoong lemas dan tunduk ketika ia seharusnya melawan ...

Jaejoong bertatap pandang dengan Yunho, dengan bisu menolak apa yang seharusnya ia tolak secara fisik. Keheningan diantara mereka mendalam. Jari jari Yunho menyisir rambut rambut halus di antara kaki Jaejoong, setiap sentuhan mengajarkanya untuk melupakan kepolosanya.

Ketegangan akibat menunggu membuat kulitnya menjadi tegang, Jantungnya berdetak dengan lompatan kecil, seolah olah mengatakan ia harus melarikan diri. Sekarang.

Kemudian tangan Yunho menemukan sesuatu yang bisa ia mainkan dengan jari jarinya. Jaejoong merintih karena hasrat, kemudian mengigit bibir bawahnya untuk menahan lebih banyak suara yang menunjukkan kenikmatanya.

Yunho hampir tertawa geli menemukan sesuatu dari Jaejoong yang dapat membuatnya semakin membanggakan diri. Dengan perlahan jari Yunho bergerak di sana. "Kau sudah sangat tegang, Jaejongie."

Jaejoong berusaha untuk mempertahankan pandanganya kepada Yunho, ia berusaha untuk tidak menjerik karena nikmat, akan tetapi gerakan jemari Yunho membuat merintih.

Lutut Yunho tetangkat. Tubuh Yunho menginginkan lebih, dan Jaejoong kehilangan kendali diri.

Dengan teriakan yang tidak jelas, Jaejoong merengkuh lengan Yunho. Yunho memeluk Jaejoong dalam tubuhnya bergerak seolah olah rasa putus asa yang sama memasuki Jaejoong juga memenuhinya.

Kebutuhan Jaejoong mendorong dirinya. Jaejoong merangkul lengan Yunho, mengikat pria itu kepadanya. Pahanya menggantikan tanganya. Mereka saling menggesekkan tubuh, dan menggoyangkan pinggul. Mereka saling merapatkan tubuh, masih masih mencari kepuasan dengan rasa putus asa hingga mereka berguncang bersama, lega akan tetapi merasa frustasi.

Betapa detik kemudian kegembiraan menurun. Jaejoong tekulai dalam pelukan Yunho, menarik nafas ngeri, berusaha untuk kembali ke dunia normal ... Sementara itu ia mengetahui dunia tidak akan normal kembali.

Yunho berjanji dengan alasan yang tepat. Ia tidak akan memaksakan seseorang kepada dirinya

Mata Jaejoong tiba tiba terbuka, dan mata itu memandang ke arah Yunho.
Yunho tidak memiliki  kekuatan diri untuk menyembuyikan kemenanganya.

Yunho menyadari apa yang telah ia berikan pada Jaejoong. Apa yang telah ia ambil. Yunho tersenyum penuh kemenangan dan seketika menyadari kesalahanya.

Penolakan menyala di mata Jaejoong, dengan kadua tanganya menolak di dada Yunho, Jaejoong mendorong menyingkirkan pria itu dari tempat tidur.

Yunho menghantam lantai dengan punggung.

Jaejoong bergerak cepat di atasnya dan lari menaiki anak tangga.

Melompat dengan kakinya, didorong oleh hasrat Yunho mengikuti. Kakinya mengenai tangga terbawah sebelum ia menyadari kenyataanya.

Yunho berhenti. Ia menatap kakinya.

Belenggu di sekitar kakinya telah rusak.

Ia telah bebas.

 

                      ~TBC~

1 komentar:

  1. 1xbet korean - Legalbet.co.kr
    1xbet korean. How to bet on 1xbet korean. 1xbet es How to place 1xbet korean odds in a casino.

    BalasHapus